Wednesday, November 4, 2009

Tekad ke ISL bulat

Tekad PSMS untuk melaju ke Indonesian Super League (ISL) hanya dalam satu musim degradasinya ke Divisi Utama, kembali digaungkan. Beberapa tindakan guna mencapai tekad itu pelan-pelan dipoles.

Dzulmi Edlin, ketua umum PSMS sudah menyatakan kesepakatan akan kontrak pemain asing. Di samping itu, pemain lokal juga terus mendapatkan sorotan. Terutama dari sektor kualitas.

“Setelah melalui perbincangan yang panjang, Ketum akhirnya menyetujui kontrak pemain asing. Artinya, segala sesuatu untuk tekad kembali ke ISL musim depan memang menjadi harapan bersama,” ujar Hendra mewakili Dzulmi.

Awalnya, penggalangan dana merupakan hal utama yang diupayakan untuk mencapai tekad tersebut. Tapi tak melulu pendanaan, kesiapan tim pun menjadi prioritas. Bahkan Ketum berencana untuk turut memperhatikan kondisi tim. Dalam artian, pemain yang dilaporkan pelatih akan kinerjanya selama ini, akan dievaluasi bersama oleh jajaran manajemen dan pengurus PSMS.

“Jadi, Ketum juga ingin tahu pemain yang diajukan untuk dikontrak, dan yang diajukan untuk dibuang. Setelah kami menerima laporan dari pelatih, hasilnya akan dimusyawarahkan bersama,” lanjutnya.

Hal ini terkait dengan sistem promosi-degradasi yang dilancarkan Suimin Diharja -arsitek PSMS. Dengan rencana itu, ada beberapa pemain yang duduk di daftar tunggu. Seandainya ada pemain yang dicoret karena dianggap tak bermutu, maka akan segera ada gantinya. Dan pemain yang duduk di daftar tunggu itu rata-rata pemain yang awalnya sempat seleksi pembentukan skuad PSMS tahap pertama di Stadion Teladan beberapa waktu lalu. Nah, itulah yang akan disoroti bersama

Lampu hijau Edu, Ariel


PT Liga Indonesia (LI) memberi lampu hijau kepada dua calon pemain PSMS, Edu Juanda dan Ariel Gutieres, masuk skuad tim asuhan pelatih Suimin Dihardja tampil di Kompetisi Divisi Utama PSSI 2009/2010 yang dijadwalkan 25 November mendatang.

Menurut keterangan yang diperoleh Waspada, Selasa, Direkur PT LI Joko Driyono kepada manajemen PSMS memberi harapan bagi status dua gelandang yang tengah mengikuti seleksi itu.

Kendati begitu, PT LI mengisyaratkan masuknya Ariel dan Edu yang nasibnya masih menggantung akan menyebabkan dua pemain yang sudah didaftar berkurang. Di samping itu, keduanya belum bisa memperkuat PSMS di laga pertama nanti.

Kepastian itu didapat, setelah seorang ofisial menanyakan langsung perihal kemungkinan bisa tidaknya PSMS melakukan penggantian pemain. “Direktur PT LI bilang tidak ada masalah, yang jelas minimal dua pemain dicoret sebagai ganti masuknya Edu dan Ariel,” lanjut sumber.

Itu berarti, meski belum mendapat restu dari manajemen, harapan Suimin memperkuat lini tengah juga terbuka karena sebelumnya beredar kabar tidak boleh ada revisi ke-23 pemain yang sudah didaftar.

"Meski belum tentu manajemen atau Ketua Umum mengizinkan, yang jelas PT LI sudah memberi jalan. Kini tinggal memberi masukan kepada manajemen tentang betapa besarnya kekuatan bertambah dengan kehadiran kedua pemain tersebut,” jelas Suimin.

Suimin juga membeberkan, Edu dan Ariel menambah warna ritme permainan PSMS. Selain itu, peran gelandang bertahan (Edu) dan gelandang menyerang (Ariel) tersebut cukup vital di tim dan menjadi motor daya dobrak tim.

Terkait riwayat cedera Edu, Suimin menilai bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. “Kalau saya lihat, Edu mampu mengikuti latihan fisik yang diberikan Nimrot (pelatih fisik PSMS),” jelas Suimin lagi.

Pembagian Grup Divisi Utama:
Grup 1: Persiraja Banda Aceh, PSDS Deli Serdang, PSAP Sigli, PSSB Bireuen, PSMS Medan, Semen Padang, Persires Rengat, Persih Tembilahan, Persita Tangerang, Persikabo Bogor, Persipasi, PS Banyuasin.

Grup 2: Persikad, Persikota, Persikab Bandung, Persis Solo, Gresik United, Persidafon, PSIS Semarang, PPSM Sakti Magelang, PS Deltras Sidoarjo, PS Mitra Kukar, PS Pro Duta (Sleman) dan Persiba Bantul.

Grup 3: PSIR Rembang, Persiku Kudus, PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, Persigo Gorontalo, Persibom Bolmong, PS Mojokerto Putra, Persibo Bojonegoro, Persiram Raja Ampat, Perseman Manokwari, PSBI Blitar dan Persipro Probolinggo

Kans Edu Tipis

MEDAN- Tampil mengesankan selama seleksi, tak menjamin tempat untuk Edu Juanda. Mantan gelandang Timnas SEA Games 2001 itu, harus bersabar dan membuktikan bahwa dia layak berkostum PSMS. Untuk Divisi Utama, kuota pemain setiap klub yang wajib didaftarkan ke PT Liga Indonesia hanya 23 pemain. Dan PSMS sudah mendaftarkan 23 pemainnya, termasuk dua pemain asing Osas Saha dan Nyeck Nyobe. Dengan begitu, peluang bagi Edu Juanda untuk masuk skuad Ayam Kinantan semakin terjepit.

Kalaupun ada peluang bagi Edu untuk membela PSMS, itu baru akan terjadi untuk putaran kedua Divisi Utama. Atau paling cepat Januari mendatang. Dalam draft peraturan mengenai pendaftaran pemain yang di-fax-kan PT LI ke PSMS, dijelaskan pendaftaran pemain terakhir sampai 15 Desember. Tidak dijelaskan mengenai penambahan atau pengurangan pemain.

Secara teori, kans Edu memang masih ada, namun sangat tipis. Itu bila dilihat dari sistem penerapkan promosi-degradasi yang dilakukan arsitek PSMS, Suimin Diharja. Artinya, bisa saja pemain dicoret karena prestasinya anjlok. Konsekwensi dari mencoret pemain, tentu saja harus ada penggantinya agar kuota tetap cukup. Nah, di sinilah celah bagi Edu untuk masuk skuad. Lantas, apakah PT LI akan setuju?
Nah, ini dia yang belum ada jawabannya. Hendra DS manajer PSMS yang ditanyai akan hal itu kemarin, mengaku tidak tahu menahu akan peraturan tersebut. “Sejauh ini, PT LI baru menerangkan seputar pendaftaran pemain. Jadi peluang untuk Edu sebenarnya tidak memungkinkan lagi. Karena kita sudah daftarkan 23 pemain sesuai kuota yang ditetapkan,” beber Hendra. “Kalau pun mungkin, paling tidak Edu harus menanti hingga transfer selanjutnya. Kita lihat saja nanti,” lanjut Hendra.

Pada dasarnya, manajemen sebenarnya masih khawatir mengenai riwayat cedera Edu Juanda yang sempat mengharuskan pemain asli Medan ini istirahat total selama 3 tahun. Saat membela Persebaya, Edu memang sempat mengalami cedera lutut parah.

Menariknya, selama seleksi di PSMS beberapa pekan belakangan, Edu seolah tak pernah merasakan cedera. Puncak penampilan apiknya dibuktikan saat PSMS ujicoba kontra PSKB Binjai baru-baru ini. Dia sukses mengemban peran sebagai motor lini tengah PSMS bersama Afan Lubis.
Maka itu, Suimin tertarik untuk mempekerjakan Edu di lini tengah PSMS. “Edu masih punya kelebihan sebagai geladang. Dia punya umpan-umpan terukur yang bisa memanjakan lini depan PSMS. Kalau memang memungkinkan, saya ingin mengajukan namanya ke manajamen untuk dikontrak,” bilang Suimin.

Reposisi Ala Suimin

Sejak menjatuhkan pilihan menjadi pelatih profesional, Suimin Diharja arsitek PSMS musim ini bisa dibilang penuh kejutan. Itu bisa diingat saat Suimin memutuskan hengkang dari PSMS dan berlabuh ke PSPS beberapa tahun lalu. Padahal, selama mengarsiteki PSMS, Suimin berhasil mengembalikan nama besar PSMS yang ketika itu dalam keterpurukan.

Nah, di PSMS musim ini akankan Suimin mengulang prestasi-prestasinya itu ? Meski belum dapat diketahui saat ini, tapi tampaknya Suimin sudah mulai memperlihatkan pemain yang bakal bersinar. Di lini depan, ada nama Jecky Pasarela yang sepanjang ujicoba selalu mencetak gol. Satu lagi ada juga A Kamil Sembiring pemain paling bungsu alias paling muda di jajaran skuad PSMS musim ini. Meski masih labil, Kamil dianggap punya potensi yang bisa membesarkan namanya kelak.

Di tengah, ada Faisal Azmi, Tri Yudha Handoko hingga Afan Lubis yang sinarnya tampaknya akan kembali terang musim ini. Di bawah, Suimin berani menggembleng pemain yang belum pernah tampil di Divisi Utama bernama Rachi Kumar. Pemain berdarah Tamil ini dimagangkan di PSMS dan berpeluang masuk skuad utama kalau menunjukkan grafik peningkatan kualitas. Di bawah mistar pun demikian, ada nama Irwin Ramadana dan Delli Sulistya yang masih muda dibandingkan kiper senior saat ini, M Halim dan Sony Gunawan.

Menariknya lagi, dalam upaya memunculkan pemain, Suimin masih mengandalkan gaya reposisi alias geser-geser posisi. Yang teranyar, Faisal Azmi. Pemain gondrong yang sejatinya pemain tengah, bisa jadi gelandang serang dan bisa juga bertahan.

Namun, pada ujicoba kontra PSKB Binjai baru-baru ini, secara mengejutkan Faisal diplot sebagai bek kanan tampil apik dan mencetak satu gol . Tak hanya sekali itu, hingga sesi latihan kemarin Faisal masih berpos sebagai wing bek kanan.

“Ini namanya reposisi. Kalau memungkinkan posisi baru bagi pemain malah menguntungkan,” terang Suimin.

Lantas apa kata pemain yang direposisi? “Awalnya sudah pasti merengut. Tapi kalau ternyata posisi itu bagus, gantian mereka gak mau dipindah-pindah lagi,” lanjut Suimin

Ingin Habiskan Karir di PSMS

SEANDAINYA disuruh memilih klub Liga yang ada di Indonesia ini, Edu Juanda memilih PSMS. Bahkan ia rela bersabar menanti keputusan manajemen PSMS untuk merekrutnya.

Usai malang melintang ke sejumlah klub, Edu merasa ingin menghabiskan karir di klub yang membesarkan namanya itu. Gelandang mungil berusia 29 tahun itu memang punya riwayat cedera yang mengerikan. Saat berkostum Bajul Ijo julukan Persebaya, Edu sempat merasakan pahitnya cedera. Ada urat di lututnya yang putus karena Edu salah mengambil posisi saat hendak mengumpan.

Akibat cederanya itu, Edu tiga tahun harus gantung sepatu. Itu demi proses penyembuhan cederanya. Sarana pengobatan yang dipilih Edu saat itu adalah terapi. Meski lama namun tidak sia-sia.

Merasa sudah pulih, Edu pun mulai merumput kembali. Persikabo Bogor tempatnya berlabuh pada tahun 2007, bersama Suimin Diharja sebagai arsitek tim. Satu musim di sana, Edu lantas pindah ke Medan Jaya. Selama berkarir lagi sebagai pesepak bola, Edu mengaku tidak pernah kambuh. Bahkan dia masih sanggup main selama 90 menit waktu normal di setiap laganya. “Benar saya sempat cedera panjang. Dan saya maklum kalau manajemen PSMS saat ini masih meragukan hal itu. Dan karena itu pula, saya terus berusaha menunjukkan ke manajeman kalau saya masih layak dipertimbangkan,” kata Edu usai latihan di Stadion Kebun Bunga kemarin.

Mengenai kemungkinan bergabung bersama PSMS sangat tipis, namun Edu rela bersabar. “Saya ikhlas kalau harus menanti kepastian. Tapi dalam waktu yang saya anggap normal. Yang terpenting bagi saya saat ini, adalah menunjukkan dan menunjukkan. Kalau ada kesempatan, saya bertekad menghabiskan karir di PSMS,” lanjut Edu.

Satu pekan ikut seleksi, Edu tampaknya cukup menujukkan kalau dia memang belum habis. Umpan-umpannya masih akurat. Kemampuanya membawa alur permainan tim pun masih mumpuni. Begitupun, segala sesuatunya tergantung manajemen dan regulasi PT LI. Secara pribadi, Suimin Diharja pelatih PSMS sudah yakin untuk mengajukan nama Edu menjadi jajaran skuad. Kita lihat saja kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi