Absennya dua legiun asing dan kegemilangan kiper Sony Gunawan, membuat PSMS Medan bermain imbang 0-0 dengan Persires Rengat pada laga perdananya Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Stadion Narasinga, Rabu.
Meski tidak puas dengan penampilan tim, manajemen PSMS tetap bersyukur karena mampu mengamankan satu poin di kandang lawan. Pelatih Suimin Dihardja sendiri mengakui, melihat permainan tim sama sekali tidak puas. "Setidaknya target curi angka berhasil kita raih,” kata pelatih kampung itu.
PSMS, akan menghadapi Persih Tembilahan pada 29 November nanti, memang berhasil menguasai jalannya pertandingan walau kurang diiringi semangat fanatisme Ayam Kinantan. Gaya permainan keras dan cepat sama sekali tidak diperagakan M Affan Lubis cs.
Dengan keunggulan ball possesion, PSMS berhasil mengurung pergerakan pemain tuan rumah. Malah Persires terikut gaya bermain Ayam Kinantan yang cenderung lamban. Begitupun, striker Persires Wanjou Oliver berhasil membuat PSMS panik ketika lolos perangkap offside di babak pertama.
Beruntung kiper PSMS Sony Gunawan tampil cukup gemilang. Bola shooting Wanjou berhasil ditepis Sony dengan kakinya. Sejak itu, PSMS coba membangun serangan lewat kreasi Edu Juanda dan Affan Lubis.
Di babak pertama, tercatat ada dua peluang emas. Pertama, sundulan Edu memanfaatkan tendangan bebas Affan Lubis masih ditepis penjaga gawang Persires Fredi Herlambang. Kedua, peluang tercipta lewat kaki Hardi Citra namun ketatnya penjagaan lawan membuat tendangannya kembali diselamatkan Fredi.
Pada paruh kedua, permainan masih dikuasai Slamet Riyadi cs. Persires sendiri kalang kabut dan mulai menerapkan permainan keras, tapi skor tanpa gol tetap bertahan. Selain Sony, Slamet Riyadi turut bermain gemilang bagi Ayam Kinantan. Pelatih Persires Syamsul Bachri mengatakan cukup puas dengan hasil tersebut.
Sedangkan asisten manajer PSMS Drs Benny Tomasoa berharap dalam laga melawan Persih, kedua legiun asingnya tampil. "Masalah absennya Nyeck Nyobe di Rengat karena terkena imbas hukuman Persib Bandung ketika melakukan mogok tanding di Liga Super saat menghadapi Persitara Jakarta Utara," beber Benny, seraya menambahkan hukuman diberikan Persib bukan PSSI
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Thursday, November 26, 2009
Si Anak Medan yang Siap Permalukan PSMS
Lama tak terdengar kabarnya, ternyata striker veteran Colly Misrun telah dua musim berkostum Persires Rengat. Jadi laga antara Persires kontra PSMS nanti menjadi ajang reuni antara dirinya dengan mantan rekannya ketika masih sama-sama berkostum PSMS beberapa tahun lalu, Slamet Riyadi.
Lantas seperti apa keadaan Colly Misrun sekarang ini, dan bagaimana perasaannya saat menghadapi tim yang telah turut membesarkan namanya itu?
Saat Persires masih berkutat di Divisi I musim lalu, pemain yang sempat dibina Jhoni Pardede di klub Harimu Tapanuli ini menyumbang delapan gol bagi Persires.
Ditemui di Mess Persires kemarin (24/11), Colly terlihat baru saja selesai mandi. Namun sambutannya kepada Sumut Pos cukup ramah. Tapi ketika disinggung mengenai laga nanti, wajah Colly terlihat berbinar dan penuh semangat.
“Saat ini aku berkostum Persires. Karenanya aku akan berjuang sekuat tenaga untuk membantu Persires meraih kemenangan. Tidak ada istilah sungkan, meskipun harus menghadapi PSMS. Aku harus mampu bersikap profesional,” bilang Colly.
Terkait besarnya animo masyarakat Rengat, utamanya kelompok suporter Persires yang menamakan dirinya Cesper Mania, Colly berharap agar mampu menahan diri untuk membuktikan jika Persitres mampu menjadi tuan rumah yang baik.
“Saya yakin saat menjamu PSMS nanti Cesper Mania mampu menahan diri untuk tidak bertindak brutal. Apalagi, selama ini sudah terbukti jika mereka mampu bersikap fair terhadap tim manapun yang bertandang ke Rengat,” bilang Colly
Lantas seperti apa keadaan Colly Misrun sekarang ini, dan bagaimana perasaannya saat menghadapi tim yang telah turut membesarkan namanya itu?
Saat Persires masih berkutat di Divisi I musim lalu, pemain yang sempat dibina Jhoni Pardede di klub Harimu Tapanuli ini menyumbang delapan gol bagi Persires.
Ditemui di Mess Persires kemarin (24/11), Colly terlihat baru saja selesai mandi. Namun sambutannya kepada Sumut Pos cukup ramah. Tapi ketika disinggung mengenai laga nanti, wajah Colly terlihat berbinar dan penuh semangat.
“Saat ini aku berkostum Persires. Karenanya aku akan berjuang sekuat tenaga untuk membantu Persires meraih kemenangan. Tidak ada istilah sungkan, meskipun harus menghadapi PSMS. Aku harus mampu bersikap profesional,” bilang Colly.
Terkait besarnya animo masyarakat Rengat, utamanya kelompok suporter Persires yang menamakan dirinya Cesper Mania, Colly berharap agar mampu menahan diri untuk membuktikan jika Persitres mampu menjadi tuan rumah yang baik.
“Saya yakin saat menjamu PSMS nanti Cesper Mania mampu menahan diri untuk tidak bertindak brutal. Apalagi, selama ini sudah terbukti jika mereka mampu bersikap fair terhadap tim manapun yang bertandang ke Rengat,” bilang Colly
Lapangan Lembek Setelah Turun Hujan
aat menggelar uji coba lapangan, Selasa (24/11) pagi, skuad PSMS mewaspadai kondisi lapangan yang lembek karena baru diguyur hujan. Di samping itu, Stadion Narasinga markas Persires yang berkapasitas 5.000 terlihat jauh dari kesan mewah. Bahkan kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Mengantisipasi masalah tersebut Suimin berharap agar anak asuhnya segera melakukan penyesuaian antara sepatu dengan kondisi lapangan. Sepatu yang memiliki pul enam disarankan Suimin untuk dipergunakan saat turun ke lapangan.
Sayangnya, hingga kini manajemen PSMS belum mampu melakukan pengadaan sepatu dengan pul enam, meskipun beberapa waktu lalu Suimin telah memintanya kepada pihak manajemen.
Tak sampai di situ, saat menghadapi Persires hari ini, seluruh pemain terpaksa mempergunakan sepatu pribadi.
“Kalau kondisi lapangan tak juga berubah sampai pertandingan digelar, sedangkan pemain tak punya sepatu dengan pul enam, maka mereka akan mengalami kesulitan untuk menjaga keseimbangan tubuh,” beber Suimin.
Selain kondisi lapangan yang jauh dari kata layak, bentuk fisik bangunan Stadion Narasinga berpotensi membangkitkan motivasi pemain Persires karena suporter dapat dengan leluasa memberikan dukungan kepada tim tuan rumah.
Pasalnya, meski berukuran kecil, namun Stadion Narasinga bisa disesaki sekitar 10 ribu penonton. Walau hanya punya dua tribun, barat dan timur, namun di sekeliling stadion ada ruang bagi penonton yang rela menyaksikan pertandingan dengan cara berdiri, yang berpotensi menyulut emosi mereka ketika pertandingan berlangsung.
Ruang itu mengitari lapangan dan hanya dibatasi oleh pagar pembatas dari besi dan jaring setinggi dua meter. Penonton yang biasa berdiri di ruang itu adalah barisan fans garis keras yang punya komitmen kuat untuk mendukung Persires.
Di Eropa, stadion seperti ini telah dilarang untuk dipergunakan, karena penonton yang telah lelah karena terlalu lama berdiri, setiap saat dapat meluapkan rasa lelahnya dalam bentuk amarah yang bisa mengancam keselamatan pemain ataupun penonton (suporter, Red) lainnya.
Beruntung Community Supporter Persires (Casper) dan Barisan Anak Negeri Dukung Perisires (Bandap), dua barisan pendukung dengan total anggota lebih dari 700 orang, sepakat untuk tidak melakukan tindakan anarkis dan tetap menjunjung tinggi sportifitas.
“Kita adalah pendukung yang punya komitmen kuat untuk terus mendukung Persires. Namun fair play dan tak anarkis adalah motto yang kami junjung dengan baik,” beber Munawar, seorang pentolan kelompok suporter itu.
“Satu visi dalam mendukung tim kesayangan kita, meski tanpa sesuatu yang berlebihan. Salam dari kami (suporter Persires Rengat) untuk barisan suporter PSMS yang ada Medan. Semoga pertandingan besok (hari ini, Red) berlangsung sesuai rencana,” sambung Henrizal.
Mengantisipasi masalah tersebut Suimin berharap agar anak asuhnya segera melakukan penyesuaian antara sepatu dengan kondisi lapangan. Sepatu yang memiliki pul enam disarankan Suimin untuk dipergunakan saat turun ke lapangan.
Sayangnya, hingga kini manajemen PSMS belum mampu melakukan pengadaan sepatu dengan pul enam, meskipun beberapa waktu lalu Suimin telah memintanya kepada pihak manajemen.
Tak sampai di situ, saat menghadapi Persires hari ini, seluruh pemain terpaksa mempergunakan sepatu pribadi.
“Kalau kondisi lapangan tak juga berubah sampai pertandingan digelar, sedangkan pemain tak punya sepatu dengan pul enam, maka mereka akan mengalami kesulitan untuk menjaga keseimbangan tubuh,” beber Suimin.
Selain kondisi lapangan yang jauh dari kata layak, bentuk fisik bangunan Stadion Narasinga berpotensi membangkitkan motivasi pemain Persires karena suporter dapat dengan leluasa memberikan dukungan kepada tim tuan rumah.
Pasalnya, meski berukuran kecil, namun Stadion Narasinga bisa disesaki sekitar 10 ribu penonton. Walau hanya punya dua tribun, barat dan timur, namun di sekeliling stadion ada ruang bagi penonton yang rela menyaksikan pertandingan dengan cara berdiri, yang berpotensi menyulut emosi mereka ketika pertandingan berlangsung.
Ruang itu mengitari lapangan dan hanya dibatasi oleh pagar pembatas dari besi dan jaring setinggi dua meter. Penonton yang biasa berdiri di ruang itu adalah barisan fans garis keras yang punya komitmen kuat untuk mendukung Persires.
Di Eropa, stadion seperti ini telah dilarang untuk dipergunakan, karena penonton yang telah lelah karena terlalu lama berdiri, setiap saat dapat meluapkan rasa lelahnya dalam bentuk amarah yang bisa mengancam keselamatan pemain ataupun penonton (suporter, Red) lainnya.
Beruntung Community Supporter Persires (Casper) dan Barisan Anak Negeri Dukung Perisires (Bandap), dua barisan pendukung dengan total anggota lebih dari 700 orang, sepakat untuk tidak melakukan tindakan anarkis dan tetap menjunjung tinggi sportifitas.
“Kita adalah pendukung yang punya komitmen kuat untuk terus mendukung Persires. Namun fair play dan tak anarkis adalah motto yang kami junjung dengan baik,” beber Munawar, seorang pentolan kelompok suporter itu.
“Satu visi dalam mendukung tim kesayangan kita, meski tanpa sesuatu yang berlebihan. Salam dari kami (suporter Persires Rengat) untuk barisan suporter PSMS yang ada Medan. Semoga pertandingan besok (hari ini, Red) berlangsung sesuai rencana,” sambung Henrizal.
Wednesday, November 25, 2009
Nyek Bisa tampil di rengat
RENGAT-Setelah hari Minggu (22/11) lalu kubu Ayam Kinantan banyak mengalami kisah sedih, tapi kemarin (23/11) kabar gembira menyambangi tim asuhan Suimin Diharja.
Pasalnya, Nyek Nyobe yang sebelumnya diragukan tampil saat Ayam Kinantan menghadapi Persires Rengat, kemarin didapat kabar jika pemain asal kamerun ini sudah bisa diturunkan karena telah mendapat izin dari PT Liga Indonesia (LI).
Kabar itu dihembuskan oleh asisten manajer tim Benny Tomasoa. Ceritanya, sekira pukul 14.30 WIB Benny menelepon sekretaris tim Fityan Hamdy untuk berbicara dengan Suimin Diharja pelatih PSMS.
Benny yang sejak Senin pagi berada di Jakarta untuk mengambil bukti pengabsahan pemain yang bisa tampil, mendapatkan pernyataan tersebut dari pihak PT LI. “PT LI bilang Nyeck bisa turun. Urusan KITAS diyakini PT LI sedang diurus. Karenanya, Nyeck akan kita upayakan terbang ke Pekanbaru secepat mungkin,” kata Benny.
Tentu saja kabar ini cukup melegakan Suimin. Keraguan akan rapuhnya lini belakang akhirnya tertutupi. “Kalau memang benar dia (Nyek Nyobe, Red) bisa main, ini berita bagus, karena Persires Rengat tidak bisa kita remehkan karena mereka diperkuat tiga pemain asing,” kata Suimin.
Namun demikian, Nyeck dijadwalkan baru bisa bergabung dengan tim hari ini. Pasalnya, saat pertama kali menerima kabar ini, kemarin (23/11) penerbangan ke Pekanbaru sudah ditutup. “Nyeck akan mendarat besok siang (hari ini-Red). Pada ujicoba lapangan nanti, mungkin dia sudah bisa ikut berlatih bersama tim,” terang Fityan Hamdy, Sekretaris Tim PSMS.
Dengan hadirnya Nyeck, diharapkan lini belakang PSMS semakin kokoh. Apalagi selama ini agenda latihan yang digelar Suimin memang terfokus pada metode man to man marking.
“Fokus kita adalah bagaimana menguatkan lini belakang dan menguasai lapangan tengah. Semoga semua rencana itu bisa berjalan dengan sempurna,” lanjut Suimin.
Yang menarik dari pengalaman kemarin adalah jauhnya jarak antara lapangan Pematang Reba, di mana PSMS menggelar latihan dengan Wisma Cendana tempat pemain menginap. Untuk sampai ke sana, para pemain harus menempuh perjalanan sepanjang 2 Km.
Kendati demikian, seluruh pemain tetap ceria sembari bercanda dengan rekan satu tim. Padahal suhu cuaca di Rengat mencapai 30 derajat celcius. “Jalan kaki sekalian pemanasan woi,” beber gelandang senior PSMS Edu Juanda mencandai rekan-rekannya.
Pasalnya, Nyek Nyobe yang sebelumnya diragukan tampil saat Ayam Kinantan menghadapi Persires Rengat, kemarin didapat kabar jika pemain asal kamerun ini sudah bisa diturunkan karena telah mendapat izin dari PT Liga Indonesia (LI).
Kabar itu dihembuskan oleh asisten manajer tim Benny Tomasoa. Ceritanya, sekira pukul 14.30 WIB Benny menelepon sekretaris tim Fityan Hamdy untuk berbicara dengan Suimin Diharja pelatih PSMS.
Benny yang sejak Senin pagi berada di Jakarta untuk mengambil bukti pengabsahan pemain yang bisa tampil, mendapatkan pernyataan tersebut dari pihak PT LI. “PT LI bilang Nyeck bisa turun. Urusan KITAS diyakini PT LI sedang diurus. Karenanya, Nyeck akan kita upayakan terbang ke Pekanbaru secepat mungkin,” kata Benny.
Tentu saja kabar ini cukup melegakan Suimin. Keraguan akan rapuhnya lini belakang akhirnya tertutupi. “Kalau memang benar dia (Nyek Nyobe, Red) bisa main, ini berita bagus, karena Persires Rengat tidak bisa kita remehkan karena mereka diperkuat tiga pemain asing,” kata Suimin.
Namun demikian, Nyeck dijadwalkan baru bisa bergabung dengan tim hari ini. Pasalnya, saat pertama kali menerima kabar ini, kemarin (23/11) penerbangan ke Pekanbaru sudah ditutup. “Nyeck akan mendarat besok siang (hari ini-Red). Pada ujicoba lapangan nanti, mungkin dia sudah bisa ikut berlatih bersama tim,” terang Fityan Hamdy, Sekretaris Tim PSMS.
Dengan hadirnya Nyeck, diharapkan lini belakang PSMS semakin kokoh. Apalagi selama ini agenda latihan yang digelar Suimin memang terfokus pada metode man to man marking.
“Fokus kita adalah bagaimana menguatkan lini belakang dan menguasai lapangan tengah. Semoga semua rencana itu bisa berjalan dengan sempurna,” lanjut Suimin.
Yang menarik dari pengalaman kemarin adalah jauhnya jarak antara lapangan Pematang Reba, di mana PSMS menggelar latihan dengan Wisma Cendana tempat pemain menginap. Untuk sampai ke sana, para pemain harus menempuh perjalanan sepanjang 2 Km.
Kendati demikian, seluruh pemain tetap ceria sembari bercanda dengan rekan satu tim. Padahal suhu cuaca di Rengat mencapai 30 derajat celcius. “Jalan kaki sekalian pemanasan woi,” beber gelandang senior PSMS Edu Juanda mencandai rekan-rekannya.
From Zero to Hero, dari Timnas Hingga PSMS
Awal Mei 1951, Timnas mendarat di Singapura. Masalah belum berakhir. Ya, di bandara, petugas bandara yang saat itu kebanyakan orang Inggris, mengintrogasi para pemain Timnas
Manajer tim, Mang Koes bahkan harus tertahan cukup lama karena statusnya yang mantan menteri di kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS). Nasib sial juga dirasakan Soegiono winger asal PSIS yang disangka petugas bandara adalah buronan komunis yang lari dari Australia.
Bukan berleha-leha dan kesenangan karena bisa jalan-jalan keluar negeri. Disiplin amat ketat. Bagasi masing-masing pemain saat terbang ke Singapura hanya dibatasi 15 Kg karena masing-masing pemain diwajibkan membantu membawa perlengkapan seperti kostum, sepatu, bola, obat-obatan, botol kecap dan lainnya.
Namun rasa bangga bisa keluar negeri, naik kapal terbang pula cukup mengobati rasa susah itu. Bayangan akan tinggal di hotel mewah di Singapura juga menjadi pelipur lara. Tapi begitu mendarat di negeri dengan lambang kepala singa itu, harapan dan khayalan itu seketika sirna.
Lagi-lagi, skuad Merah Putih harus merana. Dengan bus yang disediakan SAFA (PSSI-nya Singapura), rombongan dijemput dan dibawa ke penginapan yang telah diurus oleh Konjen RI. Anggota tim sudah memikirkan sebuah tempat istirahat yang enak, eh ternyata tidak. Rombongan di bawa ke sebuah gedung pertemua yang cukup lebar untuk menginap.
Namanya gedung pertemuan, sudah barang tentu tidak ada kamar tidur, kamar mandi hingga ruang makan. Namanya aula, maka yang ada hanya tumpukan kursi dan meja. Paling ada satu buah meja biliar. Tapi staf Konjen sudah menyediakan beberapa kasur, bantal dan tikar.
Untuk urusan perut tidak ada masalah, karena diurus langsung oleh para istri Konjen. Cara makannya yang jadi masalah, karena harus lesehan di lantai karena tidak ada meja makan. Tapi indahnya, tak ada satupun yang mengeluh. Rombongan hanya kaget di awal-awal namun selanjutnya terbiasa karena berlangsung hingga dua pekan.
Esok harinya, 5 Mei 1951. Timnas pun merumput. Berikut adalah skuad Timnas yang diboyong: Kiper : Han Siong (PSIS), Bek : Sunar (PSM), Chaeruddin Siregar (Persija), Rais Siregar (PSMS), Gelandang : Tan Liong Houw (Persija), M Sidhi (Persebaya), Yachya (Persib), Saderan (Persebaya), Thee San Liong (Persebaya), Bhe Ing Hien (Persebaya), Aten (Persija), Soegiono (PSIS, Penyerang, Soleh (Persija), Machroem (Persija), Aang Witarsa (Persib), dan Darmadi (Persis). Tim ini ditangani Choo Seng Quee, orang Singapura yang baru dua bulan menjadi pelatih.
Lawan pertama yang dihadapi adalah Singapore Malay, tim juara Community League Singapore dan dan Federation of Malaya. Timnas membantai klub itu dengan skor telak 7-0 di hadapan 8000 pendukungnya sendiri! Darmadi dan Machroem menjadi pahlawan karena masing-masing mengemas tiga gol dan satu gol sisa dikemas Bhe Ing Him.
Pada tanggal 6 Mei 1951, Timnas kembali turun ke lapangan. Moral yang sedang naik usai membantai Singapore Malay dengan skor 7-0, membuat Rais Siregar dkk tambah semangat. Kali ini lawan yang harus dikalahkan adalah tim Singapore A. Timnas kembali menang dengan skor cukup telak 4-1 pada laga kedua itu.
Partai ketiga Timnas dijadwalkan pada 9 Mei 1951. Kala itu lawan yang ditantang adalah Combine Service yang merupakan klub yang berisikan para tentara Inggris berbodi besar, tegap dan keras. Namun Timnas tidak gentar dan berhasil menahan imbang 0-0 klub menakutkan itu.
Laga ke empat, digelar pada 13 Mei 1951. Lawan yang dihadapi adalah juara Malay Cup, Combine Singapore. Lagi-lagi Timnas berjaya dengan menang 4-1.
Kemenangan ini paling disorot karena publik tuan rumah begitu kecewa. Padahal laga itu masuk rekor dengan penonton terbanyak kala itu dengan jumlah 15.000 orang.
Laga pamungkas digelar esok harinya. Lawan yang dihadapi adalah Combine Chinese. Pada laga ini, skuad Timnas mulai lelah. Skor akhir laga itu imbang 1-1. Faktor fisik menjadi halangan, walaupun Timnas tidak sampai kalah.
Sejak saat itu, Timnas tidak bisa diremehkan publik dunia. Acungan jempol diberikan. Terlebih karena Timnas mulai dikenal dengan kecepatan dan kombinasi menembak jarak jauhnya.
Ya, pada akhirnya sebuah kesengsaraan berhasil berbuah menjadi kenikmatan. Sebuah rasa susah, berhasil disulap menjadi satu prestasi. Bukankah hal ini juga yang mestinya ditiru skuad Ayam Kinantan. Terlebih klub yang berdiri tahun 1950 lalu, punya sejarah yang tak kalah mentereng.
Di era perserikatan, nama besar PSMS sanggup menggetarkan siapapun pemain di klub lain. Gaya bermain yang lugas dengan rap-rapnya tak jarang meruntuhkan moral tim yang bertandang ke Stadion Teladan.
Di masa ini, PSMS berhasil lima kali mengangkat tropi pada tahun 1967 ketika mengandaskan Persebaya di partai puncak, tahun 1971 ketika mengandaskan Persebaya untuk kali kedua ,tahun 1975 menjadi juara bersama dengan Persija, tahun 1983 ketika mengalahkan Persib Bandung, dan tahun 1985 ketika mengalahkan Persib Bandung juga.
Tahun 1954, PSMS menjadi runner up karena kalah dari Persija. Tahun 1957 juga juara dua karena dikalahkan PSM. Di edisi Perserikatan terakhir tahun 1992, PSMS kembali jadi runner up ketika takluk dari PSM.
Di kancah Piala Emas Bang Yos (PEBY), bahkan PSMS dicatatkan sebagai juara abadi karena tiga kali mencapai puncak dan juara. Hal itu terjadi pada tahun 2005 ketika di final mengalahkan tim asal Singapura Geylang United FC dengan skor 5-1. Di tahun yang sama, PSMS juga berhasil mengalahkan Persik Kediri dengan skor 2-1 di partai puncak. Di tahun 2006 PSMS berhasil mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 4-2 (1-1) melalui drama adu pinalti dan PSMS Medan dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.
Cerita ini memang masa lalu, tapi bukankah semangatnya abadi hingga saat ini. Ayo, para pemuda Medan pilihan PSMS, tunjukkan pada insan sepak bola nasional, bahwa taji Kinantan masih tajam dan siap menusuk setiap lawan yang bakal dihadapi. Ingat kata Bung Karno : Dont leave history! Jangan sesekali melupakan sejarah
Manajer tim, Mang Koes bahkan harus tertahan cukup lama karena statusnya yang mantan menteri di kabinet Republik Indonesia Serikat (RIS). Nasib sial juga dirasakan Soegiono winger asal PSIS yang disangka petugas bandara adalah buronan komunis yang lari dari Australia.
Bukan berleha-leha dan kesenangan karena bisa jalan-jalan keluar negeri. Disiplin amat ketat. Bagasi masing-masing pemain saat terbang ke Singapura hanya dibatasi 15 Kg karena masing-masing pemain diwajibkan membantu membawa perlengkapan seperti kostum, sepatu, bola, obat-obatan, botol kecap dan lainnya.
Namun rasa bangga bisa keluar negeri, naik kapal terbang pula cukup mengobati rasa susah itu. Bayangan akan tinggal di hotel mewah di Singapura juga menjadi pelipur lara. Tapi begitu mendarat di negeri dengan lambang kepala singa itu, harapan dan khayalan itu seketika sirna.
Lagi-lagi, skuad Merah Putih harus merana. Dengan bus yang disediakan SAFA (PSSI-nya Singapura), rombongan dijemput dan dibawa ke penginapan yang telah diurus oleh Konjen RI. Anggota tim sudah memikirkan sebuah tempat istirahat yang enak, eh ternyata tidak. Rombongan di bawa ke sebuah gedung pertemua yang cukup lebar untuk menginap.
Namanya gedung pertemuan, sudah barang tentu tidak ada kamar tidur, kamar mandi hingga ruang makan. Namanya aula, maka yang ada hanya tumpukan kursi dan meja. Paling ada satu buah meja biliar. Tapi staf Konjen sudah menyediakan beberapa kasur, bantal dan tikar.
Untuk urusan perut tidak ada masalah, karena diurus langsung oleh para istri Konjen. Cara makannya yang jadi masalah, karena harus lesehan di lantai karena tidak ada meja makan. Tapi indahnya, tak ada satupun yang mengeluh. Rombongan hanya kaget di awal-awal namun selanjutnya terbiasa karena berlangsung hingga dua pekan.
Esok harinya, 5 Mei 1951. Timnas pun merumput. Berikut adalah skuad Timnas yang diboyong: Kiper : Han Siong (PSIS), Bek : Sunar (PSM), Chaeruddin Siregar (Persija), Rais Siregar (PSMS), Gelandang : Tan Liong Houw (Persija), M Sidhi (Persebaya), Yachya (Persib), Saderan (Persebaya), Thee San Liong (Persebaya), Bhe Ing Hien (Persebaya), Aten (Persija), Soegiono (PSIS, Penyerang, Soleh (Persija), Machroem (Persija), Aang Witarsa (Persib), dan Darmadi (Persis). Tim ini ditangani Choo Seng Quee, orang Singapura yang baru dua bulan menjadi pelatih.
Lawan pertama yang dihadapi adalah Singapore Malay, tim juara Community League Singapore dan dan Federation of Malaya. Timnas membantai klub itu dengan skor telak 7-0 di hadapan 8000 pendukungnya sendiri! Darmadi dan Machroem menjadi pahlawan karena masing-masing mengemas tiga gol dan satu gol sisa dikemas Bhe Ing Him.
Pada tanggal 6 Mei 1951, Timnas kembali turun ke lapangan. Moral yang sedang naik usai membantai Singapore Malay dengan skor 7-0, membuat Rais Siregar dkk tambah semangat. Kali ini lawan yang harus dikalahkan adalah tim Singapore A. Timnas kembali menang dengan skor cukup telak 4-1 pada laga kedua itu.
Partai ketiga Timnas dijadwalkan pada 9 Mei 1951. Kala itu lawan yang ditantang adalah Combine Service yang merupakan klub yang berisikan para tentara Inggris berbodi besar, tegap dan keras. Namun Timnas tidak gentar dan berhasil menahan imbang 0-0 klub menakutkan itu.
Laga ke empat, digelar pada 13 Mei 1951. Lawan yang dihadapi adalah juara Malay Cup, Combine Singapore. Lagi-lagi Timnas berjaya dengan menang 4-1.
Kemenangan ini paling disorot karena publik tuan rumah begitu kecewa. Padahal laga itu masuk rekor dengan penonton terbanyak kala itu dengan jumlah 15.000 orang.
Laga pamungkas digelar esok harinya. Lawan yang dihadapi adalah Combine Chinese. Pada laga ini, skuad Timnas mulai lelah. Skor akhir laga itu imbang 1-1. Faktor fisik menjadi halangan, walaupun Timnas tidak sampai kalah.
Sejak saat itu, Timnas tidak bisa diremehkan publik dunia. Acungan jempol diberikan. Terlebih karena Timnas mulai dikenal dengan kecepatan dan kombinasi menembak jarak jauhnya.
Ya, pada akhirnya sebuah kesengsaraan berhasil berbuah menjadi kenikmatan. Sebuah rasa susah, berhasil disulap menjadi satu prestasi. Bukankah hal ini juga yang mestinya ditiru skuad Ayam Kinantan. Terlebih klub yang berdiri tahun 1950 lalu, punya sejarah yang tak kalah mentereng.
Di era perserikatan, nama besar PSMS sanggup menggetarkan siapapun pemain di klub lain. Gaya bermain yang lugas dengan rap-rapnya tak jarang meruntuhkan moral tim yang bertandang ke Stadion Teladan.
Di masa ini, PSMS berhasil lima kali mengangkat tropi pada tahun 1967 ketika mengandaskan Persebaya di partai puncak, tahun 1971 ketika mengandaskan Persebaya untuk kali kedua ,tahun 1975 menjadi juara bersama dengan Persija, tahun 1983 ketika mengalahkan Persib Bandung, dan tahun 1985 ketika mengalahkan Persib Bandung juga.
Tahun 1954, PSMS menjadi runner up karena kalah dari Persija. Tahun 1957 juga juara dua karena dikalahkan PSM. Di edisi Perserikatan terakhir tahun 1992, PSMS kembali jadi runner up ketika takluk dari PSM.
Di kancah Piala Emas Bang Yos (PEBY), bahkan PSMS dicatatkan sebagai juara abadi karena tiga kali mencapai puncak dan juara. Hal itu terjadi pada tahun 2005 ketika di final mengalahkan tim asal Singapura Geylang United FC dengan skor 5-1. Di tahun yang sama, PSMS juga berhasil mengalahkan Persik Kediri dengan skor 2-1 di partai puncak. Di tahun 2006 PSMS berhasil mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 4-2 (1-1) melalui drama adu pinalti dan PSMS Medan dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.
Cerita ini memang masa lalu, tapi bukankah semangatnya abadi hingga saat ini. Ayo, para pemuda Medan pilihan PSMS, tunjukkan pada insan sepak bola nasional, bahwa taji Kinantan masih tajam dan siap menusuk setiap lawan yang bakal dihadapi. Ingat kata Bung Karno : Dont leave history! Jangan sesekali melupakan sejarah
Jecky ingin cetak gol
Striker muda PSMS Medan Jecky Pasarella mengaku ingin mencetak gol bila pelatih Suimin Dihardja menurunkannya, saat timnya menghadapi Persires Rengat dalam laga awal kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 di Rengat, Rabu sore ini.
Keinginan putra dari orangtua kelahiran Padang itu, karena menyadari punya tanggung jawab besar sebagai pemain depan untuk membawa Ayam Kinantan menciptakan kemenangan.
"Lawan Persires adalah laga perdana saya memperkuat PSMS di kancah kompetisi bertaraf nasional ini, makanya saya ingin sekali mencetak gol sekaligus membahagiakan publik sepakbola Medan dan Sumut," ujar pemuda kelahiran Medan 4 Oktober 1986 itu, Selasa.
Pemain yang bertempat tinggal di Jl Raya Menteng Gg Ansor Medan itu memiliki lari kencang dan tendangan keras seperti diperlihatkannya ketika tampil di serangkaian ujicoba PSMS. Jecky mengaku terinspirasi rekan sesama timnya Nyeck Nyobe (libero/striker) dan Ikpefue Osas Marvellous Saha (striker) yang selalu berhasil mencetak gol di laga ujicoba PSMS.
"Saya berharap pelatih memberikan kepercayaan kepada saya pada pertandingan sore nanti. Jika diturunkan, saya akan berusaha menunjukkan performa terbaik," ucap Jecky yang mengaku siap fisik dan mental.
Sebaliknya, rekan Jecky yang menempati posisi bertahan, Chico Maradona, menyatakan siap menjegal Persires bila diturunkan pelatih. Dijumpai di penginapan PSMS di Wisma Cendana, dia berucap siap memberikan kejutan untuk lawannya itu.
"Memang saya belum pernah tampil di kompetisi sebesar ini, tapi saya punya keyakinan dapat membendung upaya mereka menciptakan gol ke gawang PSMS," ujar Chico.
Selain itu, karyawan Bank Sumut itu yakin dirinya dan rekan-rekannya bisa memetik kemenangan perdananya di pentas Divisi Utama ini. "Ini kesempatan baik kita untuk meraih kemenangan. Tidak masalah bermain di kandang lawan sekalipun," kata pemuda kelahiran Medan 4 Juli 1986 itu
Keinginan putra dari orangtua kelahiran Padang itu, karena menyadari punya tanggung jawab besar sebagai pemain depan untuk membawa Ayam Kinantan menciptakan kemenangan.
"Lawan Persires adalah laga perdana saya memperkuat PSMS di kancah kompetisi bertaraf nasional ini, makanya saya ingin sekali mencetak gol sekaligus membahagiakan publik sepakbola Medan dan Sumut," ujar pemuda kelahiran Medan 4 Oktober 1986 itu, Selasa.
Pemain yang bertempat tinggal di Jl Raya Menteng Gg Ansor Medan itu memiliki lari kencang dan tendangan keras seperti diperlihatkannya ketika tampil di serangkaian ujicoba PSMS. Jecky mengaku terinspirasi rekan sesama timnya Nyeck Nyobe (libero/striker) dan Ikpefue Osas Marvellous Saha (striker) yang selalu berhasil mencetak gol di laga ujicoba PSMS.
"Saya berharap pelatih memberikan kepercayaan kepada saya pada pertandingan sore nanti. Jika diturunkan, saya akan berusaha menunjukkan performa terbaik," ucap Jecky yang mengaku siap fisik dan mental.
Sebaliknya, rekan Jecky yang menempati posisi bertahan, Chico Maradona, menyatakan siap menjegal Persires bila diturunkan pelatih. Dijumpai di penginapan PSMS di Wisma Cendana, dia berucap siap memberikan kejutan untuk lawannya itu.
"Memang saya belum pernah tampil di kompetisi sebesar ini, tapi saya punya keyakinan dapat membendung upaya mereka menciptakan gol ke gawang PSMS," ujar Chico.
Selain itu, karyawan Bank Sumut itu yakin dirinya dan rekan-rekannya bisa memetik kemenangan perdananya di pentas Divisi Utama ini. "Ini kesempatan baik kita untuk meraih kemenangan. Tidak masalah bermain di kandang lawan sekalipun," kata pemuda kelahiran Medan 4 Juli 1986 itu
PSMS fokus lapangan tengah
PSMS Medan akan berupaya untuk menguasai lapangan tengah demi menciptakan gol demi gol ke gawang Persires Rengat. Demikian disampaikan Pelatih PSMS Suimin Dihardja, Selasa.
Dihubungi Waspada di Wisma Cendana Rengat Riau dari Medan, pelatih kampung itu sadar target tersebut tidaklah muluk dan cukup ampuh untuk meraih poin di Stadion Narasinga, markas Persires, pada laga perdana kompetisi Divisi Utama 2009/2010.
Banyak alasan Suimin mengincar bermain seri dan ini dikarenakan skuad The Killer belum komplit. Dari dua legiun impor yang dimiliki, hanya Nyeck Nyobe yang kemungkinan besar bisa diturunkan. Osas Saha dipastikan absen karena urusan administrasinya belum beres.
Di samping itu, faktor keletihan fisik juga menjadi soal. Pada proses recovery pemain hingga tes lapangan, terlihat Selamet Riyadi cs belum sepenuhnya bugar. Diakui Suimin, idealnya dalam 24 jam pemain sudah bugar.
Dari faktor teknis, skuad PSMS yang berencana tampil dengan strategi penguasaan lini tengah diminta Suimin lebih sabar mencari peluang sebelum memutuskan menerobos masuk wilayah lawan.
Untuk memaksimalkan ini, Suimin bahkan berencana memasang enam gelandang sekaligus. Kepada Edu Juanda dan M Affan Lubis diharapkan mampu menjadi inspirator permainan bersama Tri Yudha Handoko. Posisi target man nantinya juga akan diemban Jecky Pasarela.
Di belakang, Suimin bisa sedikit bernafas lega karena Nyeck Nyobe bisa dimainkan. Duetnya dengan Slamet Riyadi diharapkan mampu menahan laju Colly Misrun cs.
Dari kubu Persires, ambisi luar biasa untuk menang diperlihatkan tuan rumah usai promosi ke Divisi Utama. Tim asuhan Syamsul Bachri mengaku akan memaksimalkan laga kandang kendati mengaku buta kekuatan lawan.
“Saya yakin Persires bisa meraih tiga angka. Anak-anak sudah siap tampil,” ucap pelatih yang sudah tiga musim menangani Persires sejak dari Divisi II hingga promosi.
Sementara asisten manajer tim PSMS Drs Benny Tomasoa berharap masyarakat Medan mendoakan perjuangan Nyeck Nyobe dan kawan-kawan, agar bisa memetik kemenangan dari Persires sore nanti.
Secara terpisah, Manajer Tim Drs Hendra DS menyatakan pemain yang dalam kondisi siap tempur itu diharapkan dapat mencuri angka di kandang lawan. "PSMS diharapkan bisa tampil baik sekaligus memenangkan pertandingan, sehingga tidak mengecewakan warga Sumut,” tutur Hendra mengatakan warga asal Sumut yang tinggal di Rengat akan memberikan dukungan langsung kepada PSMS
Dihubungi Waspada di Wisma Cendana Rengat Riau dari Medan, pelatih kampung itu sadar target tersebut tidaklah muluk dan cukup ampuh untuk meraih poin di Stadion Narasinga, markas Persires, pada laga perdana kompetisi Divisi Utama 2009/2010.
Banyak alasan Suimin mengincar bermain seri dan ini dikarenakan skuad The Killer belum komplit. Dari dua legiun impor yang dimiliki, hanya Nyeck Nyobe yang kemungkinan besar bisa diturunkan. Osas Saha dipastikan absen karena urusan administrasinya belum beres.
Di samping itu, faktor keletihan fisik juga menjadi soal. Pada proses recovery pemain hingga tes lapangan, terlihat Selamet Riyadi cs belum sepenuhnya bugar. Diakui Suimin, idealnya dalam 24 jam pemain sudah bugar.
Dari faktor teknis, skuad PSMS yang berencana tampil dengan strategi penguasaan lini tengah diminta Suimin lebih sabar mencari peluang sebelum memutuskan menerobos masuk wilayah lawan.
Untuk memaksimalkan ini, Suimin bahkan berencana memasang enam gelandang sekaligus. Kepada Edu Juanda dan M Affan Lubis diharapkan mampu menjadi inspirator permainan bersama Tri Yudha Handoko. Posisi target man nantinya juga akan diemban Jecky Pasarela.
Di belakang, Suimin bisa sedikit bernafas lega karena Nyeck Nyobe bisa dimainkan. Duetnya dengan Slamet Riyadi diharapkan mampu menahan laju Colly Misrun cs.
Dari kubu Persires, ambisi luar biasa untuk menang diperlihatkan tuan rumah usai promosi ke Divisi Utama. Tim asuhan Syamsul Bachri mengaku akan memaksimalkan laga kandang kendati mengaku buta kekuatan lawan.
“Saya yakin Persires bisa meraih tiga angka. Anak-anak sudah siap tampil,” ucap pelatih yang sudah tiga musim menangani Persires sejak dari Divisi II hingga promosi.
Sementara asisten manajer tim PSMS Drs Benny Tomasoa berharap masyarakat Medan mendoakan perjuangan Nyeck Nyobe dan kawan-kawan, agar bisa memetik kemenangan dari Persires sore nanti.
Secara terpisah, Manajer Tim Drs Hendra DS menyatakan pemain yang dalam kondisi siap tempur itu diharapkan dapat mencuri angka di kandang lawan. "PSMS diharapkan bisa tampil baik sekaligus memenangkan pertandingan, sehingga tidak mengecewakan warga Sumut,” tutur Hendra mengatakan warga asal Sumut yang tinggal di Rengat akan memberikan dukungan langsung kepada PSMS
Tuesday, November 24, 2009
Lobi ke BLI gol, Nyeck boleh main
Badan Liga Indonesia (BLI) akhirnya mengizinkan salah seorang legiun asing PSMS Medan, Nyeck Nyobe, tampil pada pertandingan perdana menghadapi Persires Rengat pada kompetisi Divisi Utama 2009/2010 di Rengat, Rabu besok.
“Namun Osas Marvellous Saha belum diizinkan BLI untuk memperkuat skuad Ayam Kinantan,” ujar Asisten Manajer Tim PSMS Drs Benny Tomasoa yang melakukan lobi ke BLI di Jakarta, Senin.
Menurut Benny, BLI mengeluarkan izin setelah pihaknya mengurus kelengkapan dokumen libero PSMS itu, kecuali Saha karena masih tersangkut masalah dengan agennya. “Tugas dari manajemen telah selesai, sekarang tinggal Onana Jules (agen) yang berurusan ke BLI,” kata Benny.
Diakuinya, alasan keterlambatan tersebut terjadi karena administrasi pemain asing yang belum terlengkapi ke pihak agen. Tetapi dia juga menyatakan, manajemen telah menyelesaikan tanggungjawabnya sehingga berani menyuruh Nyeck menyusul tim ke Rengat, Selasa ini.
“Nyeck dijadwalkan baru bergabung dengan tim pada Selasa malam. Seharusnya Senin kemarin berangkat, tetapi karena tidak ada pesawat ke Riau saat diberitahukan BLI, Nyeck terpaksa berangkat Selasa,” sebutnya.
Hal senada disampaikan Sekretaris Tim PSMS, Fityan Hamdy yang menuturkan Nyeck akan tiba di Rengat Selasa ini. “Kemungkinan saat ujicoba lapangan, dia sudah bisa ikut latihan bersama tim," terangnya.
Benny mengatakan, keadaan ini cukup membuat manajemen ketar-ketir mengingat laga melawan Persires merupakan momen penting untuk melangkah ke pertandingan berikutnya. Selain itu, hanya kemenangan yang bisa membuat publik sepakbola Medan pulih kembali kepercayaannya terhadap PSMS.
"PSMS sangat membutuhkan kontribusi dari legiun asingnya untuk menghadapi Persires nanti. Setelah berupaya semaksimal mungkin, syukurlah BLI mengeluarkan izin untuk Nyeck," ujar Benny.
Sementara itu, Nyeck dan Saha mengaku menyerahkan persoalan mereka sepenuhnya pada manajemen. "Saya tidak mengetahui pasti mengenai hal tersebut. Sebagai pemain, saya siap dimainkan kapan saja," ujar Nyeck.
“Namun Osas Marvellous Saha belum diizinkan BLI untuk memperkuat skuad Ayam Kinantan,” ujar Asisten Manajer Tim PSMS Drs Benny Tomasoa yang melakukan lobi ke BLI di Jakarta, Senin.
Menurut Benny, BLI mengeluarkan izin setelah pihaknya mengurus kelengkapan dokumen libero PSMS itu, kecuali Saha karena masih tersangkut masalah dengan agennya. “Tugas dari manajemen telah selesai, sekarang tinggal Onana Jules (agen) yang berurusan ke BLI,” kata Benny.
Diakuinya, alasan keterlambatan tersebut terjadi karena administrasi pemain asing yang belum terlengkapi ke pihak agen. Tetapi dia juga menyatakan, manajemen telah menyelesaikan tanggungjawabnya sehingga berani menyuruh Nyeck menyusul tim ke Rengat, Selasa ini.
“Nyeck dijadwalkan baru bergabung dengan tim pada Selasa malam. Seharusnya Senin kemarin berangkat, tetapi karena tidak ada pesawat ke Riau saat diberitahukan BLI, Nyeck terpaksa berangkat Selasa,” sebutnya.
Hal senada disampaikan Sekretaris Tim PSMS, Fityan Hamdy yang menuturkan Nyeck akan tiba di Rengat Selasa ini. “Kemungkinan saat ujicoba lapangan, dia sudah bisa ikut latihan bersama tim," terangnya.
Benny mengatakan, keadaan ini cukup membuat manajemen ketar-ketir mengingat laga melawan Persires merupakan momen penting untuk melangkah ke pertandingan berikutnya. Selain itu, hanya kemenangan yang bisa membuat publik sepakbola Medan pulih kembali kepercayaannya terhadap PSMS.
"PSMS sangat membutuhkan kontribusi dari legiun asingnya untuk menghadapi Persires nanti. Setelah berupaya semaksimal mungkin, syukurlah BLI mengeluarkan izin untuk Nyeck," ujar Benny.
Sementara itu, Nyeck dan Saha mengaku menyerahkan persoalan mereka sepenuhnya pada manajemen. "Saya tidak mengetahui pasti mengenai hal tersebut. Sebagai pemain, saya siap dimainkan kapan saja," ujar Nyeck.
Monday, November 23, 2009
Ke Rengat tanpa Kostum Tanding
KONDISI PSMS musim ini memang sungguh memprihatinkan. Hingga saatnya harus melakoni laga away perdana wilayah I yang berlangsung di Rengat, tim Ayam Kinantan belum punya kostum. Ironis bukan!
Urusan perlengkapan tim, sebenarnya sudah dilimpahkan kepada Specs produsen perlengkapan olahraga tanah air yang bertindak sebagai sponsor. Sayangnya, Specs tidak sepenuhnya memberikan perlengkapan dengan gratis karena PSMS hanya berlaga di Divisi Utama.
Specs hanya menggratiskan beberapa item, kecuali kostum tim dan segala tetek bengeknya seperti sepatu. Walhasil, hingga Minggu (22/11) saat skuad tiba di Rengat, kostum yang akan dipakai berlaga tidak dibawa serta. Wujud kostum itu pun belum ada yang tahu.
Namun hal ini coba ditangani oleh manajemen. Minggu malam, Benny Tomasoa berencana terbang ke Jakarta untuk menjemput kostum tersebut. “Kostum menyusul. Sebelum bertanding, kostum sudah datang. Itu dapat dipastikan,” kata Benny.
Terlepas dari masalah itu, yang lebih parah adalah timpangnya kondisi tim. Di Rengat, PSMS akan berjibaku tanpa dukungan duo legiun asingnya, Nyeck Nyobe dan Osas Saha.
Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) keduanya belum sehingga tidak bisa diturunkan. “Dengan pemain yang apa adanya lah kita berlaga. Mencuri satu poin dari dua partai away melawan Rengat dan Tembilahan merupakan target yang cukup realistis,” kata Suimin.
Urusan perlengkapan tim, sebenarnya sudah dilimpahkan kepada Specs produsen perlengkapan olahraga tanah air yang bertindak sebagai sponsor. Sayangnya, Specs tidak sepenuhnya memberikan perlengkapan dengan gratis karena PSMS hanya berlaga di Divisi Utama.
Specs hanya menggratiskan beberapa item, kecuali kostum tim dan segala tetek bengeknya seperti sepatu. Walhasil, hingga Minggu (22/11) saat skuad tiba di Rengat, kostum yang akan dipakai berlaga tidak dibawa serta. Wujud kostum itu pun belum ada yang tahu.
Namun hal ini coba ditangani oleh manajemen. Minggu malam, Benny Tomasoa berencana terbang ke Jakarta untuk menjemput kostum tersebut. “Kostum menyusul. Sebelum bertanding, kostum sudah datang. Itu dapat dipastikan,” kata Benny.
Terlepas dari masalah itu, yang lebih parah adalah timpangnya kondisi tim. Di Rengat, PSMS akan berjibaku tanpa dukungan duo legiun asingnya, Nyeck Nyobe dan Osas Saha.
Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) keduanya belum sehingga tidak bisa diturunkan. “Dengan pemain yang apa adanya lah kita berlaga. Mencuri satu poin dari dua partai away melawan Rengat dan Tembilahan merupakan target yang cukup realistis,” kata Suimin.
Belajarlah Menyulap Sengsara Menjadi Nikmat
Berkaca dari Fanatisme Timnas 1951 dan Gemilangnya Era Perserikatan (1)
Yang saya tangkap, PSMS musim ini benar-benar jatuh miskin. Musim lalu, ketika Ayam Kinantan ‘dipelihara’ Sihar Sitorus, uang tampaknya
bukan masalah
Saat itu dana benar-benar berlimpah, walau prestasi tidak begitu berkilau. Sedangkan musim ini, PSMS hampir saja main tanpa kostum dan sepatu karena uang untuk melengkapi kebutuhan tim tak mencukupi.
Tak bisa dipungkiri, perjalanan PSMS menatap Divisi Utama kali ini penuh dengan halang rintang. Apalagi masalah yang begitu membelenggu, kalau tidak soal pendanaan. Ya, diharamkannya APBD untuk sebuah klub kiranya cukup untuk menghentikan denyut nadi perjuangan, walau tak sampai mati total.
Berkaca dari mengerikannya kondisi PSMS ini, saya teringat masa-masa di mana Timnas Merah Putih melewati lawatannya ke negeri tetangga Singapura, pada tahun 1951 silam.
Saat itu, kondisi Timnas Merah Putih bahkan lebih parah dari kondisi yang dialami PSMS saat ini. Tentu saja, karena memang zamannya beda.
Tapi setidaknya, kita tidak bisa begitu saja melupakan sejarah. Ingat kata Bung Karno-Pemimpin Revolusioner bangsa ini : Jangan sesekali melupakan sejarah (Jas Merah)!.
Kata-kata ini yang selalu diucapkan beliau untuk memotivasi para pemuda saat itu. Tak terkecuali berlaku juga bagi skuad Merah Putih kala itu. Ya, harapannya, skuad PSMS saat ini mampu berjuang dengan darah dan airmatanya untuk satu tujuan, kembali ke ISL.
Kisah perjalanan keluar negeri kedua Timnas Indonesia tahun 1951 itu, terekam dengan baik di memoar yang dituliskan Kosasih ‘Mang Koes’ Purwanegara, SH (Mantan Menteri Sosial Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949-50 dan mantan Ketua PSSI 1968-74), sebagai kenangan 80 Tahun Bapak yang Berisi Sepak terjangnya di kancah sepak bola nasional itu yang kebetulan pernah saya baca dalam buku berjudul Drama itu Bernama Sepak Bola, karangan seorang wartawan olahraga senior Arief Natakusumah. Begini kisahnya : Tahun 1951, Tim Merah Putih yang dimanajeri langsung oleh Mang Koes melakoni tur ke Singapura. Karena sifatnya tur, tak ada anggaran dari negara. Semua pembiayaan ditanggung PSSI. Begitupun, seluruh anggota rombongan merasa bangga setengah mati.
Saat itu, negeri ini baru seumur jagung dari kemerdekaanya. Materil pemain pun apa adanya. Tapi jangan tanya semangatnya! Inilah modal sesungguhnya yang ternyata mampu bikin bangga. Offisial resmi pada rombongan itu hanya berjumlah 16 orang. Tim membawa dua stel seragam, kaos merah-putih dengan logo garuda di dada lengkap dengan celana dan kaos kaki. Beberapa baju resmi juga dibawa serta untuk jaga-jaga kalau ada acara kenegaraan.
Unik, lambang PSSI diberi peniti untuk bongkar-pasang sesuai kebutuhan. Kostum tidak ada masalah, bahkan desainnya saat itu mirip dengan kostum Arsenal musim ini. Cantiklah. Yang masalah adalah sepatunya.
Unik, lambang PSSI diberi peniti untuk bongkar-pasang sesua
Ya, di zaman itu, sepatu bola terkenal adalah buatan toko sepatu Tjan Fung di daerah Senen Jakarta. Memang sepatu buatan toko itu kuat, tapi berat dan keras!
Uang saku pemain diberikan juga. Tapi jumlahnya hanya 2 dolar perhari perorang, sedangkan offisial 3 dolar perorang. Kurs saat itu tentu saja tidak setinggi sekarang. Namun dengan segala kekurangan itu, seluruh pemain dan offisial senang luar biasa karena berangkatnya naik kapal terbang
Yang saya tangkap, PSMS musim ini benar-benar jatuh miskin. Musim lalu, ketika Ayam Kinantan ‘dipelihara’ Sihar Sitorus, uang tampaknya
bukan masalah
Saat itu dana benar-benar berlimpah, walau prestasi tidak begitu berkilau. Sedangkan musim ini, PSMS hampir saja main tanpa kostum dan sepatu karena uang untuk melengkapi kebutuhan tim tak mencukupi.
Tak bisa dipungkiri, perjalanan PSMS menatap Divisi Utama kali ini penuh dengan halang rintang. Apalagi masalah yang begitu membelenggu, kalau tidak soal pendanaan. Ya, diharamkannya APBD untuk sebuah klub kiranya cukup untuk menghentikan denyut nadi perjuangan, walau tak sampai mati total.
Berkaca dari mengerikannya kondisi PSMS ini, saya teringat masa-masa di mana Timnas Merah Putih melewati lawatannya ke negeri tetangga Singapura, pada tahun 1951 silam.
Saat itu, kondisi Timnas Merah Putih bahkan lebih parah dari kondisi yang dialami PSMS saat ini. Tentu saja, karena memang zamannya beda.
Tapi setidaknya, kita tidak bisa begitu saja melupakan sejarah. Ingat kata Bung Karno-Pemimpin Revolusioner bangsa ini : Jangan sesekali melupakan sejarah (Jas Merah)!.
Kata-kata ini yang selalu diucapkan beliau untuk memotivasi para pemuda saat itu. Tak terkecuali berlaku juga bagi skuad Merah Putih kala itu. Ya, harapannya, skuad PSMS saat ini mampu berjuang dengan darah dan airmatanya untuk satu tujuan, kembali ke ISL.
Kisah perjalanan keluar negeri kedua Timnas Indonesia tahun 1951 itu, terekam dengan baik di memoar yang dituliskan Kosasih ‘Mang Koes’ Purwanegara, SH (Mantan Menteri Sosial Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949-50 dan mantan Ketua PSSI 1968-74), sebagai kenangan 80 Tahun Bapak yang Berisi Sepak terjangnya di kancah sepak bola nasional itu yang kebetulan pernah saya baca dalam buku berjudul Drama itu Bernama Sepak Bola, karangan seorang wartawan olahraga senior Arief Natakusumah. Begini kisahnya : Tahun 1951, Tim Merah Putih yang dimanajeri langsung oleh Mang Koes melakoni tur ke Singapura. Karena sifatnya tur, tak ada anggaran dari negara. Semua pembiayaan ditanggung PSSI. Begitupun, seluruh anggota rombongan merasa bangga setengah mati.
Saat itu, negeri ini baru seumur jagung dari kemerdekaanya. Materil pemain pun apa adanya. Tapi jangan tanya semangatnya! Inilah modal sesungguhnya yang ternyata mampu bikin bangga. Offisial resmi pada rombongan itu hanya berjumlah 16 orang. Tim membawa dua stel seragam, kaos merah-putih dengan logo garuda di dada lengkap dengan celana dan kaos kaki. Beberapa baju resmi juga dibawa serta untuk jaga-jaga kalau ada acara kenegaraan.
Unik, lambang PSSI diberi peniti untuk bongkar-pasang sesuai kebutuhan. Kostum tidak ada masalah, bahkan desainnya saat itu mirip dengan kostum Arsenal musim ini. Cantiklah. Yang masalah adalah sepatunya.
Unik, lambang PSSI diberi peniti untuk bongkar-pasang sesua
Ya, di zaman itu, sepatu bola terkenal adalah buatan toko sepatu Tjan Fung di daerah Senen Jakarta. Memang sepatu buatan toko itu kuat, tapi berat dan keras!
Uang saku pemain diberikan juga. Tapi jumlahnya hanya 2 dolar perhari perorang, sedangkan offisial 3 dolar perorang. Kurs saat itu tentu saja tidak setinggi sekarang. Namun dengan segala kekurangan itu, seluruh pemain dan offisial senang luar biasa karena berangkatnya naik kapal terbang
Belajarlah Menyulap Sengsara Menjadi Nikmat
Berkaca dari Fanatisme Timnas 1951 dan Gemilangnya Era Perserikatan (1)
Yang saya tangkap, PSMS musim ini benar-benar jatuh miskin. Musim lalu, ketika Ayam Kinantan ‘dipelihara’ Sihar Sitorus, uang tampaknya
bukan masalah
Saat itu dana benar-benar berlimpah, walau prestasi tidak begitu berkilau. Sedangkan musim ini, PSMS hampir saja main tanpa kostum dan sepatu karena uang untuk melengkapi kebutuhan tim tak mencukupi.
Tak bisa dipungkiri, perjalanan PSMS menatap Divisi Utama kali ini penuh dengan halang rintang. Apalagi masalah yang begitu membelenggu, kalau tidak soal pendanaan. Ya, diharamkannya APBD untuk sebuah klub kiranya cukup untuk menghentikan denyut nadi perjuangan, walau tak sampai mati total.
Berkaca dari mengerikannya kondisi PSMS ini, saya teringat masa-masa di mana Timnas Merah Putih melewati lawatannya ke negeri tetangga Singapura, pada tahun 1951 silam.
Saat itu, kondisi Timnas Merah Putih bahkan lebih parah dari kondisi yang dialami PSMS saat ini. Tentu saja, karena memang zamannya beda.
Tapi setidaknya, kita tidak bisa begitu saja melupakan sejarah. Ingat kata Bung Karno-Pemimpin Revolusioner bangsa ini : Jangan sesekali melupakan sejarah (Jas Merah)!.
Kata-kata ini yang selalu diucapkan beliau untuk memotivasi para pemuda saat itu. Tak terkecuali berlaku juga bagi skuad Merah Putih kala itu. Ya, harapannya, skuad PSMS saat ini mampu berjuang dengan darah dan airmatanya untuk satu tujuan, kembali ke ISL.
Kisah perjalanan keluar negeri kedua Timnas Indonesia tahun 1951 itu, terekam dengan baik di memoar yang dituliskan Kosasih ‘Mang Koes’ Purwanegara, SH (Mantan Menteri Sosial Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949-50 dan mantan Ketua PSSI 1968-74), sebagai kenangan 80 Tahun Bapak yang Berisi Sepak terjangnya di kancah sepak bola nasional itu yang kebetulan pernah saya baca dalam buku berjudul Drama itu Bernama Sepak Bola, karangan seorang wartawan olahraga senior Arief Natakusumah. Begini kisahnya : Tahun 1951, Tim Merah Putih yang dimanajeri langsung oleh Mang Koes melakoni tur ke Singapura. Karena sifatnya tur, tak ada anggaran dari negara. Semua pembiayaan ditanggung PSSI. Begitupun, seluruh anggota rombongan merasa bangga setengah mati.
Saat itu, negeri ini baru seumur jagung dari kemerdekaanya. Materil pemain pun apa adanya. Tapi jangan tanya semangatnya! Inilah modal sesungguhnya yang ternyata mampu bikin bangga. Offisial resmi pada rombongan itu hanya berjumlah 16 orang. Tim membawa dua stel seragam, kaos merah-putih dengan logo garuda di dada lengkap dengan celana dan kaos kaki. Beberapa baju resmi juga dibawa serta untuk jaga-jaga kalau ada acara kenegaraan.
Unik, lambang PSSI diberi peniti untuk bongkar-pasang sesuai kebutuhan. Kostum tidak ada masalah, bahkan desainnya saat itu mirip dengan kostum Arsenal musim ini. Cantiklah. Yang masalah adalah sepatunya.
Unik, lambang PSSI diberi peniti untuk bongkar-pasang sesua
Ya, di zaman itu, sepatu bola terkenal adalah buatan toko sepatu Tjan Fung di daerah Senen Jakarta. Memang sepatu buatan toko itu kuat, tapi berat dan keras!
Uang saku pemain diberikan juga. Tapi jumlahnya hanya 2 dolar perhari perorang, sedangkan offisial 3 dolar perorang. Kurs saat itu tentu saja tidak setinggi sekarang. Namun dengan segala kekurangan itu, seluruh pemain dan offisial senang luar biasa karena berangkatnya naik kapal terbang
Yang saya tangkap, PSMS musim ini benar-benar jatuh miskin. Musim lalu, ketika Ayam Kinantan ‘dipelihara’ Sihar Sitorus, uang tampaknya
bukan masalah
Saat itu dana benar-benar berlimpah, walau prestasi tidak begitu berkilau. Sedangkan musim ini, PSMS hampir saja main tanpa kostum dan sepatu karena uang untuk melengkapi kebutuhan tim tak mencukupi.
Tak bisa dipungkiri, perjalanan PSMS menatap Divisi Utama kali ini penuh dengan halang rintang. Apalagi masalah yang begitu membelenggu, kalau tidak soal pendanaan. Ya, diharamkannya APBD untuk sebuah klub kiranya cukup untuk menghentikan denyut nadi perjuangan, walau tak sampai mati total.
Berkaca dari mengerikannya kondisi PSMS ini, saya teringat masa-masa di mana Timnas Merah Putih melewati lawatannya ke negeri tetangga Singapura, pada tahun 1951 silam.
Saat itu, kondisi Timnas Merah Putih bahkan lebih parah dari kondisi yang dialami PSMS saat ini. Tentu saja, karena memang zamannya beda.
Tapi setidaknya, kita tidak bisa begitu saja melupakan sejarah. Ingat kata Bung Karno-Pemimpin Revolusioner bangsa ini : Jangan sesekali melupakan sejarah (Jas Merah)!.
Kata-kata ini yang selalu diucapkan beliau untuk memotivasi para pemuda saat itu. Tak terkecuali berlaku juga bagi skuad Merah Putih kala itu. Ya, harapannya, skuad PSMS saat ini mampu berjuang dengan darah dan airmatanya untuk satu tujuan, kembali ke ISL.
Kisah perjalanan keluar negeri kedua Timnas Indonesia tahun 1951 itu, terekam dengan baik di memoar yang dituliskan Kosasih ‘Mang Koes’ Purwanegara, SH (Mantan Menteri Sosial Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949-50 dan mantan Ketua PSSI 1968-74), sebagai kenangan 80 Tahun Bapak yang Berisi Sepak terjangnya di kancah sepak bola nasional itu yang kebetulan pernah saya baca dalam buku berjudul Drama itu Bernama Sepak Bola, karangan seorang wartawan olahraga senior Arief Natakusumah. Begini kisahnya : Tahun 1951, Tim Merah Putih yang dimanajeri langsung oleh Mang Koes melakoni tur ke Singapura. Karena sifatnya tur, tak ada anggaran dari negara. Semua pembiayaan ditanggung PSSI. Begitupun, seluruh anggota rombongan merasa bangga setengah mati.
Saat itu, negeri ini baru seumur jagung dari kemerdekaanya. Materil pemain pun apa adanya. Tapi jangan tanya semangatnya! Inilah modal sesungguhnya yang ternyata mampu bikin bangga. Offisial resmi pada rombongan itu hanya berjumlah 16 orang. Tim membawa dua stel seragam, kaos merah-putih dengan logo garuda di dada lengkap dengan celana dan kaos kaki. Beberapa baju resmi juga dibawa serta untuk jaga-jaga kalau ada acara kenegaraan.
Unik, lambang PSSI diberi peniti untuk bongkar-pasang sesuai kebutuhan. Kostum tidak ada masalah, bahkan desainnya saat itu mirip dengan kostum Arsenal musim ini. Cantiklah. Yang masalah adalah sepatunya.
Unik, lambang PSSI diberi peniti untuk bongkar-pasang sesua
Ya, di zaman itu, sepatu bola terkenal adalah buatan toko sepatu Tjan Fung di daerah Senen Jakarta. Memang sepatu buatan toko itu kuat, tapi berat dan keras!
Uang saku pemain diberikan juga. Tapi jumlahnya hanya 2 dolar perhari perorang, sedangkan offisial 3 dolar perorang. Kurs saat itu tentu saja tidak setinggi sekarang. Namun dengan segala kekurangan itu, seluruh pemain dan offisial senang luar biasa karena berangkatnya naik kapal terbang
Saturday, November 21, 2009
Tanpa Asing
MEDAN- Memang belum ada kepastian apakah di saat menghadapi Persires Rengat pada tanggal 25 November nanti PSMS dapat menurunkan dua legiun asingnya Osasa Saha dan Nyek Nyobe, ataukah keduanya terpaksa diparkir.
Tapi sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap prestasi PSMS musim ini, Suimin Diharja tak ingin mengambil resiko.
Buktinya langkah antisipasi telah dilakukan oleh mantan pelatih Persikabo untuk tidak melibatkan keduanya pada simulasi yang digelar kemarin (20/11)
Terlihat benar jika Suimin tak ingin bergantung dengan kemampuan kedua pemain asingnya tadi. Apalagi keduanya belum memiliki Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS).
“Latihan hari ini bertujuan untuk membiasakan tim tampil tanpa keduanya (Osas Saha dan Nyek Nyobe, Red), karena kita tetap menginginkan hasil sempurna, meskipun tanpa kehadiran keduanya,” bilang Suimin.
Kendati demikian, Suimin tak menampik jika penampilan timnya tanpa kehadiran Osas dan Nyek tak sebaik jika keduanya tampil memperkuat Ayam Kinantan. “Memang hasilnya belum begitu bagus. Tapi harus dimaklumi, karena ini kali pertama tim tampil tanpa kehadiran Saha dan Nyek,” beber Suimin usai latihan di Stadion Kebun Bunga, Jumat (20/11).
Pada simulasi kemarin, poin utama yang diinginkan Suimin adalah bagaimana para skuad bisa bermain apik antara bertahan dan menyerang. Keselarasan dan kerapian pasca diserang atau menyerang menjadi prioritas yang harus dibenahi.
Untuk menerapkan metode ini, Suimin bahkan berencana memasang enam gelandang sekaligus.
Sepertiga harus mampu dikuasai PSMS Affan Lubis, Edu Juanda, Tri Yudha Handoko.
Dua wing bek juga diproyeksikan untuk membantu pertahanan dan serangan balik. Untuk tugas ini, Dodi Rahwana dan Bambang Tri Sanjaya menjadi alternatif utama.
Di lini depan, hanya akan ada satu striker. Jecky Pasarela akan dberi kepercayaan untuk mendobrak pertahanan lawan.
Saat simulasi berlangsung, tim yang diproyeksikan tampil sebagai starter melawan Persires Rengat (25/11)belum menunjukkan permainan yang efektif.
Sebaliknya, lawannya yang sebagian besar pemainnya tidak akan dibawa dalam lawatan ke Rengat justru tampil lepas, hingga mampu mengungguli tim utama.
“Doktrin untuk menguasai lapangan tengah serta kewajiban untuk menjaga keseimbangan antara tampil bertahan sembari menunggu untuk melakukan serangan balik, seolah menjadi beban bagi para starter. Sebaliknya lawannya main lepas, sehingga lebih baik. Ini akan disimulasikan lagi untuk pemantapan kerja sama tim,” lanjut Suimin.
Kembali ke masalah KITAS Saha dan Ntyek yang belum kelar, asisten manejer tim PSMS Benny Tomasoa mengatakan bahwa pihaknya masih terus berupaya agar KITAS itu dapat selesai tepat waktu.
“Peluang mereka untuk tampil masih fifty-fity. Intinya kita tetap mengupayakan agar mereka bisa main,” bilang pria berdarah Ambon itu
Tapi sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap prestasi PSMS musim ini, Suimin Diharja tak ingin mengambil resiko.
Buktinya langkah antisipasi telah dilakukan oleh mantan pelatih Persikabo untuk tidak melibatkan keduanya pada simulasi yang digelar kemarin (20/11)
Terlihat benar jika Suimin tak ingin bergantung dengan kemampuan kedua pemain asingnya tadi. Apalagi keduanya belum memiliki Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS).
“Latihan hari ini bertujuan untuk membiasakan tim tampil tanpa keduanya (Osas Saha dan Nyek Nyobe, Red), karena kita tetap menginginkan hasil sempurna, meskipun tanpa kehadiran keduanya,” bilang Suimin.
Kendati demikian, Suimin tak menampik jika penampilan timnya tanpa kehadiran Osas dan Nyek tak sebaik jika keduanya tampil memperkuat Ayam Kinantan. “Memang hasilnya belum begitu bagus. Tapi harus dimaklumi, karena ini kali pertama tim tampil tanpa kehadiran Saha dan Nyek,” beber Suimin usai latihan di Stadion Kebun Bunga, Jumat (20/11).
Pada simulasi kemarin, poin utama yang diinginkan Suimin adalah bagaimana para skuad bisa bermain apik antara bertahan dan menyerang. Keselarasan dan kerapian pasca diserang atau menyerang menjadi prioritas yang harus dibenahi.
Untuk menerapkan metode ini, Suimin bahkan berencana memasang enam gelandang sekaligus.
Sepertiga harus mampu dikuasai PSMS Affan Lubis, Edu Juanda, Tri Yudha Handoko.
Dua wing bek juga diproyeksikan untuk membantu pertahanan dan serangan balik. Untuk tugas ini, Dodi Rahwana dan Bambang Tri Sanjaya menjadi alternatif utama.
Di lini depan, hanya akan ada satu striker. Jecky Pasarela akan dberi kepercayaan untuk mendobrak pertahanan lawan.
Saat simulasi berlangsung, tim yang diproyeksikan tampil sebagai starter melawan Persires Rengat (25/11)belum menunjukkan permainan yang efektif.
Sebaliknya, lawannya yang sebagian besar pemainnya tidak akan dibawa dalam lawatan ke Rengat justru tampil lepas, hingga mampu mengungguli tim utama.
“Doktrin untuk menguasai lapangan tengah serta kewajiban untuk menjaga keseimbangan antara tampil bertahan sembari menunggu untuk melakukan serangan balik, seolah menjadi beban bagi para starter. Sebaliknya lawannya main lepas, sehingga lebih baik. Ini akan disimulasikan lagi untuk pemantapan kerja sama tim,” lanjut Suimin.
Kembali ke masalah KITAS Saha dan Ntyek yang belum kelar, asisten manejer tim PSMS Benny Tomasoa mengatakan bahwa pihaknya masih terus berupaya agar KITAS itu dapat selesai tepat waktu.
“Peluang mereka untuk tampil masih fifty-fity. Intinya kita tetap mengupayakan agar mereka bisa main,” bilang pria berdarah Ambon itu
Batal Pamit dengan Wali Kota
BIASANYA faktor nonteknis kerap menjadi penentu dari hasil akhir sebuah pertandingan.Karenanya, untuk menghindar dari hal-hal yang dapat merugikan tim, pelatih PSMS Suimin Diharja berencana meminta pertolongan Komisi Wasit PSMS, Abdul Rahman SH untuk melakukan sosialisasi kepada para punggawa tim Ayam Kinantan tentang aturan sepak bola yang berlaku sekarang ini.
Hal itu mutlak dilakukan agar para pemain dapat memahami mana yang pelanggaran, dan mana yang bukan, sehingga tidak akan dicurangi wasit.
Tak pelak, pasal-pasal yang mengatur tentang pelanggaran tadi pun harus dibedah dan disosialisasikan kepada seluruh pemain.
Sepak bola nasional memang belum terpisah dari rasa tidak bisa menerima kekalahan, terlebih ketika main di kandang sendiri. Untuk itu, tak jarang segala cara dihalalkan. Maka itu, sebelum hal itu terjadi kepada PSMS, pencegahan harus dilakukan.
“Jadi semua hal termasuk unsur teknis seperti ini wajib dibahas dan diberitahukan kepada pemain. Selain berjuang untuk main fair, kita juga harus bermain safety,” terang Suimin.
Tentunya hal ini berkaitan dengan target membawa poin dalam lawatan perdana PSMS ke markas Persires. Tidak muluk-muluk, Suimin bahkan hanya menargetkan dua angka dari dua laga away melawan Rengat dan Tembilahan. “Membawa pulang dua angka sudah bagus. Kalau bisa lebih, luar biasa,” kata Suimin.
Di samping itu, rencana untuk lebih dulu bertemu dengan Wali Kota Medan sebelum bertandang ke Rengat dan Tembilahan, dapat dipastikan batal.
Perkenalan dengan Rahudman Harahap, dikabarkan akan digelar seusai PSMS kembali ke Medan. “Jadwal Wali Kota sangat padat. Jadi rencana anjangsana dengan Wali Kota tidak bisa digelar sebelum PSMS berangkat,” terang Agus Suriono Sekretaris PSMS.
Sebelumnya, dijadwalkan PSMS akan menghadap ke rumah dinas Wali Kota dengan harapan meningkatkan dukungan moril kepada pemain, pada Sabtu (21/11) hari ini.
Hal itu mutlak dilakukan agar para pemain dapat memahami mana yang pelanggaran, dan mana yang bukan, sehingga tidak akan dicurangi wasit.
Tak pelak, pasal-pasal yang mengatur tentang pelanggaran tadi pun harus dibedah dan disosialisasikan kepada seluruh pemain.
Sepak bola nasional memang belum terpisah dari rasa tidak bisa menerima kekalahan, terlebih ketika main di kandang sendiri. Untuk itu, tak jarang segala cara dihalalkan. Maka itu, sebelum hal itu terjadi kepada PSMS, pencegahan harus dilakukan.
“Jadi semua hal termasuk unsur teknis seperti ini wajib dibahas dan diberitahukan kepada pemain. Selain berjuang untuk main fair, kita juga harus bermain safety,” terang Suimin.
Tentunya hal ini berkaitan dengan target membawa poin dalam lawatan perdana PSMS ke markas Persires. Tidak muluk-muluk, Suimin bahkan hanya menargetkan dua angka dari dua laga away melawan Rengat dan Tembilahan. “Membawa pulang dua angka sudah bagus. Kalau bisa lebih, luar biasa,” kata Suimin.
Di samping itu, rencana untuk lebih dulu bertemu dengan Wali Kota Medan sebelum bertandang ke Rengat dan Tembilahan, dapat dipastikan batal.
Perkenalan dengan Rahudman Harahap, dikabarkan akan digelar seusai PSMS kembali ke Medan. “Jadwal Wali Kota sangat padat. Jadi rencana anjangsana dengan Wali Kota tidak bisa digelar sebelum PSMS berangkat,” terang Agus Suriono Sekretaris PSMS.
Sebelumnya, dijadwalkan PSMS akan menghadap ke rumah dinas Wali Kota dengan harapan meningkatkan dukungan moril kepada pemain, pada Sabtu (21/11) hari ini.
KONI Medan Siap Dukung
KONI Medan siap membantu PSMS soal dana. Caranya, KONI Medan akan mengalokasikan dana yang diserap lewat APBD Kota Medan.
“Asalkan tidak menyalahi prosedur, tidak ada masalah. KONI siap menyalurkan dana yang diserap dari APBD Kota Medan,” kata Drs Zulhifzi Lubis Ketua KONI Medan, Kamis (19/11) kemarin.
Sejak keluarnya peraturan Mendagri terkait dilarangnya dana ABPD untuk klub sepak bola, banyak klub meradang. Termasuk PSMS. Begitupun, sejumlah daerah nyatanya tetap mengalokasikan APBD untuk klub yang disisihkan lewat KONI. Sebut saja Persija Jakarta yang kabarnya ditopang APBD lebih dari Rp20 miliar.
PSMS juga bisa melakukan hal serupa, asalkan jajaran manajemen mau bekerjasama dengan DPRD Medan, dan tentu saja Pemko Medan. “Dunia olahraga ini tidak butuh orang yang hanya bisa bicara, yang penting adalah pembuktian. Kalau tidak punya solusi saya rasa tidak pas untuk bicara panjang lebar. Maka itu, dibutuhkan kerjasama yang selaras antara manajemen PSMS dan Pemerintah Kota,” tambah pria yang akrab disapa Opung itu.
Sejauh ini KONI Medan sudah menyalurkan dana sebesar Rp1,5 milyar untuk PSMS. Tentu saja jumlah itu tidak cukup untuk membidani sebuah tim yang punya tekad kembali ke Indonesian Super League (ISL). Maka itu, di samping berharap adanya kucuran dana dari APBD Kota Medan, manajemen PSMS juga tengah berupaya menggandeng pihak ketiga sebagai pendana.
Ditambahkan Opung, KONI Medan juga berharap semua pihak mau peduli terkait kebangkitan olahraga di Medan, termasuk kebangkitan PSMS. Karena pada dasarnya, olahraga berperan besar dalam mengharumkan nama satu daerah.
“Tidak ada yang tak mungkin. Medan kota besar yang punya banyak pengusaha. Masak tidak ada satu pun yang mau bantu PSMS. Saya berharap berbagai pihak mau duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini. KONI Medan siap diajak mencari solusi untuk PSMS,” pungkas Zulhifz
“Asalkan tidak menyalahi prosedur, tidak ada masalah. KONI siap menyalurkan dana yang diserap dari APBD Kota Medan,” kata Drs Zulhifzi Lubis Ketua KONI Medan, Kamis (19/11) kemarin.
Sejak keluarnya peraturan Mendagri terkait dilarangnya dana ABPD untuk klub sepak bola, banyak klub meradang. Termasuk PSMS. Begitupun, sejumlah daerah nyatanya tetap mengalokasikan APBD untuk klub yang disisihkan lewat KONI. Sebut saja Persija Jakarta yang kabarnya ditopang APBD lebih dari Rp20 miliar.
PSMS juga bisa melakukan hal serupa, asalkan jajaran manajemen mau bekerjasama dengan DPRD Medan, dan tentu saja Pemko Medan. “Dunia olahraga ini tidak butuh orang yang hanya bisa bicara, yang penting adalah pembuktian. Kalau tidak punya solusi saya rasa tidak pas untuk bicara panjang lebar. Maka itu, dibutuhkan kerjasama yang selaras antara manajemen PSMS dan Pemerintah Kota,” tambah pria yang akrab disapa Opung itu.
Sejauh ini KONI Medan sudah menyalurkan dana sebesar Rp1,5 milyar untuk PSMS. Tentu saja jumlah itu tidak cukup untuk membidani sebuah tim yang punya tekad kembali ke Indonesian Super League (ISL). Maka itu, di samping berharap adanya kucuran dana dari APBD Kota Medan, manajemen PSMS juga tengah berupaya menggandeng pihak ketiga sebagai pendana.
Ditambahkan Opung, KONI Medan juga berharap semua pihak mau peduli terkait kebangkitan olahraga di Medan, termasuk kebangkitan PSMS. Karena pada dasarnya, olahraga berperan besar dalam mengharumkan nama satu daerah.
“Tidak ada yang tak mungkin. Medan kota besar yang punya banyak pengusaha. Masak tidak ada satu pun yang mau bantu PSMS. Saya berharap berbagai pihak mau duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini. KONI Medan siap diajak mencari solusi untuk PSMS,” pungkas Zulhifz
Antara Musik, Obafemi Martin, dan Harapan Keluarga
Saya suka musik blues. Selesai latihan, musik ini cukup merileksasi rasa letih saya,” bilangnya. Alunan musim blues, yang Saha sendiri lupa siapa penyanyinya itu terus saja diputar. Sembari diwawancarai, Saha pun bersikap santai. Rambut kriting yang menjadi ciri khasnya tak lupa dioleskan pengeras rambut.
Kamar Saha sederhana. Sama dengan kamar pemain lainnya. Di dalamnya terdapat televisi layar datar 21 inchi. Perangkat pemutar musik juga ada lengkap dengan beberapa speaker aktif. Jelas mencerminkan sosok yang gemar mendengarkan musik.
“Saya memang penikmat musik. Selain blues, saya juga senang hip-hop,” lanjut fans Manchester United itu.
Saha, dilahirkan di Legos sebuah kota kecil di Nigeria. Terlahir dari rahim Agnes ibunya, atas perkawinan dengan ayahnya Ikfepua. Saha merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara. Dan, dia merupakan satu-satunya pemain bola dari keluarga besarnya itu.
“Tidak ada yang menjadi pemain bola di keluarga saya, cuma saya sendiri,” tambah pemain murah senyum itu.
Karirnya sebagai pemain bola, dimulai saat masih berusia dini. Tentu saja di kampung halamannya di Nigeria sono. Yang cukup membanggakannya adalah ketika dia memperdalam skillnya di sepak bola, dengan masuk ke klub Ebieda FC di Nigeria. Di klub ini, Saha pernah merumput bersama rekannya yang sempat main di Inter Milan, Obafemi Martin.
“Saya sempat memulai karir bersama sahabat saya Obafemi Martin yang dulu main di Inter Milan. Saya bangga padanya, karena dia berhasil menjadi pemain besar. Itu sebuah motivasi juga bagi saya,” tambah pengidola CR9 itu.
Nah, di Indonesia, Saha memulai karirnya di PSDS Deli Serdang. 1,5 musim Saha bermain di sana dan menyumbangkan 27 gol untuk Traktor Kuning. Penyuka karakter permainan Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan dan Anshari Lubis ini, juga bertekad mengulang performa terbaiknya ketika kini telah sah berkostum Kinantan.
Secara pribadi, Saha ingin mencetak gol bagi PSMS. Secara umum, Saha ingin mengangkat PSMS kembali ke Indonesian Super League (ISL) musim depan. “Target pribadi saya adalah menyumbangkan banyak gol bagi PSMS. Lebih dari itu, saya ingin menang di setiap pertandingan. Karena tim ini selayaknya kembali ke ISL,” kata pemain yang baru saja kehilangan anak pertamanya Ziuski yang dipanggil sang Khalik ketika baru saja dilahirkan, belum lama ini.
Apapun itu, yang jelas saat ini ketajaman Saha tengah dinanti publik penggemar PSMS. Harapan padanya pun cukup tinggi. Menanggapi hal itu, Saha hanya menjawab bahwa dia akan berusah sekuat tenaga untuk membuktikan kepada pendukung kalau dia memang layak berkostum PSMS. “Saya bermain dengan hati untuk PSMS. Dukungan fans dan manajemen akan sangat berarti bagi saya,” pungkas penggemar gulai babat itu.
Kamar Saha sederhana. Sama dengan kamar pemain lainnya. Di dalamnya terdapat televisi layar datar 21 inchi. Perangkat pemutar musik juga ada lengkap dengan beberapa speaker aktif. Jelas mencerminkan sosok yang gemar mendengarkan musik.
“Saya memang penikmat musik. Selain blues, saya juga senang hip-hop,” lanjut fans Manchester United itu.
Saha, dilahirkan di Legos sebuah kota kecil di Nigeria. Terlahir dari rahim Agnes ibunya, atas perkawinan dengan ayahnya Ikfepua. Saha merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara. Dan, dia merupakan satu-satunya pemain bola dari keluarga besarnya itu.
“Tidak ada yang menjadi pemain bola di keluarga saya, cuma saya sendiri,” tambah pemain murah senyum itu.
Karirnya sebagai pemain bola, dimulai saat masih berusia dini. Tentu saja di kampung halamannya di Nigeria sono. Yang cukup membanggakannya adalah ketika dia memperdalam skillnya di sepak bola, dengan masuk ke klub Ebieda FC di Nigeria. Di klub ini, Saha pernah merumput bersama rekannya yang sempat main di Inter Milan, Obafemi Martin.
“Saya sempat memulai karir bersama sahabat saya Obafemi Martin yang dulu main di Inter Milan. Saya bangga padanya, karena dia berhasil menjadi pemain besar. Itu sebuah motivasi juga bagi saya,” tambah pengidola CR9 itu.
Nah, di Indonesia, Saha memulai karirnya di PSDS Deli Serdang. 1,5 musim Saha bermain di sana dan menyumbangkan 27 gol untuk Traktor Kuning. Penyuka karakter permainan Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan dan Anshari Lubis ini, juga bertekad mengulang performa terbaiknya ketika kini telah sah berkostum Kinantan.
Secara pribadi, Saha ingin mencetak gol bagi PSMS. Secara umum, Saha ingin mengangkat PSMS kembali ke Indonesian Super League (ISL) musim depan. “Target pribadi saya adalah menyumbangkan banyak gol bagi PSMS. Lebih dari itu, saya ingin menang di setiap pertandingan. Karena tim ini selayaknya kembali ke ISL,” kata pemain yang baru saja kehilangan anak pertamanya Ziuski yang dipanggil sang Khalik ketika baru saja dilahirkan, belum lama ini.
Apapun itu, yang jelas saat ini ketajaman Saha tengah dinanti publik penggemar PSMS. Harapan padanya pun cukup tinggi. Menanggapi hal itu, Saha hanya menjawab bahwa dia akan berusah sekuat tenaga untuk membuktikan kepada pendukung kalau dia memang layak berkostum PSMS. “Saya bermain dengan hati untuk PSMS. Dukungan fans dan manajemen akan sangat berarti bagi saya,” pungkas penggemar gulai babat itu.
Friday, November 20, 2009
Thursday, November 19, 2009
PSMS Terancam Timpang Lawan Persires
Tampaknya skuad PSMS yang akan dibawa ke Rengat untuk meladeni Persires pada 25 November mendatang bakal tak komplit.
Duo legiun impor PSMS, Nyeck Nyobe dan Osas Saha masih menanti penyelesaian Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS). Sedangkan beberapa pemain lainnya cedera.
Ya, KITAS milik Nyeck dan Saha hingga kini belum ada titik terang. Tak pelak kondisi ini menyebabkan kedua pemain yang sangat berhasrat merumput bersama tim Ayam Kianntan ini menjadi stres.
“Saya kecewa kalau sampai tidak bisa main. Padahal saya merasa sangat fit dan siap untuk diturunkan. Selain itu, suasana di tim ini pun sangat kondusif dan siap bertarung. Kalau sampai tidak main, saya kasihan kepada rekan-rekan lain dan pelatih,” kata Suimin menirukan ucapan Nyeck kepadanya, sebelum latihan sore, kemarin (18/11).
Sebagai pemain profesional, kondisi itu memang cukup mengusik ketenangan pemain yang bersangkutan dan pemain lainnya. Meskipun tetap berlatih seperti biasa, namun tetap saja ketidakpastian tentang dua pemain asing tadi menggangu konsentrasi pemain lainnya.
“Pada dasarnya, tim sudah cukup siap untuk melakoni pertandingan perdana. Tapi, karena selama ini kedua pemain tersebut menjadi bagian tim dalam setiap sesi latiihan, tak pelak program latihan untuk meningkatkan kerjasama menjadi terganggu,” lanjut Suimin.
Selain KITAS yang belum beres, Suimin pun dipusingkan dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Ironisnya, pemain yang mengalami cedera adalah pemain yang dalam beberapa laga uji coba tampil impresif yakni Jecky Pasarela.
Ya, pemain yang dibesarkan oleh SSB Generasi Medan ini mengalami masalah dengan lututnya, pasca melakoni laga ujicoba menghadapi Penang FC, beberapa waktu lalu. Bahkan, sejak itu Jecky terpaksa absen dalam beberapa kali latihan.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Kini kondisi tim Ayam Kinantan kian tak menentu setelah kemarin (18/11) empat pemain lainnya pun mengalami cedera.
Keempat pemain tersebut adalah Faisal Azmi, Edu Juanda, Yudha Handoko, dan Nyeck Nyobe. “Saya yakin, cedera keempat pemain ini tidak terlalu parah,” bilang Dr Rori Pane, dokter tim PSMS.
Cedera yang dialami keempat pemain ini terjadi saat tim Ayam Kinantan menggelar simulasi yang bertujuan menentukan siapa-siapa saja 18 pemain yang akan diboyong ke Rengat.
Tak tahu apakah karena terlalu bersemangat saat menjalani simulasi dengan tujuan agar terpilih menghadapi Persires, yang pasti pada simulasi kemarin kerap terjadi benturan keras di antara sesama pemain.
Melihat situasi yang tak menguntungkan ini, pada simulasi yang akan berlangsung Sabtu (21/11) mendatang, pelatih PSMS Suimin Diharja berencana merubah metode simulasi.
“Kita tetap menggelar simulasi untuk menentukan siapa-siapa saja yang akan diboyong ke Rengat, namun kita akan mengganti formatnya. Kita tak ingin ada pemain lainnya yang cedera karena kompetisi sudah di depan mata,” pungkas Suimin Diharja, pelatih PSMS
Duo legiun impor PSMS, Nyeck Nyobe dan Osas Saha masih menanti penyelesaian Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS). Sedangkan beberapa pemain lainnya cedera.
Ya, KITAS milik Nyeck dan Saha hingga kini belum ada titik terang. Tak pelak kondisi ini menyebabkan kedua pemain yang sangat berhasrat merumput bersama tim Ayam Kianntan ini menjadi stres.
“Saya kecewa kalau sampai tidak bisa main. Padahal saya merasa sangat fit dan siap untuk diturunkan. Selain itu, suasana di tim ini pun sangat kondusif dan siap bertarung. Kalau sampai tidak main, saya kasihan kepada rekan-rekan lain dan pelatih,” kata Suimin menirukan ucapan Nyeck kepadanya, sebelum latihan sore, kemarin (18/11).
Sebagai pemain profesional, kondisi itu memang cukup mengusik ketenangan pemain yang bersangkutan dan pemain lainnya. Meskipun tetap berlatih seperti biasa, namun tetap saja ketidakpastian tentang dua pemain asing tadi menggangu konsentrasi pemain lainnya.
“Pada dasarnya, tim sudah cukup siap untuk melakoni pertandingan perdana. Tapi, karena selama ini kedua pemain tersebut menjadi bagian tim dalam setiap sesi latiihan, tak pelak program latihan untuk meningkatkan kerjasama menjadi terganggu,” lanjut Suimin.
Selain KITAS yang belum beres, Suimin pun dipusingkan dengan cedera yang dialami sejumlah pemain pilar.
Ironisnya, pemain yang mengalami cedera adalah pemain yang dalam beberapa laga uji coba tampil impresif yakni Jecky Pasarela.
Ya, pemain yang dibesarkan oleh SSB Generasi Medan ini mengalami masalah dengan lututnya, pasca melakoni laga ujicoba menghadapi Penang FC, beberapa waktu lalu. Bahkan, sejak itu Jecky terpaksa absen dalam beberapa kali latihan.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Kini kondisi tim Ayam Kinantan kian tak menentu setelah kemarin (18/11) empat pemain lainnya pun mengalami cedera.
Keempat pemain tersebut adalah Faisal Azmi, Edu Juanda, Yudha Handoko, dan Nyeck Nyobe. “Saya yakin, cedera keempat pemain ini tidak terlalu parah,” bilang Dr Rori Pane, dokter tim PSMS.
Cedera yang dialami keempat pemain ini terjadi saat tim Ayam Kinantan menggelar simulasi yang bertujuan menentukan siapa-siapa saja 18 pemain yang akan diboyong ke Rengat.
Tak tahu apakah karena terlalu bersemangat saat menjalani simulasi dengan tujuan agar terpilih menghadapi Persires, yang pasti pada simulasi kemarin kerap terjadi benturan keras di antara sesama pemain.
Melihat situasi yang tak menguntungkan ini, pada simulasi yang akan berlangsung Sabtu (21/11) mendatang, pelatih PSMS Suimin Diharja berencana merubah metode simulasi.
“Kita tetap menggelar simulasi untuk menentukan siapa-siapa saja yang akan diboyong ke Rengat, namun kita akan mengganti formatnya. Kita tak ingin ada pemain lainnya yang cedera karena kompetisi sudah di depan mata,” pungkas Suimin Diharja, pelatih PSMS
Seleksi 18 Pemain
Fokus menatap laga perdana di Divisi Utama musim ini, seluruh punggawa tim Ayam Kinantan dituntut untuk berlatih dengan sungguh-sungguh.
Selain berupaya membaca peta kekuatan lawan, membahas urusan nonteknis pun dilakoni. Kini PSMS pun berupaya membangun skuad inti yang akan diboyong ke Rengat, markas Persires pada 25 November mendatang.
Selasa (17/11), Suimin Diharja, pelatih kepala PSMS sudah menggelar latihan yang bertujuan mengasah finishing touch (penyelesaian akhir, Red) sehingga target untuk memboyong 18 pemain dapat dilakukan.
Seleksi awal, akan digelar sore ini di Stadion Kebun Bunga. Pagi hari, latihan ringan sudah diinstruksikan untuk menjaga kelenturan otot, sedangkan sore harinya latihan game.
“Jadi proses seleksi pemain untuk dibawa ke Rengat akan dimulai besok (hari ini-Red). Ada dua tahap untuk seleksi ini. Siapa yang paling siap, maka dialah yang akan dibawa,” terang pria yang akrab dijuluki pelatih kampung itu.
Seleksi kedua akan digelar Sabtu mendatang. Setelah terkumpul 18 pemain, mereka kembali menjalani tes akhir dengan latihan game.
Beruntung, saat ini tidak ada pemain PSMS yang mengalami cedera, sehingakan terjadi nuansa berkompetisi yang fair di antara sesama pemain.
Yang jadi masalah, tentu saja kedua legiun impor PSMS, Osas Saha dan Nyeck Nyobe. Meski keduanya terlihat fit, dan sangat siap diturunkan di laga perdana, namun Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) belum kelar juga. Akhirnya keduanya diragukan tampil di laga perdana PSMS.
Kondisi ini tentunya merugikan skuad Ayam Kinantan. Namun jajaran manajemen mengaku sudah berupaya untuk terus mengurusi administrasi kedua pemain asing itu.
“Fokus adalah mencuri poin, meskipun kita harus away terlebih dahulu. Minimal dua angka dari Rengat dan Tembilahan sudah bagus. Semoga tidak ada persoalan lagi, karena dapat merusak konsentrasi tim,” harap Suimin.
Sementara itu, terkait masalah pra sarana untuk bertanding semisal kostum, hingga kini masih belum sepenuhnya terpenuhi. Malah hal-hal mendasar seperti kostum tanding, baik home maupun away belum beres.
Specs, sponsor yang menyediakan kebutuhan tim satu ini mengaku sudah menyelesaikan seluruh perlengkapan PSMS. Hanya saja masih ada sedikit administrasi yang belum diselesaikan manajemen PSMS.
“Kostum sudah siap. Saat ini hanya tinggal kordinasi dengan Specs untuk mengirimkan kostum itu. Yang pasti, sebelum kompetisi kostum sudah ada,” jelas Benny Tomasoa asisten manajer
Selain berupaya membaca peta kekuatan lawan, membahas urusan nonteknis pun dilakoni. Kini PSMS pun berupaya membangun skuad inti yang akan diboyong ke Rengat, markas Persires pada 25 November mendatang.
Selasa (17/11), Suimin Diharja, pelatih kepala PSMS sudah menggelar latihan yang bertujuan mengasah finishing touch (penyelesaian akhir, Red) sehingga target untuk memboyong 18 pemain dapat dilakukan.
Seleksi awal, akan digelar sore ini di Stadion Kebun Bunga. Pagi hari, latihan ringan sudah diinstruksikan untuk menjaga kelenturan otot, sedangkan sore harinya latihan game.
“Jadi proses seleksi pemain untuk dibawa ke Rengat akan dimulai besok (hari ini-Red). Ada dua tahap untuk seleksi ini. Siapa yang paling siap, maka dialah yang akan dibawa,” terang pria yang akrab dijuluki pelatih kampung itu.
Seleksi kedua akan digelar Sabtu mendatang. Setelah terkumpul 18 pemain, mereka kembali menjalani tes akhir dengan latihan game.
Beruntung, saat ini tidak ada pemain PSMS yang mengalami cedera, sehingakan terjadi nuansa berkompetisi yang fair di antara sesama pemain.
Yang jadi masalah, tentu saja kedua legiun impor PSMS, Osas Saha dan Nyeck Nyobe. Meski keduanya terlihat fit, dan sangat siap diturunkan di laga perdana, namun Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) belum kelar juga. Akhirnya keduanya diragukan tampil di laga perdana PSMS.
Kondisi ini tentunya merugikan skuad Ayam Kinantan. Namun jajaran manajemen mengaku sudah berupaya untuk terus mengurusi administrasi kedua pemain asing itu.
“Fokus adalah mencuri poin, meskipun kita harus away terlebih dahulu. Minimal dua angka dari Rengat dan Tembilahan sudah bagus. Semoga tidak ada persoalan lagi, karena dapat merusak konsentrasi tim,” harap Suimin.
Sementara itu, terkait masalah pra sarana untuk bertanding semisal kostum, hingga kini masih belum sepenuhnya terpenuhi. Malah hal-hal mendasar seperti kostum tanding, baik home maupun away belum beres.
Specs, sponsor yang menyediakan kebutuhan tim satu ini mengaku sudah menyelesaikan seluruh perlengkapan PSMS. Hanya saja masih ada sedikit administrasi yang belum diselesaikan manajemen PSMS.
“Kostum sudah siap. Saat ini hanya tinggal kordinasi dengan Specs untuk mengirimkan kostum itu. Yang pasti, sebelum kompetisi kostum sudah ada,” jelas Benny Tomasoa asisten manajer
‘Finishing Touch’ PSMS masih lemah
Finishing touch dari striker-striker PSMS Medan yang masih lemah, sebaiknya disadari pelatih Suimin Dihardja, agar pada laga pembuka kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 25 November nanti sudah teratasi.
Pengamat dan penggemar berat PSMS, Muhammad Arif SE di Medan, Selasa mengatakan, dari beberapa ujicoba yang dilakukan anak-anak The Killer kecuali saat menghadapi BTN Medan (menang 8-0), selalu terlihat penyelesaian akhir yang kurang maksimal.
Hal ini terakhir terlihat saat menghadapi Penang FC di Stadion Mini USU Medan, Sabtu lalu, kala PSMS hanya menang tipis 1-0. “Kalau hal ini terjadi di kompetisi nanti, akan riskan bagi Jecky Pasarella cs dalam usaha promosi ke Liga Super Indonesia,” kata Arif.
Memang harus diakui pelatih Suimin terus mencoba pemain untuk lini depan termasuk menempatkan libero Nyeck Nyobe. Dua ujung tombak yang telah dimiliki saat ini, Osas Marvellous Saha dan Jecky Pasarella, dinilai belum memperlihatkan diri sebagai striker murni yang haus gol.
Diakui, seandainya di kompetisi nanti para penyerang PSMS selalu gagal memanfaatkan peluang dengan, bisa-bisa akan berimbas kepada pemain belakang pecah konsentrasi akibat kecewa hingga lengah menjaga daerahnya.
"Pengalaman selama ini bila barisan depan tumpul akan selalu berimbas buruk terhadap konsentarsi para pemain bertahan, akibatnya pertahanan pun kebobolan," katanya.
Pelatih Suimin sendiri ketika dikonfirmasi masalah finishing touch yang kurang maksimal, sependapat hingga selama pemusatan latihan tidak jemu-jemunya mencoba meningkatkan skill para pemain.
"Barisan striker yang diturunkan dalam laga uji coba memang belum mampu memberi yang terbaik, namun saya optimis nantinya Saha, Jecky serta beberapa pemain lainnya mampu menyelesaikan sejumlah peluang matang demi mencetak gol bagi PSMS, jelasnya.
Menanggapi laga perdana melawan Persires Rengat, 25 November nanti, Arif berharap PSMS bisa tampil maksimal sekaligus merebut nilai. "Kemenangan dari Persires ini perlu untuk memotivasi pemain menghadapi laga berikutnya, khususnya laga kandang di Stadion Teladan 3 Desember menghadapi PSAP Sigli," katanya
Pengamat dan penggemar berat PSMS, Muhammad Arif SE di Medan, Selasa mengatakan, dari beberapa ujicoba yang dilakukan anak-anak The Killer kecuali saat menghadapi BTN Medan (menang 8-0), selalu terlihat penyelesaian akhir yang kurang maksimal.
Hal ini terakhir terlihat saat menghadapi Penang FC di Stadion Mini USU Medan, Sabtu lalu, kala PSMS hanya menang tipis 1-0. “Kalau hal ini terjadi di kompetisi nanti, akan riskan bagi Jecky Pasarella cs dalam usaha promosi ke Liga Super Indonesia,” kata Arif.
Memang harus diakui pelatih Suimin terus mencoba pemain untuk lini depan termasuk menempatkan libero Nyeck Nyobe. Dua ujung tombak yang telah dimiliki saat ini, Osas Marvellous Saha dan Jecky Pasarella, dinilai belum memperlihatkan diri sebagai striker murni yang haus gol.
Diakui, seandainya di kompetisi nanti para penyerang PSMS selalu gagal memanfaatkan peluang dengan, bisa-bisa akan berimbas kepada pemain belakang pecah konsentrasi akibat kecewa hingga lengah menjaga daerahnya.
"Pengalaman selama ini bila barisan depan tumpul akan selalu berimbas buruk terhadap konsentarsi para pemain bertahan, akibatnya pertahanan pun kebobolan," katanya.
Pelatih Suimin sendiri ketika dikonfirmasi masalah finishing touch yang kurang maksimal, sependapat hingga selama pemusatan latihan tidak jemu-jemunya mencoba meningkatkan skill para pemain.
"Barisan striker yang diturunkan dalam laga uji coba memang belum mampu memberi yang terbaik, namun saya optimis nantinya Saha, Jecky serta beberapa pemain lainnya mampu menyelesaikan sejumlah peluang matang demi mencetak gol bagi PSMS, jelasnya.
Menanggapi laga perdana melawan Persires Rengat, 25 November nanti, Arif berharap PSMS bisa tampil maksimal sekaligus merebut nilai. "Kemenangan dari Persires ini perlu untuk memotivasi pemain menghadapi laga berikutnya, khususnya laga kandang di Stadion Teladan 3 Desember menghadapi PSAP Sigli," katanya
Sabtu, PSMS tetapkan pemain ke Rengat
18 Pemain akan ditetapkan Sabtu (21/11) sehari sebelum skuad PSMS Medan bertolak ke Rengat guna mengawali laganya di kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 menghadapi tuan rumah Persires, Rabu (25/11) mendatang.
Pelatih Suimin Dihardja didampingi Asisten Manajer Tim Drs Benny Tomasoa di Stadion Kebun Bunga Medan menyatakan, hingga hari ketiga latihan anak-anak asuhannya yang dimulai pukul 15.00 WIB sejak Senin belum bisa diprediksi siapa yang akan dibawa ke Rengat.
"Kita akan pilih siapa yang terbaik di antara 23 pemain yang ada hingga Sabtu nanti," kata pelatih kampung itu, Rabu.
PSMS direncanakan bertolak ke Rengat pada Minggu (22/11) siang melalui Bandara Polonia Medan dan lebih dahulu transit di Pekanbaru sebelum menuju Rengat melalui jalan darat yang diperkirakan menempuh waktu empat jam.
Menanggapi latihan hari ketiga, terdapat empat pemain cedera yaitu Edu Juanda, Nyeck Nyobe, Ahmad Maulana dan Tri Yudha Handoko. Kendati begitu, Suimin tidak begitu khawatir dan diperkirakan Kamis ini keempat sudah sembuh dan bisa mengikuti latihan.
Dari observasi Waspada, ke-18 pemain yang akan dibawa ke Rengat kemungkinan adalah Sonny Gunawan, M Halim (kiper), Nyeck Nyobe, Selamet Riyadi, Deni Wahyudi, Bambang Tri Sanjaya, Dodi Rahwana, Ahmad Maulana Putra (belakang), M Affan Lubis, Tri Yudha Handoko, Faisal Azmi (tengah), Jecky Pasarella dan Ikpefua Osas Marvellous Saha (depan).
Suimin sndiri ketika dikonfirmasikan, tidak memberi tanggapan dan hanya menyebutkan Sabtu adalah kepastian nama pemain yang dibawa. "Yang jelas siapa yang terbaik dan fit, dialah yang dibawa," ujarnya
Pelatih Suimin Dihardja didampingi Asisten Manajer Tim Drs Benny Tomasoa di Stadion Kebun Bunga Medan menyatakan, hingga hari ketiga latihan anak-anak asuhannya yang dimulai pukul 15.00 WIB sejak Senin belum bisa diprediksi siapa yang akan dibawa ke Rengat.
"Kita akan pilih siapa yang terbaik di antara 23 pemain yang ada hingga Sabtu nanti," kata pelatih kampung itu, Rabu.
PSMS direncanakan bertolak ke Rengat pada Minggu (22/11) siang melalui Bandara Polonia Medan dan lebih dahulu transit di Pekanbaru sebelum menuju Rengat melalui jalan darat yang diperkirakan menempuh waktu empat jam.
Menanggapi latihan hari ketiga, terdapat empat pemain cedera yaitu Edu Juanda, Nyeck Nyobe, Ahmad Maulana dan Tri Yudha Handoko. Kendati begitu, Suimin tidak begitu khawatir dan diperkirakan Kamis ini keempat sudah sembuh dan bisa mengikuti latihan.
Dari observasi Waspada, ke-18 pemain yang akan dibawa ke Rengat kemungkinan adalah Sonny Gunawan, M Halim (kiper), Nyeck Nyobe, Selamet Riyadi, Deni Wahyudi, Bambang Tri Sanjaya, Dodi Rahwana, Ahmad Maulana Putra (belakang), M Affan Lubis, Tri Yudha Handoko, Faisal Azmi (tengah), Jecky Pasarella dan Ikpefua Osas Marvellous Saha (depan).
Suimin sndiri ketika dikonfirmasikan, tidak memberi tanggapan dan hanya menyebutkan Sabtu adalah kepastian nama pemain yang dibawa. "Yang jelas siapa yang terbaik dan fit, dialah yang dibawa," ujarnya
Tuesday, November 17, 2009
Pemain Diminta Tambah Porsi Latihan
KEBUTUHAN tim Ayam Kinantan akan pemain yang dibekali dengan kemampuan mumpuni, bisa dibilang cukup urgen. Sayangnya, hingga kini bisa dihitung dengan jari berapa pemain yang memiliki kemampuan seperti ayng disebutkan di atas tadi.
Karenanya, untuk menutupi kekurangan tadi, tak ada jalan lain kecuali para pemain menambah porsi latihan, tidak semata mengikuti program latihan yang telah diberikan pelatih.
Ricky Yacobi, mantan bintang Timnas Merah Putih di era 80-90an yang sempat dibesarkan PSMS, mengatakan bahwa inisiatif latihan sendiri itu sangat penting. Beberapa bintang besar sepak bola juga melakukan latihan tambahan. Hal itu juga yang pernah dilakukan Ricky semasa masih menjadi pemain.
“Kalau sudah tahu bahwa perannya di tim adalah sebagai pemberi umpan, misalnya lewat crossing, maka berlatihlah sendiri untuk menambah kemampuan crossing yang baik. Begitu juga kalau mendapat tugas sebagai eksekutor penalti atau tendangan bebas, maka latihanlah sendiri untuk menambah skill,” kata Ricky saat berkunjung ke Stadion Kebun Bunga untuk melihat PSMS berlatih, belum lama ini.
Dikatakan Ricky, seorang David Beckam, Kaka atau bintang dunia lainnya pun kerap berlatih di luar jam latihan resmi yang dikeluarkan pelatih. “Yang baik kenapa tidak ditiru. Bintang dunia saja sering latihan sendiri untuk menambah kemampuannya,” tambah Ricky yang kini bekerja sebagai staf promosi dan marketing Specs itu.
Lantas apa kata Suimin sebagai pelatih? Nah, ternyata inisiatif bagi pemain untuk berlatih sendiri mendapat dukungan dari mantan pelatih Persikabo itu. ”Kalau para pemain memiliki inisiatif seperti itu, sungguh sangat bagus. Tidak ada salahnya pemain menambah jam latihannya sekitar 30 menit. Yang penting, jangan terlalu berlebihan, karena dikhawatirkan proses recovery akan berjalan lambat, sehingga dapat mengganggu penampilan mereka,” imbuhnya
Karenanya, untuk menutupi kekurangan tadi, tak ada jalan lain kecuali para pemain menambah porsi latihan, tidak semata mengikuti program latihan yang telah diberikan pelatih.
Ricky Yacobi, mantan bintang Timnas Merah Putih di era 80-90an yang sempat dibesarkan PSMS, mengatakan bahwa inisiatif latihan sendiri itu sangat penting. Beberapa bintang besar sepak bola juga melakukan latihan tambahan. Hal itu juga yang pernah dilakukan Ricky semasa masih menjadi pemain.
“Kalau sudah tahu bahwa perannya di tim adalah sebagai pemberi umpan, misalnya lewat crossing, maka berlatihlah sendiri untuk menambah kemampuan crossing yang baik. Begitu juga kalau mendapat tugas sebagai eksekutor penalti atau tendangan bebas, maka latihanlah sendiri untuk menambah skill,” kata Ricky saat berkunjung ke Stadion Kebun Bunga untuk melihat PSMS berlatih, belum lama ini.
Dikatakan Ricky, seorang David Beckam, Kaka atau bintang dunia lainnya pun kerap berlatih di luar jam latihan resmi yang dikeluarkan pelatih. “Yang baik kenapa tidak ditiru. Bintang dunia saja sering latihan sendiri untuk menambah kemampuannya,” tambah Ricky yang kini bekerja sebagai staf promosi dan marketing Specs itu.
Lantas apa kata Suimin sebagai pelatih? Nah, ternyata inisiatif bagi pemain untuk berlatih sendiri mendapat dukungan dari mantan pelatih Persikabo itu. ”Kalau para pemain memiliki inisiatif seperti itu, sungguh sangat bagus. Tidak ada salahnya pemain menambah jam latihannya sekitar 30 menit. Yang penting, jangan terlalu berlebihan, karena dikhawatirkan proses recovery akan berjalan lambat, sehingga dapat mengganggu penampilan mereka,” imbuhnya
Warning Saha-Nyeck
Dua legiun asing yang dimiliki PSMS, Osas Saha dan Nyeck Nyobe dikhawatirkan tidak bisa turun dalam laga perdana kompetisi Divisi Utama. Pasalnya, Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) mereka yang belum kelar hingga saat ini.
Kondisi ini sempat mempengaruhi kondisi tim. Sebab, simulasi dalam latihan yang difokuskan selama ini melibatkan kedua pemain asing tersebut.
Kalau sampai keduanya tidak diperkenankan main karena tak disetujui PT Liga Indonesia, maka Suimin Diharja arsitek PSMS akan menjadi orang yang paling pusing.
Ya, dengan absennya mereka berdua, praktis Suimin harus merombak sistem dan strategi latihan. Sialnya, PSMS tidak punya cukup waktu untuk itu.
“Hal-hal seperti ini harus segera diatasi, karena kurang dari dua pekan lagi kompetisi segera bergulir,” beber Suimin Diharja, pelatih PSMS.
“Kalau sampai dua pemain asing kita tidak bisa main, artinya simulasi latihan akan berubah lagi. Jadi ini cukup merepotkan persiapan tim,” tambah kakek dua cucu itu, usai latihan di Stadion Kebun Bunga, kemarin (16/11).
Dikonfirmasi ke manajemen, sejauh ini pihaknya sedang mengupayakan dengan sekuat tenaga untuk menyelesaikan administrasi kedua pemain asing PSMS. Hal itu disampaikan Benny Tomasoa asisten manajer.
“Memang proses pengurusan KITAS cukup rumit dan memakan waktu. Namun kita tetap mengupayakan agar siap tepat waktu. Kita juga sudah berkordinasi dengan PT Liga Indonesia. Semoga ada jalan keluar dalam waktu satu pekan ini,” kata Benny, kemarin.
Saha yang ditemui usai latihan memilih bungkam ketika ditanyakan prihal KITAS ini. Menurutnya, sebagai pemain, dia hanya memfokuskan diri kepada proses latihan.
“Mungkin itu lebih baik ditanyakan ke manajemen. Kami pemain hanya fokus berlatih dan berlatih. Sejatinya, kami siap dimainkan,” kata pemain yang memilih nomor kostum 10 di PSMS itu.
Kalau kedua pemain asing PSMS ini belum mendapatkan izin untuk dimainkan, maka tekad PSMS mencuri poin dari dua laga away perdana musim ini terancam gagal.
Cukup riskan memang, karena di saat bersamaan PSMS mendapatkan jadwal yang kurang menguntungkan. Pada laga pembuka Divisi Utama 25 November nanti, PSMS harus melawat ke Persires Rengat. Partai keduanya, PSMS juga harus bertandang ke markas Persih Tembilahan pada 29 November. Laga home perdana PSMS sendiri baru akan digelar pada 3 Desember mendatang, dengan PSAP Sigli sebagai lawannya
Kondisi ini sempat mempengaruhi kondisi tim. Sebab, simulasi dalam latihan yang difokuskan selama ini melibatkan kedua pemain asing tersebut.
Kalau sampai keduanya tidak diperkenankan main karena tak disetujui PT Liga Indonesia, maka Suimin Diharja arsitek PSMS akan menjadi orang yang paling pusing.
Ya, dengan absennya mereka berdua, praktis Suimin harus merombak sistem dan strategi latihan. Sialnya, PSMS tidak punya cukup waktu untuk itu.
“Hal-hal seperti ini harus segera diatasi, karena kurang dari dua pekan lagi kompetisi segera bergulir,” beber Suimin Diharja, pelatih PSMS.
“Kalau sampai dua pemain asing kita tidak bisa main, artinya simulasi latihan akan berubah lagi. Jadi ini cukup merepotkan persiapan tim,” tambah kakek dua cucu itu, usai latihan di Stadion Kebun Bunga, kemarin (16/11).
Dikonfirmasi ke manajemen, sejauh ini pihaknya sedang mengupayakan dengan sekuat tenaga untuk menyelesaikan administrasi kedua pemain asing PSMS. Hal itu disampaikan Benny Tomasoa asisten manajer.
“Memang proses pengurusan KITAS cukup rumit dan memakan waktu. Namun kita tetap mengupayakan agar siap tepat waktu. Kita juga sudah berkordinasi dengan PT Liga Indonesia. Semoga ada jalan keluar dalam waktu satu pekan ini,” kata Benny, kemarin.
Saha yang ditemui usai latihan memilih bungkam ketika ditanyakan prihal KITAS ini. Menurutnya, sebagai pemain, dia hanya memfokuskan diri kepada proses latihan.
“Mungkin itu lebih baik ditanyakan ke manajemen. Kami pemain hanya fokus berlatih dan berlatih. Sejatinya, kami siap dimainkan,” kata pemain yang memilih nomor kostum 10 di PSMS itu.
Kalau kedua pemain asing PSMS ini belum mendapatkan izin untuk dimainkan, maka tekad PSMS mencuri poin dari dua laga away perdana musim ini terancam gagal.
Cukup riskan memang, karena di saat bersamaan PSMS mendapatkan jadwal yang kurang menguntungkan. Pada laga pembuka Divisi Utama 25 November nanti, PSMS harus melawat ke Persires Rengat. Partai keduanya, PSMS juga harus bertandang ke markas Persih Tembilahan pada 29 November. Laga home perdana PSMS sendiri baru akan digelar pada 3 Desember mendatang, dengan PSAP Sigli sebagai lawannya
Jecky Pasarella cs sesuaikan diri
PSMS Medan mulai berlatih pukul 15.00 WIB sejak Senin hingga Sabtu mendatang tepat sehari sebelum bertolak ke Rengat dalam rangka persiapan menghadapi tuan rumah Persires dalam kompetisi Divisi Utama 2009/2010, 25 November mendatang.
“Latihan ini guna para pemain menyesuaikan diri, karena di Rengat nantinya pertandingan dimulai pukul 15.30 WIB. Jadi kita perlu membuat program latihan mulai pukul 15.00 WIB agar Jecky Pasarella cs terbiasa bermain pada jam tersebut," ujar pelatih PSMS Suimin Dihardja usai latihan di Stadion Kebun Bunga, Senin.
Pelatih kampung itu mengaku, pada latihan pertama pemain masih terlibat melakukan pergerakan lamban. "Ini bisa dimengerti, sebab pukul 15.00 merupakan jam istrahat pemain. Tetapi pada hari ketiga (Rabu-red) nanti, saya perkirakan mereka sudah terbiasa," lanjut Suimin.
Menanggapi lawan perdana The Killer itu, Suimin mengaku buta kekuatan dan hanya tahu pelatih lawan yakni mantan pemain nasional Mundari Karya. Selain itu, Suimin juga hanya mengenal salah seorang pemainnya asal Medan, Coli Misrun.
"Kita mengenal karakter pelatih Persires, tetapi tidak tahu karakter pemainnya. Sebagai pelatih, saya tidak mempersoalkan kekuatan lawan, melainkan bagaimana kita mempersiapkan tim. Itu saya rasa sudah cukup untuk berupaya menciptakan kemenangan,” lanjutnya lagi.
Namun Suimin yang berhasil membawa PSMS menjadi semifinalis di Liga Indonesia VII, tidak dapat menyembunyikan diri sebenarnya sudah mengenal karakter para pemain Persires dan umumnya terdiri dari pemain-pemain kelahiran Kalimantan.
Rencananya, rombongan PSMS bertolak ke Rengat melalui Pekanbaru pada Minggu (22/11). Menanggapi penampilan PSMS ketika menghadapi Penang FC Sabtu lalu, Suimin menilai banyak pemain khususnya debutan masih grogi bermain di depan penonton banyak.
"Saya juga harus memberi pengertian kepada pemain-pemain muda untuk tidak memikirkan penonton, melainkan menganggapnya sebagai dukungan agar bisa bermain semaksimal mungkin," kata kakek dua cucu ini.
“Latihan ini guna para pemain menyesuaikan diri, karena di Rengat nantinya pertandingan dimulai pukul 15.30 WIB. Jadi kita perlu membuat program latihan mulai pukul 15.00 WIB agar Jecky Pasarella cs terbiasa bermain pada jam tersebut," ujar pelatih PSMS Suimin Dihardja usai latihan di Stadion Kebun Bunga, Senin.
Pelatih kampung itu mengaku, pada latihan pertama pemain masih terlibat melakukan pergerakan lamban. "Ini bisa dimengerti, sebab pukul 15.00 merupakan jam istrahat pemain. Tetapi pada hari ketiga (Rabu-red) nanti, saya perkirakan mereka sudah terbiasa," lanjut Suimin.
Menanggapi lawan perdana The Killer itu, Suimin mengaku buta kekuatan dan hanya tahu pelatih lawan yakni mantan pemain nasional Mundari Karya. Selain itu, Suimin juga hanya mengenal salah seorang pemainnya asal Medan, Coli Misrun.
"Kita mengenal karakter pelatih Persires, tetapi tidak tahu karakter pemainnya. Sebagai pelatih, saya tidak mempersoalkan kekuatan lawan, melainkan bagaimana kita mempersiapkan tim. Itu saya rasa sudah cukup untuk berupaya menciptakan kemenangan,” lanjutnya lagi.
Namun Suimin yang berhasil membawa PSMS menjadi semifinalis di Liga Indonesia VII, tidak dapat menyembunyikan diri sebenarnya sudah mengenal karakter para pemain Persires dan umumnya terdiri dari pemain-pemain kelahiran Kalimantan.
Rencananya, rombongan PSMS bertolak ke Rengat melalui Pekanbaru pada Minggu (22/11). Menanggapi penampilan PSMS ketika menghadapi Penang FC Sabtu lalu, Suimin menilai banyak pemain khususnya debutan masih grogi bermain di depan penonton banyak.
"Saya juga harus memberi pengertian kepada pemain-pemain muda untuk tidak memikirkan penonton, melainkan menganggapnya sebagai dukungan agar bisa bermain semaksimal mungkin," kata kakek dua cucu ini.
Menyambung Jejak yang Telah Dirintis Sang Ayah
Jecky Pasarela, Striker Muda PSMS
Sepanjang kiprahnya bersama tim Ayam Kinantan, striker muda Jecky Pasarela berhasil mencuri perhatian pecinta PSMS. Apalagi, dalam beberapa uji coba, Jecky kerap menyumbangkan gol penting bagi tim Ayam Kinantan.
Ya, nama Jecky Pasarela sebelumnya memang telah akrab di telinga publik sepak bola Kota Medan, karena yang bersangkutan pernah menjadi pemain pilar Medan Jaya pada tahun 2005/1006.
Jika tiga tahun lalu, namannya hanya sesekali singgah di telinga pecandu si kulit bundar Kota Medan, maka dalam beberapa bulan ke depan nama Jecky Pasarella akan semakin sering terdengar, mengingat aksinya yang menawan bersama PSMS Medan.
Itu sudah dibuktikannya dalam beberapa laga uji coba yang dilakoni tim Ayam Kinantan. Nyaris setiap kali dipercaya mengisi lini depan PSMS, maka pemain yang memulai karir sepak bolanya di SSB Generasi ini selalu mencetak gol.
Bagi Jecky Pasarela, sepakbola merupakan bagian dari hidupnya yang akan terus dia lakukan hingga dia merasa tidak layak lagi untuk terjun di dunia olahraga itu. Selain itu, kiprahnya sebagai pemain bola profesional mendapat dukungan penuh dari sang Ayah.
Sang ayah, Jamalius, yang juga mantan pemain bola, sangat berharap agar Jecki meraih sukses di lapangan hijau. Dukungan pun terus diberikan kepada anaknya. Jamalius sering datang ke Stadion Kebun Bunga untuk memantau perkembangan anaknya.
“Bapak saya dulu juga pemain bola di klub Dinamo, dan memang dia sangat ingin saya menjadi pesepakbola profesional, meneruskan apa yang telah dirintisnya dahulu,” kata Jecky.
Terpuruknya PSMS ke Divisi Utama juga membuatnya termotivasi untuk bergabung memperkuat tim kota kelahirannya tersebut. Proses seleksi penentuan skuad PSMS di Stadion Teladan pun dilakoninya dengan harapan bisa menjadi bagian PSMS.
Setelah terpilih, bersama pemain lainnya, Jecky bertekad untuk membawa PSMS kembali ke ajang Indonesia Super League (ISL). “PSMS adalah tim besar, pantasnya di papan atas ISL. Itu adalah target yang kami apungkan tahun ini,” ungkap anak pasangan Jamalius dan Suwarni ini.
Menurut pemain yang pernah memperkuat Medan Jaya dan Persikad Depok ini mengakui, kerjasama tim merupakan segala-galanya, pemain hebat sekalipun tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa adanya kerjasama tim.
Dia juga tidak mau menyombongkan diri, dan menganggap apa yang ada pada dirinya adalah semata-mata upaya untuk membangun PSMS dari keterpurukan.
“Ya, yang paling utama adalah bersyukur, selalu berusaha melakukan yang terbaik buat PSMS dan meningkatkan prestasi saya secara pribadi. Dengan begitu semoga kita bisa sama-sama membangkitkan PSMS kembali ke ISL,” pungkas pemain kelahiran 4 oktober 1986 ini
Sepanjang kiprahnya bersama tim Ayam Kinantan, striker muda Jecky Pasarela berhasil mencuri perhatian pecinta PSMS. Apalagi, dalam beberapa uji coba, Jecky kerap menyumbangkan gol penting bagi tim Ayam Kinantan.
Ya, nama Jecky Pasarela sebelumnya memang telah akrab di telinga publik sepak bola Kota Medan, karena yang bersangkutan pernah menjadi pemain pilar Medan Jaya pada tahun 2005/1006.
Jika tiga tahun lalu, namannya hanya sesekali singgah di telinga pecandu si kulit bundar Kota Medan, maka dalam beberapa bulan ke depan nama Jecky Pasarella akan semakin sering terdengar, mengingat aksinya yang menawan bersama PSMS Medan.
Itu sudah dibuktikannya dalam beberapa laga uji coba yang dilakoni tim Ayam Kinantan. Nyaris setiap kali dipercaya mengisi lini depan PSMS, maka pemain yang memulai karir sepak bolanya di SSB Generasi ini selalu mencetak gol.
Bagi Jecky Pasarela, sepakbola merupakan bagian dari hidupnya yang akan terus dia lakukan hingga dia merasa tidak layak lagi untuk terjun di dunia olahraga itu. Selain itu, kiprahnya sebagai pemain bola profesional mendapat dukungan penuh dari sang Ayah.
Sang ayah, Jamalius, yang juga mantan pemain bola, sangat berharap agar Jecki meraih sukses di lapangan hijau. Dukungan pun terus diberikan kepada anaknya. Jamalius sering datang ke Stadion Kebun Bunga untuk memantau perkembangan anaknya.
“Bapak saya dulu juga pemain bola di klub Dinamo, dan memang dia sangat ingin saya menjadi pesepakbola profesional, meneruskan apa yang telah dirintisnya dahulu,” kata Jecky.
Terpuruknya PSMS ke Divisi Utama juga membuatnya termotivasi untuk bergabung memperkuat tim kota kelahirannya tersebut. Proses seleksi penentuan skuad PSMS di Stadion Teladan pun dilakoninya dengan harapan bisa menjadi bagian PSMS.
Setelah terpilih, bersama pemain lainnya, Jecky bertekad untuk membawa PSMS kembali ke ajang Indonesia Super League (ISL). “PSMS adalah tim besar, pantasnya di papan atas ISL. Itu adalah target yang kami apungkan tahun ini,” ungkap anak pasangan Jamalius dan Suwarni ini.
Menurut pemain yang pernah memperkuat Medan Jaya dan Persikad Depok ini mengakui, kerjasama tim merupakan segala-galanya, pemain hebat sekalipun tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa adanya kerjasama tim.
Dia juga tidak mau menyombongkan diri, dan menganggap apa yang ada pada dirinya adalah semata-mata upaya untuk membangun PSMS dari keterpurukan.
“Ya, yang paling utama adalah bersyukur, selalu berusaha melakukan yang terbaik buat PSMS dan meningkatkan prestasi saya secara pribadi. Dengan begitu semoga kita bisa sama-sama membangkitkan PSMS kembali ke ISL,” pungkas pemain kelahiran 4 oktober 1986 ini
Monday, November 16, 2009
PSMS Fokus Liga
Menatap gelaran kompetisi Divisi Utama PSSI tahun 2009/2010 yang hanya tersisa beberapa hari lagi, pelatih PSMS Suimin Diharja tampaknya tak ingin mengambil resiko dengan melakoni sejumlah pertandingan ujiacoba yang berpotensi membuat pemainnya cedera.
Mantan pelatih Persikabo ini ingin fokus pada peningkatan kerja sama tim. Kendati demikian Suimin mengaku jika dirinya tak ingin terjebak dengan kondisi yang tercipta sekarang ini.
Benar jika di semua lini tim Ayam Kinantan masih terdapat banyak kekurangan yang harus dibenahi. Tapi seiring dengan berjalannya waktu Suimin optimis jika segala kekurangan tadi akan dapat diatasi.
“Yang terpenting adalah membuat pemain paham akan strategi yang diterapkan saat menghadapi dua lawan di laga perdana. Apalagi keduanya, baik Persires Rengat maupun Persih Tembilahan bukan lawan yang mudah ditaklukkan jika tampil di hadapan pendukungnya sendiri,” bilang Suimin.
Besarnya dukungan yang diberikan oleh para suporter ditengarai akan membangkitkan motivasi kedua tim itu untuk mempermalukan PSMS.
“Tim mana pun yang menjadi lawan PSMS di Divisi Utama nanti pasti akan termotivasi untuk mencuri poin. Ingat, PSMS memiliki sejarah panjang di pentas sepak bola nasional,” bilang Suimin.
Karena hal itu pula Suimin mengatakan bahwa bukan tugas yang ringan bagi dirinya dan seluruh punggawa tim Ayam Kinantan untuk menjaga dan mengembalikan nama besar PSMS.
“Saya percaya anak-anak akan mampu melakukannya. Tapi, untuk tak membebani mereka (pemain PSMS, Red) saya tak ingin mematok target yang muluk-muluk. Meraih dua poin dalam lawatan tandang merupakan hasil yang cukup bagus untuk kami,” beber pelatih bertubuh subur itu.
Target yang dicanangkan Suimin tadi bukannya tanpa perhitungan yang realistis. Terbukti, untuk mewujudkannya Suimin berani memasang tiga striker di lini depan timnya dalam balutan formasi 4-3-3.
Beruntung bagi Suimin, di saat dirinya sedang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, di saat itu pula berhembus kabar sedap terkait diizinkannya gelandang senior Edu Juanda merumput bersama tim Ayam Kinantan.
“Walaupun namanya terlambat didaftarkan ke PT Liga Indonesia, namun karena dia tidak sedang menjalani hukuman, maka dirinya diizinkan tampil di laga awal. Ini sangat bagus, karena dia bisa ditempatkan di lini tengah, bersama Affan Lubis,” tambah Suimin.
“Praktis, terhitung sejak hari ini (kemarin, Red), kita masih memiliki waktu lebih dari satu pekan untuk berlatih dan mengembalikan nuansa berkompetisi kepada seluruh pemain. Semoga di waktu tersisa itu kita bisa menutupi semua kekurangan yang ada di tim ini,” pungkasnya
Mantan pelatih Persikabo ini ingin fokus pada peningkatan kerja sama tim. Kendati demikian Suimin mengaku jika dirinya tak ingin terjebak dengan kondisi yang tercipta sekarang ini.
Benar jika di semua lini tim Ayam Kinantan masih terdapat banyak kekurangan yang harus dibenahi. Tapi seiring dengan berjalannya waktu Suimin optimis jika segala kekurangan tadi akan dapat diatasi.
“Yang terpenting adalah membuat pemain paham akan strategi yang diterapkan saat menghadapi dua lawan di laga perdana. Apalagi keduanya, baik Persires Rengat maupun Persih Tembilahan bukan lawan yang mudah ditaklukkan jika tampil di hadapan pendukungnya sendiri,” bilang Suimin.
Besarnya dukungan yang diberikan oleh para suporter ditengarai akan membangkitkan motivasi kedua tim itu untuk mempermalukan PSMS.
“Tim mana pun yang menjadi lawan PSMS di Divisi Utama nanti pasti akan termotivasi untuk mencuri poin. Ingat, PSMS memiliki sejarah panjang di pentas sepak bola nasional,” bilang Suimin.
Karena hal itu pula Suimin mengatakan bahwa bukan tugas yang ringan bagi dirinya dan seluruh punggawa tim Ayam Kinantan untuk menjaga dan mengembalikan nama besar PSMS.
“Saya percaya anak-anak akan mampu melakukannya. Tapi, untuk tak membebani mereka (pemain PSMS, Red) saya tak ingin mematok target yang muluk-muluk. Meraih dua poin dalam lawatan tandang merupakan hasil yang cukup bagus untuk kami,” beber pelatih bertubuh subur itu.
Target yang dicanangkan Suimin tadi bukannya tanpa perhitungan yang realistis. Terbukti, untuk mewujudkannya Suimin berani memasang tiga striker di lini depan timnya dalam balutan formasi 4-3-3.
Beruntung bagi Suimin, di saat dirinya sedang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, di saat itu pula berhembus kabar sedap terkait diizinkannya gelandang senior Edu Juanda merumput bersama tim Ayam Kinantan.
“Walaupun namanya terlambat didaftarkan ke PT Liga Indonesia, namun karena dia tidak sedang menjalani hukuman, maka dirinya diizinkan tampil di laga awal. Ini sangat bagus, karena dia bisa ditempatkan di lini tengah, bersama Affan Lubis,” tambah Suimin.
“Praktis, terhitung sejak hari ini (kemarin, Red), kita masih memiliki waktu lebih dari satu pekan untuk berlatih dan mengembalikan nuansa berkompetisi kepada seluruh pemain. Semoga di waktu tersisa itu kita bisa menutupi semua kekurangan yang ada di tim ini,” pungkasnya
Harga diri
Akankah PSMS Medan menyapu bersih seluruh rangkaian pertandingan uji coba menatap bergulirnya kompetisi Divisi Utama musim ini?
Hal itu dapat dilihat sore ini pukul 16.00 WIB di Stadion Mini USU saat menjamu Penang FC (klub Liga Super Malaysia). Mampukah PSMS menjaga rekor atau sebaliknya, klub negeri jiran yang sukses mencabik harga diri tim Ayam Kinantan (julukan PSMS), yang secara tak langsung mewakili Indonesia!
Memang laga ini hanya sebatas uji coba. Namun gengsi tingkat tinggi bakal tersaji di pertandingan ini. Perseteruan sarat gengsi ini mencakup nasionalisme skuad PSMS.
Memang secara teknis, tidak ada dampak buruk jikapun di pertandingan ini Affan Lubis dkk menderita kekalahan. Namun jika itu (kekalahan, Red) terjadi, tak pelak cibiran dari supporter akan didapat anak asuh Suimin Diharja.
Tak ingin itu terjadi, kemarin (13/11) di Stadion Kebun Bunga Medan, Suimin berharap agar anak asuhnya tampil maksimal sehingga marwah sebagai tuan rumah yang tampil di hadapan pendukungnya sendiri takkan terkoyak.
“Persiapan yang kita lakukan bukan sekedar menghadapi Penang FC semata, tapi lebih dari itu, kita juga mempersiapkan tim ini menghadapi laga away di kompetisi Divisi Utama. Saya senang bisa menjajal kekuatan Penang FC karena bisa dijadikan sebagai ajang evaluasi kekuatan tim,” kata Suimin.
Dari pihak Penang FC, terbetik kabar jika mereka tidak begitu siap menatap laga persahabatan ini. Pasalnya, rangkaian tur ke Medan yang disertai Gubernur Penang FC, seyogianya dalam rangka menghadiri gelaran promosi pariwisata di Sumut.
Tak pelak, aroma bisnis tercium begitu kental dalam lawatan ini. Dijelaskan Todd, Bendahara Penang FC yang berkunjung ke Stadion Kebun Bunga bersama Sekretaris Arifin Yatim, kemarin (13/11) jika pihaknya ingin menjalin persahabatan dan menjaga keakraban yang sudah mengakar dengan masyarakat Medan.
“Uji coba ini murni persahabatan. Masyarakat Penang dan Medan sudah sering bekerjasama dalam berbagai urusan, termasuk pariwisata, kesehatan dan lain sebagainya,” kata Todd.
Sementara itu Arifin menambahkan jika Penang FC ingin melakukan “cuci gudang” terhadap seluruh pemainnya Masalahnya, kompetisi Liga Super di Malaysia baru saja berakhir. Sialnya, Penang FC hanya finish di urutan 13 dari 15 peserta. Wajar, jikas manajemen ingin melakukan perombakan besar-besaran menatap liga musim depan.
“Kalau ditanya secara pribadi, jelas kami ingin mengalahkan PSMS. Tapi kami juga menyadari mustahil para pemain mau tampil all out yang riskan menyebabkan cedera,” beber Arifin.
Artinya, kondisi bahkan prestasi Penang FC setali tiga uang dengan tim Ayam Kinantan. Karenanya, ketika banyak masyarakat Medan yang mengaku prihatin dengan persiapan PSMS menatap kompetisi Divisi Utama nanti, Arifin justru mengaku takjub.
“Ini bagus sekali, tempat tinggal pemain sama dengan tempat latihan. Penang FC tidak punya pemusatan latihan seperti ini,” pungkasnya
Hal itu dapat dilihat sore ini pukul 16.00 WIB di Stadion Mini USU saat menjamu Penang FC (klub Liga Super Malaysia). Mampukah PSMS menjaga rekor atau sebaliknya, klub negeri jiran yang sukses mencabik harga diri tim Ayam Kinantan (julukan PSMS), yang secara tak langsung mewakili Indonesia!
Memang laga ini hanya sebatas uji coba. Namun gengsi tingkat tinggi bakal tersaji di pertandingan ini. Perseteruan sarat gengsi ini mencakup nasionalisme skuad PSMS.
Memang secara teknis, tidak ada dampak buruk jikapun di pertandingan ini Affan Lubis dkk menderita kekalahan. Namun jika itu (kekalahan, Red) terjadi, tak pelak cibiran dari supporter akan didapat anak asuh Suimin Diharja.
Tak ingin itu terjadi, kemarin (13/11) di Stadion Kebun Bunga Medan, Suimin berharap agar anak asuhnya tampil maksimal sehingga marwah sebagai tuan rumah yang tampil di hadapan pendukungnya sendiri takkan terkoyak.
“Persiapan yang kita lakukan bukan sekedar menghadapi Penang FC semata, tapi lebih dari itu, kita juga mempersiapkan tim ini menghadapi laga away di kompetisi Divisi Utama. Saya senang bisa menjajal kekuatan Penang FC karena bisa dijadikan sebagai ajang evaluasi kekuatan tim,” kata Suimin.
Dari pihak Penang FC, terbetik kabar jika mereka tidak begitu siap menatap laga persahabatan ini. Pasalnya, rangkaian tur ke Medan yang disertai Gubernur Penang FC, seyogianya dalam rangka menghadiri gelaran promosi pariwisata di Sumut.
Tak pelak, aroma bisnis tercium begitu kental dalam lawatan ini. Dijelaskan Todd, Bendahara Penang FC yang berkunjung ke Stadion Kebun Bunga bersama Sekretaris Arifin Yatim, kemarin (13/11) jika pihaknya ingin menjalin persahabatan dan menjaga keakraban yang sudah mengakar dengan masyarakat Medan.
“Uji coba ini murni persahabatan. Masyarakat Penang dan Medan sudah sering bekerjasama dalam berbagai urusan, termasuk pariwisata, kesehatan dan lain sebagainya,” kata Todd.
Sementara itu Arifin menambahkan jika Penang FC ingin melakukan “cuci gudang” terhadap seluruh pemainnya Masalahnya, kompetisi Liga Super di Malaysia baru saja berakhir. Sialnya, Penang FC hanya finish di urutan 13 dari 15 peserta. Wajar, jikas manajemen ingin melakukan perombakan besar-besaran menatap liga musim depan.
“Kalau ditanya secara pribadi, jelas kami ingin mengalahkan PSMS. Tapi kami juga menyadari mustahil para pemain mau tampil all out yang riskan menyebabkan cedera,” beber Arifin.
Artinya, kondisi bahkan prestasi Penang FC setali tiga uang dengan tim Ayam Kinantan. Karenanya, ketika banyak masyarakat Medan yang mengaku prihatin dengan persiapan PSMS menatap kompetisi Divisi Utama nanti, Arifin justru mengaku takjub.
“Ini bagus sekali, tempat tinggal pemain sama dengan tempat latihan. Penang FC tidak punya pemusatan latihan seperti ini,” pungkasnya
Ayam Kinantan Terancam tanpa Kandang
Kompetisi belum dimulai namun PSMS sudah harus hijrah dari Stadion Teladan saat hendak menjamu Penang, FC klub asal negeri jiran Malaysia. Walau berstatus ujicoba, laga itu idealnya digelar di stadion kebanggaan masyarakat Medan yang dibangun tahun 1950 itu. Bahkan ada kekhawatiran publik jika renovasi Stadion Teladan tidak bisa rampung tepat waktu.
Jumat (13/11), Sumut Pos mengunjungi Stadion Teladan yang hingga saat ini masih dipermak. Begitu masuk, areal tribun langsung mencuri perhatian. Lama dibiarkan tak terawat, kini warna-warninya pasca dicat cukup menyegarkan mata.
Ya, tribun memang sudah bisa dibilang oke. Tribun utamanya juga sudah bebas dari bocor dan bunyi bising saat diterpa angin.
Namun ketika pandangan beralih ke arah lapangan, tanda tanya pun muncul. Kenapa lapangan tidak lebih dulu dibenahi?
Sejauh ini, lapangan di Stadion Teladan baru sebatas tambal sulam. Rumput yang sekarat diganti rumput baru. Sayangnya, kondisi lapangan menjadi tidak rata. Ada rumput yang sudah hijau dan cantik, ada yang masih jarang-jarang tumbuhnya dan beda warna.
“Seharusnya lapangan jadi prioritas utama. Karena di situlah pertandingan akan berlangsung. Kalau tidak selesai juga sampai Desember, PSMS bisa kena denda dari PT Liga Indonesia. Walaupun masih berstatus Divisi Utama, tapi peraturan tampaknya sudah sangat ketat,” beber Benny Tomasoa, asisten manajer yang baru saja kembali dari manajer meeting di Jakarta, kemarin.
Memang di sekeliling lapangan, drainase sudah bisa beroperasi. Jadi, ketika turun hujan saat pertandingan berlangsung, dipastikan lapangan tak akan tergenang seperti biasanya.
Di pinggir lapangan, bench bagi offisial dan pemain dibuat portable alias bisa diangkat saat dibutuhkan, dan bisa disimpan saat tidak dipakai.
Yang menarik, adalah pembuatan kanopi untuk keluar masuk pemain yang tepat dari arah masuk utama. Konon, kanopi itu juga portable karena terdapat roda di setiap sisi bawahnya.
Ruang dalam juga mendapat perhatian. Ruang wasit, ruang ganti pemain dan toilet sudah dibehani. Hanya saja seluruhnya belum masuk tahapan finishing. Walaupun pekerja di sana mengatakan kalau tahap pengerjaan sudah mulai masuk penyelesaian akhir.
Buktinya, lampu Stadion saja belum dipasang. Malah ada kabar jika tiangnya bakal diturunkan dan diganti dengan tiang baru. Tapi itu belum terlaksana.
Di sekitar lapangan dan ruang dalam, puing-puing sisa pengerjaan renovasi juga masih berserakan. Diprediksi, Desember renovasi akan kelar.
Tapi melihat kondisi di lapangan, tampaknya hal itu sulit tercapai. Bisa-bisa pengerjaan baru selesai Januari mendatang. “Kita harus yakin ketika PSMS menjalani laga home pertama pada bulan Desember nanti, Stadion Teladan pasti sudah bisa dipakai,” kata Julius Raja Kabid Teknik PSMS
Jumat (13/11), Sumut Pos mengunjungi Stadion Teladan yang hingga saat ini masih dipermak. Begitu masuk, areal tribun langsung mencuri perhatian. Lama dibiarkan tak terawat, kini warna-warninya pasca dicat cukup menyegarkan mata.
Ya, tribun memang sudah bisa dibilang oke. Tribun utamanya juga sudah bebas dari bocor dan bunyi bising saat diterpa angin.
Namun ketika pandangan beralih ke arah lapangan, tanda tanya pun muncul. Kenapa lapangan tidak lebih dulu dibenahi?
Sejauh ini, lapangan di Stadion Teladan baru sebatas tambal sulam. Rumput yang sekarat diganti rumput baru. Sayangnya, kondisi lapangan menjadi tidak rata. Ada rumput yang sudah hijau dan cantik, ada yang masih jarang-jarang tumbuhnya dan beda warna.
“Seharusnya lapangan jadi prioritas utama. Karena di situlah pertandingan akan berlangsung. Kalau tidak selesai juga sampai Desember, PSMS bisa kena denda dari PT Liga Indonesia. Walaupun masih berstatus Divisi Utama, tapi peraturan tampaknya sudah sangat ketat,” beber Benny Tomasoa, asisten manajer yang baru saja kembali dari manajer meeting di Jakarta, kemarin.
Memang di sekeliling lapangan, drainase sudah bisa beroperasi. Jadi, ketika turun hujan saat pertandingan berlangsung, dipastikan lapangan tak akan tergenang seperti biasanya.
Di pinggir lapangan, bench bagi offisial dan pemain dibuat portable alias bisa diangkat saat dibutuhkan, dan bisa disimpan saat tidak dipakai.
Yang menarik, adalah pembuatan kanopi untuk keluar masuk pemain yang tepat dari arah masuk utama. Konon, kanopi itu juga portable karena terdapat roda di setiap sisi bawahnya.
Ruang dalam juga mendapat perhatian. Ruang wasit, ruang ganti pemain dan toilet sudah dibehani. Hanya saja seluruhnya belum masuk tahapan finishing. Walaupun pekerja di sana mengatakan kalau tahap pengerjaan sudah mulai masuk penyelesaian akhir.
Buktinya, lampu Stadion saja belum dipasang. Malah ada kabar jika tiangnya bakal diturunkan dan diganti dengan tiang baru. Tapi itu belum terlaksana.
Di sekitar lapangan dan ruang dalam, puing-puing sisa pengerjaan renovasi juga masih berserakan. Diprediksi, Desember renovasi akan kelar.
Tapi melihat kondisi di lapangan, tampaknya hal itu sulit tercapai. Bisa-bisa pengerjaan baru selesai Januari mendatang. “Kita harus yakin ketika PSMS menjalani laga home pertama pada bulan Desember nanti, Stadion Teladan pasti sudah bisa dipakai,” kata Julius Raja Kabid Teknik PSMS
Saturday, November 14, 2009
Dikunjungi Ricky Yakobi
Ricky Yakobi, eks punggawa PSMS di era 80-an kemarin bertandang ke Stadion Kebun Bunga. Saat skuad PSMS berlatih, Ricky yang kini bekerja sebagai staf manajer promosi dan marketing Specs pun turut serta berlatih.
Maksud hati kedatangan mantan pemain Timnas itu juga berkaitan dengan niatnya menyaksikan PSMS berlaga kontra Penang FC, Sabtu (14/11) nanti. “Ya saya datang dengan tujuan utama menonton PSMS bertanding melawan Penang FC. Sekalian melihat kondisi PSMS saat inilah,” katanya.
Ditanya mengenai pendapatnya akan PSMS musim ini, Ricky menilai skuad PSMS tetap punya kans untuk kembali berlaga di Indonesian Super League (ISL). Meski begitu, Ricky berharap materi PSMS yang sebagian besar dipenuhi pemain muda, harus lebih memaksimalkan kondisi. Kesempatan memberi jam terbang kepada pemain muda, dikatakan Ricky menjadi salah satu target pelatih.
“Saya lihat pemain PSMS masih muda-muda. Masih ada waktu untuk menciptakan kekompakkan di antara mereka. Begitupun, peluang kembali ke ISL masih terbuka. Walaupun tim di Jawa sangat ngotot masuk ISL, tapi saya rasa kekuatannya cukup berimbang. Nama besar PSMS saya kira masih cukup berpengaruh di kancah sepak bola nasional,” tambah Ricky yang sempat main di Liga Jepang itu.
Nah, menyoal sponsorship, Ricky merasa bangga PSMS mau menggandeng pihaknya. Memang, sejauh ini, Specs perusahaan perlengkapan olahraga tanah air itu menjadi penyedia peralatan dan perlengkapan PSMS. Segala sesuatu bermerek Specs terlihat di Mess Kebun Bunga. Mulai dari bola, rompi, sepatu, hingga kostum latihan. Yang belum terlihat hanya kostum PSMS saat menjalani kompetisi. “Sekarang kita lihat, apakah PSMS bisa menapaki prestasi ketika bekerjasama dengan Specs,” pungkas Ricky
Maksud hati kedatangan mantan pemain Timnas itu juga berkaitan dengan niatnya menyaksikan PSMS berlaga kontra Penang FC, Sabtu (14/11) nanti. “Ya saya datang dengan tujuan utama menonton PSMS bertanding melawan Penang FC. Sekalian melihat kondisi PSMS saat inilah,” katanya.
Ditanya mengenai pendapatnya akan PSMS musim ini, Ricky menilai skuad PSMS tetap punya kans untuk kembali berlaga di Indonesian Super League (ISL). Meski begitu, Ricky berharap materi PSMS yang sebagian besar dipenuhi pemain muda, harus lebih memaksimalkan kondisi. Kesempatan memberi jam terbang kepada pemain muda, dikatakan Ricky menjadi salah satu target pelatih.
“Saya lihat pemain PSMS masih muda-muda. Masih ada waktu untuk menciptakan kekompakkan di antara mereka. Begitupun, peluang kembali ke ISL masih terbuka. Walaupun tim di Jawa sangat ngotot masuk ISL, tapi saya rasa kekuatannya cukup berimbang. Nama besar PSMS saya kira masih cukup berpengaruh di kancah sepak bola nasional,” tambah Ricky yang sempat main di Liga Jepang itu.
Nah, menyoal sponsorship, Ricky merasa bangga PSMS mau menggandeng pihaknya. Memang, sejauh ini, Specs perusahaan perlengkapan olahraga tanah air itu menjadi penyedia peralatan dan perlengkapan PSMS. Segala sesuatu bermerek Specs terlihat di Mess Kebun Bunga. Mulai dari bola, rompi, sepatu, hingga kostum latihan. Yang belum terlihat hanya kostum PSMS saat menjalani kompetisi. “Sekarang kita lihat, apakah PSMS bisa menapaki prestasi ketika bekerjasama dengan Specs,” pungkas Ricky
Jadi Tempat Curhat Adik Kandungnya Afandi Lubis
Affan Lubis, Pemain Senior PSMS
Affan Lubis, merupakan satu-satunya pemain yang musim lalu membela PSMS berlaga di ISL, dan kini masih berkostum Kinantan. Memang ada Bambang Trisanjaya yang musim lalu juga sempat berkostum Kinantan, namun hanya setengah musim. Dengan pengalaman bertanding di ISL, Affan berharap mampu menginspirasi rekan satu timnya.
SYAIFULLAH, Medan
Ya, Affan diharapkan mampu menjadi mentor bagi skuad PSMS lainnya. Tak jarang nasehat demi nasehat diutarakannya ke sejumlah pemain muda PSMS. Termasuk kepada adiknya sendiri, Afandi Lubis. Afandi Lubis memang bermain untuk PSMS musim ini. Berposisi sebagai striker, Afandi punya kans untuk mengembangkan diri.
Tak jarang, Afandi juga sering mencurahkan isi hatinya kepada Affan. Utamanya urusan sepak bola. Sebagai pemain muda, Afandi kerap berada di bawah tekanan penonton. Untuk itu, dia merasa perlu curhat dengan abangnya. “Sering juga curhat dengan Bang Affan. Karena dia kan lebih pengalaman,” kata Afandi yang tinggal satu kamar dengan Affan di Mess Kebun Bunga.
Dikatakan Affan, PSMS musim ini masih berpeluang besar kembali ke ISL. Hanya saja, mental untuk kembali ke ISL perlu ditingkatkan. Diisi pemain muda, Affan yakin PSMS punya modal dan semangat untuk itu. “Pada dasarnya klub di Indonesia sama saja. Tinggal mengasah mental juara, maka peluang untuk itu terbuka. Pada dasarnya saya pribadi tidak pernah gentar melawan tim manapun, saya harap PSMS musim ini juga mampu bersikap begitu,” kata Affan.
Sejauh ini, memang persoalan PSMS terletak di persoalan mental. Di tangan Suimin Diharja pelatih PSMS, mental itu yang terus digodok di samping pendalaman akan urusan teknis.
Terkadang, tekanan yang datang dari pelatih atau penonton dalam partai uji coba sangat mempengaruhi jalannya pertandingan. Untuk urusan satu ini, Affan sering bilang ke rekannya agar tetap konsentrasi dan fokus ke permainan. “Ketika kita mendapatkan tekanan dari penonton, fokus dan ketenangan harus tetap terjaga. Jangan sampai kita terlena dengan tekanan itu, yang pada akhirnya akan menambah buruk permainan tim,” beber pemain berusia 34 tahun itu.
Pemain yang akrab dengan nomor punggung 8 itu, digadang berpeluang besar kembali di angkat menjadi kapten PSMS musim ini. Ditanyakan soal itu, Affan bilang pada dasarnya dirinya tidak mempersoalkan siapa pun kapten PSMS. “Saya pribadi tidak masalah siapa pun kaptennya. Asalkan demi kebaikan tim, saya siap menjadi kapten ataupun tidak terpilih menjadi kapten,” pungkas mantan pemain PSPS, Semen Padang dan Persikabo Bogor itu
Affan Lubis, merupakan satu-satunya pemain yang musim lalu membela PSMS berlaga di ISL, dan kini masih berkostum Kinantan. Memang ada Bambang Trisanjaya yang musim lalu juga sempat berkostum Kinantan, namun hanya setengah musim. Dengan pengalaman bertanding di ISL, Affan berharap mampu menginspirasi rekan satu timnya.
SYAIFULLAH, Medan
Ya, Affan diharapkan mampu menjadi mentor bagi skuad PSMS lainnya. Tak jarang nasehat demi nasehat diutarakannya ke sejumlah pemain muda PSMS. Termasuk kepada adiknya sendiri, Afandi Lubis. Afandi Lubis memang bermain untuk PSMS musim ini. Berposisi sebagai striker, Afandi punya kans untuk mengembangkan diri.
Tak jarang, Afandi juga sering mencurahkan isi hatinya kepada Affan. Utamanya urusan sepak bola. Sebagai pemain muda, Afandi kerap berada di bawah tekanan penonton. Untuk itu, dia merasa perlu curhat dengan abangnya. “Sering juga curhat dengan Bang Affan. Karena dia kan lebih pengalaman,” kata Afandi yang tinggal satu kamar dengan Affan di Mess Kebun Bunga.
Dikatakan Affan, PSMS musim ini masih berpeluang besar kembali ke ISL. Hanya saja, mental untuk kembali ke ISL perlu ditingkatkan. Diisi pemain muda, Affan yakin PSMS punya modal dan semangat untuk itu. “Pada dasarnya klub di Indonesia sama saja. Tinggal mengasah mental juara, maka peluang untuk itu terbuka. Pada dasarnya saya pribadi tidak pernah gentar melawan tim manapun, saya harap PSMS musim ini juga mampu bersikap begitu,” kata Affan.
Sejauh ini, memang persoalan PSMS terletak di persoalan mental. Di tangan Suimin Diharja pelatih PSMS, mental itu yang terus digodok di samping pendalaman akan urusan teknis.
Terkadang, tekanan yang datang dari pelatih atau penonton dalam partai uji coba sangat mempengaruhi jalannya pertandingan. Untuk urusan satu ini, Affan sering bilang ke rekannya agar tetap konsentrasi dan fokus ke permainan. “Ketika kita mendapatkan tekanan dari penonton, fokus dan ketenangan harus tetap terjaga. Jangan sampai kita terlena dengan tekanan itu, yang pada akhirnya akan menambah buruk permainan tim,” beber pemain berusia 34 tahun itu.
Pemain yang akrab dengan nomor punggung 8 itu, digadang berpeluang besar kembali di angkat menjadi kapten PSMS musim ini. Ditanyakan soal itu, Affan bilang pada dasarnya dirinya tidak mempersoalkan siapa pun kapten PSMS. “Saya pribadi tidak masalah siapa pun kaptennya. Asalkan demi kebaikan tim, saya siap menjadi kapten ataupun tidak terpilih menjadi kapten,” pungkas mantan pemain PSPS, Semen Padang dan Persikabo Bogor itu
Pindah ke Stadion Mini USU
PSMS Medan gagal menggelar pertandingan internasional melawan Penang FC Malaysia di Stadion Teladan, Sabtu sore ini, setelah pihak Dinas Pertamanan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan renovasi sesuai janjinya kepada manajemen PSMS.
Tidak ingin mengecewakan publik sepakbola Medan, manajemen bersama pengurus PSMS yang membidangi teknik Julius Raja SE mengalihkan pertandingan ke Stadion Mini USU, Jl Dr Mansyur Medan.
"Mujur bagi kami karena Pembantu Rektor (PR) V USU Ir H Isman Nuryadi bersedia meminjamkan stadionnya. Kalau tidak, ke mana muka kita diletakkan kepada tim tamu," sesal Raja.
Pihak manajemen sendiri menyesalkan keteledoran pihak Dinas Pertamanan yang sudah diingatkan agar tepat janji menyelesaikan proses renovasi stadion pada 14 November. Wakil Ketua DPRD Kota Medan H Sabar Sitepu pun sudah mengingatkan Dinas Pertamanan.
Terkait itu, Sabar meragukan PSMS bakal menjamu PSAP Sigli dalam laga kompetisi Divisi Utama di stadion yang dibangun pada tahun 1950 itu, 3 Desember 2010 mendatang.
Sementara itu, Asisten Manajer Tim PSMS Drs Benny Tomasoa yang baru tiba di Medan setelah mengikuti meetting manager di Jakarta menyebutkan, pihak Dinas Pertamanan seharusnya melibatkan manajemen PSMS dalam perbaikan itu, karena versi mereka dengan versi yang ditentukan PSSI berbeda.
Secara terpisah, pelatih PSMS Suimin Dihardja menyatakan akan menampilkan pemain yang sudah pasti bisa bermain di Rengat melawn Persires (25 November) saat menghadapi Penang FC sore ini. "Ini perlu sebagai penambah jam terbang atau pengalaman Jecky Pasarella cs," katanya.
Kemungkinan Nyeck Nyobe, Saha dan Edu Juanda tidak tampil sore nanti. Kita akan mencoba pemain yang benar-benar sudah pasti bermain di laga pertama PSMS di kompetisi tersebut, lanjut Suimin dan menambahkan agar publik sepakbola Medan memakluminya.
Sebaliknya, kubu Penang FC menganggap laganya dengan PSMS merupakan penutup sekaligus bertekad tampil sebaik mungkin dan memberikan perlawanan. Demikian dikatakan Sekretaris Tim Penang FC Ariffin Yatim didampingi Todd Teoh.
“Pada liga Malaysia yang berakhir Oktober lalu, Penang FC berada di urutan ke 13 dari 15 klub,” tutur Ariffin yang memuji sistem pemusatan latihan yang diterapkan PSMS atau klub Indonesia lain. “Di Penang tidak seperti ini, pemain memang berlatih setiap hari tapi ada pemain yang jarang datang,” tandas mantan pesepakbola Malaysia itu
Tidak ingin mengecewakan publik sepakbola Medan, manajemen bersama pengurus PSMS yang membidangi teknik Julius Raja SE mengalihkan pertandingan ke Stadion Mini USU, Jl Dr Mansyur Medan.
"Mujur bagi kami karena Pembantu Rektor (PR) V USU Ir H Isman Nuryadi bersedia meminjamkan stadionnya. Kalau tidak, ke mana muka kita diletakkan kepada tim tamu," sesal Raja.
Pihak manajemen sendiri menyesalkan keteledoran pihak Dinas Pertamanan yang sudah diingatkan agar tepat janji menyelesaikan proses renovasi stadion pada 14 November. Wakil Ketua DPRD Kota Medan H Sabar Sitepu pun sudah mengingatkan Dinas Pertamanan.
Terkait itu, Sabar meragukan PSMS bakal menjamu PSAP Sigli dalam laga kompetisi Divisi Utama di stadion yang dibangun pada tahun 1950 itu, 3 Desember 2010 mendatang.
Sementara itu, Asisten Manajer Tim PSMS Drs Benny Tomasoa yang baru tiba di Medan setelah mengikuti meetting manager di Jakarta menyebutkan, pihak Dinas Pertamanan seharusnya melibatkan manajemen PSMS dalam perbaikan itu, karena versi mereka dengan versi yang ditentukan PSSI berbeda.
Secara terpisah, pelatih PSMS Suimin Dihardja menyatakan akan menampilkan pemain yang sudah pasti bisa bermain di Rengat melawn Persires (25 November) saat menghadapi Penang FC sore ini. "Ini perlu sebagai penambah jam terbang atau pengalaman Jecky Pasarella cs," katanya.
Kemungkinan Nyeck Nyobe, Saha dan Edu Juanda tidak tampil sore nanti. Kita akan mencoba pemain yang benar-benar sudah pasti bermain di laga pertama PSMS di kompetisi tersebut, lanjut Suimin dan menambahkan agar publik sepakbola Medan memakluminya.
Sebaliknya, kubu Penang FC menganggap laganya dengan PSMS merupakan penutup sekaligus bertekad tampil sebaik mungkin dan memberikan perlawanan. Demikian dikatakan Sekretaris Tim Penang FC Ariffin Yatim didampingi Todd Teoh.
“Pada liga Malaysia yang berakhir Oktober lalu, Penang FC berada di urutan ke 13 dari 15 klub,” tutur Ariffin yang memuji sistem pemusatan latihan yang diterapkan PSMS atau klub Indonesia lain. “Di Penang tidak seperti ini, pemain memang berlatih setiap hari tapi ada pemain yang jarang datang,” tandas mantan pesepakbola Malaysia itu
Thursday, November 12, 2009
Saha Bangkitkan semangat Ayam Kinantan
Kekhawatiran pendukung fanatik PSMS Medan, akhirnya berubah menjadi gembira begitu striker asing Ikpefua Osas Marvellous Saha berhasil membangkitkan semangat rekan-rekannya dalam laga ujicoba melawan PSAP Sigli di Stadion Kebun Bunga Medan, Rabu.
Sebelumnya tim asuhan Manajer Tim Drs Hendra DS ketinggalan 0-1 di babak pertama setelah Ahmad Maulana melakukan handsball di kotak penalti pada menit 10. Alhasil, tim asuhan Pelatih Kustiono unggul lewat eksekusi Mathias yang berhasil memperdayai M Halim di bawah mistar gawang tuan rumah.
Tampil dengan materi 60 persen pemain lapis kedua, membuat PSMS sulit mengembangkan permainan di babak pertama. Kondisi inilah yang membuat publik sepakbola Medan termasuk di antaranya tokoh olahraga Drs H Darwin Syamsul dan Hendra DS khawatir akan kemampuan tim besutan pelatih Suimin Dihardja.
Mujur akibat kurang baiknya peneyelesaian akhir dari pemain-pemain depan PSAP serta solidnya pertahanan Selamet Riyadi cs, serangan demi serangan PSAP selalu gagal. Sadar kurang menggigitnya barisan depan, Suimin memasang Osas Saha menjelang jeda.
Hasilnya, Osas membuat permainan PSMS lebih hidup dan acap kali menekan barisan pertahanan PSAP. Kala babak kedua baru dimulai beberapa menit, sebuah tendangan keras Saha langsung merobek gawang PSAP sekaligus menyamakan skor 1-1. Tiga menit berselang, pemain debutan PSMS, Jecky Pasarella, menciptakan gol kedua bagi skuad Ayam Kinantan sebelum melengkapi kemenangannya lewat gol penalti Saha.
Tidak stabilnya penampilan anak-anak Sigli itu serta stamina melorot juga menjadi salah satu faktor PSMS membuat tiga gol di babak kedua. Baik Hendra DS maupun Darwin Syamsul mengakui, permainan PSMS harus ditingkatkan lagi sebelum tampil di kompetisi.
Sebaliknya Suimin mengakui memang sengaja menurunkan pemain muda terlebih dahulu, karena dalam laga ujicoba itu memprioritaskan untuk melihat penampilan para pemain muda.
"Ternyata tanpa dukungan dari pemain senior dan legiun asingnya, Ayam Kinantan belum solid. Inilah keuntungannya kita lakukan laga ujicoba, agar tahu kekuatan dan kelemahan tim," kata Suimin.
PSMS akan kembali melakukan uji kekuatan dengan salah satu tim Liga Malaysia, Penang FC di Stadion Teladan, Sabtu (14/11) mendatang. Dikatakan pengurus PSMS, pertandingan bergengsi tersebut akan dikutip bayaran
Persires lawan perdana PSMS di Kompetisi Divisi Utama
PSMS Medan akan mengawali laga perdananya di kompetisi Divisi Utama PSSI 2009/2010 dengan bertandang melawan Persires Rengat, 25 November mendatang, saat bersamaan PSDS Deli Serdang start di Bireuen melawan PSSB.
Pengurus Bidang Teknik PSMS, Julius Raja SE, Selasa mengatakan, laga kedua tim asuhan Manajer Drs Hendra DS, Drs Benny Tomasoa dan Zulkifli Husen setelah Persires adalah menghadapi Persih di Tembilahan pada 29 November.
Pada tanggal yang sama, PSDS bertandang ke Sigli menghadapi PSAP. Setelah menghadapi dua laga away, PSMS baru menjamu PSAP Sigli di Stadion Teladan Medan pada 3 Desember dan PSSB Bireuun (7 Desember).
Setelah melawan PSSB, The Killer bertandang ke kandang Persipasi Bekasi (11 Desember) sebelum kembali ke Teladan untuk menjamu Persiraja Banda Aceh (27 Desember) dan PSDS dalam duel derbi (31 Desember). PSMS lalu dijamu Persita Tangerang (4 Januari 2010) dan empat hari kemudian menantang Persikabo Bogor sekaligus mengakhiri laganya di putaran pertama.
Secara terpisah, pelatih PSMS Suimin Dihardja menyatakan, anak-anak asuhannya siap berlaga melawan PSAP dalam laga ujicoba di Stadion Kebun Bunga, Rabu sore ini pukul 16.15 WIB.
Diakui Suimin pada latihan kemarin, salah seorang pemain asingnya yakni Ikpefua Osas Marvellous Saha masih berduka setelah putranya meninggal dunia di Solo dan kemungkinan baru Kamis besok kembali ke Medan.
Menanggapi jadwal yang telah ditetapkan PSSI, Suimin menegaskan tidak ada masalah karena PSMS siap bertempur di mana saja dan kapan saja. Sama halnya dengan manajer tim Drs Hendra DS yang tidak mempermasalahkan jadwal PSMS.
"Yang penting, kami minta doa restu dari masyarakat Medan khususnya pecinta PSMS agar perjuangan Selamet Riyadi cs memapak kembali ke Liga Super terwujud," kata Hendra singkat
PSAP dapat kehormatan Ayam Kinantan
Bila dibandingkan Persiraja Banda Aceh, skuad PSAP Sigli merasa mendapat kehormatan dari PSMS Medan. Sebab, mereka diberi kesempatan bertanding dalam laga persahabatan di Stadion Kebun Bunga Medan, Rabu sore.
Padahal, tim Ayam Kinantan padat jadwal dan eksibisi bahkan dilakukan tiga pekan menjelang bergulirnya kompetisi Divisi Utama musim 2009/2010.
”Persiraja tidak seberuntung PSAP yang berkesempatan melakukan pertandingan ujicoba dengan PSMS. Kami tidak tahu apa istimewanya PSAP bagi PSMS yang bersedia menerima tantangan tersebut. Setahu kami, PSMS menolak tanding dengan Persiraja,” kata Irham Tarigan, pendukung PSMS, Selasa.
Pendukung tim Ayam Kinantna juga sudah lama menantikan pertandingan nanti. Menurut Irham, sudah sepatutnya PSMS tidak menerima tantangan Persiraja karena tim Laskar Rencong itu sudah diketahui pola permainannya.
Wakil Panpel Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010 Kab Pidie, Nyong Ramli, mengungkapkan bahwa sebagian anggota manajemen tim telah tiba di Medan, Senin, selanjutnya melakukan persiapan. "Selasa, seluruh pemain PSAP dan ofisial tim telah tiba di Medan dan sore harinya melakukan latihan di lapangan Medan Percut,” kata Ramli.
Pelatih PSAP Kustiono mengatakan, kondisi kesehatan pemain setelah tiba di Medan tetap fit dan siap tanding melawan PSMS. Dalam pertandingan itu, Hendra dan kawan-kawan diharapkan bermain maksimal kendati merupakan partai ujicoba.
Tuesday, November 10, 2009
Mencoba Profesional Meski Buah Hati Telah Tiada
Sampai saat ini, Saha memang belum kembali dari urusan semula. Sempat beredar kabar bahwa manajemen kesal dengan sikapnya. Terutama, PSMS bakal menjalani jadwal padat uji coba. Di sela-sela rasa kesal itu, Osas tiba-tiba mengirim pesan ke manajemen, yang menyatakan kalau dirinya kemungkinan memperpanjang masa izin hingga Selasa (12/11). Alasan utamanya, istrinya yang orang Solo sedang hamil tua dan segera naik meja operasi untuk melahirkan karena tidak bisa melahirkan secara normal.
Meski maklum, kesal masih menyelimuti suasana hati manajemen. Profesionalitas pun dipertanyakan.
Ketika rasa kesal masih menyelimuti manajemen, eh, dua hari kemudian Saha kembali mengirim pesan.
“Selamat malam boss. Istri saya melahirkan dengan operasi cesar kemarin malam. Tapi ada masalah boss. Belum sampai 24 jam lahir bayi laki-laki saya meninggal boss pagi ini. Dan saya akan tetap memegang janji saya waktu itu bahwa saya akan datang sebelum tanggal 12 boss. Mohon bantuan doa boss. Terimakasih boss. Osas Saha,” isi pesan elektronik yang ditunjukkan Hendra DS, manajer PSMS.
Tak pelak, sisi kemanusiaan manajemen PSMS tentu saja terusik. Izin pun diberikan hingga 12 November sesuai janji Saha. Musibah yang dialami Saha ini memang masih bisa dimaklumi. Walau berstatus pemain profesional, sehingga Saha diberi waktu untuk menenangkan istrinya yang sudah pasti tengah berduka. Begitupun, Saha mencoba menentramkan hati manajemen dengan berusaha kembali berlatih pada 12 November.
“Kami dari manajemen PSMS tentu saja maklum akan musibah yang dialami Saha. Semoga musibah ini tetap membuatnya sabar, tabah dan tidak sampai mengganggu karirnya di sepak bola,” bilang Hendra DS.
Sepanjang keikutsertaanya dengan PSMS, Saha cukup menunjukkan bukti kalau dia pemain yang dibutuhkan tim. Sepanjang seleksi, Saha berhasil mencetak gol. Walaupun setelah diikat kontrak, saha seolah kehilangan taji. Namun kepada manajemen, Saha berjanji akan mencetak gol saat kompetisi sebenarnya bergulir.
Pemain berusia 23 tahun yang musim lalu membela PSDS itu, juga tetap berupaya untuk menjalani latihan yang diberikan pelatih dengan seksama. Meski hampir pasti tidak ada saingan di lini depan, namun di bawah asuhan Suimin Diharja, Saha bisa saja tidak dimainkan, kalau memang dia tak menujukkan kemampuan terbaiknya.
Pasalnya, beberapa pemain muda PSMS di lini depan, seperti Kamil Sembiring, Afandi Lubis, hingga Hardi Citra belakangan ini menujukkan grafik peningkatan performa yang cukup signifikan
Meski maklum, kesal masih menyelimuti suasana hati manajemen. Profesionalitas pun dipertanyakan.
Ketika rasa kesal masih menyelimuti manajemen, eh, dua hari kemudian Saha kembali mengirim pesan.
“Selamat malam boss. Istri saya melahirkan dengan operasi cesar kemarin malam. Tapi ada masalah boss. Belum sampai 24 jam lahir bayi laki-laki saya meninggal boss pagi ini. Dan saya akan tetap memegang janji saya waktu itu bahwa saya akan datang sebelum tanggal 12 boss. Mohon bantuan doa boss. Terimakasih boss. Osas Saha,” isi pesan elektronik yang ditunjukkan Hendra DS, manajer PSMS.
Tak pelak, sisi kemanusiaan manajemen PSMS tentu saja terusik. Izin pun diberikan hingga 12 November sesuai janji Saha. Musibah yang dialami Saha ini memang masih bisa dimaklumi. Walau berstatus pemain profesional, sehingga Saha diberi waktu untuk menenangkan istrinya yang sudah pasti tengah berduka. Begitupun, Saha mencoba menentramkan hati manajemen dengan berusaha kembali berlatih pada 12 November.
“Kami dari manajemen PSMS tentu saja maklum akan musibah yang dialami Saha. Semoga musibah ini tetap membuatnya sabar, tabah dan tidak sampai mengganggu karirnya di sepak bola,” bilang Hendra DS.
Sepanjang keikutsertaanya dengan PSMS, Saha cukup menunjukkan bukti kalau dia pemain yang dibutuhkan tim. Sepanjang seleksi, Saha berhasil mencetak gol. Walaupun setelah diikat kontrak, saha seolah kehilangan taji. Namun kepada manajemen, Saha berjanji akan mencetak gol saat kompetisi sebenarnya bergulir.
Pemain berusia 23 tahun yang musim lalu membela PSDS itu, juga tetap berupaya untuk menjalani latihan yang diberikan pelatih dengan seksama. Meski hampir pasti tidak ada saingan di lini depan, namun di bawah asuhan Suimin Diharja, Saha bisa saja tidak dimainkan, kalau memang dia tak menujukkan kemampuan terbaiknya.
Pasalnya, beberapa pemain muda PSMS di lini depan, seperti Kamil Sembiring, Afandi Lubis, hingga Hardi Citra belakangan ini menujukkan grafik peningkatan performa yang cukup signifikan
4 pemain tereliminasi
Bananda Suandi, Muhammad Yusuf, Febri Irawan Saragih dan Citra Kesuma harus tereliminasi dari skuad PSMS Medan. Sedangkan Edu Juanda dipastikan memperkuat tim yang dimanajeri Drs Hendra DS itu di kompetisi Divisi Utama PSSI 2009/2010 mendatang.
Pelatih Suimin Dihardja di sekretariat PSMS Stadion Kebun Bunga Medan, Senin menyebutkan, tereliminasi keempat pemain tersebut dinilai rapornya selama mengikuti pemusatan latihan tidak menunjukkan peningkatan.
Pelatih kampung itu didampingi Hendra DS dan asisten manajer Drs Benny Tomasoa menambahkan direkrutnya Edu Juanda memperkuat lini tengah karena dinilai layak menambal kelemahan The Killer di sektor vital tersebut.
"Edu memiliki ketrampilan mendesain skema permainan sehingga dari lapangan tengah bisa mendampingi M Affan Lubis atau Jacky Pasarela sebagai destroyer," kata Suimin.
Diakuinya, Bananda dan Muhammad Yusuf yang sempat terlanjur didaftarkan ke PT Liga Indonesia terpaksa ditarik kembali dan digantikan Edu Juanda, sedangkan Febri Irawan dan Citra Kesuma selama ini berstatus sebagai pemain magang. Posisi mereka kemudian diisi Usman.
Menanggapi masuknya Edu, dua pemerhati dan penggemar berat PSMS Muhammad Arif SE dan Hakim secara terpisah mengakui tim asuhan pelatih Suimin Dihardja masih memiliki kelemahan yang harus segara dibenahi, seperti pressing lawan.
Dikatakan, perombakan tim dan pembenah belum terlambat karena kompetisi masih dua pekan lagi atau tepatnya 25 November nanti. Selain itu, Hendra DS dan Benny menambahkan pada Rabu besok, PSMS akan menguji kekuatannya melawan PSAP Sigli di Stadion Kebun Bunga Medan
Pelatih Suimin Dihardja di sekretariat PSMS Stadion Kebun Bunga Medan, Senin menyebutkan, tereliminasi keempat pemain tersebut dinilai rapornya selama mengikuti pemusatan latihan tidak menunjukkan peningkatan.
Pelatih kampung itu didampingi Hendra DS dan asisten manajer Drs Benny Tomasoa menambahkan direkrutnya Edu Juanda memperkuat lini tengah karena dinilai layak menambal kelemahan The Killer di sektor vital tersebut.
"Edu memiliki ketrampilan mendesain skema permainan sehingga dari lapangan tengah bisa mendampingi M Affan Lubis atau Jacky Pasarela sebagai destroyer," kata Suimin.
Diakuinya, Bananda dan Muhammad Yusuf yang sempat terlanjur didaftarkan ke PT Liga Indonesia terpaksa ditarik kembali dan digantikan Edu Juanda, sedangkan Febri Irawan dan Citra Kesuma selama ini berstatus sebagai pemain magang. Posisi mereka kemudian diisi Usman.
Menanggapi masuknya Edu, dua pemerhati dan penggemar berat PSMS Muhammad Arif SE dan Hakim secara terpisah mengakui tim asuhan pelatih Suimin Dihardja masih memiliki kelemahan yang harus segara dibenahi, seperti pressing lawan.
Dikatakan, perombakan tim dan pembenah belum terlambat karena kompetisi masih dua pekan lagi atau tepatnya 25 November nanti. Selain itu, Hendra DS dan Benny menambahkan pada Rabu besok, PSMS akan menguji kekuatannya melawan PSAP Sigli di Stadion Kebun Bunga Medan
Monday, November 9, 2009
Saha diragukan tampil
Striker PSMS Medan, Osas Saha, diragukan tampil menghadapi laga ujicoba melawan PSAP Sigli di Stadion Kebun Bunga Medan, Rabu (11/11) sore. Legiun asing asal Nigeria itu kehilangan anak pertama yang meninggal usai dilahirkan lewat operasi caesar di Solo, Sabtu kemarin.
Namun begitu, Saha sudah memesan tiket pesawat ke Medan, Selasa (10/11), sehari sebelum pertandingan melawan PSAP. Pemain berkulit hitam yang musim lalu bersama PSDS Deli Serdang memiliki istri warga negara Indonesia menetap di Solo. Saha absen pada pertandingan melawan PS. BTN, Sabtu, saat tim berjulukan Ayam Kinantan menang 8-0.
Pelatih Suimin Dihardja mengakui bahwa dia mengharapkan kehadiran Saha pada pertandingan ujicoba melawan PSAP. Menghadapi tim asal Aceh itu, Suimin tidak berandai-andai dengan membuat eksperimen. Namun bukan berarti eksperimen tidak dibutuhkan. Buktinya, Ayam Kinantan dapat memetik kemenangan besar saat melawan BTN FC walau tidak diperkuat sejumlah pemain inti.
Suimin bereksperimen dengan mempercayakan pemain bertahan asal Kamerun Nyeck Nyobe ditempatkan sebagai striker. "Kita melihat dulu perkembangan Saha. Kalau dia dalam kondisi prima, akan diturunkan melawan PSAP," terang pelatih "Kampung" ini.
Namun tidak tertutup kemungkinan Saha diistirahatkan untuk pertandingan melawan tim dari Liga Utama Malaysia, Penang FC, Sabtu (14/11) nanti. Dua pertandingan ujicoba dalam minggu sangat penting karena keduanya adalah tim tangguh
Suimin Umumkan Nama Pemain
Daftar pemain yang bakal enyah dari skuad PSMS sudah tersimpan rapi di dalam catatan Suimin Diharja sang arsitek. Hari ini, nama pemain yang bakal didepak akan diumumkan.
Sebenarnya Jumat malam, manajemen dan jajaran pelatih sudah menggelar rapat. Namun, mereka masih bungkam mengenai siapa saja yang bakal didepak. Jumlahnya pun masih dirahasiakan dengan alasan menanti keputusan hasil rapat.
“Segala seuatu mengenai degradasi-promosi pemain masih akan kita rapatkan dengan manajemen. Tapi yang jelas secepatnya akan kita umumkan,” bilang Suimin sebelum latihan di Stadion Kebun Bunga, Jumat (6/11).
Sejatinya, nama pemain yang terancam depak sebenarnya sudah terlihat. Namun lagi-lagi hal itu hanya menjadi terkaan tanpa jawaban pasti. Yang ada, pemain mulai berdebar, sama halnya dengan pendukung PSMS yang sehari-hari setia menyaksikan PSMS berlatih. Setiap waktu, para fans selalu bertanya siapa yang bakal didepak. Pertanyaan yang masih menyisakan rasa penasaran yang teramat dalam. Bahkan tak jarang mereka menerka-nerka.
“Pencoretan pemain kalau memang demi kebutuhan tim, saya rasa wajar. Makanya kami juga penasaran siapa yang bakal keluar,” bilang Johan fans PSMS yang tak pernah absen menonton PSMS latihan sejak 2002 lalu.
Di balik sistem promosi-degradasi ini, nada-nada sumbang masih saja terdengar. Beberapa pihak dikabarkan tidak senang dengan keputusan wasit yang mengganggap kepetusan pelatih keliru.
Menanggapi hal itu, Hendra DS, manajer PSMS bilang bahwa pada dasarnya pihaknya tetap mendukung pelatih asalkan, memang menyangkut kebutuhan tim. “Selama itu baik untuk tim kita akan mendukung. Selanjutnya, segala keputusan juga akan disesuaikan dengan kemampuan, baik itu soal dana dan lainnya,” kata Hendra belum lama ini.
Nah, untuk mendegrasikan pemain, sudah barang tentu akan ada pemain yang promosi. Dalam hal ini dua nama mencuat. Mereka adalah Edu Juanda dan Ariel Guiteres. Jumlah itu masih bisa bertambah atau malah berkurang. sistem pencatutan nama keduanya kalau mau berkostum Kinantan adalah menerima kontrak dengan sistem oper kontrak. Maksudnya, pemain yang bakal masuk harus melanjutkan sisa kontrak yang pernah diterima pemain yang lebih dulu menerima kontrak. Namun, penyesuaian masih mungkin dilakukan.
“Jadi, pemain yang mau masuk ini kan kalau diibaratkan kendaraan, mereka kendaraan yang sedikit lebih mahal. Sedangkan yang keluar adalah kendaraan yang murah. Nah, penyesuaian inilah yang akan dibicarakan, baik kepada pemain bersangkutan maupun kepada manajemen,” terang Suimin.
Pemberitahuan awal, Suimin bilang sudah bicara ke pemain soal oper kontrak ini. Dan didapati jawaban secara lisan yang menyebutkan kalau pemain mau menjalani sisa kontrak pemain yang sudah lebih dulu menerima kontrak
Sebenarnya Jumat malam, manajemen dan jajaran pelatih sudah menggelar rapat. Namun, mereka masih bungkam mengenai siapa saja yang bakal didepak. Jumlahnya pun masih dirahasiakan dengan alasan menanti keputusan hasil rapat.
“Segala seuatu mengenai degradasi-promosi pemain masih akan kita rapatkan dengan manajemen. Tapi yang jelas secepatnya akan kita umumkan,” bilang Suimin sebelum latihan di Stadion Kebun Bunga, Jumat (6/11).
Sejatinya, nama pemain yang terancam depak sebenarnya sudah terlihat. Namun lagi-lagi hal itu hanya menjadi terkaan tanpa jawaban pasti. Yang ada, pemain mulai berdebar, sama halnya dengan pendukung PSMS yang sehari-hari setia menyaksikan PSMS berlatih. Setiap waktu, para fans selalu bertanya siapa yang bakal didepak. Pertanyaan yang masih menyisakan rasa penasaran yang teramat dalam. Bahkan tak jarang mereka menerka-nerka.
“Pencoretan pemain kalau memang demi kebutuhan tim, saya rasa wajar. Makanya kami juga penasaran siapa yang bakal keluar,” bilang Johan fans PSMS yang tak pernah absen menonton PSMS latihan sejak 2002 lalu.
Di balik sistem promosi-degradasi ini, nada-nada sumbang masih saja terdengar. Beberapa pihak dikabarkan tidak senang dengan keputusan wasit yang mengganggap kepetusan pelatih keliru.
Menanggapi hal itu, Hendra DS, manajer PSMS bilang bahwa pada dasarnya pihaknya tetap mendukung pelatih asalkan, memang menyangkut kebutuhan tim. “Selama itu baik untuk tim kita akan mendukung. Selanjutnya, segala keputusan juga akan disesuaikan dengan kemampuan, baik itu soal dana dan lainnya,” kata Hendra belum lama ini.
Nah, untuk mendegrasikan pemain, sudah barang tentu akan ada pemain yang promosi. Dalam hal ini dua nama mencuat. Mereka adalah Edu Juanda dan Ariel Guiteres. Jumlah itu masih bisa bertambah atau malah berkurang. sistem pencatutan nama keduanya kalau mau berkostum Kinantan adalah menerima kontrak dengan sistem oper kontrak. Maksudnya, pemain yang bakal masuk harus melanjutkan sisa kontrak yang pernah diterima pemain yang lebih dulu menerima kontrak. Namun, penyesuaian masih mungkin dilakukan.
“Jadi, pemain yang mau masuk ini kan kalau diibaratkan kendaraan, mereka kendaraan yang sedikit lebih mahal. Sedangkan yang keluar adalah kendaraan yang murah. Nah, penyesuaian inilah yang akan dibicarakan, baik kepada pemain bersangkutan maupun kepada manajemen,” terang Suimin.
Pemberitahuan awal, Suimin bilang sudah bicara ke pemain soal oper kontrak ini. Dan didapati jawaban secara lisan yang menyebutkan kalau pemain mau menjalani sisa kontrak pemain yang sudah lebih dulu menerima kontrak
Bentuk Gaya Rap-rap
MEDAN-Pelatih PSMS Medan, Suimin Diharja, sudah mulai membentuk kerangka tim untuk menghadapi kompetisi Divisi Utama nanti. Ada ciri khas permainan skuad berjuluk Ayam Kinantan ini, yakni, gaya bermain rap-rap (hajar terus-Red)). “Saya berharap, tim ini bisa memainkan pola bermain cepat dengan umpan-umpan pendek saja. Secara tak langsung, gaya bermain seperti itu merupakan ciri utama rap-rap. Tinggal dibumbui sedikit mental dan semangat keras pasti jadi,” kata Suimin usai latihan di Stadion Kebun Bunga Kamis (5/11) kemarin.
Nah, dalam periode satu pekan ke depan latihan akan terfokus mencipta style of play ini. Utamanya dalam satu tim. Maka itu Suimin mengharapkan kepada seluruh pemain mampu mengadopsi gaya permainan yang diinginkannya.
Inspiras atas minimnya skill mumpuni, Suimin berharap kepada skuad PSMS mampu menunjukan gaya bermain dengan umpan-umpan pendek dan cepat. Gaya ini sebenarnya biasa diadopsi klub-klub di Liga Inggris.
Bila ditilik, masih banyak pemain yang kehilangan dalam mengontrol bola. Maka sulit memainkan skema permainan manis dengan peran utamanya pemain yang berposisi sebagai winger. Maka itu, gaya bermain cepat dengan umpan satu-dua menjadi pilihan Suimin, yang sebenarnya kalau diaplikasikan dengan baik oleh pemain akan menghasilkan permainan ciamik.
Untuk itu ruh permainan wajib dicari. Dengan masuknya Edu Juanda meski baru berstatus seleksi, pilihan sudah terlihat. Edu akan ditemani Afan Lubis yang akan diplot sebagai jenderal lini tengah. Arah dan pola serangan, mereka berdualah yang akan menentukan.
Menarik memang untuk didalami. Gaya rap-rap PSMS yang sempat pudar belakangan ini bisa kembali dibangkitkan. Catatan akan hal itu masih melekat di sosok Edu Juanda. Kalau pemain mungil ini jadi masuk skuad, rap-rap pun bisa kembali dihidupkan. Pada masa jayanya, Edu termasuk pemain yang turut serta menyemarakkan rap-rap.
”Edu dan Afan pemain penting di lini tengah. Maka itu, harapan saya adalah memuluskan langkah Edu bermain di PSMS musim ini. Dan saya berharap tidak ada lagi rintangan. Semuanya demi kebaikan tim ini,” lanjut Suimin.
Sementara pengumuman akan adanya degradasi-promosi pemain, tampaknya belum bakal terlaksana. Dikatakan Suimin, hal itu akan diutarakan begitu sinyal gajian diterima. Sejauh ini, skuad masih menanti gaji yang sedang diurus administrasinya. “Jadi, begitu kita ketahui besok gajian, maka malamnya saya akan rapat dengan manajemen tim. Kalau seandainya Ketua Umum mau ikut dalam rapat itu akan lebih bagus.
Karena pada pengumuman itu ke manajemen, saya akan presentasikan keputusan yang dibuat jajaran pelatih. Jadi semuanya terbuka dan tanpa intervensi,” pungkas Suimin
Nah, dalam periode satu pekan ke depan latihan akan terfokus mencipta style of play ini. Utamanya dalam satu tim. Maka itu Suimin mengharapkan kepada seluruh pemain mampu mengadopsi gaya permainan yang diinginkannya.
Inspiras atas minimnya skill mumpuni, Suimin berharap kepada skuad PSMS mampu menunjukan gaya bermain dengan umpan-umpan pendek dan cepat. Gaya ini sebenarnya biasa diadopsi klub-klub di Liga Inggris.
Bila ditilik, masih banyak pemain yang kehilangan dalam mengontrol bola. Maka sulit memainkan skema permainan manis dengan peran utamanya pemain yang berposisi sebagai winger. Maka itu, gaya bermain cepat dengan umpan satu-dua menjadi pilihan Suimin, yang sebenarnya kalau diaplikasikan dengan baik oleh pemain akan menghasilkan permainan ciamik.
Untuk itu ruh permainan wajib dicari. Dengan masuknya Edu Juanda meski baru berstatus seleksi, pilihan sudah terlihat. Edu akan ditemani Afan Lubis yang akan diplot sebagai jenderal lini tengah. Arah dan pola serangan, mereka berdualah yang akan menentukan.
Menarik memang untuk didalami. Gaya rap-rap PSMS yang sempat pudar belakangan ini bisa kembali dibangkitkan. Catatan akan hal itu masih melekat di sosok Edu Juanda. Kalau pemain mungil ini jadi masuk skuad, rap-rap pun bisa kembali dihidupkan. Pada masa jayanya, Edu termasuk pemain yang turut serta menyemarakkan rap-rap.
”Edu dan Afan pemain penting di lini tengah. Maka itu, harapan saya adalah memuluskan langkah Edu bermain di PSMS musim ini. Dan saya berharap tidak ada lagi rintangan. Semuanya demi kebaikan tim ini,” lanjut Suimin.
Sementara pengumuman akan adanya degradasi-promosi pemain, tampaknya belum bakal terlaksana. Dikatakan Suimin, hal itu akan diutarakan begitu sinyal gajian diterima. Sejauh ini, skuad masih menanti gaji yang sedang diurus administrasinya. “Jadi, begitu kita ketahui besok gajian, maka malamnya saya akan rapat dengan manajemen tim. Kalau seandainya Ketua Umum mau ikut dalam rapat itu akan lebih bagus.
Karena pada pengumuman itu ke manajemen, saya akan presentasikan keputusan yang dibuat jajaran pelatih. Jadi semuanya terbuka dan tanpa intervensi,” pungkas Suimin
Bentuk Gaya Rap-rap
MEDAN-Pelatih PSMS Medan, Suimin Diharja, sudah mulai membentuk kerangka tim untuk menghadapi kompetisi Divisi Utama nanti. Ada ciri khas permainan skuad berjuluk Ayam Kinantan ini, yakni, gaya bermain rap-rap (hajar terus-Red)). “Saya berharap, tim ini bisa memainkan pola bermain cepat dengan umpan-umpan pendek saja. Secara tak langsung, gaya bermain seperti itu merupakan ciri utama rap-rap. Tinggal dibumbui sedikit mental dan semangat keras pasti jadi,” kata Suimin usai latihan di Stadion Kebun Bunga Kamis (5/11) kemarin.
Nah, dalam periode satu pekan ke depan latihan akan terfokus mencipta style of play ini. Utamanya dalam satu tim. Maka itu Suimin mengharapkan kepada seluruh pemain mampu mengadopsi gaya permainan yang diinginkannya.
Inspiras atas minimnya skill mumpuni, Suimin berharap kepada skuad PSMS mampu menunjukan gaya bermain dengan umpan-umpan pendek dan cepat. Gaya ini sebenarnya biasa diadopsi klub-klub di Liga Inggris.
Bila ditilik, masih banyak pemain yang kehilangan dalam mengontrol bola. Maka sulit memainkan skema permainan manis dengan peran utamanya pemain yang berposisi sebagai winger. Maka itu, gaya bermain cepat dengan umpan satu-dua menjadi pilihan Suimin, yang sebenarnya kalau diaplikasikan dengan baik oleh pemain akan menghasilkan permainan ciamik.
Untuk itu ruh permainan wajib dicari. Dengan masuknya Edu Juanda meski baru berstatus seleksi, pilihan sudah terlihat. Edu akan ditemani Afan Lubis yang akan diplot sebagai jenderal lini tengah. Arah dan pola serangan, mereka berdualah yang akan menentukan.
Menarik memang untuk didalami. Gaya rap-rap PSMS yang sempat pudar belakangan ini bisa kembali dibangkitkan. Catatan akan hal itu masih melekat di sosok Edu Juanda. Kalau pemain mungil ini jadi masuk skuad, rap-rap pun bisa kembali dihidupkan. Pada masa jayanya, Edu termasuk pemain yang turut serta menyemarakkan rap-rap.
”Edu dan Afan pemain penting di lini tengah. Maka itu, harapan saya adalah memuluskan langkah Edu bermain di PSMS musim ini. Dan saya berharap tidak ada lagi rintangan. Semuanya demi kebaikan tim ini,” lanjut Suimin.
Sementara pengumuman akan adanya degradasi-promosi pemain, tampaknya belum bakal terlaksana. Dikatakan Suimin, hal itu akan diutarakan begitu sinyal gajian diterima. Sejauh ini, skuad masih menanti gaji yang sedang diurus administrasinya. “Jadi, begitu kita ketahui besok gajian, maka malamnya saya akan rapat dengan manajemen tim. Kalau seandainya Ketua Umum mau ikut dalam rapat itu akan lebih bagus.
Karena pada pengumuman itu ke manajemen, saya akan presentasikan keputusan yang dibuat jajaran pelatih. Jadi semuanya terbuka dan tanpa intervensi,” pungkas Suimin
Nah, dalam periode satu pekan ke depan latihan akan terfokus mencipta style of play ini. Utamanya dalam satu tim. Maka itu Suimin mengharapkan kepada seluruh pemain mampu mengadopsi gaya permainan yang diinginkannya.
Inspiras atas minimnya skill mumpuni, Suimin berharap kepada skuad PSMS mampu menunjukan gaya bermain dengan umpan-umpan pendek dan cepat. Gaya ini sebenarnya biasa diadopsi klub-klub di Liga Inggris.
Bila ditilik, masih banyak pemain yang kehilangan dalam mengontrol bola. Maka sulit memainkan skema permainan manis dengan peran utamanya pemain yang berposisi sebagai winger. Maka itu, gaya bermain cepat dengan umpan satu-dua menjadi pilihan Suimin, yang sebenarnya kalau diaplikasikan dengan baik oleh pemain akan menghasilkan permainan ciamik.
Untuk itu ruh permainan wajib dicari. Dengan masuknya Edu Juanda meski baru berstatus seleksi, pilihan sudah terlihat. Edu akan ditemani Afan Lubis yang akan diplot sebagai jenderal lini tengah. Arah dan pola serangan, mereka berdualah yang akan menentukan.
Menarik memang untuk didalami. Gaya rap-rap PSMS yang sempat pudar belakangan ini bisa kembali dibangkitkan. Catatan akan hal itu masih melekat di sosok Edu Juanda. Kalau pemain mungil ini jadi masuk skuad, rap-rap pun bisa kembali dihidupkan. Pada masa jayanya, Edu termasuk pemain yang turut serta menyemarakkan rap-rap.
”Edu dan Afan pemain penting di lini tengah. Maka itu, harapan saya adalah memuluskan langkah Edu bermain di PSMS musim ini. Dan saya berharap tidak ada lagi rintangan. Semuanya demi kebaikan tim ini,” lanjut Suimin.
Sementara pengumuman akan adanya degradasi-promosi pemain, tampaknya belum bakal terlaksana. Dikatakan Suimin, hal itu akan diutarakan begitu sinyal gajian diterima. Sejauh ini, skuad masih menanti gaji yang sedang diurus administrasinya. “Jadi, begitu kita ketahui besok gajian, maka malamnya saya akan rapat dengan manajemen tim. Kalau seandainya Ketua Umum mau ikut dalam rapat itu akan lebih bagus.
Karena pada pengumuman itu ke manajemen, saya akan presentasikan keputusan yang dibuat jajaran pelatih. Jadi semuanya terbuka dan tanpa intervensi,” pungkas Suimin
Tantang BTN, Tolak Tawaran Persiraja
BERHUBUNG kompetisi semakin dekat, PSMS pun menambah jumlah uji cobanya. Berkaitan dengan agenda itu, satu lagi klub asal NAD, Persiraja Banda Aceh ingin juga mengetes kemampuan Ayam Kinantan. Tapi hal itu masih dipertimbangkan, karena jadwal uji coba PSMS sudah cukup ketat dengan waktu yang berdekatan.
Hari ini, dijadwalkan PSMS akan menjamu skuad Bank Tabungan Negara (BTN) di Stadion Kebun Bunga. Kemudian, 11 November, PSMS dijadwalkan akan melakoni laga kontra peserta Divisi Utama pula yakni PSAP Sigli. Kemudian pada 14 November, PSMS harus meladeni gempuran Penang FC klub Liga Super Malaysia.
Di saat jadwal padat, kemarin datang lagi utusan dari Persiraja yang menyampaikan undangan uji coba. Hal itu lantas ditolak secara halus oleh Suimin Diharja arsitek tim. Menurutnya, jadwal uji coba yang terlalu padat dan waktunya berdekatan bisa membahayakan kondisi pemain.
“Sepertinya kita tidak bisa meladeni semua undangan ujicoba. Karena jadwal sudah padat, dan kompetisi sudah mau bergulir,” kata Suimin kemarin.
Apalagi, Persiraja mengharapkan PSMS untuk bertanding tanggal 9 November mendatang, atau hanya selisih dua hari sesudah uji coba kontra BTN dan dua hari sebelum meladeni PSAP Sigli. Menurut Suimin, egoisme tim untuk menang, cenderung terjadi pada laga uji coba yang mempertemukan lawan satu kompetisi plus melawan klub luar negeri. “Jadwal cukup padat, apalagi tim lawan kita nanti cukup berat, jadi kalau ditambah dengan Persiraja, saya takut pemain cedera, dan saya tak mau ambil resiko,” katanya.
“Kita tidak mau dengar umpatan dan cemoohan oknum-oknum tertentu yang bilang macam-macam kalau seandainya kita setujui harapan Persiraja, apalagi kita juga nggak mengharapkan pengurus gusar kalau nanti ada beberapa pemain yang bakal cedera dan tidak bisa main di Divisi Utama padahal sudah dibayar cukup besar,” pungkas Suimin.
Hari ini, dijadwalkan PSMS akan menjamu skuad Bank Tabungan Negara (BTN) di Stadion Kebun Bunga. Kemudian, 11 November, PSMS dijadwalkan akan melakoni laga kontra peserta Divisi Utama pula yakni PSAP Sigli. Kemudian pada 14 November, PSMS harus meladeni gempuran Penang FC klub Liga Super Malaysia.
Di saat jadwal padat, kemarin datang lagi utusan dari Persiraja yang menyampaikan undangan uji coba. Hal itu lantas ditolak secara halus oleh Suimin Diharja arsitek tim. Menurutnya, jadwal uji coba yang terlalu padat dan waktunya berdekatan bisa membahayakan kondisi pemain.
“Sepertinya kita tidak bisa meladeni semua undangan ujicoba. Karena jadwal sudah padat, dan kompetisi sudah mau bergulir,” kata Suimin kemarin.
Apalagi, Persiraja mengharapkan PSMS untuk bertanding tanggal 9 November mendatang, atau hanya selisih dua hari sesudah uji coba kontra BTN dan dua hari sebelum meladeni PSAP Sigli. Menurut Suimin, egoisme tim untuk menang, cenderung terjadi pada laga uji coba yang mempertemukan lawan satu kompetisi plus melawan klub luar negeri. “Jadwal cukup padat, apalagi tim lawan kita nanti cukup berat, jadi kalau ditambah dengan Persiraja, saya takut pemain cedera, dan saya tak mau ambil resiko,” katanya.
“Kita tidak mau dengar umpatan dan cemoohan oknum-oknum tertentu yang bilang macam-macam kalau seandainya kita setujui harapan Persiraja, apalagi kita juga nggak mengharapkan pengurus gusar kalau nanti ada beberapa pemain yang bakal cedera dan tidak bisa main di Divisi Utama padahal sudah dibayar cukup besar,” pungkas Suimin.
Subscribe to:
Posts (Atom)