Playmaker PSMS Medan Edu Juanda yang masih cedera hamstring kaki kanan, absen lagi saat Ayam Kinantan menjamu PSDS Deli Serdang dalam laga Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Stadion Teladan Medan, Kamis sore.
Sedangkan kondisi striker asing asal Kamerun Osas Saha dan libero Selamet Riyadi masih fifty-fifty. Demikian dikatakan pelatih PSMS Suimin Dihardja di Stadion Kebun Bunga Medan .
Secara terpisah, Selamet menyatakan sudah siap dan prima setelah sebelumnya mengalami cedera engkel saat membela PSMS menghadapi PSSB Bireuen hingga harus beristirahat selama dua pekan.
Selamet pun terlihat sudah ikut rekan-rekannya dalam latihan terakhir, begitu juga Saha. “Bila kesehatannya sudah pulih, maka Selamet dan Saha akan diturunkan. Tetapi Edu dipastikan tidak masuk dalam line up pemain,” kata Suimin.
Bintang PSMS lainnya, Sony Gunawan (kiper), juga tidak terlihat ikut latihan dan kemungkinan posisinya kembali digantikan M Halim atau Irwin Ramadhan. Suimin mengaku, duel kontra PSDS merupakan pertarungan sarat gengsi dan bakal menjadi pertarungan panas di penghujung tahun 2009.
Setelah gagal mengamankan nilai penuh saat menjamu Persiraja Banda Aceh Minggu (27/12) lalu, M Affan Lubis cs berjanji tidak lagi mengulangi kesalahan serupa saat menghadapi Traktor Kuning.
“Kami sudah kehilangan dua poin, jadi PSMS harus bisa memperoleh poin penuh hari ini,” tegas Suimin.
Hasil simulasi terakhir yang dijalankan seluruh pemain, Suimin mengaku sudah lebih baik dari sebelumnya. Metode pressing anak-anak Ayam Kinantan sudah mengarah pada hasil positif.
Sebaliknya, kubu PSDS yang diasuh Sutrisno juga mengaku punya misi mencuri poin. Meski mengakui tidak punya strategi khusus, Sutrisno menyatakan laga ini untuk memperbaiki posisi mereka di klasemen hingga tak ada jalan lain selain merebut tiga angka.
Namun diakuinya, tidak berbeda jauh dengan PSMS beberapa pemain inti PSDS juga tidak bisa tampil, tetapi bukan karena cedera melainkan karena akumulasi kartu kuning seperti pemain belakang Rifki Firdaus. “Kita akan turunkan Susanto atau Ari Yuganda untuk menggantikannya,” bebernya
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Thursday, December 31, 2009
Tanpa Kompromi
Tak ada pilihan lain bagi PSMS kecuali meraih tiga angka saat menjamu PSDS Deli Serdang dalam lanjutan Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, di Stadion Teladan Sore ini.
Padahal, sebelum memaksakan kemenangan atas PSDS, Suimin Diharja, pelatih PSMS hanya bisa tersenyum kecut mendapati fakta bahwa sejumlah pemain pilar belum seratus persen pulih dari cedera.
Kendati demikian, Suimin mengatakan bahwa menghadapi PSDS nanti anak asuhnya tak mengenal istilah kompromi, karena hasrat untuk segera merangkak naik ke papan atas klasemen sementara sudah sangat menggebu.
Terlebih selama ini Stadion Teladan Medan bukanlah tempat yang bersahabat bagi laskar Traktor Kuning. “Di luar lapangan kita memang bersaudara dengan mereka (PSDS, Red). Tapi di lapangan nanti, semua perasaan sentimentil seperti itu harus dienyahkan. Selain karena kita ingin menjunjung tinggi sportifitas, kita pun memang membutuhkan kemenangan,” koar Benny Tomasoa, asisten manajer tim PSMS ketika temu pers sore kemarin di Stadion Kebun Bunga Medan.
Tekad yang diapungkan Benny ini diamini Suimin Diharja. Pelatih dua cucu yang kini berusia 58 tahun itu mengaku akan memperagakan permainan yang berbeda dari laga sebelumnya. Kekecewaan publik memang sempat hinggap di tim yang berdiri sejak 1950 itu, pasca bermain imbang kontra Persiraja.
“Tim sudah berbenah. Pemain sadar betul akan kesalahan yang terjadi saat melawan Persiraja. Mudah-mudahan melawan PSDS hal itu tak terjadi lagi,” beber Suimin.
Hal utama yang telah digeber Suimin adalah memperbaiki kinerja lini tengah. Permainan lini tengah harus lebih oke dibanding saat melakoni laga sebelumnya.
Suimin tak ingin ambil pusing dengan absennya Edu Juanda. Pasalnya, Tri Yudha Handoko telah pulih dari cedera yang dialami sehingag bisa bekerjasama dengan Affan Lubis. Diharapkan jika kedua pemain ini mampu bersikap kreatif sekaligus menjaga ritme permainan ketika mengalirkan umpan ke jantung pertahanan lawan.
“Anak-anak sudah mulai mengerti taktik dan strategi yang diberikan dalam simulasi latihan terakhir. Semoga tiga angka tak lagi lepas dari genggaman. Apalagi kita sudah kehilangan dua angka di laga terakhir,” pungkasnya.
Sementara itu, tim Traktor Kuning-julukan PSDS juga tak mau kalah gertak. Lewat Sutrisno diperoleh satu keyakinan bahwa tim asal Deli Serdang ini akan berusaha untuk mencuri poin.
Apalagi, menatap laga ini hanya beberapa pemain yang bakal absen seperti Rifki Firdaus yang terkena akumulasi. Junarto yang bertugas di lini depan juga bakal diparkir karena cedera tumit.
“Saya rasa tidak ada strategi khusus untuk meladeni PSMS. Tipe permainan kedua tim hampir sama. Target kami adalah mencuri poin di Stadion Teladan. Walaupun hal itu sulit dilakukan karena PSMS mendapat dukungan dari ribuan fans fanatiknya,” bilang Sutrisno.
Padahal, sebelum memaksakan kemenangan atas PSDS, Suimin Diharja, pelatih PSMS hanya bisa tersenyum kecut mendapati fakta bahwa sejumlah pemain pilar belum seratus persen pulih dari cedera.
Kendati demikian, Suimin mengatakan bahwa menghadapi PSDS nanti anak asuhnya tak mengenal istilah kompromi, karena hasrat untuk segera merangkak naik ke papan atas klasemen sementara sudah sangat menggebu.
Terlebih selama ini Stadion Teladan Medan bukanlah tempat yang bersahabat bagi laskar Traktor Kuning. “Di luar lapangan kita memang bersaudara dengan mereka (PSDS, Red). Tapi di lapangan nanti, semua perasaan sentimentil seperti itu harus dienyahkan. Selain karena kita ingin menjunjung tinggi sportifitas, kita pun memang membutuhkan kemenangan,” koar Benny Tomasoa, asisten manajer tim PSMS ketika temu pers sore kemarin di Stadion Kebun Bunga Medan.
Tekad yang diapungkan Benny ini diamini Suimin Diharja. Pelatih dua cucu yang kini berusia 58 tahun itu mengaku akan memperagakan permainan yang berbeda dari laga sebelumnya. Kekecewaan publik memang sempat hinggap di tim yang berdiri sejak 1950 itu, pasca bermain imbang kontra Persiraja.
“Tim sudah berbenah. Pemain sadar betul akan kesalahan yang terjadi saat melawan Persiraja. Mudah-mudahan melawan PSDS hal itu tak terjadi lagi,” beber Suimin.
Hal utama yang telah digeber Suimin adalah memperbaiki kinerja lini tengah. Permainan lini tengah harus lebih oke dibanding saat melakoni laga sebelumnya.
Suimin tak ingin ambil pusing dengan absennya Edu Juanda. Pasalnya, Tri Yudha Handoko telah pulih dari cedera yang dialami sehingag bisa bekerjasama dengan Affan Lubis. Diharapkan jika kedua pemain ini mampu bersikap kreatif sekaligus menjaga ritme permainan ketika mengalirkan umpan ke jantung pertahanan lawan.
“Anak-anak sudah mulai mengerti taktik dan strategi yang diberikan dalam simulasi latihan terakhir. Semoga tiga angka tak lagi lepas dari genggaman. Apalagi kita sudah kehilangan dua angka di laga terakhir,” pungkasnya.
Sementara itu, tim Traktor Kuning-julukan PSDS juga tak mau kalah gertak. Lewat Sutrisno diperoleh satu keyakinan bahwa tim asal Deli Serdang ini akan berusaha untuk mencuri poin.
Apalagi, menatap laga ini hanya beberapa pemain yang bakal absen seperti Rifki Firdaus yang terkena akumulasi. Junarto yang bertugas di lini depan juga bakal diparkir karena cedera tumit.
“Saya rasa tidak ada strategi khusus untuk meladeni PSMS. Tipe permainan kedua tim hampir sama. Target kami adalah mencuri poin di Stadion Teladan. Walaupun hal itu sulit dilakukan karena PSMS mendapat dukungan dari ribuan fans fanatiknya,” bilang Sutrisno.
Tensi Tinggi
DALAM sejarah derby antara PSMS kontra PSDS, pertandingan syarat emosi dan harga diri senantiasa tersaji. Tak jarang, sikap bernada provokatif kerap memicu sedikit perselisihan. Hal ini tentu saja harus diantisipasi.
Ya, dalam sejarah kota yang punya partai derby, tak hanya di negeri ini saja menawarkan pertarungan sarat gengsi. Jauh di belahan Benua Eropa, derby yang begitu terkenal adalah derby antara Inter Milan kontra AC Milan.
Nah, gaung derby antara PSMS kontra PSDS tentu saja tak segemerlap kedua klub asal Italia tadi. Namun begitu, pertarungan keras, tanpa ampun dan tak kenal menyerah sepanjang laga dipastikan bakal tersaji.
Laga resmi PSMS v PSDS terjadi pada 22 Oktober 2007 lalu. Saat itu PSDS bertindak sebagai tuan rumah dalam ajang Divisi Utama Liga Indonesia. Hasil laga itu berakhir dengan draw 1-1. Gol PSMS saat itu diciptakan Gustavo Chena, dan dibalas oleh Imam Faisal dari PSDS.
Musim berikutnya, PSMS tidak bertemu dengan PSDS karena Ayam Kinantan nangkring di kompetisi kasta tertinggi: Indonesian Super League (ISL. Sedangkan PSDS masih berkutat di Divisi Utama.
Berhubung PSMS akhirnya turun kelas ke Divisi Utama musim ini, pertemuan kedua tim tentu saja kembali terjadi. Selain di kompetisi resmi, kedua tim sudah bertemu saat uji coba. Dua partai uji coba digelar dengan hasil satu kemenangan untuk PSMS (2-0) dan satu hasil imbang (1-1).
Hasil uji coba itu tentu saja tidak bisa jadi patokan, saat laga sesungguhnya digelar di Stadion Teladan sore ini.
“Dalam sejarah derby PSMS kontra PSDS yang saya catat, selalu menyajikan partai keras yang sarat emosi. Saya harap pemain kita tidak terpancing sehingga bisa tetap konsentrasi,” harap Suimin.
“Mereka tak akan sulit untuk dikalahkan. Apalagi jika pemain mampu megontrol emosi. Itu sudah dibuktikan oleh Persipasi dan Persita yang mampu mencuri poin di Stadion Baharoeddin Siregar,” bilang Suimin.
Ya, dalam sejarah kota yang punya partai derby, tak hanya di negeri ini saja menawarkan pertarungan sarat gengsi. Jauh di belahan Benua Eropa, derby yang begitu terkenal adalah derby antara Inter Milan kontra AC Milan.
Nah, gaung derby antara PSMS kontra PSDS tentu saja tak segemerlap kedua klub asal Italia tadi. Namun begitu, pertarungan keras, tanpa ampun dan tak kenal menyerah sepanjang laga dipastikan bakal tersaji.
Laga resmi PSMS v PSDS terjadi pada 22 Oktober 2007 lalu. Saat itu PSDS bertindak sebagai tuan rumah dalam ajang Divisi Utama Liga Indonesia. Hasil laga itu berakhir dengan draw 1-1. Gol PSMS saat itu diciptakan Gustavo Chena, dan dibalas oleh Imam Faisal dari PSDS.
Musim berikutnya, PSMS tidak bertemu dengan PSDS karena Ayam Kinantan nangkring di kompetisi kasta tertinggi: Indonesian Super League (ISL. Sedangkan PSDS masih berkutat di Divisi Utama.
Berhubung PSMS akhirnya turun kelas ke Divisi Utama musim ini, pertemuan kedua tim tentu saja kembali terjadi. Selain di kompetisi resmi, kedua tim sudah bertemu saat uji coba. Dua partai uji coba digelar dengan hasil satu kemenangan untuk PSMS (2-0) dan satu hasil imbang (1-1).
Hasil uji coba itu tentu saja tidak bisa jadi patokan, saat laga sesungguhnya digelar di Stadion Teladan sore ini.
“Dalam sejarah derby PSMS kontra PSDS yang saya catat, selalu menyajikan partai keras yang sarat emosi. Saya harap pemain kita tidak terpancing sehingga bisa tetap konsentrasi,” harap Suimin.
“Mereka tak akan sulit untuk dikalahkan. Apalagi jika pemain mampu megontrol emosi. Itu sudah dibuktikan oleh Persipasi dan Persita yang mampu mencuri poin di Stadion Baharoeddin Siregar,” bilang Suimin.
Fokus Restan
Suimin Diharja, pelatih PSMS mulai mengais sisa-sisa mental pemainnya yang sempat luruh pasca ditahan imbang 1-1 oleh Persiraja di Stadion Teladan, Minggu (27/12) lalu.
Setelah dilakukan evaluasi, ternyata kelemahan mendasar pada laga itu adalah kurangnya kreativitas di lini tengah, selain cedera yang menimpa sejumlah pemain pilar, yang mengakibatkan Suimin seakan tak memiliki pilihan kecuali memainkan pemain yang selama ini sering duduk dibangku cadangan.
Imbasnya, mental pemain yang belum terasah menjadi kendala saat tim mencoba membangun skema permainan. Tak heran bila pada laga kemarin pemain Persiraja terlihat lebih dominan, utamanya di lini tengah permainan.
Parahnya, ketika irama permainan tak kunjung didapat, gelandang elegan Tri Yudha Handoko terpaksa ditarik keluar lapangan karena cedera. Keluarnya mantan pemain Medan Jaya itu jelas menambah penderitaan tim Ayam Kinantan, karena sebelumnya striker Osas Saha pun telah lebih dulu terpincang-pincang.
Dengan kondisi seperti ini, masihkah ada asa bagi Suimin Diharja untuk menurunkan seluruh pemain terbaiknya saat menjamu PSDS Deli Serdang, Kamis (31/12) besok.
“Simulasi laga melawan PSDS sudah kita lakukan. Perbaikan di lini tengah yang menjadi pusat permainan menjadi pekerjaan utama yang harus diselesaikan,” kata Suimin di Stadion Kebun Bunga, kemarin (29/12) sore.
Sebuah sinyal jika Suimin berusaha menghilangkan ketergantungan terhadap sejumlah pemain pilar. Terlebih, laga kontra PSDS hanya tersisa dua hari lagi.
Sebuah langkah bijakasana ketika Suimin berupaya memaksimalkan skuad yang ada agar memahami secara benar skema permainan yang akan diterapkannya saat menjamu PSDS.
“Kalau Edu Juanda belum bisa main, saya masih yakin jika strategi yang akan kita terapkan bisa berjalan sesuai rencana, asalkan Slamet Riyadi, Tri Yudha dan Osas Saha pulih dari cedera,” beber Suimin.
Beruntung, sejalan dengan harapan Suimin tadi, tim medis PSMS melaporkan jika kondisi Tri Yudha dan Slamet semakin membaik. Kendari demikian tetap dibutuhkan masa recovery agar kedua pemain ini dapat tampil seratus persen.
“Edu belum bisa dipaksakan, tapi Yudha dan Slamet menunjukkan tanda-tanda membaik. Saha juga demikian. Begitupun, besar harapan kita jika ketiganya dapat pulih tepat waktu,” terang dr. Roriwansyah, dokter tim.
Terlepas dari cedera yang mendera sejumlah pemain pilar, sesungguhnya raihan tiga angka atas PSDS adalah harga mati bagi pasukan Suimin Diharja.
Jika tidak, maka Affan Lubis dkk akan semakin terbenam di klasemen sementara Divisi Utama PSSI. Saat ini PSMS hanya menempati peringkat ketujuh.
Setelah dilakukan evaluasi, ternyata kelemahan mendasar pada laga itu adalah kurangnya kreativitas di lini tengah, selain cedera yang menimpa sejumlah pemain pilar, yang mengakibatkan Suimin seakan tak memiliki pilihan kecuali memainkan pemain yang selama ini sering duduk dibangku cadangan.
Imbasnya, mental pemain yang belum terasah menjadi kendala saat tim mencoba membangun skema permainan. Tak heran bila pada laga kemarin pemain Persiraja terlihat lebih dominan, utamanya di lini tengah permainan.
Parahnya, ketika irama permainan tak kunjung didapat, gelandang elegan Tri Yudha Handoko terpaksa ditarik keluar lapangan karena cedera. Keluarnya mantan pemain Medan Jaya itu jelas menambah penderitaan tim Ayam Kinantan, karena sebelumnya striker Osas Saha pun telah lebih dulu terpincang-pincang.
Dengan kondisi seperti ini, masihkah ada asa bagi Suimin Diharja untuk menurunkan seluruh pemain terbaiknya saat menjamu PSDS Deli Serdang, Kamis (31/12) besok.
“Simulasi laga melawan PSDS sudah kita lakukan. Perbaikan di lini tengah yang menjadi pusat permainan menjadi pekerjaan utama yang harus diselesaikan,” kata Suimin di Stadion Kebun Bunga, kemarin (29/12) sore.
Sebuah sinyal jika Suimin berusaha menghilangkan ketergantungan terhadap sejumlah pemain pilar. Terlebih, laga kontra PSDS hanya tersisa dua hari lagi.
Sebuah langkah bijakasana ketika Suimin berupaya memaksimalkan skuad yang ada agar memahami secara benar skema permainan yang akan diterapkannya saat menjamu PSDS.
“Kalau Edu Juanda belum bisa main, saya masih yakin jika strategi yang akan kita terapkan bisa berjalan sesuai rencana, asalkan Slamet Riyadi, Tri Yudha dan Osas Saha pulih dari cedera,” beber Suimin.
Beruntung, sejalan dengan harapan Suimin tadi, tim medis PSMS melaporkan jika kondisi Tri Yudha dan Slamet semakin membaik. Kendari demikian tetap dibutuhkan masa recovery agar kedua pemain ini dapat tampil seratus persen.
“Edu belum bisa dipaksakan, tapi Yudha dan Slamet menunjukkan tanda-tanda membaik. Saha juga demikian. Begitupun, besar harapan kita jika ketiganya dapat pulih tepat waktu,” terang dr. Roriwansyah, dokter tim.
Terlepas dari cedera yang mendera sejumlah pemain pilar, sesungguhnya raihan tiga angka atas PSDS adalah harga mati bagi pasukan Suimin Diharja.
Jika tidak, maka Affan Lubis dkk akan semakin terbenam di klasemen sementara Divisi Utama PSSI. Saat ini PSMS hanya menempati peringkat ketujuh.
Segera Bangkit
PSMS harus bisa memaksimalkan laga kandang berikutnya ketika menjamu PSDS, Kamis (31/12) mendatang. Mimpi buruk usai ditahan imbang 1-1 dari Persiraja Banda Aceh di hadapan publik sendiri, harus segera dibuang.
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Segera Bangkit
PSMS harus bisa memaksimalkan laga kandang berikutnya ketika menjamu PSDS, Kamis (31/12) mendatang. Mimpi buruk usai ditahan imbang 1-1 dari Persiraja Banda Aceh di hadapan publik sendiri, harus segera dibuang.
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Banyak Belajar dari Nyeck dan Slamet
Sebagai seorang pesepakbola, nama Ahmad Maulana Putra tentu saja jarang terdengar. Usianya pun masih muda. Begitupun, pelan tapi pasti, Mitun-panggilan akrabnya mulai menunjukkan peningkatan grafis permainan.
Ya, bermain sebagai bek, Maulana berhasil membuktikan kalau dia layak dipercaya. Terlebih, meski masih berusia 21 tahun, Maulana mencoba untuk bersikap profesional. Meskipun hal itu tentu saja tidak didapat dengan mudah. Kerja keras dan mau belajar adalah salah satu hal yang coba diterapkan pemain bernomor kostum 12 itu.
Untuk belajar, tentu saja Maulana banyak menerap ilmu dari pelatih Suimin Diharja. Termasuk urusan menata mentalnya sebagai pemain muda. Di samping itu, Maulana tak malu untuk minta masukan kepada pemain lain yang lebih senior.
Nyeck Nyobe-salah satu legiun impor PSMS musim ini banyak memberinya pelajaran untuk menjadi seorang bek yang tangguh. Slamet Riyadi-kapten tim yang juga bek kerap mengingatkan Maulana agar jangan melakukan kesalahan sekecil apapun.
b:Hasilnya sejauh ini cukup baik. Maulana sering mendapatkan kepercayaan dari pelatih untuk diturunkan sebagai starting eleven.
Puncaknya adalah saat pemain kelahiran Binjai 27 Juli 1988 itu berhasil membukukan satu gol, saat menjamu Persiraja lalu. Gol itu sekaligus membuat PSMS tidak kalah.
“Saya banyak belajar dari para senior di PSMS seperti Nyeck Nyobe dan Slamet Riyadi,” kata Maulana
Ya, bermain sebagai bek, Maulana berhasil membuktikan kalau dia layak dipercaya. Terlebih, meski masih berusia 21 tahun, Maulana mencoba untuk bersikap profesional. Meskipun hal itu tentu saja tidak didapat dengan mudah. Kerja keras dan mau belajar adalah salah satu hal yang coba diterapkan pemain bernomor kostum 12 itu.
Untuk belajar, tentu saja Maulana banyak menerap ilmu dari pelatih Suimin Diharja. Termasuk urusan menata mentalnya sebagai pemain muda. Di samping itu, Maulana tak malu untuk minta masukan kepada pemain lain yang lebih senior.
Nyeck Nyobe-salah satu legiun impor PSMS musim ini banyak memberinya pelajaran untuk menjadi seorang bek yang tangguh. Slamet Riyadi-kapten tim yang juga bek kerap mengingatkan Maulana agar jangan melakukan kesalahan sekecil apapun.
b:Hasilnya sejauh ini cukup baik. Maulana sering mendapatkan kepercayaan dari pelatih untuk diturunkan sebagai starting eleven.
Puncaknya adalah saat pemain kelahiran Binjai 27 Juli 1988 itu berhasil membukukan satu gol, saat menjamu Persiraja lalu. Gol itu sekaligus membuat PSMS tidak kalah.
“Saya banyak belajar dari para senior di PSMS seperti Nyeck Nyobe dan Slamet Riyadi,” kata Maulana
Tuesday, December 29, 2009
Segera Bangkit
PSMS harus bisa memaksimalkan laga kandang berikutnya ketika menjamu PSDS, Kamis (31/12) mendatang. Mimpi buruk usai ditahan imbang 1-1 dari Persiraja Banda Aceh di hadapan publik sendiri, harus segera dibuang.
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Segera Bangkit
PSMS harus bisa memaksimalkan laga kandang berikutnya ketika menjamu PSDS, Kamis (31/12) mendatang. Mimpi buruk usai ditahan imbang 1-1 dari Persiraja Banda Aceh di hadapan publik sendiri, harus segera dibuang.
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
Berat memang. Terlebih PSMS masih dibalut beragam persoalan yang kompleks. Mulai dari cedera pemain, hingga krisis kepercayaan diri yang mendera.
Namun begitu, kerja keras sudah mulai dibangun, utamanya untuk mengembalikan semangat bertarung. Hal awal yang digeber Suimin Diharja sebagai nakhoda tim adalah dengan menyusun sisa-sisa pemain yang ada.
Sayangnya, ketika Suimin ingin membangun kembali mental para pemain yang hancur pasca ditahan imbang Persiraja, pelatih berusia 58 tahun ini dihadapkan pada sebuah fakta terkait enam pemain yang dibekap cedera. Parahnya, tim medis PSMS hanya punya waktu singkat untuk melakukan proses penyembuhan.
“Saya tetap berharap pemain yang cedera segera pulih. Tujuannya, agar saya punya pilihan untuk menerapkan strategi menatap laga selanjutnya,” terang Suimin sore kemarin (28/12) di Stadion Kebun Bunga Medan.
Untuk urusan satu ini, Suimin terpaksa harus memutar otak karena target yang dibebankan manajemen untuk meraih 18 poin di putaran pertama bukanlah sesuatu yang gampang untuk direalisasikan, apalagi dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Saat ini PSMS tinggal menyisakan empat laga lagi, dua laga tandang dan dua kandang. Laga tandang adalah saat dijamu Persita Tangerang (4/12) dan Persikabo Bogor (8/12). Sedangkan laga kandang adalah meladeni PSDS (31/12) dan Semen Padang (12/1).
“Memang berat untuk mewujudkan target itu. Begitupun, selalu ada peluang untuk merealisasikannya,” sambung Suimin.
Sementara itu tentang upaya pemulihan terhadap pemain yang cedera, dr. Roriwansyah Pane selaku dokter tim menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memulihkan pemain dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kebutuhan untuk itu juga kabarnya sudah dipenuhi oleh pengurus.
“Segala usaha terbaik akan kami upayakan. Saat ini perawatan bagi pemain cedera terus digeber. Harapannya di laga selanjutnya mereka sudah mulai pulih,” terang Rori.
Terlepas dari penanganan pemain yang cedera, psikologis pemain pun perlu mendapat perhatian. Apalagi, selama ini hanya segelintir pengurus yang masih memiliki kepedulian terhadap kondisi tim
PT LI Minta Laporan
WALAU sudah direnovasi, Stadion Teladan nyatanya belum dilaporkan kepada PT Liga Indonesia. Padahal laporan itu sangat penting sebagai modal awal pembuktian bahwa PSMS sudah punya sarana yang cukup mumpuni untuk berlaga di Indonesian Super League (ISL).
Di samping itu, kalau pihak PT LI sudah tahu dan melihat bukti bahwa Stadion Teladan sudah dipermak, PSMS juga bakal mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah digelarnya babak delapan besar Divisi Utama.
Benny Tomasoa asisten manajer PSMS kembali mengingat hal itu. Menurutnya, pengurus yang berkompeten untuk urusan teknis PSMS harus memperihatikan hal itu. “PT LI selama ini menghubungi saya agar PSMS mengirimkan laporan pengerjaan renovasi Stadion Teladan,” kata Benny.
“Ini sebagai salah satu bukti bahwa tim ini siap kalau seandainya lolos ke ISL. Di samping itu, kita juga bisa mengajukan menjadi tuan rumah babak delapan besar Divisi Utama nanti,” tambah pria berdarah Ambon itu.
Di lain soal, Benny juga mengatakan bahwa PSMS bakal mendapat keuntungan dalam melakoni laga away selanjutnya menghadapi Persita Tangerang. Menurutnya, Persita belum mendapatkan izin dari kepolisian untuk menggelar laga kandang.
Laga itu kemungkinan besar akan tetap dilanjutkan meski tanpa penonton. Dan, ada kabar yang menyebutkan kalau laga itu akan diundur satu hari. “Kabar terakhir yang saya terima dari PT LI menyebutkan jika Persita baru boleh menggelar pertandingan pada tanggal 5 Januari. Dan itu tanpa penonton. Saat ini PT LI masih menanti surat dari Persita,” lanjut Benny.
“Dan kalau itu benar, kita juga akan mengajukan agar laga melawan Persikabo ditunda satu hari agar tidak mepet persiapannya,” pungkasnya
Di samping itu, kalau pihak PT LI sudah tahu dan melihat bukti bahwa Stadion Teladan sudah dipermak, PSMS juga bakal mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah digelarnya babak delapan besar Divisi Utama.
Benny Tomasoa asisten manajer PSMS kembali mengingat hal itu. Menurutnya, pengurus yang berkompeten untuk urusan teknis PSMS harus memperihatikan hal itu. “PT LI selama ini menghubungi saya agar PSMS mengirimkan laporan pengerjaan renovasi Stadion Teladan,” kata Benny.
“Ini sebagai salah satu bukti bahwa tim ini siap kalau seandainya lolos ke ISL. Di samping itu, kita juga bisa mengajukan menjadi tuan rumah babak delapan besar Divisi Utama nanti,” tambah pria berdarah Ambon itu.
Di lain soal, Benny juga mengatakan bahwa PSMS bakal mendapat keuntungan dalam melakoni laga away selanjutnya menghadapi Persita Tangerang. Menurutnya, Persita belum mendapatkan izin dari kepolisian untuk menggelar laga kandang.
Laga itu kemungkinan besar akan tetap dilanjutkan meski tanpa penonton. Dan, ada kabar yang menyebutkan kalau laga itu akan diundur satu hari. “Kabar terakhir yang saya terima dari PT LI menyebutkan jika Persita baru boleh menggelar pertandingan pada tanggal 5 Januari. Dan itu tanpa penonton. Saat ini PT LI masih menanti surat dari Persita,” lanjut Benny.
“Dan kalau itu benar, kita juga akan mengajukan agar laga melawan Persikabo ditunda satu hari agar tidak mepet persiapannya,” pungkasnya
Dukung Rp7,5 M untuk PSMS
DALAM rapat Rancangan Kebutuhan Anggaran (RKA) Kota Medan 2010 di DPRD Medan, ternyata sudah dianginkan bakal ada asupan dana untuk PSMS. Sementara, dana yang akan digelontorkan itu kabarnya berjumlah Rp1,5 miliar dari total anggaran Rp7,5 miliar untuk seluruh cabang olahraga di Medan yang disalurkan lewat KONI Medan.
Sudah barang tentu jumlah Rp1,5 M itu tak memadai mengingat besarnya kebutuhan tim dalam mengarungi musim kompetisi musim ini. Pengurus PSMS pun mengajukan agar PSMS menerima lebih besar dari itu. Kira-kira Rp7,5 M dana yang diharapkan mensubsidi klub berjuluk Ayam Kinantan itu.
Jumlah sebesar itu sudah barang tentu sulit untuk direalisasikan sepenuhnya. Namun demikian, intinya PSMS butuh lebih dari Rp1,5 M. Karenanya, sejumlah pecinta PSMS dan tokoh sepak bola di Medan menyatakan sebenarnya jumlah Rp7,5 M itu layak diserap ke PSMS. Asalkan ada pertanggung jawabannya di akhir kompetisi.
Mekanisme penyaluran dana bagi PSMS yakni dengan memberikan hibah lewat KONI Medan. Kalau bapak-bapak anggota DPRD Medan setuju, maka ‘gizi’ untuk PSMS itu akan mengalir tahun depan, tepat di bulan Januari. Mendengar kabar ini, sejumlah pihak di PSMS pun mulai bisa senyam-senyum walaupun masih belum dapat kepastian.
Mantan Manajer PSMS HMT Aritonang, termasuk salah satu yang beranggapan bahwa dana untuk PSMS memang harus lebih besar. Maka itu, Aritonang berharap DPRD Medan segera mensyahkannya. “PSMS ini membawa nama daerah. Wajar saja kalau mendapatkan dana yang lebih besar. Karena kepentingannya juga atas nama masyarakat Medan,” terangnya.
“Kalau PSMS juara, gaungnya pasti luar biasa. PSMS menang, bukan hanya timnya yang bangga, semua masyarakatnya ikut merasakan sukacitanya.,” sambungnya.
Dia menilai, jika memang anggota dewan tidak merespon harapan masyarakat agar PSMS berkembang, itu berarti anggota DPRD sebagai wakil rakyat tidak mendengarkan aspirasi rakyat.
“Kita harus berkaca dari daerah lain, termasuk pihak-pihak BUMN, lihat Papua, dukungan BUMN-nya jelas, Persiwa Wamena, dan beberapa klub lainnya didukung Bank Papua, Sriwijaya didukung Bank Sumsel, Persija didukung Bank DKI, nah giliran Bank Sumut kapan?” tanyanya.
Dukungan serupa juga disampaikan beberapa mantan pemain PSMS seperti Juanda, Zulkarnain Lubis dan pengurus klub anggota PSMS. Bahkan sesepuh sepakbola Sumut Amran YS pun berharap agar DPRD Medan segera mensahkan APBD tersebut.
“Kita prihatin dengan kondisi yang dialami PSMS saat ini, di tengah upaya untuk kembali berkompetisi di Liga Super, berbagai cobaan dan rintanghan datang silih berganti, bahkan ironisnya, belum selesai satu masalah, masalah baru malah datang bertubi-tubi. Untuk itu, dengan disahkannya anggaran tersebut, PSMS mampu meraih harapan seluruh masyarakat Sumut agar kembali berkiprah di Liga Super, puncak tertinggi liga sepakbola di tanah air,” harapnya.
Sementara itu, salah satu barisan pendukung PSMS, Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligans melalui pentolannya, Nata Simangunsong juga mengharapkan hal serupa. Seandainya hibah untuk PSMS itu disahkan, hendaknya Pengurus PSMS mampu mempergunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan tim, seperti mencari pemain-pemain yang berkualitas dan memenuhi hak-hak seluruh tim
Sudah barang tentu jumlah Rp1,5 M itu tak memadai mengingat besarnya kebutuhan tim dalam mengarungi musim kompetisi musim ini. Pengurus PSMS pun mengajukan agar PSMS menerima lebih besar dari itu. Kira-kira Rp7,5 M dana yang diharapkan mensubsidi klub berjuluk Ayam Kinantan itu.
Jumlah sebesar itu sudah barang tentu sulit untuk direalisasikan sepenuhnya. Namun demikian, intinya PSMS butuh lebih dari Rp1,5 M. Karenanya, sejumlah pecinta PSMS dan tokoh sepak bola di Medan menyatakan sebenarnya jumlah Rp7,5 M itu layak diserap ke PSMS. Asalkan ada pertanggung jawabannya di akhir kompetisi.
Mekanisme penyaluran dana bagi PSMS yakni dengan memberikan hibah lewat KONI Medan. Kalau bapak-bapak anggota DPRD Medan setuju, maka ‘gizi’ untuk PSMS itu akan mengalir tahun depan, tepat di bulan Januari. Mendengar kabar ini, sejumlah pihak di PSMS pun mulai bisa senyam-senyum walaupun masih belum dapat kepastian.
Mantan Manajer PSMS HMT Aritonang, termasuk salah satu yang beranggapan bahwa dana untuk PSMS memang harus lebih besar. Maka itu, Aritonang berharap DPRD Medan segera mensyahkannya. “PSMS ini membawa nama daerah. Wajar saja kalau mendapatkan dana yang lebih besar. Karena kepentingannya juga atas nama masyarakat Medan,” terangnya.
“Kalau PSMS juara, gaungnya pasti luar biasa. PSMS menang, bukan hanya timnya yang bangga, semua masyarakatnya ikut merasakan sukacitanya.,” sambungnya.
Dia menilai, jika memang anggota dewan tidak merespon harapan masyarakat agar PSMS berkembang, itu berarti anggota DPRD sebagai wakil rakyat tidak mendengarkan aspirasi rakyat.
“Kita harus berkaca dari daerah lain, termasuk pihak-pihak BUMN, lihat Papua, dukungan BUMN-nya jelas, Persiwa Wamena, dan beberapa klub lainnya didukung Bank Papua, Sriwijaya didukung Bank Sumsel, Persija didukung Bank DKI, nah giliran Bank Sumut kapan?” tanyanya.
Dukungan serupa juga disampaikan beberapa mantan pemain PSMS seperti Juanda, Zulkarnain Lubis dan pengurus klub anggota PSMS. Bahkan sesepuh sepakbola Sumut Amran YS pun berharap agar DPRD Medan segera mensahkan APBD tersebut.
“Kita prihatin dengan kondisi yang dialami PSMS saat ini, di tengah upaya untuk kembali berkompetisi di Liga Super, berbagai cobaan dan rintanghan datang silih berganti, bahkan ironisnya, belum selesai satu masalah, masalah baru malah datang bertubi-tubi. Untuk itu, dengan disahkannya anggaran tersebut, PSMS mampu meraih harapan seluruh masyarakat Sumut agar kembali berkiprah di Liga Super, puncak tertinggi liga sepakbola di tanah air,” harapnya.
Sementara itu, salah satu barisan pendukung PSMS, Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligans melalui pentolannya, Nata Simangunsong juga mengharapkan hal serupa. Seandainya hibah untuk PSMS itu disahkan, hendaknya Pengurus PSMS mampu mempergunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan tim, seperti mencari pemain-pemain yang berkualitas dan memenuhi hak-hak seluruh tim
Monday, December 28, 2009
Daftar Pemain Cedera Bertambah
SIAL benar nasib PSMS. Sudah tak mampu meraih hasil penuh di kandang sendiri ketika menjamu Persiraja sore kemarin, tim malah mendapatkan musibah dengan bertambahnya rentetan pemain yang cedera.
Ya, laga kemarin memang berlangsung keras. Beruntung kedua tim masih menjaga fair play sehingga tidak terjadi aksi yang lebih parah
Sejauh ini, PSMS sudah kehilangan beberapa pemain pilar seperti Edu Juanda, Slamet Riyadi dan Sony Gunawan. Usai laga kemarin, Tri Yudha Handoko menyusul cedera tulang kering yang memaksanya tertatih-tatih saat menuju bus ke Kebun Bunga.
Osas Saha juga harus mengalami perawatan lanjutan. Cedera engkelnya yang belum pulih 100 persen kembali kambuh. Kamil Sembiring juga harus meringis karena kakinya mengalami masalah. Dengan demikian, enam pemain harus masuk daftar rawat.
Yang mengerikan, kalau sampai enam pemain itu tidak pulih juga saat PSMS menjamu PSDS 31 Desember nanti, satu kata yang patut disematkan, Gawat!
Beruntung dokter tim dr. Roriwansyah Pane menyatakan bahwa masih ada peluang bagi ke enam pemain cedera untuk segera pulih tepat waktu. Walaupun hal itu bisa dibilang cukup sulit. Terlebih jadwal kompetisi selanjutnya cukup padat.
PSMS hanya punya waktu empat hari sebelum melakoni laga selanjutnya kontra PSDS. Usai melawan PSDS, PSMS juga hanya punya waktu empat hari sebelum melakoni laga away ke markas Persita Tangerang. Setelah itu, PSMS juga hanya punya empat hari sebelum melawan Persikabo Bogor.
“Semoga dengan jadwal kompetisi yang padat ini kita bisa menggelar recovery dengan sempurna,” harap Rori. “Pemain yang cedera saat melawan Persiraja saya yakin bisa segera pulih. Mereka hanya butuh istirahat penuh dan menjalankan terapi lanjutan,” sambung dokter yang bertugas di Dinas Kesehatan Medan itu
Ya, laga kemarin memang berlangsung keras. Beruntung kedua tim masih menjaga fair play sehingga tidak terjadi aksi yang lebih parah
Sejauh ini, PSMS sudah kehilangan beberapa pemain pilar seperti Edu Juanda, Slamet Riyadi dan Sony Gunawan. Usai laga kemarin, Tri Yudha Handoko menyusul cedera tulang kering yang memaksanya tertatih-tatih saat menuju bus ke Kebun Bunga.
Osas Saha juga harus mengalami perawatan lanjutan. Cedera engkelnya yang belum pulih 100 persen kembali kambuh. Kamil Sembiring juga harus meringis karena kakinya mengalami masalah. Dengan demikian, enam pemain harus masuk daftar rawat.
Yang mengerikan, kalau sampai enam pemain itu tidak pulih juga saat PSMS menjamu PSDS 31 Desember nanti, satu kata yang patut disematkan, Gawat!
Beruntung dokter tim dr. Roriwansyah Pane menyatakan bahwa masih ada peluang bagi ke enam pemain cedera untuk segera pulih tepat waktu. Walaupun hal itu bisa dibilang cukup sulit. Terlebih jadwal kompetisi selanjutnya cukup padat.
PSMS hanya punya waktu empat hari sebelum melakoni laga selanjutnya kontra PSDS. Usai melawan PSDS, PSMS juga hanya punya waktu empat hari sebelum melakoni laga away ke markas Persita Tangerang. Setelah itu, PSMS juga hanya punya empat hari sebelum melawan Persikabo Bogor.
“Semoga dengan jadwal kompetisi yang padat ini kita bisa menggelar recovery dengan sempurna,” harap Rori. “Pemain yang cedera saat melawan Persiraja saya yakin bisa segera pulih. Mereka hanya butuh istirahat penuh dan menjalankan terapi lanjutan,” sambung dokter yang bertugas di Dinas Kesehatan Medan itu
Bonus Rp5 Juta dari Anak Perantau
MESKI hanya bermain imbang melawan Persiraja Banda Aceh, namun perjuangan yag diperlihatkan seluruh punggawa Ayam Kinantan mendapatkan apresiasi dari seseorang yang justru bukan berada di lingkungan pengurus PSMS. Sosok yang kabarnya pengusaha asal Jakarta bernama Sanjib Sing itulah yang memberikan bonus kepada tim senilai Rp5 juta.
Tentu saja aksi Sanjib itu langsung disambut dengan hati berbunga-bunga oleh seluruh punggawa Ayam Kinantan. Bak mendapatkan mata air di tengah padang pasir, bonus itu langsung dibagi rata. Tak hanya pemain yang “cair”, pelatih yang jarang dapat bonus pun kecipratan rezeki nomplok juga.
Memang jumlahnya tak seberapa, namun niat tulusnya itu yang membuat PSMS seolah tak berjalan sendirian dalam mengarungi kompetisi musim ini. Benny Tomasoa, asisten manajer PSMS membenarkan hal itu.
“Walaupun sudah lama tinggal di Jakarta, namun sebagai anak Medan, dia (Sanjib Sing, Red) merasa terpanggil untuk meringankan beban PSMS dalam mengarungi beratnya kompetisi musim ini. Ini sebuah bukti jika ternyata masih banyak yang mencintai PSMS,” kata Benny.
Pemadnangan kemarin tentu saja kembali menyengat pengurus PSMS yang seolah tak peduli dengan kondisi tim.
Apalagi sebelumnya, barisan pendukung PSMS berlabel Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Holigan pun pernah curi start memberikan bonus kepada pemain.
Saat itu kawan-kawan dari SMeCK rela mengambil uang kas mereka sebesar Rp2 juta, yang semula direncanakan untuk memperbaiki markas yang sudah kurang layak huni untuk diberikan kepada para pemain lewat Suimin Diharja, pelatih PSMS.
Beruntung, saat langkah yang ditempuh SmeCK itu diikuti oleh Pj Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap, yang juga menggelontorkan bonus kepada tim Ayam Kinantan beberapa waktu berselang
Tentu saja aksi Sanjib itu langsung disambut dengan hati berbunga-bunga oleh seluruh punggawa Ayam Kinantan. Bak mendapatkan mata air di tengah padang pasir, bonus itu langsung dibagi rata. Tak hanya pemain yang “cair”, pelatih yang jarang dapat bonus pun kecipratan rezeki nomplok juga.
Memang jumlahnya tak seberapa, namun niat tulusnya itu yang membuat PSMS seolah tak berjalan sendirian dalam mengarungi kompetisi musim ini. Benny Tomasoa, asisten manajer PSMS membenarkan hal itu.
“Walaupun sudah lama tinggal di Jakarta, namun sebagai anak Medan, dia (Sanjib Sing, Red) merasa terpanggil untuk meringankan beban PSMS dalam mengarungi beratnya kompetisi musim ini. Ini sebuah bukti jika ternyata masih banyak yang mencintai PSMS,” kata Benny.
Pemadnangan kemarin tentu saja kembali menyengat pengurus PSMS yang seolah tak peduli dengan kondisi tim.
Apalagi sebelumnya, barisan pendukung PSMS berlabel Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Holigan pun pernah curi start memberikan bonus kepada pemain.
Saat itu kawan-kawan dari SMeCK rela mengambil uang kas mereka sebesar Rp2 juta, yang semula direncanakan untuk memperbaiki markas yang sudah kurang layak huni untuk diberikan kepada para pemain lewat Suimin Diharja, pelatih PSMS.
Beruntung, saat langkah yang ditempuh SmeCK itu diikuti oleh Pj Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap, yang juga menggelontorkan bonus kepada tim Ayam Kinantan beberapa waktu berselang
PSMS Ditahan Persiraja
PSMS Medan tidak mampu merebut angka penuh di laga kandang setelah ditahan imbang 1-1 (0-0) oleh Persiraja Banda Aceh dalam lanjutan kompetisi Divisi Utama 2009-10 yang diadakan di Stadion Teladan Medan, Minggu (27/12) sore.
Bahkan gawang PSMS yang dikawal M Halim lebih dulu kebobolan melalui pemain Persiraja, Zulkarnaen, pada menit ke-52.
Setelah ketinggalan, para pemain PSMS yang dimotori Affan Lubis, Faisal Azmi, dan Jecky Pasarella mencoba melancarkan serangan ke daerah pertahanan lawan. Satu serangan yang cukup tajam itu pun tidak sia-sia, dan membuahkan hasil melalui pemain PSMS, Ahmad Maulana Putra pada menit ke-60. Ia menjebol gawang Persiraja yang dijaga Masykur, sehingga kedudukan berubah menjadi 1-1.
Ribuan penonton yang menyaksikan pertandingan itu, terus memberikan dukungan terhadap tim PSMS diarsiteki pelatih Suimin Diharja. Sementara, pemain Persiraja, Erik Saputra, Muklis Sawang dan Esafah Pelo Benson, juga terus berusaha menekan pertahanan PSMS. Namun, sampai wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya peratandingan kedudukan 1-1 tak berubah.
Asisten pelatih PSMS, Nimrot Manalu usai pertandingan memuji kegigihan anak asuhnya pada pertandingan lawan Persiraja. Menurut dia, para pemain telah berusaha dan berjuang keras untuk mencuri angka penuh, namun belum berhasil.
"Permainan PSMS cukup bagus, namun ke depan lebih ditingkatkan lagi," katanya.
Sementara itu pelatih Persiraja, Anwar mengatakan, anak didiknya telah berusaha untuk bisa mengalahkan tuan rumah PSMS. Namun, kemenangan itu belum berada di pihak timnya.
"Saya merasa bangga dengan pemain Persiraja bisa bermain imbang lawan PSMS," katanya.
Bahkan gawang PSMS yang dikawal M Halim lebih dulu kebobolan melalui pemain Persiraja, Zulkarnaen, pada menit ke-52.
Setelah ketinggalan, para pemain PSMS yang dimotori Affan Lubis, Faisal Azmi, dan Jecky Pasarella mencoba melancarkan serangan ke daerah pertahanan lawan. Satu serangan yang cukup tajam itu pun tidak sia-sia, dan membuahkan hasil melalui pemain PSMS, Ahmad Maulana Putra pada menit ke-60. Ia menjebol gawang Persiraja yang dijaga Masykur, sehingga kedudukan berubah menjadi 1-1.
Ribuan penonton yang menyaksikan pertandingan itu, terus memberikan dukungan terhadap tim PSMS diarsiteki pelatih Suimin Diharja. Sementara, pemain Persiraja, Erik Saputra, Muklis Sawang dan Esafah Pelo Benson, juga terus berusaha menekan pertahanan PSMS. Namun, sampai wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya peratandingan kedudukan 1-1 tak berubah.
Asisten pelatih PSMS, Nimrot Manalu usai pertandingan memuji kegigihan anak asuhnya pada pertandingan lawan Persiraja. Menurut dia, para pemain telah berusaha dan berjuang keras untuk mencuri angka penuh, namun belum berhasil.
"Permainan PSMS cukup bagus, namun ke depan lebih ditingkatkan lagi," katanya.
Sementara itu pelatih Persiraja, Anwar mengatakan, anak didiknya telah berusaha untuk bisa mengalahkan tuan rumah PSMS. Namun, kemenangan itu belum berada di pihak timnya.
"Saya merasa bangga dengan pemain Persiraja bisa bermain imbang lawan PSMS," katanya.
SMeCK Holigan Kumpulkan Sumbangan
MIRIS benar kondisi PSMS saat ini. Selain tidak punya uang, tim berjuluk Ayam Kinantan itu juga ditinggalkan sejumlah pengurusnya yang memilih tak lagi peduli dengan PSMS. Saban PSMS latihan, yang menemani hanyalah anak-anak yang cinta PSMS.
Lihat saja ketika PSMS berlatih, baik di Stadion Kebun Bunga maupun di Stadion Teladan. Sudah pasti puluhan bahkan sampai seratusan anak-anak dengan setia dan sabar menunggui PSMS berlatih. Tujuannya satu, ingin melihat PSMS dari dekat. Kadang anak-anak itu juga berburu tanda tangan pemain.
Hal itu cukuplah menemani PSMS dari rasa kesendirian yang teramat dalam. Di samping itu, kehadiran fans juga mampu meredam rasa letih dan penat seusai latihan. Apalagi kalau masih ada yang peduli.
Berbicara soal kepedulian, tampaknya yang lebih peduli memang fans dibanding pengurus sendiri. Selama ini pengurus lebih banyak sepele akan hal-hal yang dianggap kecil namun sebenarnya punya makna besar bagi soliditas tim.
Untuk itu, barisan Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Holigan akan coba menggedor hati pengurus. Ya, meniru kesuksesan penggalangan dana ala Prita Mulyasari yang berjuang melawan arogansi sebuah rumah sakit di Tangerang, SMeCK mencoba melakukan hal serupa.
Penggalangan sumbangan berupa koin untuk PSMS akan digeber mulai 27 Desember nanti, bertepatan dengan laga kontra Persiraja. Kegiatan itu akan terus digeber hingga 31 Desember mendatang, saat PSMS menjamu PSDS.
Di sela-sela penggalangan dana, kabarnya SMeCK juga akan menggelar live akustik di depan Stadion Teladan pada 31 Desember. Hal itu akan dilakukan mulai pagi hingga sore.
“Kita sudah begitu kecewa dengan sikap pengurus yang sama sekali tidak ada pedulinya. Entah apa yang ada di benak mereka. Semoga hati mereka terbuka ketika kami fans PSMS berharap ada masyarakat yang mau membantu PSMS,” kata Nata Simangunsong pentolan SMeCK di Stadion Teladan kemarin.
Dana hasil sumbangan masyarakat nanti, berapapun jumlahnya akan langsung diberikan kepada pemain dan pelatih. “Anggap ini bonus dari masyarakat. Kalau pengurus sudah gak peduli, jangan kita pikirkan. Karena masyarakat Medan masih banyak yang peduli,” sambung Nata yang langsung diamini anggota seperti Baho, Bani, Denzo, Bobi, Ardo, R Pak, Didi, Wayan dan Bdum yang selalu setia dampingi PSMS
Lihat saja ketika PSMS berlatih, baik di Stadion Kebun Bunga maupun di Stadion Teladan. Sudah pasti puluhan bahkan sampai seratusan anak-anak dengan setia dan sabar menunggui PSMS berlatih. Tujuannya satu, ingin melihat PSMS dari dekat. Kadang anak-anak itu juga berburu tanda tangan pemain.
Hal itu cukuplah menemani PSMS dari rasa kesendirian yang teramat dalam. Di samping itu, kehadiran fans juga mampu meredam rasa letih dan penat seusai latihan. Apalagi kalau masih ada yang peduli.
Berbicara soal kepedulian, tampaknya yang lebih peduli memang fans dibanding pengurus sendiri. Selama ini pengurus lebih banyak sepele akan hal-hal yang dianggap kecil namun sebenarnya punya makna besar bagi soliditas tim.
Untuk itu, barisan Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Holigan akan coba menggedor hati pengurus. Ya, meniru kesuksesan penggalangan dana ala Prita Mulyasari yang berjuang melawan arogansi sebuah rumah sakit di Tangerang, SMeCK mencoba melakukan hal serupa.
Penggalangan sumbangan berupa koin untuk PSMS akan digeber mulai 27 Desember nanti, bertepatan dengan laga kontra Persiraja. Kegiatan itu akan terus digeber hingga 31 Desember mendatang, saat PSMS menjamu PSDS.
Di sela-sela penggalangan dana, kabarnya SMeCK juga akan menggelar live akustik di depan Stadion Teladan pada 31 Desember. Hal itu akan dilakukan mulai pagi hingga sore.
“Kita sudah begitu kecewa dengan sikap pengurus yang sama sekali tidak ada pedulinya. Entah apa yang ada di benak mereka. Semoga hati mereka terbuka ketika kami fans PSMS berharap ada masyarakat yang mau membantu PSMS,” kata Nata Simangunsong pentolan SMeCK di Stadion Teladan kemarin.
Dana hasil sumbangan masyarakat nanti, berapapun jumlahnya akan langsung diberikan kepada pemain dan pelatih. “Anggap ini bonus dari masyarakat. Kalau pengurus sudah gak peduli, jangan kita pikirkan. Karena masyarakat Medan masih banyak yang peduli,” sambung Nata yang langsung diamini anggota seperti Baho, Bani, Denzo, Bobi, Ardo, R Pak, Didi, Wayan dan Bdum yang selalu setia dampingi PSMS
Tri Yudha Handoko Kawal Zulkarnaen
Pada laga hari ini, Zulkarnaen, salah satu pemain Persiraja musim ini tampaknya bakal mendapatkan kawalan ketat.
Pasalnya, pemain satu ini termasuk pemain yang paling berbahaya dari kubu Persiraja.
Bahkan Zulkarnaen masih mencatatkan diri sebagai top skor sementara Persiraja dengan koleksi tiga gol. Selain tajam, Zul-sapaan akrabnya juga kerap menyulitkan pemain bawah tim lawan karena pergerakannya yang cepat dan tepat waktu.
Terlebih Zul sempat ikuti seleksi di PSMS musim ini. Sudah barang tentu Zul akan mencoba menunjukkan kepada pengurus PSMS bahwa dia sebenarnya layak berkostum Kinantan. Ya, sepanjang melakoni seleksi bersama PSMS, sebenarnya Zul masuk daftar pemain yang diinginkan Suimin. Namun tidak terjadi kesepakatan kontrak antara pengurus dengan Zul. Alhasil Zul memilih hengkang.
Sepanjang mengikuti seleksi dengan PSMS, Zul juga sudah menunjukkan kalau dia itu striker produktif. Dalam beberapa ujicoba, Zul kerap menyumbangkan gol. Untuk itulah Suimin akan berusaha mematikan pergerakan pemain satu ini. Untuk urusan itu, tampaknya Suimin akan menugaskan Tri Yudha Handoko. Secara head to head, Yudha dianggap mampu mengatasi pergerakan Zul.
“Mungkin Zul akan lebih banyak merepotkan kita. Harus ada pemain yang siap mengawal dengan disiplin tinggi. Mungkin Yudha yang akan saya tugaskan,” kata Suimin.
Mendapatkan tugas itu, Yudha menyatakan siap menjalankan instruksi sesuai mau pelatih. “Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan strategi yang diterapkan. Semoga berhasil baik dan PSMS mampu meraih tiga angka,” bilang pemain yang baru saja menjalani sidang meja hijau skripsinya itu
Pasalnya, pemain satu ini termasuk pemain yang paling berbahaya dari kubu Persiraja.
Bahkan Zulkarnaen masih mencatatkan diri sebagai top skor sementara Persiraja dengan koleksi tiga gol. Selain tajam, Zul-sapaan akrabnya juga kerap menyulitkan pemain bawah tim lawan karena pergerakannya yang cepat dan tepat waktu.
Terlebih Zul sempat ikuti seleksi di PSMS musim ini. Sudah barang tentu Zul akan mencoba menunjukkan kepada pengurus PSMS bahwa dia sebenarnya layak berkostum Kinantan. Ya, sepanjang melakoni seleksi bersama PSMS, sebenarnya Zul masuk daftar pemain yang diinginkan Suimin. Namun tidak terjadi kesepakatan kontrak antara pengurus dengan Zul. Alhasil Zul memilih hengkang.
Sepanjang mengikuti seleksi dengan PSMS, Zul juga sudah menunjukkan kalau dia itu striker produktif. Dalam beberapa ujicoba, Zul kerap menyumbangkan gol. Untuk itulah Suimin akan berusaha mematikan pergerakan pemain satu ini. Untuk urusan itu, tampaknya Suimin akan menugaskan Tri Yudha Handoko. Secara head to head, Yudha dianggap mampu mengatasi pergerakan Zul.
“Mungkin Zul akan lebih banyak merepotkan kita. Harus ada pemain yang siap mengawal dengan disiplin tinggi. Mungkin Yudha yang akan saya tugaskan,” kata Suimin.
Mendapatkan tugas itu, Yudha menyatakan siap menjalankan instruksi sesuai mau pelatih. “Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menjalankan strategi yang diterapkan. Semoga berhasil baik dan PSMS mampu meraih tiga angka,” bilang pemain yang baru saja menjalani sidang meja hijau skripsinya itu
Khawatir Denda, Fans Dilarang Masuk Lapangan
ADA yang menarik saat digelarnya technical meeting yang berlangsung kemarin (26/12). Ya, pada acara yang juga dikemas dengan agenda jumpa pers itu, pihak panitia pelaksana (Panpel) pertandingan menyatakan bahwa tim tidak diperkenankan menyapa fans dengan cara mendatangi ke areal santle ban.
Menurut Panpel yang kali ini diwakili Fredy Hutabarat selaku Wakil Ketua Panpel, apabila tim melakukan victory lap atau ucapan terimakasih kepada fans dengan cara merapat ke arah tribun, dikhawatirkan banyak pendukung yang akan masuk lapangan.
Menurut regulasi Komdis PSSI, kalau sampai ada suporter yang masuk lapangan selain petugas, maka PSMS terancam kena sanksi. Sanksinya bukan tanggung, yakni ancaman menggelar laga tanpa penonton.
“Bukan tidak boleh menyapa fans. Silahkan saja mereka melakukan itu. Tapi kami harap hal itu dilakukan dari tengah lapangan saja dan jangan sampai ke arah tribun. Karena dikhawatirkan akan ada fans yang masuk lapangan. Kalau sudah begitu kita juga yang repot, karena terancam denda,” kata Fredy.
Memang, dalam dua laga terakhir di kandang, ratusan fans kerap masuk ke dalam lapangan untuk berinteraksi langsung dengan pemain dan pelatih. Hal ini riskan karena membuat keadaan seolah tak kondusif. Padahal maksudnya baik, hanya ingin memberikan motivasi.
“Itulah kondisnya. Komdis mana mau tahu hal itu. Yang jelas, ketika ada yang masuk lapangan ramai-ramai pikirnya ada keributan. Kita antisipasi hal itu agar jangan sampai terjadi,” lanjut Julius Raja.
Hal ini sempat disesalkan tim. Pasalnya acara penghormatan usai laga sudah menjadi tradisi sebagai ucapan terima kasih kepada suporter yang terus memberi dukungan sepanjang laga berlangsung
Intinya, dibutuhkan kerjasama antara pendukung setia PSMS agar tim ini bangkit ke depannya. Termasuk menjaga emosi saat menonton pertandingan
Menurut Panpel yang kali ini diwakili Fredy Hutabarat selaku Wakil Ketua Panpel, apabila tim melakukan victory lap atau ucapan terimakasih kepada fans dengan cara merapat ke arah tribun, dikhawatirkan banyak pendukung yang akan masuk lapangan.
Menurut regulasi Komdis PSSI, kalau sampai ada suporter yang masuk lapangan selain petugas, maka PSMS terancam kena sanksi. Sanksinya bukan tanggung, yakni ancaman menggelar laga tanpa penonton.
“Bukan tidak boleh menyapa fans. Silahkan saja mereka melakukan itu. Tapi kami harap hal itu dilakukan dari tengah lapangan saja dan jangan sampai ke arah tribun. Karena dikhawatirkan akan ada fans yang masuk lapangan. Kalau sudah begitu kita juga yang repot, karena terancam denda,” kata Fredy.
Memang, dalam dua laga terakhir di kandang, ratusan fans kerap masuk ke dalam lapangan untuk berinteraksi langsung dengan pemain dan pelatih. Hal ini riskan karena membuat keadaan seolah tak kondusif. Padahal maksudnya baik, hanya ingin memberikan motivasi.
“Itulah kondisnya. Komdis mana mau tahu hal itu. Yang jelas, ketika ada yang masuk lapangan ramai-ramai pikirnya ada keributan. Kita antisipasi hal itu agar jangan sampai terjadi,” lanjut Julius Raja.
Hal ini sempat disesalkan tim. Pasalnya acara penghormatan usai laga sudah menjadi tradisi sebagai ucapan terima kasih kepada suporter yang terus memberi dukungan sepanjang laga berlangsung
Intinya, dibutuhkan kerjasama antara pendukung setia PSMS agar tim ini bangkit ke depannya. Termasuk menjaga emosi saat menonton pertandingan
Nyeck di Tawar
Siapa yang meragukan kualitas pemain belakang sekelas Nyeck Nyobe. Berpostur ideal, punya visi permainan yang bagus dan dingin saat mengawal dan mematikan pergerakan lawan adalah ciri khas permainannya. Jadi, wajar jika banyak klub yang menginginkannya.
Buktinya, meski kini telah resmi berkostum PSMS, namun pemain berkebangsaan Kamerun ini tetap diminati klub lain. Kabar teranyar menyebutkan jika pemain berambut keriwil ini diincar kontestan Indonesia Super League asal Makassar, PSM. Isu ketertarikan PSM tadi berawal dari krisis yang terjadi di lini belakang klub berjuluk Juku Eja itu. Guna menambal lini belakang yang menurut mereka keropos, manajemen klub memasukkan nama Nyek Nyobe sebagai pemain buruan.
Dikonfirmasikan kepada Hendra DS, manajer tim PSMS didapat jawaban bahwa Nyeck tetap akan di PSMS karena dirinya telah terikat kontrak selama satu musim. “Nyeck kan sudah kita kontrak satu tahun. Dia harus menghormati kontrak itu,” kata Hendra.
Terkait rumor yang menghinggapi anak buahnya, Suimin Diharja, pelatih PSMS membenarkan hal itu. Menurutnya, ketika pertama kali mendengar kabar yang menyebutkan jika Nyek didekati kubu PSM, dirinya langsung menanyakan hal itu kepada yang bersangkutan. Hasilnya?
Tak sedikitpun Nyek berkelit kepada Suimin. “Saya dengar langsung dari dia (Nyek Nyobe, Red) memang begitu. Tapi saya belum tahu sejauh mana negosiasi antara Nyek dan kubu PSM tadi,” terang Suimin.
Kondisi ini jelas membuat Suimin Diharja was-awas. Mantan pelatih Persikabo ini khawatir jika rumor yang menghinggapi Nyek dapat menggangu konsentrasi pemain lainnya jelang berhadapan dengan Persiraja, Mingggu (27/12) besok.
Beruntung, ketika hati Suimin gundah memikirkan nasib timnya yang terancam kehilangan pemain pilar, di saat itu pula Nyek Nyobe justru memberi jaminan jika dirinya akan tetap berkostum Ayam Kinantan, setidaknya hingga satu kusim ke depan.
“Saya tanya kepadanya, apa keputusan kamu terhadap tawaran PSM? Dia menjawab, jangan permasalahkan hal itu, karena semuanya tergantung kepada anda sebagai pelatih. Artinya, Jika saya merestuinya pindah ke PSM, maka dia akan hengkang. Tapi, bila saya masih mengingkannya bertahan, maka dia akan tetap berada di tim ini,” beber Suimin.
Jelas terasa jika ikatan batin antara Nyek Nyobe dan Suimin bukan sekedar ikatan batin antara seorang pemain dan sang pelatih. Tapi lebih dari itu, minimnya perhatian yang didapat pemain dari jajaran pengurus PSMS membuat pemain dan pelatih memiliki ikatan batin layaknya antara seorang anak dan orang tua.
Apalagi, selama menangani PSMS, Suimin kerap bertindak sebagai wadah untuk menampung keluh kesah para pemainnya. Padahal, di sisi lain, para pengurus, jangankan memberi perhatian, untuk hadir menyaksikan PSMS berlatih pun sangat jarang mereka lakukan.
Ya, walaupun hanya menonton, namun kehadiran sosok pengurus yang mau peduli dengan kondisi tim, memang sangat diharapkan. “Inilah kondisinya. Kita memang sangat membutuhkan figur pengurus yang mau peduli dengan keadaan tim ini secara menyeluruh,” bilang Suimin
“Kalau masalah finansial, bukan kali ini saja sulit. Dari dulu juga memang sudah sulit. Tapi, dulu pengurus sering memberikan suport kepada pemain sehingga motivasi pemain tetap membara. Nah, kalau sekarang, jangankan peduli dengan menanyakan kondisi kesehatan pemain, untuk datang melihat pemain berlatih saja pun bisa dihitung, siapa-siapa saja pengurus yang aktif,” sesal Suimin
Buktinya, meski kini telah resmi berkostum PSMS, namun pemain berkebangsaan Kamerun ini tetap diminati klub lain. Kabar teranyar menyebutkan jika pemain berambut keriwil ini diincar kontestan Indonesia Super League asal Makassar, PSM. Isu ketertarikan PSM tadi berawal dari krisis yang terjadi di lini belakang klub berjuluk Juku Eja itu. Guna menambal lini belakang yang menurut mereka keropos, manajemen klub memasukkan nama Nyek Nyobe sebagai pemain buruan.
Dikonfirmasikan kepada Hendra DS, manajer tim PSMS didapat jawaban bahwa Nyeck tetap akan di PSMS karena dirinya telah terikat kontrak selama satu musim. “Nyeck kan sudah kita kontrak satu tahun. Dia harus menghormati kontrak itu,” kata Hendra.
Terkait rumor yang menghinggapi anak buahnya, Suimin Diharja, pelatih PSMS membenarkan hal itu. Menurutnya, ketika pertama kali mendengar kabar yang menyebutkan jika Nyek didekati kubu PSM, dirinya langsung menanyakan hal itu kepada yang bersangkutan. Hasilnya?
Tak sedikitpun Nyek berkelit kepada Suimin. “Saya dengar langsung dari dia (Nyek Nyobe, Red) memang begitu. Tapi saya belum tahu sejauh mana negosiasi antara Nyek dan kubu PSM tadi,” terang Suimin.
Kondisi ini jelas membuat Suimin Diharja was-awas. Mantan pelatih Persikabo ini khawatir jika rumor yang menghinggapi Nyek dapat menggangu konsentrasi pemain lainnya jelang berhadapan dengan Persiraja, Mingggu (27/12) besok.
Beruntung, ketika hati Suimin gundah memikirkan nasib timnya yang terancam kehilangan pemain pilar, di saat itu pula Nyek Nyobe justru memberi jaminan jika dirinya akan tetap berkostum Ayam Kinantan, setidaknya hingga satu kusim ke depan.
“Saya tanya kepadanya, apa keputusan kamu terhadap tawaran PSM? Dia menjawab, jangan permasalahkan hal itu, karena semuanya tergantung kepada anda sebagai pelatih. Artinya, Jika saya merestuinya pindah ke PSM, maka dia akan hengkang. Tapi, bila saya masih mengingkannya bertahan, maka dia akan tetap berada di tim ini,” beber Suimin.
Jelas terasa jika ikatan batin antara Nyek Nyobe dan Suimin bukan sekedar ikatan batin antara seorang pemain dan sang pelatih. Tapi lebih dari itu, minimnya perhatian yang didapat pemain dari jajaran pengurus PSMS membuat pemain dan pelatih memiliki ikatan batin layaknya antara seorang anak dan orang tua.
Apalagi, selama menangani PSMS, Suimin kerap bertindak sebagai wadah untuk menampung keluh kesah para pemainnya. Padahal, di sisi lain, para pengurus, jangankan memberi perhatian, untuk hadir menyaksikan PSMS berlatih pun sangat jarang mereka lakukan.
Ya, walaupun hanya menonton, namun kehadiran sosok pengurus yang mau peduli dengan kondisi tim, memang sangat diharapkan. “Inilah kondisinya. Kita memang sangat membutuhkan figur pengurus yang mau peduli dengan keadaan tim ini secara menyeluruh,” bilang Suimin
“Kalau masalah finansial, bukan kali ini saja sulit. Dari dulu juga memang sudah sulit. Tapi, dulu pengurus sering memberikan suport kepada pemain sehingga motivasi pemain tetap membara. Nah, kalau sekarang, jangankan peduli dengan menanyakan kondisi kesehatan pemain, untuk datang melihat pemain berlatih saja pun bisa dihitung, siapa-siapa saja pengurus yang aktif,” sesal Suimin
Saturday, December 26, 2009
PSMS beruntung jeda lama
MEDAN - PSMS Medan merasa diuntungkan dengan jeda pertandingan yang cukup lama pada lanjutan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010.
Andainya itu tidak terjadi, makan kondisi pemain yang hampir 40 persen cedera akan sulit maksimal menghadapi Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan Medan, Minggu nanti.
Pelatih Suimin Dihardja mengatakan, masa istirahat yang cukup lama sangat menguntungkan timnya karena bisa digunakan sebagai proses penyembuhan beberapa pemain cedera.
Ia menyebutkan, beberapa pemain yang mengalami cedera adalah Selamet Riyadi (otot urat tumit), Sony Gunawan (bahu), Hardi Citra (paha) dan Edu Juanda, Osas Saha dan Afandi Lubis. Beruntung, tiga nama terakhir mulai sembuh dan telah mengikuti latihan bersama pemain lainnya.
PSMS memiliki jeda pertandingan sekitar 10 hari sejak kekalahan dari Persipasi di Bekasi, dua pekan lalu. Menurut Suimin, masa istirahat yang cukup lama ini juga akan dimanfaatkan untuk menutup kekurangan timnya dengan melakukan ujicoba sesama pemain.
Ia mengatakan, meskipun hanya uji coba antar pemain tetapi itu sifatnya resmi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pemain inti maupun pemain pelapis. Dengan uji coba tersebut, dirinya bisa mengetahui perkembangan kedisiplinan dan komunikasi antar pemain terutama pemain belakang. "Saya masih fokus pada kedisiplinan dan koordinasi antar pemain," katanya.
Pada latihan Kamis, striker Osas Saha sudah menemui dirinya dan siap merumput pada Minggu nanti. "Saha memang sudah berkonsultasi dengan saya dan dia mengatakan melawan Persiraja siap untuk diturunkan sebagai striker. Saya memang tidak memaksa dia, biar dia sendiri yang merasa siap," tutur Suimin.
Selain itu, pelatih kampung itu juga menempa fisik pemain. Menanggapi pemain laga Minggu nanti, Suimin mengatakan sudah menyiapkan pemain pengganti seandainya tiga pemain pilarnya belum sembuh.
Sony Gunawan kemungkinan diganti Irwin, Selamet Riyadi dengan Chico Maradona, sementara posisi Hardi Citra diisi Affandi Lubis atau Kamil Sembiring. "Siapa yang dimainkan, tergantung siapa yang lebih siap," katanya
Andainya itu tidak terjadi, makan kondisi pemain yang hampir 40 persen cedera akan sulit maksimal menghadapi Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan Medan, Minggu nanti.
Pelatih Suimin Dihardja mengatakan, masa istirahat yang cukup lama sangat menguntungkan timnya karena bisa digunakan sebagai proses penyembuhan beberapa pemain cedera.
Ia menyebutkan, beberapa pemain yang mengalami cedera adalah Selamet Riyadi (otot urat tumit), Sony Gunawan (bahu), Hardi Citra (paha) dan Edu Juanda, Osas Saha dan Afandi Lubis. Beruntung, tiga nama terakhir mulai sembuh dan telah mengikuti latihan bersama pemain lainnya.
PSMS memiliki jeda pertandingan sekitar 10 hari sejak kekalahan dari Persipasi di Bekasi, dua pekan lalu. Menurut Suimin, masa istirahat yang cukup lama ini juga akan dimanfaatkan untuk menutup kekurangan timnya dengan melakukan ujicoba sesama pemain.
Ia mengatakan, meskipun hanya uji coba antar pemain tetapi itu sifatnya resmi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pemain inti maupun pemain pelapis. Dengan uji coba tersebut, dirinya bisa mengetahui perkembangan kedisiplinan dan komunikasi antar pemain terutama pemain belakang. "Saya masih fokus pada kedisiplinan dan koordinasi antar pemain," katanya.
Pada latihan Kamis, striker Osas Saha sudah menemui dirinya dan siap merumput pada Minggu nanti. "Saha memang sudah berkonsultasi dengan saya dan dia mengatakan melawan Persiraja siap untuk diturunkan sebagai striker. Saya memang tidak memaksa dia, biar dia sendiri yang merasa siap," tutur Suimin.
Selain itu, pelatih kampung itu juga menempa fisik pemain. Menanggapi pemain laga Minggu nanti, Suimin mengatakan sudah menyiapkan pemain pengganti seandainya tiga pemain pilarnya belum sembuh.
Sony Gunawan kemungkinan diganti Irwin, Selamet Riyadi dengan Chico Maradona, sementara posisi Hardi Citra diisi Affandi Lubis atau Kamil Sembiring. "Siapa yang dimainkan, tergantung siapa yang lebih siap," katanya
Ada Asa
MEDAN- Pada simulasi yang digelar kemarin (23/12) skema permainan yang bakal diterapkan PSMS saat meladeni Persiraja Minggu (27/12) nanti, terlihat bayak mengalami peningkatan.
Padahal kalau mau jujur, Suimin Diharja, pelatih PSMS masih dipusingkan dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
“Meskipun banyak kendala yang kita hadapi menatap laga kontra Persiraja, namun kita tetap membiarkan lawan memetik poin penuh di hadapan suporter kita. Karenanya, anak-anak harus mampu menampilkan permainan terbaik,” katanya usai menggelar latihan rutin di Stadion Teladan sore kemarin.
Beruntung arah ke sana sudah mulai terlihat. Saat simulasi kemarin digelar, Suimin cukup puas dengan performa yang diperagakan anak asuhnya. Ya walaupun saat memimpin latihan Suimin tetap harus berulang kali berteriak dan menghentikan jalannya latihan, karena belum sesuai dengan harapan.
“Secara keseluruhan anak-anak sudah mulai mengerti strategi permainan yang kita kehendaki. Besok pagi (hari ini-Red) tinggal pemantapan selanjutnya,” lanjut Suimin.
Sedikit asa untuk mengamankan laga kandang kontra Persiraja kian meninggi, ketika Osas Saha juga sudah bisa mengikuti latihan. Cedera engkelnya memang belum kambuh benar. Namun Saha sudah bisa berlari dan ikut instruksi latihan dengan penuh. Kemungkinan Saha bisa dimainkan pun kembali terbuka.
“Masih sedikit masalah. Saya sudah bisa berlari namun belum bisa melakukan gerakan balik badan dengan tempo tinggi. Tapi saya yakin bisa turun saat melawan Persiraja,” beber Saha.
Nah, dengan demikian bertambah lagi satu skuad yang diprediksi bisa dimainkan.
Namun di lini belakang tampaknya masih perlu modifikasi. Slamet Riyadi palang pintu PSMS yang juga kapten tim belum pulih benar. Walaupun Slamet mengaku sudah bisa berlari, namun dia masih merasakan sakit pada tumitnya saat melompat.
Dengan begitu, komposisi lini belakang yang tanpa Slamet akan dipercayakan kepada Nyeck Nyobe. Awalnya bek tinggi besar asal Kamerun itu diproyeksikan menjadi striker. Namun hal itu tampaknya urung dilakukan Suimin, karena punya risiko tinggi.
“Nyeck akan tetap main di belakang. Kalau dia dipasang jadi striker, kita tidak punya stok pemain di belakang. Kalau dipaksakan, Persiraja punya beberapa pilar yang liar di kota penalti. Ini sangat berisiko,” kata Suimin. “Slamet sendiri masih belum pulih. Dia minta waktu sampai hari ini. Kita tunggu saja,” pungkasnya.
Padahal kalau mau jujur, Suimin Diharja, pelatih PSMS masih dipusingkan dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
“Meskipun banyak kendala yang kita hadapi menatap laga kontra Persiraja, namun kita tetap membiarkan lawan memetik poin penuh di hadapan suporter kita. Karenanya, anak-anak harus mampu menampilkan permainan terbaik,” katanya usai menggelar latihan rutin di Stadion Teladan sore kemarin.
Beruntung arah ke sana sudah mulai terlihat. Saat simulasi kemarin digelar, Suimin cukup puas dengan performa yang diperagakan anak asuhnya. Ya walaupun saat memimpin latihan Suimin tetap harus berulang kali berteriak dan menghentikan jalannya latihan, karena belum sesuai dengan harapan.
“Secara keseluruhan anak-anak sudah mulai mengerti strategi permainan yang kita kehendaki. Besok pagi (hari ini-Red) tinggal pemantapan selanjutnya,” lanjut Suimin.
Sedikit asa untuk mengamankan laga kandang kontra Persiraja kian meninggi, ketika Osas Saha juga sudah bisa mengikuti latihan. Cedera engkelnya memang belum kambuh benar. Namun Saha sudah bisa berlari dan ikut instruksi latihan dengan penuh. Kemungkinan Saha bisa dimainkan pun kembali terbuka.
“Masih sedikit masalah. Saya sudah bisa berlari namun belum bisa melakukan gerakan balik badan dengan tempo tinggi. Tapi saya yakin bisa turun saat melawan Persiraja,” beber Saha.
Nah, dengan demikian bertambah lagi satu skuad yang diprediksi bisa dimainkan.
Namun di lini belakang tampaknya masih perlu modifikasi. Slamet Riyadi palang pintu PSMS yang juga kapten tim belum pulih benar. Walaupun Slamet mengaku sudah bisa berlari, namun dia masih merasakan sakit pada tumitnya saat melompat.
Dengan begitu, komposisi lini belakang yang tanpa Slamet akan dipercayakan kepada Nyeck Nyobe. Awalnya bek tinggi besar asal Kamerun itu diproyeksikan menjadi striker. Namun hal itu tampaknya urung dilakukan Suimin, karena punya risiko tinggi.
“Nyeck akan tetap main di belakang. Kalau dia dipasang jadi striker, kita tidak punya stok pemain di belakang. Kalau dipaksakan, Persiraja punya beberapa pilar yang liar di kota penalti. Ini sangat berisiko,” kata Suimin. “Slamet sendiri masih belum pulih. Dia minta waktu sampai hari ini. Kita tunggu saja,” pungkasnya.
Mimosa Pudica Subur di Rumput Teladan
Mungkin Anda jarang mendengar kata Mimosa Pudica L. Namun ketika disebut bunga putri malu, mungkin kita langsung paham.
Ya, “putri malu” yang dalam bahasa latin biasa disebut Mimosa Pudica L merupakan tumbuhan berduri dengan ciri daun bisa menutup dengan sendirinya saat disentuh, dan akan kembali terbuka setelah beberapa waktu.
Tumbuhan satu ini belakangan semakin jarang terlihat di perkotaan. Karena tumbuhan yang masuk kategori tumbuhan berkeping dua itu bisa dibilang semi parasit karena tumbuh di antara rerumputan liar. Sedangkan di kota sudah tentu jarang ada rumput liar.
Tapi, kalau anda masih penasaran dan ingin melihat keberadaan “putri malu” di tengah kota, tidak usah jauh-jauh, datang saja ke Stadion Teladan saat melihat skuad PSMS berlatih. Lantas, amatilah dengan seksama hamparan rumput lapangan yang warnanya beda. Di antara rumputan yang beda warna itulah tumbuh subur putri malu.
Perubahan warna pada rumput lapangan dikarenakan, pengerjaan renovasi tidak berjalan dengan perencanaan yang matang. Lebih tepatnya dikerjakan asal jadi.
Untuk urusan rumput, pekerja renovasi hanya menyisip rumput baru di antara rumput lama. Masalahnya, jenis rumput yang disisip itu beda dengan rumput lama. Walhasil, jadilah lapangan di Stadion Teladan warna-warni. Ada hijau muda, ada hijau tua.
Kualitas rumput sisipan itupun tampaknya sangat rendah. Pertumbuhannya pun tak stabil, karena ada yang masih pendek dan ada yang sudah panjang. Menariknya, si “putri malu” tadi rupanya gemar rumbuh di rumput sisipan itu. Sepintas di lihat, rumput itu tampaknya sama kualitasnya dengan rumput yang biasa tumbuh di sembarang tempat, alias rumput liar. Orang bilang itu rumput gajah!
Nah, tanda tanya pun kian mengemuka di antara pendukung PSMS. Terlebih kabarnya renovasi Stadion Teladan memakan anggaran sekitar Rp1,5 milyar. Memang mata kita sudah agak sejuk ketika memandang warna-warni tempat duduk penonton. Ruang dalam juga sudah cukup baik. Masalahnya, kenapa lapangan yang merupakan hal wajib bagus dalam satu stadion seperti terlupakan.
“Ada yang kurang sip dari renovasi Teladan. Yakni lapangannya yang tak rata dan rumputnya yang belang-belang. Padahal katanya dana renovasinya besar,” beber Johan fans PSMS yang selalu menonton PSMS latihan.
Di samping ditumbuhi putri malu, tanah lapangan juga tidak rata. Beberapa pilar PSMS sudah jadi korban terjalnya tanah di lapangan Teladan.
Ya, “putri malu” yang dalam bahasa latin biasa disebut Mimosa Pudica L merupakan tumbuhan berduri dengan ciri daun bisa menutup dengan sendirinya saat disentuh, dan akan kembali terbuka setelah beberapa waktu.
Tumbuhan satu ini belakangan semakin jarang terlihat di perkotaan. Karena tumbuhan yang masuk kategori tumbuhan berkeping dua itu bisa dibilang semi parasit karena tumbuh di antara rerumputan liar. Sedangkan di kota sudah tentu jarang ada rumput liar.
Tapi, kalau anda masih penasaran dan ingin melihat keberadaan “putri malu” di tengah kota, tidak usah jauh-jauh, datang saja ke Stadion Teladan saat melihat skuad PSMS berlatih. Lantas, amatilah dengan seksama hamparan rumput lapangan yang warnanya beda. Di antara rumputan yang beda warna itulah tumbuh subur putri malu.
Perubahan warna pada rumput lapangan dikarenakan, pengerjaan renovasi tidak berjalan dengan perencanaan yang matang. Lebih tepatnya dikerjakan asal jadi.
Untuk urusan rumput, pekerja renovasi hanya menyisip rumput baru di antara rumput lama. Masalahnya, jenis rumput yang disisip itu beda dengan rumput lama. Walhasil, jadilah lapangan di Stadion Teladan warna-warni. Ada hijau muda, ada hijau tua.
Kualitas rumput sisipan itupun tampaknya sangat rendah. Pertumbuhannya pun tak stabil, karena ada yang masih pendek dan ada yang sudah panjang. Menariknya, si “putri malu” tadi rupanya gemar rumbuh di rumput sisipan itu. Sepintas di lihat, rumput itu tampaknya sama kualitasnya dengan rumput yang biasa tumbuh di sembarang tempat, alias rumput liar. Orang bilang itu rumput gajah!
Nah, tanda tanya pun kian mengemuka di antara pendukung PSMS. Terlebih kabarnya renovasi Stadion Teladan memakan anggaran sekitar Rp1,5 milyar. Memang mata kita sudah agak sejuk ketika memandang warna-warni tempat duduk penonton. Ruang dalam juga sudah cukup baik. Masalahnya, kenapa lapangan yang merupakan hal wajib bagus dalam satu stadion seperti terlupakan.
“Ada yang kurang sip dari renovasi Teladan. Yakni lapangannya yang tak rata dan rumputnya yang belang-belang. Padahal katanya dana renovasinya besar,” beber Johan fans PSMS yang selalu menonton PSMS latihan.
Di samping ditumbuhi putri malu, tanah lapangan juga tidak rata. Beberapa pilar PSMS sudah jadi korban terjalnya tanah di lapangan Teladan.
Chiko Siap Jalani Debut
Krisis di lini belakang PSMS, tampaknya menjadi berkah tersendiri bagi Chiko Maradona. Pemain bertinggi 183cm itu siap melakoni debutnya bersama PSMS musim ini, seandainya dia diberikan kesempatan oleh pelatih.
Pasca cederanya Slamet dan menurunnya kebugaran Deni Wahyudi, mau tak mau Suimin harus mulai memperhatikan pemain lain yang lebih sering parkir di bangku cadangan.
Salah satu yang kerap diparkir adalah Chiko Maradona. Bahkan di tubuh tim saat ini, tercatat tinggal dua pemain yang didaftar namun belum pernah diturunkan. Chiko dan Kamil Sembiring.
Bahkan kalau diberikan kesempatan turun pada laga kontra Persiraja, Chiko akan menganggap laga itu sebagai laga balas dendam. Memang tak ada kaitannya antara perseteruan PSMS versus Persiraja.
Namun pemain yang bekerja sebagai sekuriti Bank Sumut itu ternyata punya dendam khusus kepada tim BPD Aceh, yang mayoritas pemainnya adalah pemain Persiraja. Kebetulan, Chiko masuk skuad Bank Sumut dan ketika tanding dengan tim BPD Aceh selalu kalah lewat adu penalti.
“Dalam dua pertemuan Bank Sumut vs BPD Aceh kami selalu kalah adu penalti. Makanya jika nanti saya diberi kepercayaan untuk main, saya akan anggap laga itu sebagai laga balas dendam,” beber Chiko.
“Tapi sebelum melakoni pertandingan itu, tentunya saya wajib meningkatkan performa permainan sehingga pelatih tak merasa ragu dengan kemampuan yang saya miliki ,” sambung pengidola Alesandro Nesta itu.
Untuk urusan pengalaman, sebenarnya Chiko tidak miskin jam terbang. Selain main untuk Bank Sumut, Chiko juga pernah memperkuat PSMS Junior sejak 2002-2004.
Tahun 2004, pemain kelahiran 4 Juli 1986 itu main untuk Persijam Jambi. Setahun berikutnya, giliran PS Muba Banyuasin yang dibela. Tahun 2007, Chiko masuk skuad PSMS U-23. Sedangkan tahun 2008, Chiko memperkuat Medan Jaya.
“Secara keseluruhan, saya siap untuk diturunkan. Tapi itu tergantu kebutuhan tim dan kepercayaan pelatih. Intinya saya akan mencoba memberikan yang terbaik bagi tim ini,” pungkasnya.
Pasca cederanya Slamet dan menurunnya kebugaran Deni Wahyudi, mau tak mau Suimin harus mulai memperhatikan pemain lain yang lebih sering parkir di bangku cadangan.
Salah satu yang kerap diparkir adalah Chiko Maradona. Bahkan di tubuh tim saat ini, tercatat tinggal dua pemain yang didaftar namun belum pernah diturunkan. Chiko dan Kamil Sembiring.
Bahkan kalau diberikan kesempatan turun pada laga kontra Persiraja, Chiko akan menganggap laga itu sebagai laga balas dendam. Memang tak ada kaitannya antara perseteruan PSMS versus Persiraja.
Namun pemain yang bekerja sebagai sekuriti Bank Sumut itu ternyata punya dendam khusus kepada tim BPD Aceh, yang mayoritas pemainnya adalah pemain Persiraja. Kebetulan, Chiko masuk skuad Bank Sumut dan ketika tanding dengan tim BPD Aceh selalu kalah lewat adu penalti.
“Dalam dua pertemuan Bank Sumut vs BPD Aceh kami selalu kalah adu penalti. Makanya jika nanti saya diberi kepercayaan untuk main, saya akan anggap laga itu sebagai laga balas dendam,” beber Chiko.
“Tapi sebelum melakoni pertandingan itu, tentunya saya wajib meningkatkan performa permainan sehingga pelatih tak merasa ragu dengan kemampuan yang saya miliki ,” sambung pengidola Alesandro Nesta itu.
Untuk urusan pengalaman, sebenarnya Chiko tidak miskin jam terbang. Selain main untuk Bank Sumut, Chiko juga pernah memperkuat PSMS Junior sejak 2002-2004.
Tahun 2004, pemain kelahiran 4 Juli 1986 itu main untuk Persijam Jambi. Setahun berikutnya, giliran PS Muba Banyuasin yang dibela. Tahun 2007, Chiko masuk skuad PSMS U-23. Sedangkan tahun 2008, Chiko memperkuat Medan Jaya.
“Secara keseluruhan, saya siap untuk diturunkan. Tapi itu tergantu kebutuhan tim dan kepercayaan pelatih. Intinya saya akan mencoba memberikan yang terbaik bagi tim ini,” pungkasnya.
Thursday, December 24, 2009
SELAMAT NATAL & TAHUN BARU 2010
!!!!!Kenapa?
Suimin Diharja, pelatih PSMS kemarin (22/12) mengeluhkan sakit di pundaknya. Menurutnya, inilah yang menjadi penyebab kenapa dirinya absen melatih punggawa Ayam Kinantan dalam dua kesempatan.
Kendati demikian, Suimin tak menamipik jika penyakit yang dideritanya ini terkait dengan beratnya beban yang harus dipikulnya dalam satu pekan ke depan tatkala mengarungi kerasnya persaingan di ajang Divisi Utama Liga Indonesia.
Bayangkan, Minggu (27/12) nanti PSMS akan menjamu Persiraja dalam lanjutan Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Biasanya, setiap kali menatap laga kandang, seluruh pemain sangat percaya diri untuk memenangi pertandingan. Tapi kali ini tidak. Bukan hanya itu, untuk dapat menghindar dari kekalahan pun Suimin dipaksa untuk memutar otaknya guna memikirkan strategi yang paling tepat sehubungan dengan minimnya pemain yang dimiliki akibat cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Ditengarai, inilah yang membebani pikiran Suimin sehingga mempengaruhi kesehatannya.
Saat ini, pelatih 58 tahun itu lebih banyak berdiam diri. Di ruang kerjanya yang terdapat di Mess Kebun Bunga, tak henti Suimin mengorat-oret kemungkinan skema yang bakal diterapkannya. Pilihan-pilihan dilematis pun kian menambah berat beban pikirannya.
Pasalnya, saat ini Suimin hanya memiliki 15 pemain yang sedang berada pada top performa dan siap dimainkan ketika menjamu Persiraja Banda Aceh. Sialnya, jumlah itu sudah termasuk dua penjaga gawang. Artinya, Suimin hanya punya 13 pemain.
Ke-13 pemain itu adalah : Nyeck Nyobe, Maulana, Dodi Rahwana, Faisal Azmi, Bambang Tri Sanjaya, Tri Yudha Handoko, Affan Lubis, Jecky Pasarela, Syaiful Ramadhan, A Kamil Sembiring, Heri Suwondo, Chiko Maradona, Edu Juanda.
Dari nama itu, Edu Juanda sebenarnya masih masuk daftar tanda tanya, karena pada dasarnya cedera yang dialaminya belum pulih 100 persen. Nah, di luar 13 pemain itu, hingga saat ini masih berkutat dengan beragam problem. Utamanya adalah cedera dan sakit.
“Ya inilah fakta yang ada. PSMS selalu dituntut meraih hasil bagus. Masalahnya, saat ini tim sedang berada dalam kondisi babak belur. Harapan saya cuma satu, yakni bisa memainkan seluruh pemain yang tersisa,” kata Suimin.
“Tapi kemungkinan untuk itu sangat tipis. Kalaupun ada pemain yang mengalami peningkatan kebugaran, saya pikir waktunya takkan cukup bagi mereka untuk tampil maksimal di laga pekan ini,” lanjut kakek dua cucu itu.
Untuk menyiasati hal ini, Suimin sudah mencoba bicara kepada manajemen agar mendaftarkan sejumlah pemain magang yang dimiliki PSMS. Ada dua nama yang siap diproyeksikan menjadi skuad utama, yakni Rachi Kumar dan Usman Maghribi.
Ariel Guiteres juga dalam kondisi oke untuk didaftarkan. Tapi semua harapan itu patah, karena manajemen bilang penambahan pemain hanya bisa dilakukan di jeda paruh musim nanti.
Kendati demikian, Suimin tak menamipik jika penyakit yang dideritanya ini terkait dengan beratnya beban yang harus dipikulnya dalam satu pekan ke depan tatkala mengarungi kerasnya persaingan di ajang Divisi Utama Liga Indonesia.
Bayangkan, Minggu (27/12) nanti PSMS akan menjamu Persiraja dalam lanjutan Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Biasanya, setiap kali menatap laga kandang, seluruh pemain sangat percaya diri untuk memenangi pertandingan. Tapi kali ini tidak. Bukan hanya itu, untuk dapat menghindar dari kekalahan pun Suimin dipaksa untuk memutar otaknya guna memikirkan strategi yang paling tepat sehubungan dengan minimnya pemain yang dimiliki akibat cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Ditengarai, inilah yang membebani pikiran Suimin sehingga mempengaruhi kesehatannya.
Saat ini, pelatih 58 tahun itu lebih banyak berdiam diri. Di ruang kerjanya yang terdapat di Mess Kebun Bunga, tak henti Suimin mengorat-oret kemungkinan skema yang bakal diterapkannya. Pilihan-pilihan dilematis pun kian menambah berat beban pikirannya.
Pasalnya, saat ini Suimin hanya memiliki 15 pemain yang sedang berada pada top performa dan siap dimainkan ketika menjamu Persiraja Banda Aceh. Sialnya, jumlah itu sudah termasuk dua penjaga gawang. Artinya, Suimin hanya punya 13 pemain.
Ke-13 pemain itu adalah : Nyeck Nyobe, Maulana, Dodi Rahwana, Faisal Azmi, Bambang Tri Sanjaya, Tri Yudha Handoko, Affan Lubis, Jecky Pasarela, Syaiful Ramadhan, A Kamil Sembiring, Heri Suwondo, Chiko Maradona, Edu Juanda.
Dari nama itu, Edu Juanda sebenarnya masih masuk daftar tanda tanya, karena pada dasarnya cedera yang dialaminya belum pulih 100 persen. Nah, di luar 13 pemain itu, hingga saat ini masih berkutat dengan beragam problem. Utamanya adalah cedera dan sakit.
“Ya inilah fakta yang ada. PSMS selalu dituntut meraih hasil bagus. Masalahnya, saat ini tim sedang berada dalam kondisi babak belur. Harapan saya cuma satu, yakni bisa memainkan seluruh pemain yang tersisa,” kata Suimin.
“Tapi kemungkinan untuk itu sangat tipis. Kalaupun ada pemain yang mengalami peningkatan kebugaran, saya pikir waktunya takkan cukup bagi mereka untuk tampil maksimal di laga pekan ini,” lanjut kakek dua cucu itu.
Untuk menyiasati hal ini, Suimin sudah mencoba bicara kepada manajemen agar mendaftarkan sejumlah pemain magang yang dimiliki PSMS. Ada dua nama yang siap diproyeksikan menjadi skuad utama, yakni Rachi Kumar dan Usman Maghribi.
Ariel Guiteres juga dalam kondisi oke untuk didaftarkan. Tapi semua harapan itu patah, karena manajemen bilang penambahan pemain hanya bisa dilakukan di jeda paruh musim nanti.
A Kamil Sembiring Punya Kans Diturunkan
AWALNYA keberadaan A Kamil Sembiring, striker muda PSMS musim ini diplot sebagai pemain magang. Usianya baru 18 tahun. Tapi putra Jonny Sembiring ini punya garis bakat yang cukup kental sebagai seorang pebola. Karenanya, Suimin tak ragu memasukkan pemain bernomor punggung sembilan itu ke dalam skuad yang didaftarkan ke Liga.
Memang, sejauh ini Suimin belum banyak memberinya kesempatan merumput. Berbagai pertimbangan menjadi alasan utama akan hal itu.
Melawan Persiraja nanti, Kamil tampaknya punya kans yang cukup terbuka untuk diturunkan. Mungkin tidak jadi starter. Namun akan masuk line up. Begitupun, harus tergantung kesiapan terakhir si pemain sendiri. Kabarnya, Kamil sedang dalam kondisi yang tidak begitu bugar karena mengalami cedera ringan.
Peluang pengagum CR9 itu untuk diturunkan tetap ada. Cedera sejumlah pemain yang membuat hal itu jadi mungkin. “Kalau memungkinkan, Kamil bisa masuk line up. Bahkan dia juga bisa saja diturunkan. Asal dia mampu lepas dari beban yang melandanya selama ini. Saya harap dia dalam kondisi bugar saat laga nanti, jadi saya punya pilihan,” kata Suimin mengomentari anak buahnya itu.
Lantas apa kata Kamil? Merendah plus antusias, Kamil menyatakan akan berusaha menjaga kepercayaan pelatih seandainya dia diberikan kesempatan. Ya walaupun Kamil tak memungkiri kalau dirinya masih menyimpan grogi sebagai pemain muda. “Kalau saya bugar, saya akan sangat senang kalau diberikan kesempatan tampil. Tapi itu semua tergantung pelatih,” bebernya
Memang, sejauh ini Suimin belum banyak memberinya kesempatan merumput. Berbagai pertimbangan menjadi alasan utama akan hal itu.
Melawan Persiraja nanti, Kamil tampaknya punya kans yang cukup terbuka untuk diturunkan. Mungkin tidak jadi starter. Namun akan masuk line up. Begitupun, harus tergantung kesiapan terakhir si pemain sendiri. Kabarnya, Kamil sedang dalam kondisi yang tidak begitu bugar karena mengalami cedera ringan.
Peluang pengagum CR9 itu untuk diturunkan tetap ada. Cedera sejumlah pemain yang membuat hal itu jadi mungkin. “Kalau memungkinkan, Kamil bisa masuk line up. Bahkan dia juga bisa saja diturunkan. Asal dia mampu lepas dari beban yang melandanya selama ini. Saya harap dia dalam kondisi bugar saat laga nanti, jadi saya punya pilihan,” kata Suimin mengomentari anak buahnya itu.
Lantas apa kata Kamil? Merendah plus antusias, Kamil menyatakan akan berusaha menjaga kepercayaan pelatih seandainya dia diberikan kesempatan. Ya walaupun Kamil tak memungkiri kalau dirinya masih menyimpan grogi sebagai pemain muda. “Kalau saya bugar, saya akan sangat senang kalau diberikan kesempatan tampil. Tapi itu semua tergantung pelatih,” bebernya
Saha kambuh
Sial betul nasib yang dialami Osas Saha. Striker impor PSMS itu harus kembali meringis di pinggir lapangan karena cedera engkel kakinya kembali kambuh saat menjalani latihan kemarin (21/12).
Tentu ini jadi kerugian bagi tim. Pasalnya laga kandang kontra Persiraja sudah di depan mata. Sementara proses pemulihan cedera memakan waktu lebih dari satu pekan. Padahal sebelumnya Saha sudah hampir pulih dari cedera yang didapatnya saat tim bertemu dengan Persipasi beberapa waktu lalu.
Cedera yang dialami Saha kemarin tak lepas dari buruknya kondisi lapangan Stadion Teladan. Karena permukaan lapangan tak rata, pemain rentan alami cedera.
“Sebenarnya Saha sudah pulih 65 persen tetapi kondisi lapangan yang tidak rata membuat kakinya kembali terkilir, cedera yang sama, dan saya rasa malah ini lebih parah,” ujar tim medis PSMS dr Rori Pane.
Sudah barang tentu hal ini akan sedikit mengganggu simulasi yang selama ini sudah dibangun oleh Suimin Diharja, arsitek PSMS.
Suimin pun meradang dan kian khawatir. Terlebih Sony Gunawan juga bakal menepi karena mengalami cedera pinggang saat latihan kemarin.
“Dengan cederanya beberapa pemain, praktis kita hanya punya 15 pemain lapangan plus dua kiper, sangat minim, apalagi Ahmad Afandi dan Edu Juanda kondisinya belum pulih benar, kita terus koordinasi denga dokter tim dan pelatih fisik agar Edu dan Afandi bisa pulih, kalau tidak, maka usaha kita untuk masuk ISL akan semakin berat,” sebutnya.
Terkait hal itu, Rori sendiri belum dapat memastikan kapan pastinya pemain cedera akan segera pulih. Peluangnya memang cukup terbuka, yakni fifty-fify. “Belum tahu seperti apa, yang jelas kita berusaha agar pemain bisa pulih, sejauh ini peluangnya masih 50-50,” bebernya.
Upaya PSMS memperoleh hasil maksimal pada laga kandang menghadapi Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan Minggu (27/12) mendatang bakal terkendala, pasalnya beberapa pilar utama PSMS kembali didera cedera dan diragukan bisa tampil.
Satu persatu pemain PSMS tumbang, setelah Kapten tim PSMS Slamet Riyadi masih harus merasakan nyeri di tumit kanannya, sementara Abduh Juliandi juga masih belum bisa tampil karena cedera di pangkal paha kanannya.
Nasib sama juga dirasakan oleh kiper PSMS, Sonny Gunawan, dia pun harus merasakan sakit di pingang akibat berusaha menangkap bola dan mendarat dengan posisi hampr telungkup dan membentur tanah menonjol di lapangan, Sonny pun akhirnya harus keluar.
“Kondisi ini membuat pemain harus memulai terapi dari nol lagi, sebagai masseur kita akan upayakan agar semua pemain bias kembali pulih sebelum pertandingan melawan Persiraja, saya akan dampingi pemain pagi dan sore,” kata Rori.
Sejauh ini Rori belum bisa memastikan kapan pemain tersebut bisa sembuh, dan hanya menyebutkan peluang pemain bias pulih kembali adalah 50 banding 50. “Belum tahu seperti apa, yang jelas kita berusaha agar pemain bisa pulih, sejauh ini peluangnya masih 50-50,” bebernya.
Sebenarnya, sejak lama Suimin telah mengkhawatrikan keadaan ini, cederanya pemain akan sangat merugikan bagi tim terlebih kalau tidak ada pengganti.
Karenanya, Suimin sudah meminta kepada manajemen untuk mendaftarkan tiga nama pemain yang saat ini masih berstatus magang untuk dimasukkan ke skuad inti, seperti Usman, Raci Kumar dan Ariel Guiterez. Sayang harapan itu masih di awang-awang karena belum ada tindakan dari manajemen.
“Kita harapkan Usman, Raci dan Ariel bisa didaftarkan ke PT LI (PT Liga Indonesia), sehingga pemain yang cedera bisa tertutupi, namun belum ada jawaban pasti dari pihak manajemen, apa boleh buat, kita cuma bisa berupaya dengan kekuatan yang ada,” keluh mantan pelatih Persikabo Bogor itu.
Tidak mau larut dalam ketidakpastian, Suimin pun memulai rencana B. Keinginannya untuk menambah daya gedor serangan PSMS dengan menempatkan Nyeck Nyobe di lini depan terpaksa diurungkan, pasalnya Slamet Riyadi belum bisa dipastikan tampil begitu juga dengan Saha.
Tak ayal, pemain asal Kamerun itu harus kembali ke posisi awalnya sebagai bek, menutupi lini belakang.“Sudah diantisipasi, dan saat ini yang kita mainkan itu rencana B, tanpa Saha, kita hanya akan memainkan Jecky sebagai striker tunggal, sementara untuk menutupi lini belakang dengan absennya Slamet, Nyeck Nyobe terpaksa ditarik ke belakang,” tuturnya.
Jika sampai hari Kamis (24/12) mendatang pemain yang cedera tetap tidak bisa tampil, kemungkinan besar Suimin tetap akan memakai formasi dengan striker tunggal.”Kamis (24/12) itu simulai terakhir, kalau belum pulih, ya mau tidak mau kita akan pakai formasi ini,” pungkasnya.
Tentu ini jadi kerugian bagi tim. Pasalnya laga kandang kontra Persiraja sudah di depan mata. Sementara proses pemulihan cedera memakan waktu lebih dari satu pekan. Padahal sebelumnya Saha sudah hampir pulih dari cedera yang didapatnya saat tim bertemu dengan Persipasi beberapa waktu lalu.
Cedera yang dialami Saha kemarin tak lepas dari buruknya kondisi lapangan Stadion Teladan. Karena permukaan lapangan tak rata, pemain rentan alami cedera.
“Sebenarnya Saha sudah pulih 65 persen tetapi kondisi lapangan yang tidak rata membuat kakinya kembali terkilir, cedera yang sama, dan saya rasa malah ini lebih parah,” ujar tim medis PSMS dr Rori Pane.
Sudah barang tentu hal ini akan sedikit mengganggu simulasi yang selama ini sudah dibangun oleh Suimin Diharja, arsitek PSMS.
Suimin pun meradang dan kian khawatir. Terlebih Sony Gunawan juga bakal menepi karena mengalami cedera pinggang saat latihan kemarin.
“Dengan cederanya beberapa pemain, praktis kita hanya punya 15 pemain lapangan plus dua kiper, sangat minim, apalagi Ahmad Afandi dan Edu Juanda kondisinya belum pulih benar, kita terus koordinasi denga dokter tim dan pelatih fisik agar Edu dan Afandi bisa pulih, kalau tidak, maka usaha kita untuk masuk ISL akan semakin berat,” sebutnya.
Terkait hal itu, Rori sendiri belum dapat memastikan kapan pastinya pemain cedera akan segera pulih. Peluangnya memang cukup terbuka, yakni fifty-fify. “Belum tahu seperti apa, yang jelas kita berusaha agar pemain bisa pulih, sejauh ini peluangnya masih 50-50,” bebernya.
Upaya PSMS memperoleh hasil maksimal pada laga kandang menghadapi Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan Minggu (27/12) mendatang bakal terkendala, pasalnya beberapa pilar utama PSMS kembali didera cedera dan diragukan bisa tampil.
Satu persatu pemain PSMS tumbang, setelah Kapten tim PSMS Slamet Riyadi masih harus merasakan nyeri di tumit kanannya, sementara Abduh Juliandi juga masih belum bisa tampil karena cedera di pangkal paha kanannya.
Nasib sama juga dirasakan oleh kiper PSMS, Sonny Gunawan, dia pun harus merasakan sakit di pingang akibat berusaha menangkap bola dan mendarat dengan posisi hampr telungkup dan membentur tanah menonjol di lapangan, Sonny pun akhirnya harus keluar.
“Kondisi ini membuat pemain harus memulai terapi dari nol lagi, sebagai masseur kita akan upayakan agar semua pemain bias kembali pulih sebelum pertandingan melawan Persiraja, saya akan dampingi pemain pagi dan sore,” kata Rori.
Sejauh ini Rori belum bisa memastikan kapan pemain tersebut bisa sembuh, dan hanya menyebutkan peluang pemain bias pulih kembali adalah 50 banding 50. “Belum tahu seperti apa, yang jelas kita berusaha agar pemain bisa pulih, sejauh ini peluangnya masih 50-50,” bebernya.
Sebenarnya, sejak lama Suimin telah mengkhawatrikan keadaan ini, cederanya pemain akan sangat merugikan bagi tim terlebih kalau tidak ada pengganti.
Karenanya, Suimin sudah meminta kepada manajemen untuk mendaftarkan tiga nama pemain yang saat ini masih berstatus magang untuk dimasukkan ke skuad inti, seperti Usman, Raci Kumar dan Ariel Guiterez. Sayang harapan itu masih di awang-awang karena belum ada tindakan dari manajemen.
“Kita harapkan Usman, Raci dan Ariel bisa didaftarkan ke PT LI (PT Liga Indonesia), sehingga pemain yang cedera bisa tertutupi, namun belum ada jawaban pasti dari pihak manajemen, apa boleh buat, kita cuma bisa berupaya dengan kekuatan yang ada,” keluh mantan pelatih Persikabo Bogor itu.
Tidak mau larut dalam ketidakpastian, Suimin pun memulai rencana B. Keinginannya untuk menambah daya gedor serangan PSMS dengan menempatkan Nyeck Nyobe di lini depan terpaksa diurungkan, pasalnya Slamet Riyadi belum bisa dipastikan tampil begitu juga dengan Saha.
Tak ayal, pemain asal Kamerun itu harus kembali ke posisi awalnya sebagai bek, menutupi lini belakang.“Sudah diantisipasi, dan saat ini yang kita mainkan itu rencana B, tanpa Saha, kita hanya akan memainkan Jecky sebagai striker tunggal, sementara untuk menutupi lini belakang dengan absennya Slamet, Nyeck Nyobe terpaksa ditarik ke belakang,” tuturnya.
Jika sampai hari Kamis (24/12) mendatang pemain yang cedera tetap tidak bisa tampil, kemungkinan besar Suimin tetap akan memakai formasi dengan striker tunggal.”Kamis (24/12) itu simulai terakhir, kalau belum pulih, ya mau tidak mau kita akan pakai formasi ini,” pungkasnya.
Wednesday, December 23, 2009
Edu Juanda Siap Tampil
Meski sudah masuk kategori pemain gaek, Edu Juanda nyatanya masih punya kontribusi besar di PSMS musim ini. Tanpa kehadirannya, skema permainan bisa berubah drastis. Hal itu diperlihatkan saat Edu terpaksa ditarik keluar lapangan saat cedera ketika melawan Persipasi.
Oleh karenanya, kehadiran Edu di tengah-tengah lapangan sangat dibutuhkan. Terlebih Edu perlahan tapi pasti sudah diplot menjadi pengatur serangan, dan pengendali ritme permainan. Tentu saja dia tak sendirian. Edu kerap disandingkan dengan Affan Lubis yang juga termasuk pemain kunci musim ini.
Syukurnya, Edu sudah mulai pulih dari cederanya. Pada latihan kemarin, Edu sudah mulai berlatih bersama rekan-rekan satu timnya. “Sudah mulai pulih. Tadi juga sudah tak ada masalah saat latihan. Semoga kondisi ini terus bertahan hingga pertandingan nanti,” beber suami Mulyani Selvia itu.
Dengan tampilnya Edu, setidaknya dapat mengurangi beban pikiran pelatih PSMS, Suimin yang saat ini mengalami dilema terkait banyaknya pemain yang cedera. Terlebih pemain cedera merupakan pilar tim. “Target utama adalah mengamankan seluruh laga kandang. Makanya melawan Persiraja harusnya kita turun dengan kekuatan penuh. Tapi banyak pemain cedera. Begitupun kami siap fight,” tambah ayah dari Nadine Aqila Juanda itu.
Lebih lanjut, pemain berusia 29 tahun itu juga punya target sama dengan seluruh komponen di tubuh tim. Yakni kembali membawa klub berjuluk Ayam Kinantan itu kembali ke habitat semestinya, di kompetisi tertinggi tanah air.
“Mendapatkan kesempatan kembali memperkuat PSMS, tentu merupakan satu kebanggaan bagi saya. Maka itu, kami seluruh pemain berharap mampu memberikan yang terbaik bagi tim ini. Utamanya harus bisa membawa PSMS kembali ke ISL,” pungkas pemain yang pernah membela Persebaya itu.
Oleh karenanya, kehadiran Edu di tengah-tengah lapangan sangat dibutuhkan. Terlebih Edu perlahan tapi pasti sudah diplot menjadi pengatur serangan, dan pengendali ritme permainan. Tentu saja dia tak sendirian. Edu kerap disandingkan dengan Affan Lubis yang juga termasuk pemain kunci musim ini.
Syukurnya, Edu sudah mulai pulih dari cederanya. Pada latihan kemarin, Edu sudah mulai berlatih bersama rekan-rekan satu timnya. “Sudah mulai pulih. Tadi juga sudah tak ada masalah saat latihan. Semoga kondisi ini terus bertahan hingga pertandingan nanti,” beber suami Mulyani Selvia itu.
Dengan tampilnya Edu, setidaknya dapat mengurangi beban pikiran pelatih PSMS, Suimin yang saat ini mengalami dilema terkait banyaknya pemain yang cedera. Terlebih pemain cedera merupakan pilar tim. “Target utama adalah mengamankan seluruh laga kandang. Makanya melawan Persiraja harusnya kita turun dengan kekuatan penuh. Tapi banyak pemain cedera. Begitupun kami siap fight,” tambah ayah dari Nadine Aqila Juanda itu.
Lebih lanjut, pemain berusia 29 tahun itu juga punya target sama dengan seluruh komponen di tubuh tim. Yakni kembali membawa klub berjuluk Ayam Kinantan itu kembali ke habitat semestinya, di kompetisi tertinggi tanah air.
“Mendapatkan kesempatan kembali memperkuat PSMS, tentu merupakan satu kebanggaan bagi saya. Maka itu, kami seluruh pemain berharap mampu memberikan yang terbaik bagi tim ini. Utamanya harus bisa membawa PSMS kembali ke ISL,” pungkas pemain yang pernah membela Persebaya itu.
Koin Buat PSMS, Mampukah?
MEDAN-Sukses besar program koin untuk Prita Mulyasari-terdakwa kasus pencemaran nama baik, mensugesti kalangan suporter PSMS untuk diaplikasikan kepada tim kesayangan mereka.
Hal ini tentu saja berkaitan dengan krisis keuangan yang mendera tim berjuluk Ayam Kinantan itu. Syukur-syukur aksi penggalangan koin itu mampu menghasilkan dana yang nantinya bisa digunakan untuk kebutuhan tim.
Hal itu diutarakan Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) saat menyaksikan skuad PSMS berlatih di Stadion Teladan kemarin. “Saya rasa tidak ada salahnya kalau kita gagas program koin untuk PSMS, sebagai wujud kecintaan masyarakat Medan akan PSMS. Seratus rupiah yang Anda berikan akan sangat berarti bagi tim ini,” bilang Nata Simangunsong pentolan SMeCK.
Meski baru sebatas wacana, namun konsep untuk penggalangan koin itu tampaknya bakal segera digeber. “Memang masih baru sebatas wacana. Tapi saya yakin banyak yang setuju akan niatan ini. Semoga bisa diaplikasikan segera. Saya harap masyarakat juga turut berpartisipasi seandainya ini jadi terealisasi,” tambah Nata.
Kenapa koin yang dipilih? Nata tak menampik jika pilihan menjadi koin sebagai alat untuk membantu PSMS terinsipirasi dari kesuksesan dan wujud kepedulian masyarakat akan kasus Prita Mulyasari yang dituduh mencemarkan nama baik sebuah rumah sakit.
Koin adalah bagian terkecil dari mata uang kita, dan itu diibaratkan sebuah simbol dari masyarakat miskin. Selain itu, masyarakat pun tak pernah keberatan jika harus menyumbangkan uang receh berbentuk koin untuk sesuatu yang dicintainya. Bagaimana, apakah Anda setuju?
Hal ini tentu saja berkaitan dengan krisis keuangan yang mendera tim berjuluk Ayam Kinantan itu. Syukur-syukur aksi penggalangan koin itu mampu menghasilkan dana yang nantinya bisa digunakan untuk kebutuhan tim.
Hal itu diutarakan Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) saat menyaksikan skuad PSMS berlatih di Stadion Teladan kemarin. “Saya rasa tidak ada salahnya kalau kita gagas program koin untuk PSMS, sebagai wujud kecintaan masyarakat Medan akan PSMS. Seratus rupiah yang Anda berikan akan sangat berarti bagi tim ini,” bilang Nata Simangunsong pentolan SMeCK.
Meski baru sebatas wacana, namun konsep untuk penggalangan koin itu tampaknya bakal segera digeber. “Memang masih baru sebatas wacana. Tapi saya yakin banyak yang setuju akan niatan ini. Semoga bisa diaplikasikan segera. Saya harap masyarakat juga turut berpartisipasi seandainya ini jadi terealisasi,” tambah Nata.
Kenapa koin yang dipilih? Nata tak menampik jika pilihan menjadi koin sebagai alat untuk membantu PSMS terinsipirasi dari kesuksesan dan wujud kepedulian masyarakat akan kasus Prita Mulyasari yang dituduh mencemarkan nama baik sebuah rumah sakit.
Koin adalah bagian terkecil dari mata uang kita, dan itu diibaratkan sebuah simbol dari masyarakat miskin. Selain itu, masyarakat pun tak pernah keberatan jika harus menyumbangkan uang receh berbentuk koin untuk sesuatu yang dicintainya. Bagaimana, apakah Anda setuju?
Tuesday, December 22, 2009
Pemain Cedera Mulai Pulih
KABAR gembira menyambangi PSMS. Tiga pemain yang cedera sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pulih. Bahkan Osas Saha dan Edu Juanda sudah mulai mengikuti latihan bersama tim dalam latihan terakhir.
Dr Rorywansyah Pane, dokter tim PSMS, mengatakan pemain yang cedera masih terus melakoni terapi untuk kesempurnaan pemulihan cedera. Walaupun sudah ada tanda-tanda kemajuan dalam proses recovery.
Maka itu, Osas Saha dan Edu Juanda sudah bisa kembali mengikuti latihan bersama rekan-rekan satu tim. Intinya, pada laga melawan Persiraja nanti tim sudah bisa turun full team.
“Usaha kita adalah bagaimana caranya agar pemain yang cedera bisa segera pulih, agar tim bisa turun dengan kekuatan penuh saat menjamu Persiraja nanti,” terang Rori.
“Kalau pemain komplet, pelatih pun tidak pusing memikirkan strategi untuk menatap laga itu,” sambungnya.
Ini tentu saja kabar bagus. Terlebih Suimin sempat pusing atas cedera yang mendera pemain inti PSMS yang didapat saat meladeni Persipasi beberapa waktu lalu.
Osas Saha, yang mengalami cedera engkel juga mengaku sudah mulai pulih. Menurutnya, dia akan segera bergabung bersama tim pada latihan sore ini di Stadion Kebun Bunga. Walaupun Saha masih merasakan sedikit masalah pada engkel kaki kanannya itu.
“Besok saya akan mulai latihan dengan tim. Memang kaki saya masih belum pulih benar, makanya masih terus lakukan terapi,” beber striker yang menyumbang satu gol pada debut resminya bersama PSMS kontra Persipasi lalu itu.
Ya, kalau sampai Saha absen pada laga kandang nanti, daya dobrak lini depan PSMS dipastikan bakal pincang. Kehadiran Saha di lini depan sangat dibutuhkan, mengingat belum gregetnya lini depan Ayam Kinantan.
Begitu juga dengan kehadiran Edu di lini tengah PSMS. Duetnya dengan Affan Lubis cukup membantu asupan bola ke lini depan. Beruntung Edu juga sudah mulai pulih dan sudah bisa ikut latihan.
Masalahnya tinggal Slamet Riyadi, yang belum pulih benar dari cedera tumitnya. Namun begitu, tanda-tanda pulih sudah terlihat. Kalau Slamet sampai absen, lini belakang PSMS bakal keropos. Terlebih saat menjamu Persiraja nanti, Suimin berencana menduetkan Saha dengan bek asing Nyeck Nyobe. Artinya, dua pentolan lini belakang bakal kosong
Dr Rorywansyah Pane, dokter tim PSMS, mengatakan pemain yang cedera masih terus melakoni terapi untuk kesempurnaan pemulihan cedera. Walaupun sudah ada tanda-tanda kemajuan dalam proses recovery.
Maka itu, Osas Saha dan Edu Juanda sudah bisa kembali mengikuti latihan bersama rekan-rekan satu tim. Intinya, pada laga melawan Persiraja nanti tim sudah bisa turun full team.
“Usaha kita adalah bagaimana caranya agar pemain yang cedera bisa segera pulih, agar tim bisa turun dengan kekuatan penuh saat menjamu Persiraja nanti,” terang Rori.
“Kalau pemain komplet, pelatih pun tidak pusing memikirkan strategi untuk menatap laga itu,” sambungnya.
Ini tentu saja kabar bagus. Terlebih Suimin sempat pusing atas cedera yang mendera pemain inti PSMS yang didapat saat meladeni Persipasi beberapa waktu lalu.
Osas Saha, yang mengalami cedera engkel juga mengaku sudah mulai pulih. Menurutnya, dia akan segera bergabung bersama tim pada latihan sore ini di Stadion Kebun Bunga. Walaupun Saha masih merasakan sedikit masalah pada engkel kaki kanannya itu.
“Besok saya akan mulai latihan dengan tim. Memang kaki saya masih belum pulih benar, makanya masih terus lakukan terapi,” beber striker yang menyumbang satu gol pada debut resminya bersama PSMS kontra Persipasi lalu itu.
Ya, kalau sampai Saha absen pada laga kandang nanti, daya dobrak lini depan PSMS dipastikan bakal pincang. Kehadiran Saha di lini depan sangat dibutuhkan, mengingat belum gregetnya lini depan Ayam Kinantan.
Begitu juga dengan kehadiran Edu di lini tengah PSMS. Duetnya dengan Affan Lubis cukup membantu asupan bola ke lini depan. Beruntung Edu juga sudah mulai pulih dan sudah bisa ikut latihan.
Masalahnya tinggal Slamet Riyadi, yang belum pulih benar dari cedera tumitnya. Namun begitu, tanda-tanda pulih sudah terlihat. Kalau Slamet sampai absen, lini belakang PSMS bakal keropos. Terlebih saat menjamu Persiraja nanti, Suimin berencana menduetkan Saha dengan bek asing Nyeck Nyobe. Artinya, dua pentolan lini belakang bakal kosong
Sony Siap Unjuk Gigi
Dalam empat laga berturut-turut di Divisi Utama, Sony Gunawan penjaga gawang PSMS mendapatkan kesempatan untuk menjadi starter. Padahal sebelumnya Sony digadang hanya akan menjadi kiper kedua PSMS, setelah M Halim.
Namun Sony berhasil menunjukkan performa apik, sehingga pelatih memberikannya kepercayaan lebih. Beruntung, dari empat laga itu Sony bermain cukup baik. Bahkan berkat kepercayaan dirinya di bawah mistar, Sony berhasil mengamankan gawangnya dari kebobolan saat melawat ke Rengat dan Tembilahan lalu.
Namun begitu, Sony pernah melakukan blunder saat PSMS menang 3-2 kontra PSSB Bieruen. Saat itu kordinasi lini belakang PSMS memang sangat payah. Jadi blundernya itu bukan murni kesalahan kiper yang sarat pengalaman itu. “Sepanjang saya diberikan kepercayaan, saya akan membayar kepercayaan itu dengan kerja keras untuk kebaikan tim,” beber Sony.
Mengawali karir bermain bola sejak kecil, Sony sama sekali tidak pernah mendapatkan ilmu khusus main bola. Bakat yang dimilikinya murni bakat alam. Dan sepanjang bermain bola bersama rekan-rekan masa kecilnya, Sony memang berposisi sebagai penjaga gawang.
“Saya tidak pernah ikut sekolah bola. Ya main-main gitu saja di lapangan dekat rumah sama kawan-kawan,” lanjut kiper plontos itu.
Pecinta Manchester United itu juga punya keinginan kuat untuk membawa PSMS mencapai target lolos ke Indonesian Super League (ISL). “Seluruh skuad PSMS musim ini pasti punya tujuan sama. Yakni bangkit dan maju kembali ke ISL. Dibutuhkan kebersamaan dan saling pengertian dari seluruh unsur klub untuk mendukung hal itu menjadi nyata,” pungkas Sony
Namun Sony berhasil menunjukkan performa apik, sehingga pelatih memberikannya kepercayaan lebih. Beruntung, dari empat laga itu Sony bermain cukup baik. Bahkan berkat kepercayaan dirinya di bawah mistar, Sony berhasil mengamankan gawangnya dari kebobolan saat melawat ke Rengat dan Tembilahan lalu.
Namun begitu, Sony pernah melakukan blunder saat PSMS menang 3-2 kontra PSSB Bieruen. Saat itu kordinasi lini belakang PSMS memang sangat payah. Jadi blundernya itu bukan murni kesalahan kiper yang sarat pengalaman itu. “Sepanjang saya diberikan kepercayaan, saya akan membayar kepercayaan itu dengan kerja keras untuk kebaikan tim,” beber Sony.
Mengawali karir bermain bola sejak kecil, Sony sama sekali tidak pernah mendapatkan ilmu khusus main bola. Bakat yang dimilikinya murni bakat alam. Dan sepanjang bermain bola bersama rekan-rekan masa kecilnya, Sony memang berposisi sebagai penjaga gawang.
“Saya tidak pernah ikut sekolah bola. Ya main-main gitu saja di lapangan dekat rumah sama kawan-kawan,” lanjut kiper plontos itu.
Pecinta Manchester United itu juga punya keinginan kuat untuk membawa PSMS mencapai target lolos ke Indonesian Super League (ISL). “Seluruh skuad PSMS musim ini pasti punya tujuan sama. Yakni bangkit dan maju kembali ke ISL. Dibutuhkan kebersamaan dan saling pengertian dari seluruh unsur klub untuk mendukung hal itu menjadi nyata,” pungkas Sony
Monday, December 21, 2009
Mantapkan Simulasi
MEDAN-Posisi PSMS di klasemen sementara wilayah I Divisi Utama Liga Indonesia akhirnya terperosok ke peringkat enam. Meski masih punya tabungan dua lagaebih banyak, namun kondisi ini tetap saja merisaukan para fans.
Memang tidak begitu jauh perbedaan nilai dari pemuncak klasemen sementara, yang dikuasai Persih Tembilahan. Tim asal Riau itu kini punya 12 angka dari tujuh laga yang telah dilakoni. Sedangkan PSMS baru mengumpulkan 8 angka dari lima kali main.
Nah, agar tak tergelincir kian dalam, PSMS harus mampu memetik tiga angka saat menjamu Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan, 27 Desember nanti. Ya, raihan tiga angka adalah harga mati.
Agar hal itu tak meleset kubu PSMS terus mematangkan simulasi guna meraih hasil maksimal di kandang sendiri.
Suimin Diharja pelatih PSMS berencana memasang strategi anyar. Sebenarnya tidak terlalu baru, karena Suimin berencana bertarung dengan gaya rap-rap sepanjang melakoni laga di kandang sendiri.
Hal itu selama ini belum terlihat dengan apik, walaupun dua laga di kandang berhasil dengan kemenangan.
Prinsipnya, biar main jelek asal menang! Walaupun pada kenyataannya, Suimin tetap menginginkan skuad bermain apik. Tapi apa daya, materi pemain PSMS saat ini mayoritas dihuni pemain muda yang belum syarat pengalaman. Begitupun, tanpa lelah simulasi untuk itu terus digeber.
“Saat ini kita sangat membutuhkan kemenangan. Biarlah main jelek asalkan kita mampu mengamankan tiga angka di laga kandang. Hal ini berhubung skuad yang kita miliki masih dihuni pemain minim pengalaman,” beber Suimin.
Beruntung pemain tidak ada yang pesimis dengan kondisi yang ada. Semangat muda plus gairah bermain apik di hadapan ribuan pendukung sendiri, begitu memotivasi.
Tidak ada cara lain kecuali meraih tiga angka di kandang sendiri. Seluruh pemain dalam kondisi siap tempur karena punya waktu cukup panjang untuk recovery,” ujar Syaiful Ramadhan striker kidal PSMS.
Karenanya, pada latihan kemarin sore yang dipimpin asisten pelatih Suyono, masih memfokuskan kepada pressing permainan.
Hal ini bertujuan untuk menguasai jalannya laga agar kesempatan untuk mencetak gol lebih terbuka.
Latihan masih terfokus pada pressing permainan yang dikombinasikan dengan latihan fisik, baik dengan bola maupun tanpa bola,” kata Suyono yang mewakili Suimin.
Di klasemen, memang posisi PSMS begitu rawan kian tenggelam kalau sampai kandas atau hanya meraih hasil seri.
Selain Persih, Persipasi juga sudah mengumpulkan 12 angka dan berada di peringkat dua. (ful)
Di peringkat tiga, berkutat semen Padang dengan 10 angka dan masih punya dua tabungan laga. Sedangkan posisi 4 dihuni Persita yang sudah mengemas 9 angka dari 4 laga. Artinya, Persita punya tabungan tiga laga dan tentu saja sangat mungkin menambah keunggulan poin dari PSMS.
Memang tidak begitu jauh perbedaan nilai dari pemuncak klasemen sementara, yang dikuasai Persih Tembilahan. Tim asal Riau itu kini punya 12 angka dari tujuh laga yang telah dilakoni. Sedangkan PSMS baru mengumpulkan 8 angka dari lima kali main.
Nah, agar tak tergelincir kian dalam, PSMS harus mampu memetik tiga angka saat menjamu Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan, 27 Desember nanti. Ya, raihan tiga angka adalah harga mati.
Agar hal itu tak meleset kubu PSMS terus mematangkan simulasi guna meraih hasil maksimal di kandang sendiri.
Suimin Diharja pelatih PSMS berencana memasang strategi anyar. Sebenarnya tidak terlalu baru, karena Suimin berencana bertarung dengan gaya rap-rap sepanjang melakoni laga di kandang sendiri.
Hal itu selama ini belum terlihat dengan apik, walaupun dua laga di kandang berhasil dengan kemenangan.
Prinsipnya, biar main jelek asal menang! Walaupun pada kenyataannya, Suimin tetap menginginkan skuad bermain apik. Tapi apa daya, materi pemain PSMS saat ini mayoritas dihuni pemain muda yang belum syarat pengalaman. Begitupun, tanpa lelah simulasi untuk itu terus digeber.
“Saat ini kita sangat membutuhkan kemenangan. Biarlah main jelek asalkan kita mampu mengamankan tiga angka di laga kandang. Hal ini berhubung skuad yang kita miliki masih dihuni pemain minim pengalaman,” beber Suimin.
Beruntung pemain tidak ada yang pesimis dengan kondisi yang ada. Semangat muda plus gairah bermain apik di hadapan ribuan pendukung sendiri, begitu memotivasi.
Tidak ada cara lain kecuali meraih tiga angka di kandang sendiri. Seluruh pemain dalam kondisi siap tempur karena punya waktu cukup panjang untuk recovery,” ujar Syaiful Ramadhan striker kidal PSMS.
Karenanya, pada latihan kemarin sore yang dipimpin asisten pelatih Suyono, masih memfokuskan kepada pressing permainan.
Hal ini bertujuan untuk menguasai jalannya laga agar kesempatan untuk mencetak gol lebih terbuka.
Latihan masih terfokus pada pressing permainan yang dikombinasikan dengan latihan fisik, baik dengan bola maupun tanpa bola,” kata Suyono yang mewakili Suimin.
Di klasemen, memang posisi PSMS begitu rawan kian tenggelam kalau sampai kandas atau hanya meraih hasil seri.
Selain Persih, Persipasi juga sudah mengumpulkan 12 angka dan berada di peringkat dua. (ful)
Di peringkat tiga, berkutat semen Padang dengan 10 angka dan masih punya dua tabungan laga. Sedangkan posisi 4 dihuni Persita yang sudah mengemas 9 angka dari 4 laga. Artinya, Persita punya tabungan tiga laga dan tentu saja sangat mungkin menambah keunggulan poin dari PSMS.
Slamet Riyadi Tekad ISL seorang Veteran
Siapa yang tak kenal Slamet Riyadi, salah satu pemain senior PSMS yang berposisi sebagai pengawal lini belakang. Di lengan kanannya terlilit ban kapten, sebagai tanda bahwa Slamet adalah pemimpin rekan-rekannya di lapangan.
Usia bukan halangan bagi Slamet untuk tetap menunjukkan kelasnya sebagai seorang pesepakbola profesional. Lahir 30 Juni 1975, tentu saja bukan usia muda bagi pemain bola zaman sekarang. Namun hal itu tak berpengaruh banyak pada kondisi kebugarannya. Bahkan dari lima laga terakhir bersama PSMS, Slamet sukses menyumbang satu gol lewat tandukan kepalanya.
Suami dari Rofiko Rabiatul Adawiah yang telah dikarunia dua anak, Diah Ajeng Pratiwi dan Zikrillah Qolbi Elok itu, tak juga dapat dipungkiri bahwa dia adalah salah satu ruh tim. Tanpa kehadirannya di lini belakang, PSMS bakal pincang. Hal itu terbukti saat PSMS dihajar Persipasi 3-1 beberapa waktu lalu. Saat itu Slamet terpaksa ditarik keluar karena mengalami cedera tumit.
Bahkan hingga kini, Slamet masih berkutat dengan masalah di tumit kakinya itu. “Saya masih terus menjalani terapi pemulihan cedera saya. Besar harapan saya agar bisa segera pulih sebelum laga melawan Persiraja nanti,” beber mantan pemain Timnas Merah Putih di ajang SEA Games 1999 dan Piala Asia 2000 itu.
Pemain yang mengawali karir menggocek si kulit bundar sejak SD itu, juga punya karisma dan pemahaman bagus di dalam lapangan. Komunikasinya dengan rekan satu tim, plus kemampuannya bernegosiasi dengan wasit juga layak membuatnya diangkat menjadi kapten tim.
Di PSMS musim ini, Slamet juga punya harapan serupa dengan seluruh skuad yang ada. Yakni kembali membawa Ayam Kinantan berkokok kembali di ajang Indonesian Super League (ISL). Miris rasanya membiarkan klub yang punya sejarah besar ini harus main di kompetisi kasta kedua. Itulah sebabnya Slamet rela menerima bayaran yang tidak setinggi ketika dia masih bermain untuk klub lain.
“Apapun ceritanya, kami seluruh skuad PSMS punya target serupa untuk membawa tim ini main di ISL,” tandas pemain yang ngefans kepada Rio Ferdinand itu
Usia bukan halangan bagi Slamet untuk tetap menunjukkan kelasnya sebagai seorang pesepakbola profesional. Lahir 30 Juni 1975, tentu saja bukan usia muda bagi pemain bola zaman sekarang. Namun hal itu tak berpengaruh banyak pada kondisi kebugarannya. Bahkan dari lima laga terakhir bersama PSMS, Slamet sukses menyumbang satu gol lewat tandukan kepalanya.
Suami dari Rofiko Rabiatul Adawiah yang telah dikarunia dua anak, Diah Ajeng Pratiwi dan Zikrillah Qolbi Elok itu, tak juga dapat dipungkiri bahwa dia adalah salah satu ruh tim. Tanpa kehadirannya di lini belakang, PSMS bakal pincang. Hal itu terbukti saat PSMS dihajar Persipasi 3-1 beberapa waktu lalu. Saat itu Slamet terpaksa ditarik keluar karena mengalami cedera tumit.
Bahkan hingga kini, Slamet masih berkutat dengan masalah di tumit kakinya itu. “Saya masih terus menjalani terapi pemulihan cedera saya. Besar harapan saya agar bisa segera pulih sebelum laga melawan Persiraja nanti,” beber mantan pemain Timnas Merah Putih di ajang SEA Games 1999 dan Piala Asia 2000 itu.
Pemain yang mengawali karir menggocek si kulit bundar sejak SD itu, juga punya karisma dan pemahaman bagus di dalam lapangan. Komunikasinya dengan rekan satu tim, plus kemampuannya bernegosiasi dengan wasit juga layak membuatnya diangkat menjadi kapten tim.
Di PSMS musim ini, Slamet juga punya harapan serupa dengan seluruh skuad yang ada. Yakni kembali membawa Ayam Kinantan berkokok kembali di ajang Indonesian Super League (ISL). Miris rasanya membiarkan klub yang punya sejarah besar ini harus main di kompetisi kasta kedua. Itulah sebabnya Slamet rela menerima bayaran yang tidak setinggi ketika dia masih bermain untuk klub lain.
“Apapun ceritanya, kami seluruh skuad PSMS punya target serupa untuk membawa tim ini main di ISL,” tandas pemain yang ngefans kepada Rio Ferdinand itu
Sulit Dapatkan Replika
Tak hanya di Medan, pendukung PSMS juga tersebar di berbagai kota di negeri ini. Salah satunya di kawasan Jabodetabek. Di sana ada PSMS Medan Fans Klub, yang sebenarnya juga ada di Medan.
Ya walaupun berjauhan, tetap saja fans di sana selalu ingin tahu apa kabar dari tim kesayangannya itu. Bukan perkara mudah untuk menyatukan massa yang kebanyakan perantauan asal Medan untuk punya satu komitmen : “mendukung PSMS”.
Begitupun, nyatanya PSMS FC punya massa yang lumayan banyak di sana. Walhasil, ketika PSMS harus melawat ke kawasan Jabodetabek untuk menghadapi, Persipasi, Persita Tangerang hingga Persikabo Bogor, PSMS tidak akan pernah sendirian.
Tekad besar mereka adalah selalu berusaha menghijaukan stadion tim tuan rumah dengan kehadiran dan dukungan kepada PSMS. Masalahnya, beberapa fans di sana mengaku kesulitan mendapatkan replika kostum PSMS terbaru.
Dalam beberapa kesempatan, PSMS FC kerap menanyakan bagaimana caranya memperoleh replika kostum PSMS dari Medan.
Ya, untuk marchendise satu ini, sebenarnya di Medan ada salah satu toko sport bernama Kagaya yang dapat izin memperbanyak reflika PSMS.
Namun tidak serta merta mirip dengan yang aslinya. Kostum PSMS saat ini disponsori Specs. Namun pada replikanya, tidak ada logo Specs. Selebihnya, motif dan warna tentu saja serupa dengan yang dipergunakan pemain PSMS di ajang Divisi Utama.
Nah, dari reflika yang terjual, pihak Kagaya Sport juga diharuskan menyisihkan Rp1000 untuk PSMS. Karena PSMS saat ini sudah dipatenkan, sehingga reflika PSMS tidak boleh dijiplak sembarang orang tanpa izin tertulis dari manajemen PSMS. “Setiap satu kostum yang laku, akan disisihkan Rp1000 ke PSMS. Tujuannya tentu saja untuk membantu keuangan PSMS musim ini,” terang Hengki Ahmad bos Kagaya Sport.
Maka itu, pihak fans di Jabodetabek berencana membeli reflika kostum PSMS dari Medan. “Saat ini kami masih memakai kostum musim lalu. Maka itu kami ingin menggantinya dengan kostum terbaru. Ya, karena pada dasarnya kami punya tekad untuk terus mendampingi PSMS bertanding di daerah kami dengan menghijaukan sebagian stadion,” kata Pio Sembiring anggota PSMS Medan Fans Club
Ya walaupun berjauhan, tetap saja fans di sana selalu ingin tahu apa kabar dari tim kesayangannya itu. Bukan perkara mudah untuk menyatukan massa yang kebanyakan perantauan asal Medan untuk punya satu komitmen : “mendukung PSMS”.
Begitupun, nyatanya PSMS FC punya massa yang lumayan banyak di sana. Walhasil, ketika PSMS harus melawat ke kawasan Jabodetabek untuk menghadapi, Persipasi, Persita Tangerang hingga Persikabo Bogor, PSMS tidak akan pernah sendirian.
Tekad besar mereka adalah selalu berusaha menghijaukan stadion tim tuan rumah dengan kehadiran dan dukungan kepada PSMS. Masalahnya, beberapa fans di sana mengaku kesulitan mendapatkan replika kostum PSMS terbaru.
Dalam beberapa kesempatan, PSMS FC kerap menanyakan bagaimana caranya memperoleh replika kostum PSMS dari Medan.
Ya, untuk marchendise satu ini, sebenarnya di Medan ada salah satu toko sport bernama Kagaya yang dapat izin memperbanyak reflika PSMS.
Namun tidak serta merta mirip dengan yang aslinya. Kostum PSMS saat ini disponsori Specs. Namun pada replikanya, tidak ada logo Specs. Selebihnya, motif dan warna tentu saja serupa dengan yang dipergunakan pemain PSMS di ajang Divisi Utama.
Nah, dari reflika yang terjual, pihak Kagaya Sport juga diharuskan menyisihkan Rp1000 untuk PSMS. Karena PSMS saat ini sudah dipatenkan, sehingga reflika PSMS tidak boleh dijiplak sembarang orang tanpa izin tertulis dari manajemen PSMS. “Setiap satu kostum yang laku, akan disisihkan Rp1000 ke PSMS. Tujuannya tentu saja untuk membantu keuangan PSMS musim ini,” terang Hengki Ahmad bos Kagaya Sport.
Maka itu, pihak fans di Jabodetabek berencana membeli reflika kostum PSMS dari Medan. “Saat ini kami masih memakai kostum musim lalu. Maka itu kami ingin menggantinya dengan kostum terbaru. Ya, karena pada dasarnya kami punya tekad untuk terus mendampingi PSMS bertanding di daerah kami dengan menghijaukan sebagian stadion,” kata Pio Sembiring anggota PSMS Medan Fans Club
Awasi Persikabo
MEDAN- Laga antara PSMS melawan Persikabo memang masih lama lagi. Keduanya akan saling berhadapan pada 8 Januari nanti. Kendati demikian, bukan berarti kekuatan tim asal Kabupaten Bogor ini akan dilewatkan begitu saja.
Kubu Ayam Kinantan tetap menaruh perhatian khusus kepada calon lawannya itu. Apalagi, Suimin Diharja, pelatih PSMS, sempat beberapa musim menukangi Persikabo.
Tak pelak, laga antara PSDS kontra Persikabo yang berlangsung di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, kemarin (18/12) mendapat sorotan khusus pelatih bertubuh subur itu.
Sayangnya, ketika Suimin ingin menonton laga antara PSDS kontra Persikabo kemarin, kondisi kesehatan Suimin belum sepenuhnya pulih. Tak ayal hasrat menggebu untuk menyaksikan laga itu pun diurungkan.
Walau Suimin gagal menyaksikan laga antara PSDS kontra Persikabo, bukan berarti PSMS tak mengutus orang untuk menyaksikan pertandingan kemarin.
Suyono, asisten pelatih PSMS mendapat kepercayaan untuk memantau kekuatan sang calon lawan. “Di babak pertama, Persikabo main cukup bagus. Sayangnya, justru di babak pertama pula strategi PSDS dapat berjalan dengan lancar, hingga akhirnya mendikte permainan Persikabo secara keseluruhan,” kata Suyono.
Dalam catatanya, Suyono menangkap bahwa Persikabo punya pemain dengan kemampuan krosing yang cukup baik. Di samping itu, striker asing milik Persikabo Roger Bathoum yang pernah merumput bersama PSMS beberapa tahun lalu, masih menunjukkan kelasnya sebagai striker yang patut diperhitungkan.
“Pada pertandingan kemarin pemain bawah PSDS sangat disiplin mengawal pergerakan Roger. Jadi tak heran bila dia (Roger Bathoum, Red) mengalami kesulitan untuk melepaskan diri dan mencari peluang. Artinya, kalau Roger dapat lebih tenang, bukan tak mungkin kehadiran pemain ini akan menyulitkan lini pertahanan PSDS,” tambah Suyono.
Karena hal tersebut di atas, Suyono optimis jika Slamet Ryadi dkk mampu memetik poin penuh atas Persikabo, meskipun pertandingan itu berlangsung di kandang lawan.
“Kalau permainan Persikabo tak berubah, tak akan sulit untuk mencuri poin dari mereka,” lanjut Suyono.
Terlepas dari hal tersebut di atas, sesungguhnya laga kontra Persiraja Banda Aceh adalah laga yang paling dekat untuk dilakoni Slamet Riyadi dkk.
Raihan tiga angka wajib hukumnya untuk diraih saat tampil di hadapan pendukung sendiri. “Selain ingin memberi hiburan kepada para fans, kemenangan atas Persiraja diharapkan dapat mendongkrak posisi PSMS di klasemen sementara Divisi Utama Wilayah I,” bilang Suyono.
Kubu Ayam Kinantan tetap menaruh perhatian khusus kepada calon lawannya itu. Apalagi, Suimin Diharja, pelatih PSMS, sempat beberapa musim menukangi Persikabo.
Tak pelak, laga antara PSDS kontra Persikabo yang berlangsung di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, kemarin (18/12) mendapat sorotan khusus pelatih bertubuh subur itu.
Sayangnya, ketika Suimin ingin menonton laga antara PSDS kontra Persikabo kemarin, kondisi kesehatan Suimin belum sepenuhnya pulih. Tak ayal hasrat menggebu untuk menyaksikan laga itu pun diurungkan.
Walau Suimin gagal menyaksikan laga antara PSDS kontra Persikabo, bukan berarti PSMS tak mengutus orang untuk menyaksikan pertandingan kemarin.
Suyono, asisten pelatih PSMS mendapat kepercayaan untuk memantau kekuatan sang calon lawan. “Di babak pertama, Persikabo main cukup bagus. Sayangnya, justru di babak pertama pula strategi PSDS dapat berjalan dengan lancar, hingga akhirnya mendikte permainan Persikabo secara keseluruhan,” kata Suyono.
Dalam catatanya, Suyono menangkap bahwa Persikabo punya pemain dengan kemampuan krosing yang cukup baik. Di samping itu, striker asing milik Persikabo Roger Bathoum yang pernah merumput bersama PSMS beberapa tahun lalu, masih menunjukkan kelasnya sebagai striker yang patut diperhitungkan.
“Pada pertandingan kemarin pemain bawah PSDS sangat disiplin mengawal pergerakan Roger. Jadi tak heran bila dia (Roger Bathoum, Red) mengalami kesulitan untuk melepaskan diri dan mencari peluang. Artinya, kalau Roger dapat lebih tenang, bukan tak mungkin kehadiran pemain ini akan menyulitkan lini pertahanan PSDS,” tambah Suyono.
Karena hal tersebut di atas, Suyono optimis jika Slamet Ryadi dkk mampu memetik poin penuh atas Persikabo, meskipun pertandingan itu berlangsung di kandang lawan.
“Kalau permainan Persikabo tak berubah, tak akan sulit untuk mencuri poin dari mereka,” lanjut Suyono.
Terlepas dari hal tersebut di atas, sesungguhnya laga kontra Persiraja Banda Aceh adalah laga yang paling dekat untuk dilakoni Slamet Riyadi dkk.
Raihan tiga angka wajib hukumnya untuk diraih saat tampil di hadapan pendukung sendiri. “Selain ingin memberi hiburan kepada para fans, kemenangan atas Persiraja diharapkan dapat mendongkrak posisi PSMS di klasemen sementara Divisi Utama Wilayah I,” bilang Suyono.
Digusur PSAP
MESKI Persikabo Bogor kandas di tangan PSDS, namun posisi PSMS di klasemen sementara harus tergurus. Pasalnya, di tempat terpisah PSAP menang 1-0 atas Persipasi, sehingga tim besutan Kustiono itu naik ke peringkat empat klasemen dengan raihan 10 poin.
Walau posisi PSMS melorot, namun setidaknya PSMS memiliki satu laga lebih banyak dibanding PSAP yang sudah melakoni enam laga.
Selain PSAP, Persita juga meraih tiga angka saat melawat ke markas Persiraja. Walhasil, Persita juga berhasil merangkak naik peringkat. Persita yang baru melakoni empat laga kini memiliki 9 angka.
Artinya, kini PSMS harus terlempar dari posisi empat besar ke posisi lima. Dengan demikian, tidak ada kata lain selain meraih tiga angka saat menjamu Persiraja nanti.
Di atas kertas, laga itu bisa diamankan oleh PSMS yang punya waktu recovery lebih panjang disbanding Persiraja. Di samping itu, Persiraja yang sudah melakoni enam laga baru saja kandas. Secara psikologis hal itu tentu saja menguntungkan Slamet Riyadi dkk.
“Harus bisa meraih kemenangan saat melakoni laga kandang. Saat ini tim lain semakin menunjukkan permainan terbaiknya. Kita juga harus demikian,” kata Suimin menyoal persaingan yang semakin ketat.
Untuk itu, target semula untuk mengamankan setiap laga kandang yang dilakoni memang harus diselaraskan dengan permainan apik seluruh skuad Ayam Kinantan. Di atas kertas, Suimin yakin mampu meraih 15 poin di kandang musim ini, termasuk dua angka yang diraih saat melawan ke Rengat dan Tembilahan.
Dengan demikian, langkah PSMS untuk kembali ke ajang Indonesia Super Legue (ISL) akan semakin mudah, karena Suimin pun memiliki target yang tak kalah hebatnya di putaran kedua nanti. Terutama saat Slamet Riyadi dkk main di kandang sendiri.
Walau posisi PSMS melorot, namun setidaknya PSMS memiliki satu laga lebih banyak dibanding PSAP yang sudah melakoni enam laga.
Selain PSAP, Persita juga meraih tiga angka saat melawat ke markas Persiraja. Walhasil, Persita juga berhasil merangkak naik peringkat. Persita yang baru melakoni empat laga kini memiliki 9 angka.
Artinya, kini PSMS harus terlempar dari posisi empat besar ke posisi lima. Dengan demikian, tidak ada kata lain selain meraih tiga angka saat menjamu Persiraja nanti.
Di atas kertas, laga itu bisa diamankan oleh PSMS yang punya waktu recovery lebih panjang disbanding Persiraja. Di samping itu, Persiraja yang sudah melakoni enam laga baru saja kandas. Secara psikologis hal itu tentu saja menguntungkan Slamet Riyadi dkk.
“Harus bisa meraih kemenangan saat melakoni laga kandang. Saat ini tim lain semakin menunjukkan permainan terbaiknya. Kita juga harus demikian,” kata Suimin menyoal persaingan yang semakin ketat.
Untuk itu, target semula untuk mengamankan setiap laga kandang yang dilakoni memang harus diselaraskan dengan permainan apik seluruh skuad Ayam Kinantan. Di atas kertas, Suimin yakin mampu meraih 15 poin di kandang musim ini, termasuk dua angka yang diraih saat melawan ke Rengat dan Tembilahan.
Dengan demikian, langkah PSMS untuk kembali ke ajang Indonesia Super Legue (ISL) akan semakin mudah, karena Suimin pun memiliki target yang tak kalah hebatnya di putaran kedua nanti. Terutama saat Slamet Riyadi dkk main di kandang sendiri.
Kejar Target
EDAN- Posisi PSMS di klasemen sementara wilayah barat Divisi Utama Liga Indonesia, semakin terancam geser. Saat ini PSMS berada di urutan 4 dengan raihan 8 angka dari hasil dua seri, dua menang dan sekali kandas.
Kalau pada laga selanjutnya PSMS tidak mampu mengamankan poin penuh, dapat dipastikan PSMS akan semakin tenggelam. Pasalnya, sejumlah pesaing PSMS terlihat gesit menuju puncak klasemen yang sekarang ini dipegang Persipasi Bekasi.
Sialnya, beberapa pesaing PSMS masih punya tabungan laga. Persikabo Bogor misalnya. Klub asuhan Iwan Setiawan itu kini baru melakoni tiga laga dengan raihan 7 poin, dan sekarang berada di peringkat 5 setingkat di bawah PSMS.
Bakal lengsernya PSMS dari empat besar klasemen sementara, tergantung hasil dari laga PSDS kontra Persikabo yang akan digelar sore ini di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam. Kalau Persikabo sampai menang, mau tak mau PSMS harus merelakan posisinya di empat besar kepada Persikabo.
Maka itu, PSMS harus kejar target dengan menyapu bersih semua laga kandang dengan gemilang. Setidaknya itu yang sudah direncanakan Suimin Diharja, arsitek tim. Di atas kertas, Suimin menargetkan mampu meraih 15 angka di kandang pada putaran pertama plus dua angka dari away ke Rengat dan Tembilahan.
Nah, di putaran kedua Suimin juga berharap mampu meraih poin penuh di lima laga kandangnya plus satu laga away ke markas PSDS. “Di atas kertas, saya punya hitung-hitungan sapu bersih semua laga kandang,” ungkap Suimin, kemarin. Dengan hitungan seperti ini, Suimin yakin, babak delapan besar sudah di tangan. “Ya, kalau semua berlangsung sesuai target, di akhir musim PSMS mampu meraih 33 poin. Dan, itu saya rasa sudah cukup meloloskan kita ke babak delapan besar,” sambung Suimin.
PSMS sendiri sudah melakoni dua laga kandang dan berhasil meraih poin penuh. Di setengah musim ini, ada tiga partai kandang tersisa. Yakni kontra Persiraja Banda Aceh (27/12), PSDS Deli Serdang (31/12) dan Semen Padang (12/1)
Hadangan selanjutnya tentu saja Persiraja Banda Aceh. Sebelum melakoni laga itu, PSMS punya waktu dua pekan untuk membenahi kelemahan. Diharapkan, seluruh pemain PSMS sudah berada dalam baik.
Terlebih saat ini ada tiga pemain kunci didera cedera. Slamet Riyadi, Edu Juanda, dan Osas Saha. Dengan kata lain, Suimin beranggapan, kondisi tim memang sangat menentukan berhasil atau tidaknya target yang dicanangkan. Ya, poinnya adalah fisik pemain tidak bermasalah. Kalau soal permainan, itu bisa diatur dan diolah sambil jalan.
“Saya harap seluruh skuad sudah berada dalam kondisi terbaiknya, terutama yang cedera. Hingga, skema dan strategi yang kita buat tak terganggu. Saya tidak minta pemain main super cantik tapi akhirnya kalah. Yang penting bisa mengamankan tiga angka. Itulah harapan kita semua,” pungkas pelatih berusia 58 tahun itu
Kalau pada laga selanjutnya PSMS tidak mampu mengamankan poin penuh, dapat dipastikan PSMS akan semakin tenggelam. Pasalnya, sejumlah pesaing PSMS terlihat gesit menuju puncak klasemen yang sekarang ini dipegang Persipasi Bekasi.
Sialnya, beberapa pesaing PSMS masih punya tabungan laga. Persikabo Bogor misalnya. Klub asuhan Iwan Setiawan itu kini baru melakoni tiga laga dengan raihan 7 poin, dan sekarang berada di peringkat 5 setingkat di bawah PSMS.
Bakal lengsernya PSMS dari empat besar klasemen sementara, tergantung hasil dari laga PSDS kontra Persikabo yang akan digelar sore ini di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam. Kalau Persikabo sampai menang, mau tak mau PSMS harus merelakan posisinya di empat besar kepada Persikabo.
Maka itu, PSMS harus kejar target dengan menyapu bersih semua laga kandang dengan gemilang. Setidaknya itu yang sudah direncanakan Suimin Diharja, arsitek tim. Di atas kertas, Suimin menargetkan mampu meraih 15 angka di kandang pada putaran pertama plus dua angka dari away ke Rengat dan Tembilahan.
Nah, di putaran kedua Suimin juga berharap mampu meraih poin penuh di lima laga kandangnya plus satu laga away ke markas PSDS. “Di atas kertas, saya punya hitung-hitungan sapu bersih semua laga kandang,” ungkap Suimin, kemarin. Dengan hitungan seperti ini, Suimin yakin, babak delapan besar sudah di tangan. “Ya, kalau semua berlangsung sesuai target, di akhir musim PSMS mampu meraih 33 poin. Dan, itu saya rasa sudah cukup meloloskan kita ke babak delapan besar,” sambung Suimin.
PSMS sendiri sudah melakoni dua laga kandang dan berhasil meraih poin penuh. Di setengah musim ini, ada tiga partai kandang tersisa. Yakni kontra Persiraja Banda Aceh (27/12), PSDS Deli Serdang (31/12) dan Semen Padang (12/1)
Hadangan selanjutnya tentu saja Persiraja Banda Aceh. Sebelum melakoni laga itu, PSMS punya waktu dua pekan untuk membenahi kelemahan. Diharapkan, seluruh pemain PSMS sudah berada dalam baik.
Terlebih saat ini ada tiga pemain kunci didera cedera. Slamet Riyadi, Edu Juanda, dan Osas Saha. Dengan kata lain, Suimin beranggapan, kondisi tim memang sangat menentukan berhasil atau tidaknya target yang dicanangkan. Ya, poinnya adalah fisik pemain tidak bermasalah. Kalau soal permainan, itu bisa diatur dan diolah sambil jalan.
“Saya harap seluruh skuad sudah berada dalam kondisi terbaiknya, terutama yang cedera. Hingga, skema dan strategi yang kita buat tak terganggu. Saya tidak minta pemain main super cantik tapi akhirnya kalah. Yang penting bisa mengamankan tiga angka. Itulah harapan kita semua,” pungkas pelatih berusia 58 tahun itu
Menanti Duet Nyeck-Saha
Melawan Persiraja Banda Aceh 27 Desember nanti, ada kemungkinan Suimin bakal kembali memplot Nyeck Nyobe untuk dimainkan di lini depan. Kalau Osas Saha pulih tepat waktu dari cedera engkelnya, Nyeck tampaknya bakal ditemani oleh Saha.
Simulasi untuk itu sudah mulai diterapkan dalam latihan selama ini. Syaratnya, Saha harus pulih secepat mungkin. Beruntung ada kemajuan berarti dalam proses pemulihan cederanya.
Kalau simulasi itu jadi diterapkan, lantas kemana Jecky Pasarela akan ditempatkan? Selama main di kandang, Jecky menujukkan performa apik dan sudah mengemas dua gol. Sudah barang tentu Jecky akan kembali dimainkan sebagai starter kalau kondisi fisik dan performanya stabil.
Nah, untuk urusan satu ini Jecky harus membiasakan diri bermain di lini kedua sebagai second striker. “Kita butuh pressing di semua lini. Terutama di lini depan. Pemain harus mampu menekan sejak awal dan mencetak lebih dari satu gol. Agar target sapu bersih di kandang berhasil masuk dalam genggaman,” kata Suimin menyoal kemungkinan reposisi pemain itu.
Masalahnya, selama latihan dengan skema itu, Nyeck belum pernah berduet langsung dengan Saha, karena pemain asal Nigeria itu masih dibekap cedera. Begitupun, dukungan dari seluruh pemain sangat menentukan hasil terbaik pada laga kandang selanjutnya. Selanjutnya, mari kita lihat saja bagaimana hasilnya
Simulasi untuk itu sudah mulai diterapkan dalam latihan selama ini. Syaratnya, Saha harus pulih secepat mungkin. Beruntung ada kemajuan berarti dalam proses pemulihan cederanya.
Kalau simulasi itu jadi diterapkan, lantas kemana Jecky Pasarela akan ditempatkan? Selama main di kandang, Jecky menujukkan performa apik dan sudah mengemas dua gol. Sudah barang tentu Jecky akan kembali dimainkan sebagai starter kalau kondisi fisik dan performanya stabil.
Nah, untuk urusan satu ini Jecky harus membiasakan diri bermain di lini kedua sebagai second striker. “Kita butuh pressing di semua lini. Terutama di lini depan. Pemain harus mampu menekan sejak awal dan mencetak lebih dari satu gol. Agar target sapu bersih di kandang berhasil masuk dalam genggaman,” kata Suimin menyoal kemungkinan reposisi pemain itu.
Masalahnya, selama latihan dengan skema itu, Nyeck belum pernah berduet langsung dengan Saha, karena pemain asal Nigeria itu masih dibekap cedera. Begitupun, dukungan dari seluruh pemain sangat menentukan hasil terbaik pada laga kandang selanjutnya. Selanjutnya, mari kita lihat saja bagaimana hasilnya
Pantau Persikabo
Menurut rencana, skuad PSMS akan bertolak ke Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam, untuk menyaksikan partai antara PSDS kontra Persikabo Bogor sore ini. Tujuannya jelas, guna memantau permainan kedua tim.
Hal itu diutarakan Suimin sore kemarin. Menurutnya, Persikabo merupakan tim yang masuk dalam daftar saingan berat. Maka itu, pantauan harus dilakukan berhubung skuad tidak ada jadwal latihan hari ini karena libur 1 Muharam.
Walau pernah menukangi Persikabo selama dua musim, Suimin masih merasa perlu memantau kekuatan tim asuhan Iwan Setiawan tersebut. Pasalnya, PSMS akan segera melakoni laga away ke Bogor pada 8 Januari mendatang, setelah sebelumnya ditantang Persita Tangerang pada 4 Januari.
Kemarin, Suimin juga sempat menyambangi hotel di mana skuad Persikabo menginap untuk sekadar anjangsana dan bertegur sapa, dengan skuad yang dahulu sempat diasuhnya.
Persikabo saat ini merupakan tim yang tangguh. Mereka baru tiga kali main dan meraih 7 angka hasil dari dua menang dan sekali imbang. Artinya masih ada sisa pertandingan yang menguntungkan Persikabo. “Sudah lama tidak melihat Persikabo bertanding. Kebetulan mereka main lawan PSDS, kan dekat. Saya harap kita bisa nonton langsung calon lawan kita bertanding,” kata Suimin.
Masalahnya, hal ini tampaknya belum seratus persen terlaksana. Pasalnya dana untuk membayar tiket masuk nonton pertandingan itu belum tersedia. “Manajer ke luar negeri karena satu urusan. Belum tau jadi tidak nonton PSDS lawan Persikabo karena dana untuk tiket masuk nonton belum didapat,” beber Fityan Hamdi sekretaris tim kemarin
Hal itu diutarakan Suimin sore kemarin. Menurutnya, Persikabo merupakan tim yang masuk dalam daftar saingan berat. Maka itu, pantauan harus dilakukan berhubung skuad tidak ada jadwal latihan hari ini karena libur 1 Muharam.
Walau pernah menukangi Persikabo selama dua musim, Suimin masih merasa perlu memantau kekuatan tim asuhan Iwan Setiawan tersebut. Pasalnya, PSMS akan segera melakoni laga away ke Bogor pada 8 Januari mendatang, setelah sebelumnya ditantang Persita Tangerang pada 4 Januari.
Kemarin, Suimin juga sempat menyambangi hotel di mana skuad Persikabo menginap untuk sekadar anjangsana dan bertegur sapa, dengan skuad yang dahulu sempat diasuhnya.
Persikabo saat ini merupakan tim yang tangguh. Mereka baru tiga kali main dan meraih 7 angka hasil dari dua menang dan sekali imbang. Artinya masih ada sisa pertandingan yang menguntungkan Persikabo. “Sudah lama tidak melihat Persikabo bertanding. Kebetulan mereka main lawan PSDS, kan dekat. Saya harap kita bisa nonton langsung calon lawan kita bertanding,” kata Suimin.
Masalahnya, hal ini tampaknya belum seratus persen terlaksana. Pasalnya dana untuk membayar tiket masuk nonton pertandingan itu belum tersedia. “Manajer ke luar negeri karena satu urusan. Belum tau jadi tidak nonton PSDS lawan Persikabo karena dana untuk tiket masuk nonton belum didapat,” beber Fityan Hamdi sekretaris tim kemarin
Digusur PSAP
MESKI Persikabo Bogor kandas di tangan PSDS, namun posisi PSMS di klasemen sementara harus tergurus. Pasalnya, di tempat terpisah PSAP menang 1-0 atas Persipasi, sehingga tim besutan Kustiono itu naik ke peringkat empat klasemen dengan raihan 10 poin.
Walau posisi PSMS melorot, namun setidaknya PSMS memiliki satu laga lebih banyak dibanding PSAP yang sudah melakoni enam laga.
Selain PSAP, Persita juga meraih tiga angka saat melawat ke markas Persiraja. Walhasil, Persita juga berhasil merangkak naik peringkat. Persita yang baru melakoni empat laga kini memiliki 9 angka.
Artinya, kini PSMS harus terlempar dari posisi empat besar ke posisi lima. Dengan demikian, tidak ada kata lain selain meraih tiga angka saat menjamu Persiraja nanti.
Di atas kertas, laga itu bisa diamankan oleh PSMS yang punya waktu recovery lebih panjang disbanding Persiraja. Di samping itu, Persiraja yang sudah melakoni enam laga baru saja kandas. Secara psikologis hal itu tentu saja menguntungkan Slamet Riyadi dkk.
“Harus bisa meraih kemenangan saat melakoni laga kandang. Saat ini tim lain semakin menunjukkan permainan terbaiknya. Kita juga harus demikian,” kata Suimin menyoal persaingan yang semakin ketat.
Untuk itu, target semula untuk mengamankan setiap laga kandang yang dilakoni memang harus diselaraskan dengan permainan apik seluruh skuad Ayam Kinantan. Di atas kertas, Suimin yakin mampu meraih 15 poin di kandang musim ini, termasuk dua angka yang diraih saat melawan ke Rengat dan Tembilahan.
Dengan demikian, langkah PSMS untuk kembali ke ajang Indonesia Super Legue (ISL) akan semakin mudah, karena Suimin pun memiliki target yang tak kalah hebatnya di putaran kedua nanti. Terutama saat Slamet Riyadi dkk main di kandang sendiri
Walau posisi PSMS melorot, namun setidaknya PSMS memiliki satu laga lebih banyak dibanding PSAP yang sudah melakoni enam laga.
Selain PSAP, Persita juga meraih tiga angka saat melawat ke markas Persiraja. Walhasil, Persita juga berhasil merangkak naik peringkat. Persita yang baru melakoni empat laga kini memiliki 9 angka.
Artinya, kini PSMS harus terlempar dari posisi empat besar ke posisi lima. Dengan demikian, tidak ada kata lain selain meraih tiga angka saat menjamu Persiraja nanti.
Di atas kertas, laga itu bisa diamankan oleh PSMS yang punya waktu recovery lebih panjang disbanding Persiraja. Di samping itu, Persiraja yang sudah melakoni enam laga baru saja kandas. Secara psikologis hal itu tentu saja menguntungkan Slamet Riyadi dkk.
“Harus bisa meraih kemenangan saat melakoni laga kandang. Saat ini tim lain semakin menunjukkan permainan terbaiknya. Kita juga harus demikian,” kata Suimin menyoal persaingan yang semakin ketat.
Untuk itu, target semula untuk mengamankan setiap laga kandang yang dilakoni memang harus diselaraskan dengan permainan apik seluruh skuad Ayam Kinantan. Di atas kertas, Suimin yakin mampu meraih 15 poin di kandang musim ini, termasuk dua angka yang diraih saat melawan ke Rengat dan Tembilahan.
Dengan demikian, langkah PSMS untuk kembali ke ajang Indonesia Super Legue (ISL) akan semakin mudah, karena Suimin pun memiliki target yang tak kalah hebatnya di putaran kedua nanti. Terutama saat Slamet Riyadi dkk main di kandang sendiri
Suimin: Biar Main Jelek, Asal Menang
Posisi PSMS di klasemen sementara wilayah I Divisi Utama Liga Indonesia akhirnya terperosok ke peringkat enam. Meski masih punya tabungan dua lagaebih banyak, namun kondisi ini tetap saja merisaukan para fans.
Memang tidak begitu jauh perbedaan nilai dari pemuncak klasemen sementara, yang dikuasai Persih Tembilahan. Tim asal Riau itu kini punya 12 angka dari tujuh laga yang telah dilakoni. Sedangkan PSMS baru mengumpulkan 8 angka dari lima kali main.
Agar tak tergelincir kian dalam, PSMS harus mampu memetik tiga angka saat menjamu Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan, 27 Desember nanti. Ya, raihan tiga angka adalah harga mati. Agar hal itu tak meleset kubu PSMS terus mematangkan simulasi guna meraih hasil maksimal di kandang sendiri.
Suimin Diharja pelatih PSMS berencana memasang strategi anyar. Sebenarnya tidak terlalu baru, karena Suimin berencana bertarung dengan gaya rap-rap sepanjang melakoni laga di kandang sendiri. Hal itu selama ini belum terlihat dengan apik, walaupun dua laga di kandang berhasil dengan kemenangan.
Prinsipnya, biar main jelek asal menang, walaupun pada kenyataannya, Suimin tetap menginginkan skuad bermain apik. Tapi apa daya, materi pemain PSMS saat ini mayoritas dihuni pemain muda yang belum syarat pengalaman. Begitupun, tanpa lelah simulasi untuk itu terus digeber.
“Saat ini kita sangat membutuhkan kemenangan. Biarlah main jelek asalkan kita mampu mengamankan tiga angka di laga kandang. Hal ini berhubung skuad yang kita miliki masih dihuni pemain minim pengalaman,” beber Suimin.
Beruntung pemain tidak ada yang pesimis dengan kondisi yang ada. Semangat muda plus gairah bermain apik di hadapan ribuan pendukung sendiri, begitu memotivasi.
Tidak ada cara lain kecuali meraih tiga angka di kandang sendiri. Seluruh pemain dalam kondisi siap tempur karena punya waktu cukup panjang untuk recovery,” ujar Syaiful Ramadhan striker kidal PSMS.
Karenanya, pada latihan kemarin sore yang dipimpin asisten pelatih Suyono, masih memfokuskan kepada pressing permainan. Hal ini bertujuan untuk menguasai jalannya laga agar kesempatan untuk mencetak gol lebih terbuka.
Latihan masih terfokus pada pressing permainan yang dikombinasikan dengan latihan fisik, baik dengan bola maupun tanpa bola,” kata Suyono yang mewakili Suimin.
Di klasemen, memang posisi PSMS begitu rawan kian tenggelam kalau sampai kandas atau hanya meraih hasil seri. Selain Persih, Persipasi juga sudah mengumpulkan 12 angka dan berada di peringkat dua.
Di peringkat tiga, berkutat semen Padang dengan 10 angka dan masih punya dua tabungan laga. Sedangkan posisi 4 dihuni Persita yang sudah mengemas 9 angka dari 4 laga. Artinya, Persita punya tabungan tiga laga dan tentu saja sangat mungkin menambah keunggulan poin dari PSMS
Memang tidak begitu jauh perbedaan nilai dari pemuncak klasemen sementara, yang dikuasai Persih Tembilahan. Tim asal Riau itu kini punya 12 angka dari tujuh laga yang telah dilakoni. Sedangkan PSMS baru mengumpulkan 8 angka dari lima kali main.
Agar tak tergelincir kian dalam, PSMS harus mampu memetik tiga angka saat menjamu Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan, 27 Desember nanti. Ya, raihan tiga angka adalah harga mati. Agar hal itu tak meleset kubu PSMS terus mematangkan simulasi guna meraih hasil maksimal di kandang sendiri.
Suimin Diharja pelatih PSMS berencana memasang strategi anyar. Sebenarnya tidak terlalu baru, karena Suimin berencana bertarung dengan gaya rap-rap sepanjang melakoni laga di kandang sendiri. Hal itu selama ini belum terlihat dengan apik, walaupun dua laga di kandang berhasil dengan kemenangan.
Prinsipnya, biar main jelek asal menang, walaupun pada kenyataannya, Suimin tetap menginginkan skuad bermain apik. Tapi apa daya, materi pemain PSMS saat ini mayoritas dihuni pemain muda yang belum syarat pengalaman. Begitupun, tanpa lelah simulasi untuk itu terus digeber.
“Saat ini kita sangat membutuhkan kemenangan. Biarlah main jelek asalkan kita mampu mengamankan tiga angka di laga kandang. Hal ini berhubung skuad yang kita miliki masih dihuni pemain minim pengalaman,” beber Suimin.
Beruntung pemain tidak ada yang pesimis dengan kondisi yang ada. Semangat muda plus gairah bermain apik di hadapan ribuan pendukung sendiri, begitu memotivasi.
Tidak ada cara lain kecuali meraih tiga angka di kandang sendiri. Seluruh pemain dalam kondisi siap tempur karena punya waktu cukup panjang untuk recovery,” ujar Syaiful Ramadhan striker kidal PSMS.
Karenanya, pada latihan kemarin sore yang dipimpin asisten pelatih Suyono, masih memfokuskan kepada pressing permainan. Hal ini bertujuan untuk menguasai jalannya laga agar kesempatan untuk mencetak gol lebih terbuka.
Latihan masih terfokus pada pressing permainan yang dikombinasikan dengan latihan fisik, baik dengan bola maupun tanpa bola,” kata Suyono yang mewakili Suimin.
Di klasemen, memang posisi PSMS begitu rawan kian tenggelam kalau sampai kandas atau hanya meraih hasil seri. Selain Persih, Persipasi juga sudah mengumpulkan 12 angka dan berada di peringkat dua.
Di peringkat tiga, berkutat semen Padang dengan 10 angka dan masih punya dua tabungan laga. Sedangkan posisi 4 dihuni Persita yang sudah mengemas 9 angka dari 4 laga. Artinya, Persita punya tabungan tiga laga dan tentu saja sangat mungkin menambah keunggulan poin dari PSMS
Thursday, December 17, 2009
Rombak Pola
MEDAN-Pasca menjalani libur usai melakoni laga kontra Persikasi Bekasi, kemarin (15/12) sore bertempat di Stadion Kebun Bunga skuad Ayam Kinantan kembali melakoni latihan. Tak tangung-tangung, meski latihan perdana, namun Affan Lubis dkk tetap digembleng lebih dari satu jam.
Hebatnya lagi, pada latihan perdana itu seluruh pemain memperlihatkan disiplin yang pantas mendapat acungan jempol, karena tak satu pemain pun yang absen.
Padahal, meski seluruhnya hadir, namun beberapa pemain yang cedera seperti Osas Saha, Edu Juanda dan Slamet Riyadi tak dapat berlatih dengan rekan-rekannya. Ketiga pemain ini hanya melakoni latihan ringan di pinggir lapangan.
Pemandangan yang berbeda justru terjadi ditengah-tengah lapangan, di mana para pemain yang dalam keadaan bugar justru menjalani serangkaian sesi latihan yang berat.
Tujuannya, untuk mengembalikan kubagaran serta semangat bertanding para pemain pasca menderita kekalahan dari Persipasi. Terlebih pada tanggal 27 Desember mendatang Affan Lubis dkk kembali harus melakoni laga melawan tim yang kekuatannya tak dapat dipandang sebelah mata, Persiraja Banda Aceh.
Karenanya, Suimin tak punya pilihan lain kecuali meningkatkan porsi latihan dengan tujuan para pemain mampu menaikkan tempo permainan saat tampil di hadapan para pendukung yang bakal hadir di Stadion Teladan nanti.
“Dari dua laga kandang terdahulu kita mampu memetik enam poin. Tapi secara umum, kami melihat jika permainan kita belum maksimal. Dan saya yakin jika penampilan anak-anak masih bisa ditingkatkan lagi,” bilang Suimin Diharja, pelatih PSMS.
Ya, mumpung pertandingan melawan Persiraja Banda Aceh masih akan berlangsung dua minggu lagi, namun Suimin seakan tak ingin membuang-buang waktu.
“Secepatnya kita harus mampu merubah pola permainan, karena kita tak semata mencari kemenangan di kandang, tapi lebih dari itu kita menginginkan konsistensi permainan, karena laga-laga selanjutnya jelas akan lebih berat,” tandas Suimin.
Beruntung, ketika Suimin memiliki tekad yang membara untuk memperbaiki kinerja tim asuhannya, di saat itu pula para pemain menunjukkan animo yang membubung seakan sepaham dengan sang mentor.
Buktinya, meskipun latihan yang digelar semakin berat, Affan Lubis dkk tetap melakoninya dengan sepenuh hati.
“Pada latihan tadi (kemarin-Red), anak-anak mampu menyerap semua yang saya instruksikan. Padahal, jika mau jujur, latihan hari ini jelas lebih berat dari pada latihan sebelumnya. Tapi kita bisa lihat, jika mereka tetap bersemangat melakoninya,” lanjut pria berjuluk pelatih kampung itu.
Selanjutnya, latihan masih akan dilanjutkan pagi ini. Khusus pagi ini Suimin berencana memberikan menu latihan dengan materi akurasi tendangan ke arah gawang.
Rencananya, Suimin akan memberikan waktu kepada seluruh pemain untuk melakukan akurasi tendangan sampai sempurna. Baru pada sore harinya, latihan akan masuk ke sesi simulasi sebagai persiapan menjamu Persiraja.
“Sejauh ini saya melihat jika sepanjang pertandingan pemain kita jarang melakukan tendangan dari luar kotak penalti, meskipun kondisinya sangat memungkinkan,” ungkap Suimin.
“Ini harus segera dibenahi. Paling tidak para pemain harus berani melakukannya. Masalah hasil, itu urusan nanti. Tapi yang pasti, jika tidak pernah mencoba, maka kita tidak akan tahu apakah kita mampu melakukannya, atau tidak. Jadi tendangan dari luar kotak penalti harus tetap dilakukan,” pungkasnya
Hebatnya lagi, pada latihan perdana itu seluruh pemain memperlihatkan disiplin yang pantas mendapat acungan jempol, karena tak satu pemain pun yang absen.
Padahal, meski seluruhnya hadir, namun beberapa pemain yang cedera seperti Osas Saha, Edu Juanda dan Slamet Riyadi tak dapat berlatih dengan rekan-rekannya. Ketiga pemain ini hanya melakoni latihan ringan di pinggir lapangan.
Pemandangan yang berbeda justru terjadi ditengah-tengah lapangan, di mana para pemain yang dalam keadaan bugar justru menjalani serangkaian sesi latihan yang berat.
Tujuannya, untuk mengembalikan kubagaran serta semangat bertanding para pemain pasca menderita kekalahan dari Persipasi. Terlebih pada tanggal 27 Desember mendatang Affan Lubis dkk kembali harus melakoni laga melawan tim yang kekuatannya tak dapat dipandang sebelah mata, Persiraja Banda Aceh.
Karenanya, Suimin tak punya pilihan lain kecuali meningkatkan porsi latihan dengan tujuan para pemain mampu menaikkan tempo permainan saat tampil di hadapan para pendukung yang bakal hadir di Stadion Teladan nanti.
“Dari dua laga kandang terdahulu kita mampu memetik enam poin. Tapi secara umum, kami melihat jika permainan kita belum maksimal. Dan saya yakin jika penampilan anak-anak masih bisa ditingkatkan lagi,” bilang Suimin Diharja, pelatih PSMS.
Ya, mumpung pertandingan melawan Persiraja Banda Aceh masih akan berlangsung dua minggu lagi, namun Suimin seakan tak ingin membuang-buang waktu.
“Secepatnya kita harus mampu merubah pola permainan, karena kita tak semata mencari kemenangan di kandang, tapi lebih dari itu kita menginginkan konsistensi permainan, karena laga-laga selanjutnya jelas akan lebih berat,” tandas Suimin.
Beruntung, ketika Suimin memiliki tekad yang membara untuk memperbaiki kinerja tim asuhannya, di saat itu pula para pemain menunjukkan animo yang membubung seakan sepaham dengan sang mentor.
Buktinya, meskipun latihan yang digelar semakin berat, Affan Lubis dkk tetap melakoninya dengan sepenuh hati.
“Pada latihan tadi (kemarin-Red), anak-anak mampu menyerap semua yang saya instruksikan. Padahal, jika mau jujur, latihan hari ini jelas lebih berat dari pada latihan sebelumnya. Tapi kita bisa lihat, jika mereka tetap bersemangat melakoninya,” lanjut pria berjuluk pelatih kampung itu.
Selanjutnya, latihan masih akan dilanjutkan pagi ini. Khusus pagi ini Suimin berencana memberikan menu latihan dengan materi akurasi tendangan ke arah gawang.
Rencananya, Suimin akan memberikan waktu kepada seluruh pemain untuk melakukan akurasi tendangan sampai sempurna. Baru pada sore harinya, latihan akan masuk ke sesi simulasi sebagai persiapan menjamu Persiraja.
“Sejauh ini saya melihat jika sepanjang pertandingan pemain kita jarang melakukan tendangan dari luar kotak penalti, meskipun kondisinya sangat memungkinkan,” ungkap Suimin.
“Ini harus segera dibenahi. Paling tidak para pemain harus berani melakukannya. Masalah hasil, itu urusan nanti. Tapi yang pasti, jika tidak pernah mencoba, maka kita tidak akan tahu apakah kita mampu melakukannya, atau tidak. Jadi tendangan dari luar kotak penalti harus tetap dilakukan,” pungkasnya
Geber Terapi Pemulihan
TIGA permain pilar PSMS dikhawatirkan akan menepi ketika tim berjuluk Ayam Kinantan menjamu Persiraja pada 27 Desember mendatang. Pasalnya Osas Saha, Edu Juanda dan Slamet Riyadi didera cedera usai timnya takluk 1-3 kontra Persipasi.
Saha mengalami cedera engkel, sama dengan yang dialami Edu Juanda. Sedangkan Slamet Riyadi harus menepi karena tumitnya bermasalah
Belum didapat informasi kapan ketiga pemain ini akan pulih. Tapi tim medis PSMS dr. Rory Pane menerangkan bahwa pihaknya akan berupaya mempercepat kesembuhan ketiga pemain itu secepatnya. Kalau memungkinkan, harapannya tentu saja sebelum laga kontra Persiraja digelar.
Untuk itu, proses terapi wajib digeber di samping pemberian obat-obatan sesuai kebutuhan. Dijadwalkan, hari ini ketiga itu akan memulai fisioterapi sebagai proses penyembuhan.
Kabarnya, dr. Rory berencana membawa ketiga pemain yang cedera tadai ke sebuah rumah sakit besar di Medan mempunyai perlengkapan medis memadai. “Fisioterapi harus sering diberikan kepada pemain yang cedera. Saya tidak tahu kapan ketiganya akan pulih. Tapi yang jelas, kami akan berusaha semampu kami agar ketiganya sembuh tepat waktu.,” kata Rory.
Terkait cedera yang dialami ketiga pemaina pilar tadi, Suimin Diharja, pelatih PSMS sempat panik. Penyebabnya, apalagi kalau bukan kekhawatiran jika tim akan tampil pincang jika ketiganya tak dapat tampil saat tim menghadapi Persiraja nanti. “Saya sangat berharap agar pemain yang cedera segera sembuh. Tanpa kehadiran mereka, jelas kekuatan tim ini akan berkurang. Terlebih yang cedera adalah pemain kunci yang selama ini menjadi motivator tim,” beber Suimin
Saha mengalami cedera engkel, sama dengan yang dialami Edu Juanda. Sedangkan Slamet Riyadi harus menepi karena tumitnya bermasalah
Belum didapat informasi kapan ketiga pemain ini akan pulih. Tapi tim medis PSMS dr. Rory Pane menerangkan bahwa pihaknya akan berupaya mempercepat kesembuhan ketiga pemain itu secepatnya. Kalau memungkinkan, harapannya tentu saja sebelum laga kontra Persiraja digelar.
Untuk itu, proses terapi wajib digeber di samping pemberian obat-obatan sesuai kebutuhan. Dijadwalkan, hari ini ketiga itu akan memulai fisioterapi sebagai proses penyembuhan.
Kabarnya, dr. Rory berencana membawa ketiga pemain yang cedera tadai ke sebuah rumah sakit besar di Medan mempunyai perlengkapan medis memadai. “Fisioterapi harus sering diberikan kepada pemain yang cedera. Saya tidak tahu kapan ketiganya akan pulih. Tapi yang jelas, kami akan berusaha semampu kami agar ketiganya sembuh tepat waktu.,” kata Rory.
Terkait cedera yang dialami ketiga pemaina pilar tadi, Suimin Diharja, pelatih PSMS sempat panik. Penyebabnya, apalagi kalau bukan kekhawatiran jika tim akan tampil pincang jika ketiganya tak dapat tampil saat tim menghadapi Persiraja nanti. “Saya sangat berharap agar pemain yang cedera segera sembuh. Tanpa kehadiran mereka, jelas kekuatan tim ini akan berkurang. Terlebih yang cedera adalah pemain kunci yang selama ini menjadi motivator tim,” beber Suimin
Evaluasi Pemain PSMS Setelah Lima Pertandingan
Skuad Ayam Kinantan telah melakoni lima partai di Divisi Utama Liga Indonesia musim ini. Hasil yang diraih tidak begitu buruk. Namun tetap perlu evaluasi demi kebaikan tim.
Sejauh ini, PSMS masih bertahan di peringkat 3 klasemen sementara dengan raihan delapan angka dari dua seri, dua menang dan sekali kandas.
Bersumber dari bank data milik Suimin Diharja, sang arsitek tim, didapat evaluasi khusus penilaian penampilan dalam lima partai terakhir. Yakni saat melawan Persires Rengat, Persih Tembilahan, PSAP Sigli, PSSB Bieruen dan Persipasi Bekasi.
Kesimpulan dari nilai penampilan yang tersimpan dengan rapi di bank data milik Suimin itu, adalah masih harus dibenahinya lini belakang PSMS. Sedangkan lini tengah sudah mulai menunjukkan penampilan terbaik walaupun tentu saja belum ada yang istimewa.
Di lini tengah, diwakili oleh penampilan dengan grafik stabil atas nama Faisal Azmi pemain bernomor punggung 7 dengan gaya rambut khasnya itu. Dari lima penampilan, Faisal empat kali meraih nilai 8 yakni saat melawan Persires, Persih, PSAP dan PSSB. Dan ketika melawan Persipasi Faisal mendapat nilai 7.
Selain Faisal, Tri Yudha Handoko juga bisa dibilang cukup stabil. Dari lima partai bersama PSMS, Yudha mendapatkan tiga kali nilai 7, sekali 8 dan sekali 6.
Di belakang, Slamet Riyadi sebenarnya mewakili raihan nilai yang bagus. Dari lima laga. Slamet meraih nilai 8 sebanyak tiga kali, 7 sekali dan sekali 6. Sedangkan Nyeck Nyobe yang baru main empat kali bersama PSMS, masing-masing meraih nilai 8 dua kali, sekali 7 dan sekali 6.
Selebihnya, pemain belakang seperti Maulana dan Deni Wahyudi, Dodi bahkan Bambang Tri Sanjaya mendapatkan nilai yang kurang baik. Maulana yang selau turun di lima partai PSMS meraih nilai 5 sebanyak tiga kali, sekali 6 dan sekali 4. Deni dalam lima partai meraih dua kali nilai 5, sekali 7, dan dua kali mendapatkan nilai 6. Sedangkan Bambang yang diberi kesempatan tampil di tiga laga harus menerima nilai yang cukup jelek yakni 3.
“Ini sebuah penilaian yang objektif sesuai dengan penampilan mereka. Seluruh data akan perkembangan tim ada dalam bank data yang saya rangkum setiap kali bertanding dan selama proses latihan. Saya sangat berharap agar seluruh pemain lebih serius dalam berlatih demi kemajuan di setiap penampilannya,” beber Suimin
Sejauh ini, PSMS masih bertahan di peringkat 3 klasemen sementara dengan raihan delapan angka dari dua seri, dua menang dan sekali kandas.
Bersumber dari bank data milik Suimin Diharja, sang arsitek tim, didapat evaluasi khusus penilaian penampilan dalam lima partai terakhir. Yakni saat melawan Persires Rengat, Persih Tembilahan, PSAP Sigli, PSSB Bieruen dan Persipasi Bekasi.
Kesimpulan dari nilai penampilan yang tersimpan dengan rapi di bank data milik Suimin itu, adalah masih harus dibenahinya lini belakang PSMS. Sedangkan lini tengah sudah mulai menunjukkan penampilan terbaik walaupun tentu saja belum ada yang istimewa.
Di lini tengah, diwakili oleh penampilan dengan grafik stabil atas nama Faisal Azmi pemain bernomor punggung 7 dengan gaya rambut khasnya itu. Dari lima penampilan, Faisal empat kali meraih nilai 8 yakni saat melawan Persires, Persih, PSAP dan PSSB. Dan ketika melawan Persipasi Faisal mendapat nilai 7.
Selain Faisal, Tri Yudha Handoko juga bisa dibilang cukup stabil. Dari lima partai bersama PSMS, Yudha mendapatkan tiga kali nilai 7, sekali 8 dan sekali 6.
Di belakang, Slamet Riyadi sebenarnya mewakili raihan nilai yang bagus. Dari lima laga. Slamet meraih nilai 8 sebanyak tiga kali, 7 sekali dan sekali 6. Sedangkan Nyeck Nyobe yang baru main empat kali bersama PSMS, masing-masing meraih nilai 8 dua kali, sekali 7 dan sekali 6.
Selebihnya, pemain belakang seperti Maulana dan Deni Wahyudi, Dodi bahkan Bambang Tri Sanjaya mendapatkan nilai yang kurang baik. Maulana yang selau turun di lima partai PSMS meraih nilai 5 sebanyak tiga kali, sekali 6 dan sekali 4. Deni dalam lima partai meraih dua kali nilai 5, sekali 7, dan dua kali mendapatkan nilai 6. Sedangkan Bambang yang diberi kesempatan tampil di tiga laga harus menerima nilai yang cukup jelek yakni 3.
“Ini sebuah penilaian yang objektif sesuai dengan penampilan mereka. Seluruh data akan perkembangan tim ada dalam bank data yang saya rangkum setiap kali bertanding dan selama proses latihan. Saya sangat berharap agar seluruh pemain lebih serius dalam berlatih demi kemajuan di setiap penampilannya,” beber Suimin
Wednesday, December 16, 2009
Disiplin adalah Kunci Pertahankan Performa
DALAM lima laga terakhir, Faizal Azmi pemain serba bisa PSMS masih menujukkan performa menawan. Permainannya tetap stabil walaupun tim dalam kondisi tertekan. Bahkan Bank Data milik pelatih PSMS Suimin Diharja mencatat, bahwa Faisal selalu menorehkan nilai baik sepanjang melakoni laga bersama PSMS di ajang resmi.
Menariknya, Faisal kerap melakoni posisi yang bukan posisi resminya sebagai gelandang bertahan.
Oleh Suimin, Faisal kerap digeser ke kanan bawah alias jadi wing bek. Tak masalah, itu dilakoninya juga dengan hasil memuaskan.
Pertukaran posisi ini memang sudah menjadi kamus baru bagi Suimin. Bukan ingin mencoba kemampuan pemain belaka, namun lebih dari itu, ni dilakukan karena keterbatasan skuad yang ada. Beruntung Suimin punya pemain yang bisa digeser-geser posisinya sesuai kebutuhan. Selain Faisal, Suimin masih punya Nyeck Nyobe dan beberapa pemain lainnya yang siap dipindah-pindah.
Lantas apa resep Faisal dalam menjaga performanya? Kemarin (14/12) sore Sumut Pos berbincang dengan Faisal di Stadion Kebun Bunga, markas PSMS.
Dijelaskan pemain gondrong bernomor punggung 7 itu, jika dirinya hanya mencoba membiasakan hidup disiplin. Sebagai atlet, disiplin memang nomor satu.
“Saya kira tidak ada yang istimewa. Sebagai seorang pesepakbola, saya hanya mencoba menerapkan disiplin yang diterapkan pelatih,” beber mantan pemain PSDS, PSKPS, PSPS dan Persitara itu.
Di usianya yang baru 25 tahun, Faisal punya mimpi besar di PSMS. Ya, meski terlahir sebagai putra daerah Deli Serdang, kecintaan Faisal kepada PSMS ternyata sudah dimilikinya sejak kecil. Bahkan obsesi untuk memperkuat PSMS terus mengusik hatinya, meskipun dirinya telah memperkuat PSDS.
“Sejak kecil saya sudah bercita-cita menjadi pemain PSMS. Sekarang kesempatan itu sudah menjadi kenyataan. Jadi, yang harus saya lakukan sekarang ini adalah bermain bagus pada setiap pertandingan yang dilakoni. Bahkan, kalau memungkinkan, saya juga ingin bermain di PSMS selamanya,” tambah ayah seorang balita bernama Faza itu.
Lebih jauh, Faisal juga bertekad membawa PSMS kembali berlaga di kasta tertinggi kompetisi sepak bola tanah air yakni Indonesia Super League (ISL).
“Saya bersama seluruh pemain dan perangkat tim punya satu tekad, yakni membawa PSMS kembali ke ajang ISL. Itu merupakan target tertinggi yang kami apungkan. Semoga saja kami mampu melakukannya,” pungkas suami Yona Purnama Oktarina menutup pembicaraan.
Menariknya, Faisal kerap melakoni posisi yang bukan posisi resminya sebagai gelandang bertahan.
Oleh Suimin, Faisal kerap digeser ke kanan bawah alias jadi wing bek. Tak masalah, itu dilakoninya juga dengan hasil memuaskan.
Pertukaran posisi ini memang sudah menjadi kamus baru bagi Suimin. Bukan ingin mencoba kemampuan pemain belaka, namun lebih dari itu, ni dilakukan karena keterbatasan skuad yang ada. Beruntung Suimin punya pemain yang bisa digeser-geser posisinya sesuai kebutuhan. Selain Faisal, Suimin masih punya Nyeck Nyobe dan beberapa pemain lainnya yang siap dipindah-pindah.
Lantas apa resep Faisal dalam menjaga performanya? Kemarin (14/12) sore Sumut Pos berbincang dengan Faisal di Stadion Kebun Bunga, markas PSMS.
Dijelaskan pemain gondrong bernomor punggung 7 itu, jika dirinya hanya mencoba membiasakan hidup disiplin. Sebagai atlet, disiplin memang nomor satu.
“Saya kira tidak ada yang istimewa. Sebagai seorang pesepakbola, saya hanya mencoba menerapkan disiplin yang diterapkan pelatih,” beber mantan pemain PSDS, PSKPS, PSPS dan Persitara itu.
Di usianya yang baru 25 tahun, Faisal punya mimpi besar di PSMS. Ya, meski terlahir sebagai putra daerah Deli Serdang, kecintaan Faisal kepada PSMS ternyata sudah dimilikinya sejak kecil. Bahkan obsesi untuk memperkuat PSMS terus mengusik hatinya, meskipun dirinya telah memperkuat PSDS.
“Sejak kecil saya sudah bercita-cita menjadi pemain PSMS. Sekarang kesempatan itu sudah menjadi kenyataan. Jadi, yang harus saya lakukan sekarang ini adalah bermain bagus pada setiap pertandingan yang dilakoni. Bahkan, kalau memungkinkan, saya juga ingin bermain di PSMS selamanya,” tambah ayah seorang balita bernama Faza itu.
Lebih jauh, Faisal juga bertekad membawa PSMS kembali berlaga di kasta tertinggi kompetisi sepak bola tanah air yakni Indonesia Super League (ISL).
“Saya bersama seluruh pemain dan perangkat tim punya satu tekad, yakni membawa PSMS kembali ke ajang ISL. Itu merupakan target tertinggi yang kami apungkan. Semoga saja kami mampu melakukannya,” pungkas suami Yona Purnama Oktarina menutup pembicaraan.
Berdarah Ambon, Cinta Mati kepada PSMS
Benny Tomasoa, Asisten Manajer Tim PSMS
Kerja keras, pengorbanan bahkan isu negatif kerap mengiringi kru yang berada di balik tim PSMS dalam menatap kompetisi musim ini. Terdepak dari kompetisi tertinggi tanah air, merupakan pukulan telak bagi masyarakat Medan utamanya pecinta sepak bola. Kini, PSMS mencoba bangkit. Sayang, berbagai problem masih terus menghantui.
SYAIFULLAH-Medan
Salah satu kru yang membidani terbentuknya tim PSMS musim ini adalah Benny Tomasoa.
“Bento” begitu dia biasa disapa adalah pria berdarah Ambon. Begitupun, Benny yang lahir dan besar di Medan mengaku sangat mencintai PSMS.
Apalagi dia merupakan mantan pemain PSMS di era 80-an. Ya walaupun tidak setenar Ponirin Meka atau Jampi Hutauruk dkk. Mengapa Ponirin Meka atau Jampi Hutauruk? Ya karena ketika masih menjadi pemain, Benny berposisi sebagai penjaga gawang. Sama seperti Ponirin dan Jampi.
Bahkan Benny punya “dendam” kepada Ponirin Meka. Pasalnya, selama Ponirin aktif berada di bawah mistar PSMS, selama itu pula Benny selalu berada di bawah bayang-bayang mantan kiper timnas itu. Namun, dendam itu merupakan dendam yang positif.
“Saat itu saya selalu berada di bawah nama besar Ponirin Meka. Kesempatan saya tampil hanya kalau senior saya itu cedera atau dipanggil Timnas. Tapi saya menikmati saat-saat itu,” kenang Benny kepada Sumut Pos kemarin (14/12).
Bersama PSMS, Benny benar-benar memulai karir dari bawah. Pria kelahiran 6 Oktober 1967 itu memulai masuk skuad PSMS remaja pada tahun 1982. Setahun berikutnya, Benny diberi kesempatan masuk tim junior yang mengkuti Piala Suratin. Hal itu diulangi tahun 1985. Baru pada tahun 1986 Benny berhasil masuk tim senior. Di sinilah Benny merasa jika dirinya harus mencari klub baru agar bisa terbebas dari bayang-bayang Ponirin Meka.
Pada tahun 1987 dia mencoba peruntungan ke Jakarta dengan masuk klub Warna Agung yang berkiprah di kompetisi Galatama. Namun akhirnya dia kembali ke Medan.
“Masa-masa menjadi seorang pesepak bola adalah masa yang indah dan sulit dilupakan. Bahkan akhirnya saya menjadi seperti ini, itu semua tak lepas dari sepak bola,” tambah fans Edwin Van Der Sar dan Jose Maurinho itu.
Ya, selepas dari sepak bola, Benny mencoba mencari sesuatu yang memang tak ada kaitannya sama sekali dari sepak bola.
Beberapa tahun belakangan, Benny berhasil mendirikan satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor-impor.
Namun jiwa sepak bolan seolah tak ingin enyah dari ayah dua anak bernama Yosefina dan Grevance Yohanes itu.
Terlebih Benny miris melihat akhirnya PSMS harus terdepak dari ISL.
Besar tekadnya untuk saling bahi-membahu dengan pengurus dan manajemen lainnya untuk kembali memposisikan PSMS kembali duduk di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
“Tidak ada kebanggan terbesar bagi pengurus dan manajemen PSMS saat ini, kecuali berhasil meloloskan tim ini kembali ke ISL. Itulah motivasi besar saya menjadi asisten manajer PSMS. Tidak ada yang lain,,” tambah fans berat Barcelona itu.
Lebih dari itu, motivasi dan niat saja tampaknya sangat tidak cukup untuk mengembalikan PSMS ke ISL.
“Dibutuhkan lebih dari sekadar nama besar untuk mengambalikan kejayaan PSMS. Semua pihak di kepengurusan dan manajemen saat ini harus kompak dan satu visi,” bilangnya.
“Saya rasa dengan kebersamaan dan keyakinan, PSMS bisa meraih hasil sesuai harapan kita semua,” pungkas Benny
Kerja keras, pengorbanan bahkan isu negatif kerap mengiringi kru yang berada di balik tim PSMS dalam menatap kompetisi musim ini. Terdepak dari kompetisi tertinggi tanah air, merupakan pukulan telak bagi masyarakat Medan utamanya pecinta sepak bola. Kini, PSMS mencoba bangkit. Sayang, berbagai problem masih terus menghantui.
SYAIFULLAH-Medan
Salah satu kru yang membidani terbentuknya tim PSMS musim ini adalah Benny Tomasoa.
“Bento” begitu dia biasa disapa adalah pria berdarah Ambon. Begitupun, Benny yang lahir dan besar di Medan mengaku sangat mencintai PSMS.
Apalagi dia merupakan mantan pemain PSMS di era 80-an. Ya walaupun tidak setenar Ponirin Meka atau Jampi Hutauruk dkk. Mengapa Ponirin Meka atau Jampi Hutauruk? Ya karena ketika masih menjadi pemain, Benny berposisi sebagai penjaga gawang. Sama seperti Ponirin dan Jampi.
Bahkan Benny punya “dendam” kepada Ponirin Meka. Pasalnya, selama Ponirin aktif berada di bawah mistar PSMS, selama itu pula Benny selalu berada di bawah bayang-bayang mantan kiper timnas itu. Namun, dendam itu merupakan dendam yang positif.
“Saat itu saya selalu berada di bawah nama besar Ponirin Meka. Kesempatan saya tampil hanya kalau senior saya itu cedera atau dipanggil Timnas. Tapi saya menikmati saat-saat itu,” kenang Benny kepada Sumut Pos kemarin (14/12).
Bersama PSMS, Benny benar-benar memulai karir dari bawah. Pria kelahiran 6 Oktober 1967 itu memulai masuk skuad PSMS remaja pada tahun 1982. Setahun berikutnya, Benny diberi kesempatan masuk tim junior yang mengkuti Piala Suratin. Hal itu diulangi tahun 1985. Baru pada tahun 1986 Benny berhasil masuk tim senior. Di sinilah Benny merasa jika dirinya harus mencari klub baru agar bisa terbebas dari bayang-bayang Ponirin Meka.
Pada tahun 1987 dia mencoba peruntungan ke Jakarta dengan masuk klub Warna Agung yang berkiprah di kompetisi Galatama. Namun akhirnya dia kembali ke Medan.
“Masa-masa menjadi seorang pesepak bola adalah masa yang indah dan sulit dilupakan. Bahkan akhirnya saya menjadi seperti ini, itu semua tak lepas dari sepak bola,” tambah fans Edwin Van Der Sar dan Jose Maurinho itu.
Ya, selepas dari sepak bola, Benny mencoba mencari sesuatu yang memang tak ada kaitannya sama sekali dari sepak bola.
Beberapa tahun belakangan, Benny berhasil mendirikan satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor-impor.
Namun jiwa sepak bolan seolah tak ingin enyah dari ayah dua anak bernama Yosefina dan Grevance Yohanes itu.
Terlebih Benny miris melihat akhirnya PSMS harus terdepak dari ISL.
Besar tekadnya untuk saling bahi-membahu dengan pengurus dan manajemen lainnya untuk kembali memposisikan PSMS kembali duduk di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
“Tidak ada kebanggan terbesar bagi pengurus dan manajemen PSMS saat ini, kecuali berhasil meloloskan tim ini kembali ke ISL. Itulah motivasi besar saya menjadi asisten manajer PSMS. Tidak ada yang lain,,” tambah fans berat Barcelona itu.
Lebih dari itu, motivasi dan niat saja tampaknya sangat tidak cukup untuk mengembalikan PSMS ke ISL.
“Dibutuhkan lebih dari sekadar nama besar untuk mengambalikan kejayaan PSMS. Semua pihak di kepengurusan dan manajemen saat ini harus kompak dan satu visi,” bilangnya.
“Saya rasa dengan kebersamaan dan keyakinan, PSMS bisa meraih hasil sesuai harapan kita semua,” pungkas Benny
Subscribe to:
Posts (Atom)