Monday, December 14, 2009

Rawan Tergusur

Setelah melakoni empat pertandingan tanpa terkalahkan, akhirnya pada pertandingan kelima saat bertandang ke markas Persipasi Bekasi, anak asuh Suimin Diharja menemui karang terjal yang memaksa mereka pulang tanpa membawa poin sebiji pun.

Padahal, dalam empat pertandingan sebelumnya, Affan Lubis dkk sukses mengumpulkan poin 8, hasil dari dua kali bermain imbang, yakni atas Persih Tembilahan dan Persires rengat, masing-masing dengan skor 0-0, serta dua kali meraih kemenangan, masing- masing atas PSAP Sigli (2-1) dan PSSB (3-2).

Terlepas dari rasa sesal dan kecewa akibat kekalahan yang dialami dari Persipasi kemarin (11/12), namun sebagai tim yang menargetkan kembali ke ajang Indonesia Super League (ISL) ada baiknya kekalahan itu menjadi bahan evaluasi demi perbaikan tim ke depannya.
Apalagi, laga Divisi Utama musim ini pun baru menyelesaikan lima pertandingan. Artinya, masih cukup panjang jalan yang harus dilalui sebelum akhirnya promosi dan kembali mentas di kancah sepak bola paling elit di negeri ini.

Tapi sebelum melangkah terlalu jauh, ada baiknya bila sejak sekarang seluruh pemain, pengurus dan offisial tim terus menghitung seberapa besar peluang yang dimiliki tim Ayam Kinantan untuk terus bersaing di papan atas Divisi Utama musim ini.
Misalnya, setelah takluk dari Persipasi kemarin, Affan Lubis dkk menduduki peringkat ketiga. Tapi, apakah posisi yang tepat di bawah Semen Padang dan Persipasi ini sudah cukup aman dari kejaran para pesaingnya?

Tentunya tidak. Pasalnya, sejauh ini bersama Persih, Persires, PSSB dan PSAP, tim Ayam Kinantan tercatat sebagai tim yang paling sering tampil, yakni sebanyak lima kali.

Bahkan Semen Padang yang memimpin klasemen Wilayah Satu Divisi Utama baru melakoni laga sebanyak empat kali, atau memiliki satu pertandingan sisa lebih banyak dibanding PSMS.

Tak hanya tim Kabau Sirah (julukan Semen Padang), empat tim yang posisinya tepat di bawah PSMS pun memiliki jumlah pertandingan yang lebih sedikit.

Persikabo dan Persiraja yang menempati peringkat ketiga dan keempat dengan masing-masing mendulang poin 7, baru melakoni laga sebanyak tiga kali (Persikabo) dan empat kali (Persiraja).

Nah, jika kedua tim ini mampu melakukan sapu bersih atas dua pertandingan sisa, praktis keduanya akan mendulang poin 13, atau 5 angka lebih banyak dari yang ditabung PSMS. Ancaman juga datang dari Persita, yang meskipun saat ini menempati peringkat ketujuh, namun tim berjuluk Pendekar Cisadane ini baru memainkan tiga laga.

Andai tim asal Tangerang ini mampu memenangkan dua laga ke depan, maka jumah poin yang mereka kumpulkan adalah 12, atau empat angka lebih banyak dari PSMS, meskipun jumah pertandingan yang dimainkan sama jumlahnya. Artinya, posisi ketiga yang ditempati tim Ayam Kinantan masih rawan tergusur oleh tim lainnya.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun wartawan koran ini dari PT Liga Indonesia menyebutkan jika dua tim teratas dari masing-masing grup di Divisi Utama akan memiliki satu tiket ke babak delapan besar.

Nah, bagi juara Divisi Utama, runner up dan peringkat tiga akan lolos langsung, sementara peringkat empat harus melewati babak playoff sebelum berlaga di ajang ISL. Pertanyaannya, mampukah PSMS menjadi satu di antara tiga tim yang lolos secara otomatis ke ajang ISL?
“Kita harus segera berbenah. Masih banyak yang hilang dari skema permainan yang ditelah rancang sebelumnya. Jelas ini mempengaruhi hasil akhir dan posisi kita di klasemen sementara. Mumpung masih menyisakan banyak pertandingan, kita harus segera menemukan solusi agar permainan tim kian solid,” kata Suimin Diharja, pelatih PSMS, kemarin.

Ternyata tak hanya Suimin, barisan suporter PSMS yang berada di Bekasi pun memiliki penilaian yang sama.
Pio Sembiring dari PSMS Medan Fans Club yang menonton langsung pertandingan antara PSMS melawan Persipasi mengatakan bahwa penampilan PSMS cenderung tak berpola pasca Edu Juanda dan Osas Saha ditarik keluar lapangan.

“Lini tengah PSMS kacau saat Edu ditarik. Imbasnya, pemain Persipasi berhasil mengambil alih alur serangan dan mendikte permainan, karena menguasai lini tengah yang mengakibatkan suplai bola ke lini pertahanan lawan mudah dibaca. Sebaliknya dengan Persipasi, keberhasilan mereka menguasai lini tengah membuat aliran bola ke lini depan semakin lancar dan kerap membahayakan pertahanan PSMS,” kata Pio

Menanti Uluran Tangan Trimedya

TERNYATA jamuan makan malam yang digelar Trimedya Panjaitan-anggota DPR RI asal Sumut usai PSMS takluk 1-3 dari Persipasi lalu bukan sekadar perjamuan biasa.

Setidaknya seperti yang diungkapkan oleh manejer tim PSMS Drs Hendra DS, bahwa Trimedya memiliki niat untuk membantu PSMS Medan dalam mengarungi Divisi kerasnya persaingan di ajang Divisi Utama musim ini.

Apa yang disampaikan oleh Hendra DS ini tentu saja kabar bagus, bukan hanya bagi punggawa tim Ayam Kinantan, tapi juga masyarakat sepak bola Sumut, utamanya pecinta tim Ayam Kinantan. Sayangnya, belum dijelaskan secar rinci dalam bentuk apa bantuan yang akan diberikan Trimedya Panjaitan tadi.

Hanya satu yang pasti, Trimedya akan membantu membereskan dokumen milik punggawa lawas Ariel Guiteres, yang semua dokumennya sudah kedaluarsa sehingga urung memperkuat PSMS Medan di ajang Divisi Utama musim ini.

Di samping itu, menurut Hendra, Trimedya juga menawarkan rekan-rekannya yang diperkirakan bersedia menjadi sponsorship bagi PSMS.
“Trimedya memang berencana membantu PSMS. Terutama untuk urusan administrasi pemain asing. Karenanya, kita telah sampaikan kepadanya (Trimedya, Red) untuk membantu segala hal yang berhubungan dengan dokumen Ariel Guiteres, “ kata Hendra.
“Kalau memang rencana membantu PSMS ini terlaksana, sungguh ini sebuah berkah bagi PSMS. Karenanya, niat tulus itu harus diimbangi dengan tekad membara untuk meloloskan tim berlaga di Superliga,” tambah Hendra.

Rencananya, apa yang diungkapkan oleh Trimedya tadi segera direalisasikan Senin (14/12) besok. “Hari Senin semuanya akan dimulai, terutama segala hal yang berkaitan dengan dokumen pemain asing,” lanjut Hendra.

Jika Ariel dapat memperkuat PSMS, praktis problem lini tengah yang selama ini bergantung kepada duet gelandang senior Affan Lubis dan Edu Juanda sedikit teratasi.

Kemungkinan untuk itu terbuka lebar, karena sejauh ini PSMS baru memiliki dua pemain asing Osas Saha dan Nyek Nyobe. Padahal kuota yang ditetapkan Badan Liga Indonesia (BLIL) adalah tiga pemain asing bagi seluruh klub yang berlaga di Divisi Utama.
Sialnya, meski semua permasalahan telah menemukan solusi, bisa jadi semuanya akan mentah ditengah jalan, karena minimnya anggaran yang dimiliki PSMS.

Ini bisa dilihat dari perjalanan PSMS sejauh ini. Jangankan untuk menyodorkan kontrak kerja kepada Ariel Guiteres, untuk memenuhi kebutuhan tim dengan pemain yang sudah ada pun manajemen PSMS sudah kewalahan, sehingga sempat beredar rumor yang menyebutkan jika Suimin Diharja, pelatih PSMS yang terkenal akrab dengan seluruh pemain akan didepak dari tim Ayam Kinantan. Jadi?

Badai Cedera

TIGA skuad PSMS harus digotong keluar lapangan saat PSMS dikandaskan Persipasi kemarin. Mereka adalah Edu Juanda, Osas Saha dan kapten tim Slamet Riyadi. Edu dan Saha cedera karena mendapatkan perlakuan kasar pemain Persipasi, sedangkan Slamet kembali mengalami gangguan pada tumit kakinya.

Di antara ketiga pemain itu, Saha mengalami cedera yang paling parah. Usai mencetak gol pada parti resmi perdananya bersama PSMS melawan Persipasi, pengawalan Saha diperketat barisan pertahanan Persipasi. Bahkan terkesan kasar sehingga menyebabkan Saha tergeletak di tengah lapangan.

Sedangkan Edu hanya mengalami benturan, sehingga cederanya diprediksi tidak begitu parah dan tidak memakan waktu lama untuk pulih.
Beruntung PSMS punya waktu cukup luang setelah partai kontra Persipasi. Baru pada tanggal 27 Desember nanti PSMS kembali merumput di kandang sendiri melawan Persiraja Banda Aceh. Melihat kondisi itulah dr Rory Pane selaku dokter tim yakin masih cukup waktu untuk kembali memulihkan kondisi cedera pemain.

“Tidak terlalu parah. Saha kena engkelnya, Edu dan Slamet hanya terbentur. Kita punya cukup waktu untuk melakukan perawatan setelah kembali ke Medan,” terang dr. Rory.

Suimin juga yakin bahwa cedera yang dialami tiga pemainnya itu tidak berlangsung lama. “Faktor lelah plus permainan keras tuan rumah membuat beberapa pemain cedera. Mudah-mudahan cepat pulih karena cederanya tidak terlalu parah,’ harap Suimin.

Selain ketiga pemain tersebut, Affandi Lubis juga sudah lebih dulu meringis ketika mengalami cedera saat PSMS menang 3-2 melawan PSSB Bieruen. Kalau para pemain yang cedera tidak pulih saat PSMS melakoni laga selanjutnya, bisa jadi Suimin bakal kelimpungan karena minimnya skuad yang ada

Mendapat Jamuan dari Trimedya Panjaitan

MESKI menelan duka karena kalah melawan Persipasi, namun Suimin Diharja dan seluruh perangkat tim tetap masih mensyukuri satu hal. Yakni rasa kebersamaan dan kecintaan masyarakat perantau yang ada di kawsan sekitar Bekasi kepada PSMS.
“Kita berduka karena PSMS kalah. Tapi kita juga patut bersyukur ternyata PSMS tidak berjuang sendirian. Masih banyak yang peduli dengan PSMS,” kata Suimin.

Ya, usai laga kemarin seluruh skuad dijamu makan malam di Restoran Sederhana oleh anggota Komisi 3 DPR RI Trimedya Panjaitan SH yang merupakan putra daerah Medan.

Dihubungi, Trimedya Panjaitan mengatakan miris dengan kondisi PSMS saat ini. Meskipun sudah mempunyai seabrek kesibukan di Ibu Kota, rupanya Trimedya tetap memantau perkembangan PSMS lewat surat kabar.

“Sejak dulu saya memang cinta PSMS. Sebagai orang Medan, tentu saja hal itu wajar. Sayangnya sekarang PSMS seperti kehilangan taji. Saya berharap siapapun yang mengurus PSMS haruslah paham dan cinta sepak bola,” kata politisi dari partai PDIP itu.

“Walau akhirnya PSMS turun kasta ke Divisi Utama, dukungan harus tetap kita berikan. Intinya, semua pihak harus saling dukung agar PSMS bisa kembali menunjukkan kelasnya,” tambah Ketua Umum Serikat Pengacara Indonesia itu.
Trimedya yang juga menonton langsung saat PSMS takluk dari Persipasi mengatakan jika PSMS masih punya potensi untuk kembali menunjukkan kelasnya.

Khusus pada laga melawan Persipasi, Trimedya pun mengaku tidak puas dengan kepemimpinan wasit. “Wasit tampaknya memang kurang netral dalam memimpin pertandingan. Padahal di awal-awal pertandingan, penampilan anak-anak sangat menjanjikan,” lanjutnya.
Karena hal tersebut di atas menajer tim PSMS Hendra berharap agar seluruh pemain mampu menjaga mental dan semangat bertandingnya. “Ini bukan akhir segalanya. Perjuangan masih panjang. Semua harus tetap semangat untuk kembali bangkit,” beber Hendra