Thursday, September 15, 2011

PSMS Medan Sisakan 23 Pemain Buruan

Pemain proyeksi untuk memperkuat PSMS pada kompetisi mendatang hanya bersisa 23 pemain. PSMS mengaku terlambat merekrut dua orang pemain yang berasal dari Arema Malang yakni Fahrudin dan Agung. Mereka keburu direkrut Persija Jakarta. Pemantau pemain seleksi PSMS Roekinoy mengakui pihaknya kurang gesit menggaet pemain proyeksi mereka. “Jadi hingga saat ini kita sudah berhasil merekrut 16 orang. Sisa tujuh lagi yang hingga saat ini belum mengikuti proses seleksi,” ujarnya di sela-sela proses seleksi di Stadion Kebun Bunga, Rabu (14/9). Sempat mengemuka pada Rabu (14/9) seluruh pemain yang kini tinggal 23 orang itu akan hadir. Namun, pada hari ketiga seleksi pemain hanya bertambah tiga orang. “Kita memang memberikan kelonggaran waktu kepada pemain untuk mengurusi masalah mereka dengan klub asal. Namun, tentunya lebih cepat akan semakin baik,” ujar Kinoy. Ada pun pemain yang sudah ikut bergabung dalam sesi latihan pada Rabu (14/9) yakni Eko Prasetyo, Wawan dan Didit Fitriyo dari Persis. Namun, Kinoy juga sempat menuturkan, Njanka, Saha, Menoh dari Persipasi dan Mansyur dari Persiba sudah tiba di Medan hari ini sudah bisa mengikuti seleksi. “Meski sambil berjalan dan menungu semua pemain proyeksi terkumpul, waktu pematangan pemain terus kita lakukan,” jelasnya. Mengenai ada pemain yang tak jadi direkrut, Kinoy membenarkan hal itu. “Ya, ada dua pemain yang gagal direkrut karena keduluan Persija Jakarta. Kedua pemain itu berasal dari Arema,” tuturnya menerangkan. Dengan jumlah pemain nantinya 23 orang, diharapkan bisa menjadi satu tim yang solid. “Bekerjasama, kompak dan semangat itu yang penting. Jadi kita bisa menatap sukses di masa depan,” kata Kinoy lagi. (saz/sumutpos)

Seleksi tak jelas, pemain kabur

MEDAN - Urung menggelar seleksi, PSMS kena batunya. Bosan dengan kondisi yang serba tidak pasti, dua pemain yang dipanggil seleksi memilih mundur. Fajar Handika dan Dedi Gusmawan akan kembali mengikuti latihan di PSPS Pekan Baru. Tentu ini kerugian buat tim. Alih-alih bertambah, pemain yang sudah mendarat ke Medan justru berkurang. Selain itu dua nama tersebut merupakan rekomendasi calon suksesor PSMS, Abdul Rahman Gurning. Soal kapasitas, Gurning sudah tak perlu lagi mengetesnya. Gurning pun menyayangkan kepergian dua mantan anak asuhnya di PSPS itu. "Mereka bersedia kemari padahal termasuk pemain yang akan dipertahankan PSPS. Mereka anak Medan dan lama di PSDS. Tapi sekarang mereka mau pergi saya tidak bisa tahan,” ujarnya. Namun tak tertutup kemungkinan keduanya masih bisa berbaju PSMS. Diketahui keduanya belum menandatangai perpanjangan kontrak di PSPS. Fajar Handika sendiri menyatakan alasannya balik ke Pekan Baru karena ketidakjelasan proses seleksi yang terus mundur. Selain itu ia menilai manajemen PSMS tak serius menginginkan tenaganya karena tidak ada komundikasi. "Tak ada komunikasi dengan saya dari manajemen. Saya sudah tunggu. Tapi kalau tidak pasti sampai kapan saya tunggu. Saya lihat tidak ada keseriusan. Kompetisi sudah mau mulai bisa-bisa kita pemain tidak punya klub,” ujar Fajar. Fajar tak menampik hasratnya untuk bermain dengan PSMS Medan. Apalagi sebagai pemain asal Medan, PSMS tentu pilihan utama. Sebelumnya ia dibesarkan PSDS Deli Serdang. “Anak Medan mana yang tidak mau main disini (PSMS-red). Tapi saya harapkan keseriusan yang ditunjukkan manajemen,” lanjutnya

Pierre Njanka tiba di Medan

MEDAN - Satu dari tiga pemain asing yang akan memperkuat PSMS Medan sudah mendarat di Medan. Adalah Pierre Njanka Beaka, pemain asal Kamerun yang sudah tiba di Mess PSMS di Kebun Bunga malam ini. Sementara dua pemain lainnya Ikpefua Osas Marvellous Saha, dan Stephen Nagbe Mennoh menyusul. Menurut calon asisten pelatih PSMS, Roekinoy, Pierre Njanka baru akan mengikuti latihan Kamis (15/9) ini. Sama seperti yang lain, Njanka akan lebih dulu dipantau sebelum mendapat sodoran kontrak dari manajemen. “Pemain asing tetap harus dipantau dan nantinya melalui persetujuan pelatih kepala," ujar Kinoy yang juga pelatih PSMS U-21. Sebelumnya, Pierre Njanka bermain di klub Aceh United. Namun di putaran kedua ia tak lagi dipertahankan di luar status kompetisi LPI yang bubar di tengah jalan. Pemain kelahiran 15 Maret 1975 sebelumnya bermain di Arema Indonesia pada musim kompetisi ISL 2009-2010. Perannya di lini belakang sukses mengantar Singo Edan menjuarai ISL musim tersebut. Njanka adalah salah satu anggota dari timnas Kamerun yang bermain di Piala Dunia 1998 dan 2002, kemudian di Piala Afrika 2004. Dia telah memperkuat timnas Kamerun sebanyak 47 kali dan mencetak 2 gol. Seleksi calon pemain PSMS 2011-2012 sampai saat ini belum bisa dilakukan secara maksimal karena belum bergabungnya seluruh pemain yang dipanggil. Pemain-pemain lokal yang mengikuti seleksi di antaranya Ramadhan Syahputra (Persita), Arie Priatna, Zinal Anwar (Persipasi), Anto Samba (Persikabo), Simon Kujiro (Semarang United), Dede Sulaiman (PSPS), Arifin Genuni (PSAP), Masrudin Almassi (Persematra) dan Denny Rumba (PSPS). Selain mereka ada empat mantan pemain yang dipertahankan dari skuad PSMS 2010/2011 yakni Zulkarnaen, Mahadi Rais, Sahbani, dan Novi Handriawan.

40 klub PSMS kemana saja selama ini?

MEDAN - Kompetisi PSSI musim mendatang akan segera bergulir, namun PSMS masih berkutat dengan permasalahan internal yang mulai mengancam kelangsungan klubnya. Perbedaan persepsi soal keberadaan PT PSMS kini justru meruncing. Pengurus PSMS dan para klub anggotanya masih saling mempertahankan argumennya soal perusahaan yang menjadi aspek legal PSMS di ISL 2008/2009 itu. Sebelumnya, 40 klub itu membahas keberadaan PT PSMS dalam pertemuan di Grand Aston Sabtu (10/9) lalu. Keinginan pengurus klub yang ingin PT PSMS tak dilupakan keberadaannya berbalas dengan pengurus PSMS yang mempertanyakan legalitas PT PSMS saat ini.Pengurus PSMS yang juga salah satu komisaris PT PSMS, Benny Tomasoa, mengaku heran dengan kemunculan PT PSMS yang selama ini bak hilang ditelan bumi. “Saya saja sebagai salah satu komisaris di PT PSMS heran. Kok tiba-tiba PT muncul? Selama ini kemana? Waktu kita pengurus PSMS saat mengarungi kompetisi dua musim kemana PT, apakah pernah mau tau dengan PSMS?” kata Benny mempertanyakan. Yang juga membuat Benny kesal, mengapa PT mempersoalkan lagi untuk meninjau ulang MoU atau nota kesepahaman PSMS dengan pihak investor. “Sebenarnya yang benar PSMS itu diserahkan pengelolahannya ke Pemko Medan dalam hal ini walikota. Dan pak wali bekerja sama dengan investor. Mengapa PT mempersoalkan? PT saja sampai saat ini tidak bisa memperlihatkan aspek legalitasnya,” ujar Benny tadi malam. Menurut Benny, sejak PSMS degradasi dari ISL 2008/2009, keberadaan PT PSMS tidak jelas. “Tidak pernah rapat sekali pun. Seharusnya kalau mereka faham aturan perusahaan harus rapat dewan direksi dan komisaris dululah baru RUPS,” ujarnya. Jika ditilik, ini seperti sebuah langkah mundur. Betapa tidak, PSMS sudah menandatangani MoU dengan konsorsium dan mendaftarkan PSMS dengan PT Bintang Medan Metropolitan. Artinya, PSMS sudah cukup siap dalam urusan administrasi dan mulai mempersiapkan skuad untuk musim depan. "Jika memang mau diperdebatkan harusnya sudah tuntas sebelum penandatangan MoU dengan konsorsium," ujarnya. Sementara itu, Ketua KONI Medan, Dzulhifzi Lubis, mengatakan pihaknya turut mengimbau agar 40 klub pemilik PSMS tidak lagi memperdebatkan soal PT PSMS sebagai legalitas klub. “PSMS sudah menjalin kesepakatan dengan konsorsium. Kenapa malah sekarang masalah legalitas PT PSMS yang diperdebatkan lagi? Harusnya kita duduk bersama untuk memajukan PSMS,” ujar pria yang akrab disapa Opung Ladon itu.

Wawan Widiantoro coba peruntungan di PSMS

Calon peserta level 1, PSMS Medan, kembali kebanjiran lamaran. Kali ini pemain sayap gaek Persik Kediri, Wawan Widiantoro, mencoba peruntungannya di klub berjuluk Ayam Kinantan ini. Wawan sendiri tak membantah keinginannya hengkang dari klub yang diperkuatnya sejak 2003 itu. “Saya terpaksa hengkang dari Persik karena sudah tidak lagi masuk dalam rencana kedepan. Semoga saya bisa diterima PSMS," ungkap pemain yang selalu memakai nomor punggung 32 itu. Wawan tak lantas akan langsung berkostum hijau PSMS. Ia terlebih dahulu harus menjalani seleksi bersama dengan para pemain lain yang direkomendasikan. Sebelumnya, Wawan tak termasuk dalam list pemain Persik yang dipertahankan. Jaya Hartono, arsitek Persik memutuskan hanya mempertahankan enam pemain dari skuad musim lalu. Wawan turut andil salah satu pemain veteran yang pernah membawa tim "Macan Putih" juara Liga Indonesia pertama pada 2003 silam, akhirnya memilih hengkang. Sebelumnya, PSMS menetapkan 27 nama calon pemain termasuk di antaranya pemain asing seperti Osas Marvellous Saha, Pierre Njanka, dan pemain-pemain lokal yang berpengalaman di liga. Seleksi sendiri telah dimulai sejak Senin kemaran di Stadion Kebun Bunga Medan setelah sempat tertunda karena banyaknya pemain yang belum bergabung. Calon Pelatih PSMS, Abdul Rahman Gurning, mengatakan akan lebih dulu memantau kemampuan pemain yang disodorkan manajemen. "Yang pasti saya lihat awalnya dari simulasi game. Baru kemudian melihat fisik pemain," ujar Gurning.

PSMS jangan lagi ditangani secara amatir

PSMS Medan tengah beranjak menuju profesional untuk berlaga sebagai peserta kompetisi musim depan. Namun kondisi serba tidak jelas masih juga menghinggapi klub berlambang daun tembakau ini. Terlihat dari persiapan yang masih sebatas wacana. Mulai dari penentuan posisi Chief Executive Organizer (CEO), kontrak pelatih yang masih belum jelas hingga proses seleksi yang terus tertunda. Akibatnya persiapan PSMS sebagai calon peserta level 1 dipastikan terhambat. Menanggapi hal ini, Parlin Siagian selaku pemerhati sepakbola berkomentar PSMS harusnya tidak bergerak terburu-buru karena belum jelasnya posisi penanggung jawab tim, dalam hal ini CEO. “Seleksi itu harusnya siapa yang bertanggung jawab? CEO kan? Sekarang sudah ada belum CEO-nya? Semuanya kan masih belum jelas. Jadi wajar saja jika seleksi pun juga belum jelas,” ujar Parlin saat dihubungi Waspada Online baru-baru ini. Namun Plt Ketua Umum PSMS, Idris SE, yang mewacanakan bakal segera menunjuk CEO. Beberapa nama sempat beredar di antaranya Wahyu Wahab, Dityo Pramono, dan Benny Tomasoa. Nama terakhir disebutkan menguat. Idris juga mewacanakan seleksi pada 6 September lalu yang sampai saat ini masih mengambang. "Yang mewacanakan sudah berada di posisi yang profesional nggak? Kalau masih berposisi sebagai pengurus kan masih dalam tingkat amatir," ujar Parlin menambahkan PSMS harusnya melakukan langkah-langkah profesional sebagai calon peserta level 1. “Langkah yang profesional harusnya dilakukan oleh orang-orang yang profesional pila. Apakah pengurus yang sekarang sudah profesional? Sementara PSMS kan sudah beranjak profesional, jadi tidak lagi pengurus yang mengambil keputusan. Jadinya, kita masih berada di area amatir,” ketusnya.