DALAM sejarah derby antara PSMS kontra PSDS, pertandingan syarat emosi dan harga diri senantiasa tersaji. Tak jarang, sikap bernada provokatif kerap memicu sedikit perselisihan. Hal ini tentu saja harus diantisipasi.
Ya, dalam sejarah kota yang punya partai derby, tak hanya di negeri ini saja menawarkan pertarungan sarat gengsi. Jauh di belahan Benua Eropa, derby yang begitu terkenal adalah derby antara Inter Milan kontra AC Milan.
Nah, gaung derby antara PSMS kontra PSDS tentu saja tak segemerlap kedua klub asal Italia tadi. Namun begitu, pertarungan keras, tanpa ampun dan tak kenal menyerah sepanjang laga dipastikan bakal tersaji.
Laga resmi PSMS v PSDS terjadi pada 22 Oktober 2007 lalu. Saat itu PSDS bertindak sebagai tuan rumah dalam ajang Divisi Utama Liga Indonesia. Hasil laga itu berakhir dengan draw 1-1. Gol PSMS saat itu diciptakan Gustavo Chena, dan dibalas oleh Imam Faisal dari PSDS.
Musim berikutnya, PSMS tidak bertemu dengan PSDS karena Ayam Kinantan nangkring di kompetisi kasta tertinggi: Indonesian Super League (ISL. Sedangkan PSDS masih berkutat di Divisi Utama.
Berhubung PSMS akhirnya turun kelas ke Divisi Utama musim ini, pertemuan kedua tim tentu saja kembali terjadi. Selain di kompetisi resmi, kedua tim sudah bertemu saat uji coba. Dua partai uji coba digelar dengan hasil satu kemenangan untuk PSMS (2-0) dan satu hasil imbang (1-1).
Hasil uji coba itu tentu saja tidak bisa jadi patokan, saat laga sesungguhnya digelar di Stadion Teladan sore ini.
“Dalam sejarah derby PSMS kontra PSDS yang saya catat, selalu menyajikan partai keras yang sarat emosi. Saya harap pemain kita tidak terpancing sehingga bisa tetap konsentrasi,” harap Suimin.
“Mereka tak akan sulit untuk dikalahkan. Apalagi jika pemain mampu megontrol emosi. Itu sudah dibuktikan oleh Persipasi dan Persita yang mampu mencuri poin di Stadion Baharoeddin Siregar,” bilang Suimin.
No comments:
Post a Comment