Saya suka musik blues. Selesai latihan, musik ini cukup merileksasi rasa letih saya,” bilangnya. Alunan musim blues, yang Saha sendiri lupa siapa penyanyinya itu terus saja diputar. Sembari diwawancarai, Saha pun bersikap santai. Rambut kriting yang menjadi ciri khasnya tak lupa dioleskan pengeras rambut.
Kamar Saha sederhana. Sama dengan kamar pemain lainnya. Di dalamnya terdapat televisi layar datar 21 inchi. Perangkat pemutar musik juga ada lengkap dengan beberapa speaker aktif. Jelas mencerminkan sosok yang gemar mendengarkan musik.
“Saya memang penikmat musik. Selain blues, saya juga senang hip-hop,” lanjut fans Manchester United itu.
Saha, dilahirkan di Legos sebuah kota kecil di Nigeria. Terlahir dari rahim Agnes ibunya, atas perkawinan dengan ayahnya Ikfepua. Saha merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara. Dan, dia merupakan satu-satunya pemain bola dari keluarga besarnya itu.
“Tidak ada yang menjadi pemain bola di keluarga saya, cuma saya sendiri,” tambah pemain murah senyum itu.
Karirnya sebagai pemain bola, dimulai saat masih berusia dini. Tentu saja di kampung halamannya di Nigeria sono. Yang cukup membanggakannya adalah ketika dia memperdalam skillnya di sepak bola, dengan masuk ke klub Ebieda FC di Nigeria. Di klub ini, Saha pernah merumput bersama rekannya yang sempat main di Inter Milan, Obafemi Martin.
“Saya sempat memulai karir bersama sahabat saya Obafemi Martin yang dulu main di Inter Milan. Saya bangga padanya, karena dia berhasil menjadi pemain besar. Itu sebuah motivasi juga bagi saya,” tambah pengidola CR9 itu.
Nah, di Indonesia, Saha memulai karirnya di PSDS Deli Serdang. 1,5 musim Saha bermain di sana dan menyumbangkan 27 gol untuk Traktor Kuning. Penyuka karakter permainan Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan dan Anshari Lubis ini, juga bertekad mengulang performa terbaiknya ketika kini telah sah berkostum Kinantan.
Secara pribadi, Saha ingin mencetak gol bagi PSMS. Secara umum, Saha ingin mengangkat PSMS kembali ke Indonesian Super League (ISL) musim depan. “Target pribadi saya adalah menyumbangkan banyak gol bagi PSMS. Lebih dari itu, saya ingin menang di setiap pertandingan. Karena tim ini selayaknya kembali ke ISL,” kata pemain yang baru saja kehilangan anak pertamanya Ziuski yang dipanggil sang Khalik ketika baru saja dilahirkan, belum lama ini.
Apapun itu, yang jelas saat ini ketajaman Saha tengah dinanti publik penggemar PSMS. Harapan padanya pun cukup tinggi. Menanggapi hal itu, Saha hanya menjawab bahwa dia akan berusah sekuat tenaga untuk membuktikan kepada pendukung kalau dia memang layak berkostum PSMS. “Saya bermain dengan hati untuk PSMS. Dukungan fans dan manajemen akan sangat berarti bagi saya,” pungkas penggemar gulai babat itu.
No comments:
Post a Comment