MEDAN - Kesimpangsiuran PSMS Medan menyikapi kiprahnya di kompetisi Indonesian Premier League (IPL) ataupun Divisi Utama akhirnya berakhir. Tadi malam, PSMS memastikan keikutsertaanya di IPL.
Melalui pelaksana teknis PSMS, Iswanda Ramli, Rahudman Harahap selaku Ketua Umum PSMS-terpilih memberikan pernyataan resmi soal keikutsertaan Ayam Kinantan mengikuti kompetisi yang berada di bawah naungan PSSI itu. “Ketua Umum sudah bicara dengan saya. Dia memutuskan PSMS ikut IPL. Ini resmi sekaligus menjawab kesimpangsiuran soal PSMS berlaga di kompetisi mana musim ini,” ujarnya saat memantau latihan PSMS di Stadion Teladan tadi malam.
Menurut pria yang akrab disapa Nanda itu, dirinya langsung berinisiatif menanyakan kepada Rahudman yang juga Walikota Medan setelah membaca kabar di media soal ketidakpastian nasib PSMS. Selain itu, pertemuan juga melibatkan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, yang tengah berada di Medan. “Awalnya, saya ketemu dan shalat Jumat bersama pak Djohar dilanjutkan dengan makan siang. Saya sempat bertanya tentang PSMS. Beliau langsung mengajak saya menemui pak wali membahas itu dan akhirnya diputuskanlah bahwa PSMS ikut IPL sebagai kompetisi resmi di bawah PSSI,” ungkapnya.
Sebelumnya, publik sempat dibingungkan dengan dua sikap PSMS yang berbeda. Nama PSMS terdaftar sebagai satu dari 18 tim yang berlaga di IPL sesuai hasil registrasi ulang PT Bintang Medan Metropolitan sebagai legalitas yang dipakai PSMS. Namun pelaksana teknis lainnya, Idris, bersikeras PSMS tidak ikut IPL dan memutuskan berlaga di Divisi Utama dengan alasan tak ingin mendapat tiket gratis.
“Mungkin hal itu dikarenakan belum ada keputusan dari Ketua Umum, bahwasannya lebih mengarah kemungkinan. Karena itu, Ketua Umum memberikan perintah kepada saya dan Idris agar mempersiapkan tim ikut IPL sebagai kompetisi resmi yang legal di bawah PSSI,” ujar Iswanda.
Kabar ini juga dibenarkan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin. Dia menyatakan, kedatangannya ke Medan semata-mata untuk memastikan kompetisi yang diikuti PSMS kepada Rahudman. “Kedatangan saya ke Medan memang untuk mengkonfirmasi sikap PSMS kepada Ketua Umum. Beliau pastikan PSMS ikut IPL sesuai kesepakatan terdahulu dengan konsorsium, jadi bukan Divisi Utama,” ungkap Djohar.
Menurut Djohar, tak ada lagi kesimpangsiuran karena keputusan sudah ditetapkan Ketua Umum PSMS. “Tidak ada lagi perubahan. Kan sudah ketua umum yang memutuskan,” tandas sesepuh olahraga Sumut itu.
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Saturday, October 29, 2011
Kinantan benahi ‘press and cover’
MEDAN - Grafik permainan PSMS Medan terlihat menurun dalam dua laga terakhir. Pasca ditahan imbang klub lokal PS Kwarta, PSMS mendapat pelajaran berharga dari PSBL Langsa lewat kekalahan 0-2, Selasa lalu.
Gusar dengan performa buruk skuadnya, tim seleksi fokus membenahi kelemahan yang ada selepas ujicoba. Menurut calon Asisten Pelatih PSMS, Suharto, yang paling urgen dibenahi adalah press dan cover.
“Press dan cover itu yang paling penting untuk dibenahi. Itu yang tidak terlihat dalam ujicoba kemarin,” kata Suharto usai latihan di Stadion Teladan, Jumat.
Pada ujicoba kontra PSBL Langsa kemarin, Jecky Pasarella cs memang tampil di bawah form. Hampir semua lini mendapat catatan buruk dari tim seleksi. Lini depan yang kurang greget, kreativitas lini tengah yang tak terlihat juga lini belakang yang begitu mudah ditembus.
Syukurnya, Suharto melihat ada peningkatan dalam tiga hari terakhir latihan. Peningkatan itu akan kembali diuji lewat laga ujicoba. Rencananya, PSMS akan menjajal klub lokal PS Sinar Medan.
“Kalau saya lihat ada peningkatan dalam latihan belakangan ini. Kita akan uji lagi lewat ujicoba. Rencananya nanti kita akan menghadapi Sinar Medan,” kata mantan pemain Ayam Kinantan ini.
Selain itu, kekuatan PSMS akan kembali lengkap dengan kehadiran striker asingnya, Osas Marvellous Saha yang baru kembali dari Jakarta. Striker asal Nigeria itu tak ayal merupakan striker tersubur selama seleksi. Tanpa Saha, lini depan PSMS terlihat tumpul. Tidak hanya lini depan yang kembali tajam, sektor kiper juga semakin tangguh. Kehadiran mantan kiper Arema Malang, Achmad Kurniawan, menjadi jaminan kekuatan di bawah mistar.
Kiper yang akrab dengan inisial AK itu sudah tiba di Medan. Namun ia belum bergabung dengan latihan. Kemungkinan ia juga belum turun akan diturunkan pada ujicoba Sabtu ini. Suharto pun membenarkan AK sudah hadir, tapi kemungkinan belum turun ujicoba.
“Dia kan baru datang. Harus latihan dulu baru dan adaptasi dengan tim meskipun posisinya kiper,” ujarnya.
Sementara itu Pelatih Kiper, Sugiar, menyambut positif kedatangan AK. Selain itu tak menutup kemungkinan PSMS kembali mendatangkan Dedi Iman, kiper Persebaya. Dengan gemuknya sektor kiper, Sugiar tak menampik akan ada pencoretan. Selama seleksi, PSMS diperkuat Syahbani dan Edi Kurnia plus kiper magang, Alrian dan Eko.
“Kemungkinan minggu depan Dedi Iman datang. Dengan masuknya dua kiper ini, otomatis nanti akan ada satu yang terbuang,” ujar Sugiar.
Gusar dengan performa buruk skuadnya, tim seleksi fokus membenahi kelemahan yang ada selepas ujicoba. Menurut calon Asisten Pelatih PSMS, Suharto, yang paling urgen dibenahi adalah press dan cover.
“Press dan cover itu yang paling penting untuk dibenahi. Itu yang tidak terlihat dalam ujicoba kemarin,” kata Suharto usai latihan di Stadion Teladan, Jumat.
Pada ujicoba kontra PSBL Langsa kemarin, Jecky Pasarella cs memang tampil di bawah form. Hampir semua lini mendapat catatan buruk dari tim seleksi. Lini depan yang kurang greget, kreativitas lini tengah yang tak terlihat juga lini belakang yang begitu mudah ditembus.
Syukurnya, Suharto melihat ada peningkatan dalam tiga hari terakhir latihan. Peningkatan itu akan kembali diuji lewat laga ujicoba. Rencananya, PSMS akan menjajal klub lokal PS Sinar Medan.
“Kalau saya lihat ada peningkatan dalam latihan belakangan ini. Kita akan uji lagi lewat ujicoba. Rencananya nanti kita akan menghadapi Sinar Medan,” kata mantan pemain Ayam Kinantan ini.
Selain itu, kekuatan PSMS akan kembali lengkap dengan kehadiran striker asingnya, Osas Marvellous Saha yang baru kembali dari Jakarta. Striker asal Nigeria itu tak ayal merupakan striker tersubur selama seleksi. Tanpa Saha, lini depan PSMS terlihat tumpul. Tidak hanya lini depan yang kembali tajam, sektor kiper juga semakin tangguh. Kehadiran mantan kiper Arema Malang, Achmad Kurniawan, menjadi jaminan kekuatan di bawah mistar.
Kiper yang akrab dengan inisial AK itu sudah tiba di Medan. Namun ia belum bergabung dengan latihan. Kemungkinan ia juga belum turun akan diturunkan pada ujicoba Sabtu ini. Suharto pun membenarkan AK sudah hadir, tapi kemungkinan belum turun ujicoba.
“Dia kan baru datang. Harus latihan dulu baru dan adaptasi dengan tim meskipun posisinya kiper,” ujarnya.
Sementara itu Pelatih Kiper, Sugiar, menyambut positif kedatangan AK. Selain itu tak menutup kemungkinan PSMS kembali mendatangkan Dedi Iman, kiper Persebaya. Dengan gemuknya sektor kiper, Sugiar tak menampik akan ada pencoretan. Selama seleksi, PSMS diperkuat Syahbani dan Edi Kurnia plus kiper magang, Alrian dan Eko.
“Kemungkinan minggu depan Dedi Iman datang. Dengan masuknya dua kiper ini, otomatis nanti akan ada satu yang terbuang,” ujar Sugiar.
Friday, October 28, 2011
Alasan PSMS Medan Mundur dari IPL
Keputusan PSMS Medan memilih berlaga di divisi utama daripada Indonesian Premier League (IPL) dilandasi dua alasan. Pertama sikap PSSI yang terlalu sering melabrak statuta FIFA/PSSI. Kedua masalah arogansi pihak konsorsium yang dinilai terlalu mendikte klub tersebut.
Dengan keluarnya PSMS sebagai kontestan IPL, membuat peluang klub itu merger dengan Bintang Medan menjadi mengambang. "PSMS belum deal dengan Bintang Medan, saya tidak katakan batal. Namun hingga saat ini kami belum deal," kata Benny Tomasoa, salah seorang pengurus PSMS Medan.
Ia mengatakan, keputusan yang diambil PSMS itu tidak dilakukannya seorang diri, namun sudah berdiskusi dengan Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap.
"Kami sepakat dengan Walikota sebagai Ketua Umum, PSMS harus mampu berdiri di atas kaki sendiri, dan mencari sponsor yang tidak menguasai saham secara mutlak. Kalau kami memberikan klub ke pemegang saham dalam porsi besar, sama saja kami menjual PSMS," tegasnya.
Saat ditanya mengenai dana kompetisi untuk musim depan, Idris mengatakan tanpa konsorsium yang menguasai saham PSMS, serta tanpa APBD, PSMS akan tetap bisa jalan.
"Dana nggak usah khawatir. Kalau saya khawatir, berarti saya goblok, jangan dibilang nggak ada APBD PSMS nggak jalan. Kalau PSMS nggak jalan, saya yang digorok orang Medan. PSMS ini ibarat gadis cantik, primadona, makanya nggak usah bingung. Kami yang bingung nampung sponsor," ungkapnya.
Idris memaparkan, dana sponsor PSMS tidak akan atas nama perseorangan. Dia juga berkilah mengenai nama Nirwan Bakrie yang disebut-sebut memberikan bantuan untuk tim divisi utama. "Bukan pribadi, namun nama perusahaan yang akan ada di dada PSMS. Soal Pak Nirwan yang beri bantuan saya belum tahu, tapi kalau mau dikasih ya alhamdulillah," ungkapnya.
Idris sendiri mengakui hubungannya dengan Ketua PSSI Djohar Arifin masih baik-baik saja, meski sejak awal Djohar Arifin disebut menginginkan PSMS Medan ikut IPL yang diasuh PSSI.
"Dengan beliau (Djohar Arifin) tidak ada masalah. Kalau beliau tegas apapun kami korbankan untuk beliau. Tapi sejauh ini beliau belum tegas melaksanakan aturan. Jangan buat celah, dan beliau harusnya tetap pegang statua dan menghargai hasil kongres," pungkasnya. (Randy Hutagaol/tribunmedan)
Dengan keluarnya PSMS sebagai kontestan IPL, membuat peluang klub itu merger dengan Bintang Medan menjadi mengambang. "PSMS belum deal dengan Bintang Medan, saya tidak katakan batal. Namun hingga saat ini kami belum deal," kata Benny Tomasoa, salah seorang pengurus PSMS Medan.
Ia mengatakan, keputusan yang diambil PSMS itu tidak dilakukannya seorang diri, namun sudah berdiskusi dengan Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap.
"Kami sepakat dengan Walikota sebagai Ketua Umum, PSMS harus mampu berdiri di atas kaki sendiri, dan mencari sponsor yang tidak menguasai saham secara mutlak. Kalau kami memberikan klub ke pemegang saham dalam porsi besar, sama saja kami menjual PSMS," tegasnya.
Saat ditanya mengenai dana kompetisi untuk musim depan, Idris mengatakan tanpa konsorsium yang menguasai saham PSMS, serta tanpa APBD, PSMS akan tetap bisa jalan.
"Dana nggak usah khawatir. Kalau saya khawatir, berarti saya goblok, jangan dibilang nggak ada APBD PSMS nggak jalan. Kalau PSMS nggak jalan, saya yang digorok orang Medan. PSMS ini ibarat gadis cantik, primadona, makanya nggak usah bingung. Kami yang bingung nampung sponsor," ungkapnya.
Idris memaparkan, dana sponsor PSMS tidak akan atas nama perseorangan. Dia juga berkilah mengenai nama Nirwan Bakrie yang disebut-sebut memberikan bantuan untuk tim divisi utama. "Bukan pribadi, namun nama perusahaan yang akan ada di dada PSMS. Soal Pak Nirwan yang beri bantuan saya belum tahu, tapi kalau mau dikasih ya alhamdulillah," ungkapnya.
Idris sendiri mengakui hubungannya dengan Ketua PSSI Djohar Arifin masih baik-baik saja, meski sejak awal Djohar Arifin disebut menginginkan PSMS Medan ikut IPL yang diasuh PSSI.
"Dengan beliau (Djohar Arifin) tidak ada masalah. Kalau beliau tegas apapun kami korbankan untuk beliau. Tapi sejauh ini beliau belum tegas melaksanakan aturan. Jangan buat celah, dan beliau harusnya tetap pegang statua dan menghargai hasil kongres," pungkasnya. (Randy Hutagaol/tribunmedan)
Dityo Pramono: Saya yang Daftarkan PSMS
Dityo Pramono, CEO PT Bintang Medan, membantah bahwa PSMS tidak mendaftarkan diri ke PSSI. Ia terkejut saat dikonfirmasi perihal PSMS Medan yang menolak bermain di Indonesian Premier League (IPL). “Siapa yang bilang? Yang mendaftarkan atas nama PSMS Medan itu saya dari PT Bintang Medan yang legalitasnya itu diakui di PSSI,” ungkap Dityo.
Diakuinya, PSMS bisa saja membatalkan pendaftaran tersebut jika memang tidak meneruskan MOU-nya dengan Bintang Medan. Namun setelah MOU kesepakatan, kata dia, PSMS juga sudah menandatangani kesepakatan lanjutan yang ditandatangani oleh Wali Kota Medan, Rahudman, dengan Widjajanto yang mewakili konsorsium.
“Sudah ada kesepakatan yang ditandatangani Wali Kota Medan dan Widjajanto sebagai tindak lanjut dari MOU. Lantas itu apa kalau bukan kelanjutan MOU? Pungkas Dityo. (Randy Hutagaol/tribunmedan)
Diakuinya, PSMS bisa saja membatalkan pendaftaran tersebut jika memang tidak meneruskan MOU-nya dengan Bintang Medan. Namun setelah MOU kesepakatan, kata dia, PSMS juga sudah menandatangani kesepakatan lanjutan yang ditandatangani oleh Wali Kota Medan, Rahudman, dengan Widjajanto yang mewakili konsorsium.
“Sudah ada kesepakatan yang ditandatangani Wali Kota Medan dan Widjajanto sebagai tindak lanjut dari MOU. Lantas itu apa kalau bukan kelanjutan MOU? Pungkas Dityo. (Randy Hutagaol/tribunmedan)
PSMS jangan seenaknya lah!
MEDAN - Status PSMS Medan menyikapi dualisme kompetisi semakin simpang siur. Jika sebelumnya menyatakan keengganannya mengikuti Indonesia Premier League (IPL), kenyataannya kini PSMS justru termasuk dalam 18 peserta yang telah registrasi ulang.
Adalah pihak konsorsium yang memiliki andil mendaftarkan Ayam Kinantan. Melalui PT Bintang Medan Metropolitan sebagai legalitas yang dipakai dalam mendaftarkan diri, PSMS resmi terdaftar. “Siapa yang bilang? Yang mendaftarkan atas nama PSMS itu saya dari PT Bintang Medan yang legalitasnya itu diakui di PSSI,” ungkap CEO Bintang Medan, Dityo Pramono, tadi malam
Diakuinya, PSMS bisa saja membatalkan pendaftaran tersebut jika memang tidak meneruskan MoU (nota kesepahaman) dengan Bintang Medan. Namun, setelah MoU, PSMS juga sudah menandatangani kesepakatan lanjutan yang ditandatangani Wali Kota Medan dan Widjajanto sebagai wakil dari konsorsium. “Sudah ada kesepakatan yang ditandatangani Pak Wali dan Widjajanto sebagai tindak lanjut dari MoU. Lantas itu apa kalau bukan kelanjutan MoU?” ujar mantan anggota Komite Normalisasi PSSI itu.
Tak sekedar bicara, Dityo juga menunjukkan bukti berupa surat Perjanjian Hak Pengelolaan Klub PSMS Medan Antara Badan Pengelola PSMS Medan dengan Konsorsium PT Bintang Medan Metropolitan yang ditandatangani Ketua Umum PSMS Medan dan/atau Ketua Badan Pengelola PSMS Medan (Rahudman Harahap) sebagai pihak pertama dan Konsorsium PT Bintang Medan Metropolitan (Widjajanto) sebagai pihak kedua.
Surat kesepakatan tersebut ditandatangani pada 23 September lalu di atas materai Rp6000. Surat kesepakatan yang terdiri atas tiga lembar tersebut, intinya PSMS memberi wewenang penuh kepada Konsorsium PT Bintang Medan mengelola PSMS. Di surat itu juga dicantumkan hak dan kewajiban kedua belah pihak. “Kami menyertakan bukti yang sahih terkait kesepakatan bersama antara konsorsium dan PSMS tanpa mengada-ada,” ungkap Dityo lagi.
Di lain pihak, Idris SE selaku Pelaksana Teknis PSMS kembali menegaskan Ayam Kinantan tetap pada sikap sebelumnya, yakni tidak ikut IPL. Idris menegaskan pada prinsipnya PSMS memutuskan tetap mengarungi kompetisi di level Divisi Utama. “Kami punya sikap dan pendirian untuk tidak terima hadiah. Silakan saja didaftarkan, tapi kalau kami tidak mau main, mereka mau bilang apa?!” ujar Idris arogan.
Menanggapi itu, pemerhati sepakbola Sumut, Avian Tumengkol, menilai bahwa sikap pengurus PSMS tidak beretika dan tidak menghormati kesepakatan yang telah dibuat. Menurutnya, pihak PSMS terlalu sibuk dengan kekuasaan semata dan tidak memikirkan masa depan PSMS yang lebih baik. “Mereka (PSMS) sudah berlaga di level teratas kompetisi PSSI tapi sekarang malah mau turun derajat. Ini aneh dan tidak bertanggungjawab karena melanggar etika karena seenaknya mau mengatur-atur sendiri. PSMS jangan seenaknya gitu lah,” tegas Avian yang juga mantan CEO Bintang Medan itu.
Adalah pihak konsorsium yang memiliki andil mendaftarkan Ayam Kinantan. Melalui PT Bintang Medan Metropolitan sebagai legalitas yang dipakai dalam mendaftarkan diri, PSMS resmi terdaftar. “Siapa yang bilang? Yang mendaftarkan atas nama PSMS itu saya dari PT Bintang Medan yang legalitasnya itu diakui di PSSI,” ungkap CEO Bintang Medan, Dityo Pramono, tadi malam
Diakuinya, PSMS bisa saja membatalkan pendaftaran tersebut jika memang tidak meneruskan MoU (nota kesepahaman) dengan Bintang Medan. Namun, setelah MoU, PSMS juga sudah menandatangani kesepakatan lanjutan yang ditandatangani Wali Kota Medan dan Widjajanto sebagai wakil dari konsorsium. “Sudah ada kesepakatan yang ditandatangani Pak Wali dan Widjajanto sebagai tindak lanjut dari MoU. Lantas itu apa kalau bukan kelanjutan MoU?” ujar mantan anggota Komite Normalisasi PSSI itu.
Tak sekedar bicara, Dityo juga menunjukkan bukti berupa surat Perjanjian Hak Pengelolaan Klub PSMS Medan Antara Badan Pengelola PSMS Medan dengan Konsorsium PT Bintang Medan Metropolitan yang ditandatangani Ketua Umum PSMS Medan dan/atau Ketua Badan Pengelola PSMS Medan (Rahudman Harahap) sebagai pihak pertama dan Konsorsium PT Bintang Medan Metropolitan (Widjajanto) sebagai pihak kedua.
Surat kesepakatan tersebut ditandatangani pada 23 September lalu di atas materai Rp6000. Surat kesepakatan yang terdiri atas tiga lembar tersebut, intinya PSMS memberi wewenang penuh kepada Konsorsium PT Bintang Medan mengelola PSMS. Di surat itu juga dicantumkan hak dan kewajiban kedua belah pihak. “Kami menyertakan bukti yang sahih terkait kesepakatan bersama antara konsorsium dan PSMS tanpa mengada-ada,” ungkap Dityo lagi.
Di lain pihak, Idris SE selaku Pelaksana Teknis PSMS kembali menegaskan Ayam Kinantan tetap pada sikap sebelumnya, yakni tidak ikut IPL. Idris menegaskan pada prinsipnya PSMS memutuskan tetap mengarungi kompetisi di level Divisi Utama. “Kami punya sikap dan pendirian untuk tidak terima hadiah. Silakan saja didaftarkan, tapi kalau kami tidak mau main, mereka mau bilang apa?!” ujar Idris arogan.
Menanggapi itu, pemerhati sepakbola Sumut, Avian Tumengkol, menilai bahwa sikap pengurus PSMS tidak beretika dan tidak menghormati kesepakatan yang telah dibuat. Menurutnya, pihak PSMS terlalu sibuk dengan kekuasaan semata dan tidak memikirkan masa depan PSMS yang lebih baik. “Mereka (PSMS) sudah berlaga di level teratas kompetisi PSSI tapi sekarang malah mau turun derajat. Ini aneh dan tidak bertanggungjawab karena melanggar etika karena seenaknya mau mengatur-atur sendiri. PSMS jangan seenaknya gitu lah,” tegas Avian yang juga mantan CEO Bintang Medan itu.
Tolak Tiket Gratis, PSMs Pilih Main di Divisi Utama
Setelah polemik dan ketidakpastian berkepanjangan, jajaran pengurus klub PSMS Medan mengeluarkan keputusan mengejutkan. Klub yang mendapat "hadiah" tiket gratis bermain di Liga Prima Indonesia, ternyata menolak bergabung di kompetisi binaan PSSI itu.
PSMS lebih memilih ikut kompetisi divisi utama, dan menolak bergabung dengan Indonesian Premier League (IPL). PSMS Medan pun tidak mengikuti registrasi ulang klub-klub untuk LPI, kompetisi binaan PSSI.
Pelaksana Teknis tim PSMS Medan , Idris, yang berhasil dikonfirmasi Tribun Medan, mengatakan, PSMS sudah memutuskan tidak akan ikut LPI. Keputusan itu dilandasi beberapa pertimbangan fundamental, yakni konsistensi PSSI yang dinilai melabrak statuta FIFA/PSSI, serta arogansi konsorsium yang dinilai terlalu mendikte.
"PSMS memilih divisi utama dan sudah final. Artinya kami arahannya yang safety, yaitu PSSI yang tidak melanggar aturan dan statuta. Kami menjaga yang safety untuk publik Medan. Ketika PSMS masuk ke kelompok terkecil, maka hancurlah ke depan. Jangan sampai PSMS berantakan," ujarnya. (Randy Hutagaol/tribunmedan)
SElama ini PSMS disebut-sebut dapat tiket gratis di liga tertinggi indonesia tidak ada komentar apa2 dari pengurus PSMS Medan, malah lebih mempersiapkan tim ( Walau pun masih kacau balau), Tetapu tiba2 ada keputusan dari pengurus juga kalau PSMS lebih baik main di divisi utama dari pada dapat tiket gratis....Ada apa ini..??????(ada udang dibalik pergedel) Kenapa ga dari awal kalian menolak, kalian yang buat tambah kacau persepak bolaan indonesia ...sadar bung bangun sepak bola indonesia..bukan ikut-ikutan ...ATau ada..(lanjutin aja sendiri..
PSMS lebih memilih ikut kompetisi divisi utama, dan menolak bergabung dengan Indonesian Premier League (IPL). PSMS Medan pun tidak mengikuti registrasi ulang klub-klub untuk LPI, kompetisi binaan PSSI.
Pelaksana Teknis tim PSMS Medan , Idris, yang berhasil dikonfirmasi Tribun Medan, mengatakan, PSMS sudah memutuskan tidak akan ikut LPI. Keputusan itu dilandasi beberapa pertimbangan fundamental, yakni konsistensi PSSI yang dinilai melabrak statuta FIFA/PSSI, serta arogansi konsorsium yang dinilai terlalu mendikte.
"PSMS memilih divisi utama dan sudah final. Artinya kami arahannya yang safety, yaitu PSSI yang tidak melanggar aturan dan statuta. Kami menjaga yang safety untuk publik Medan. Ketika PSMS masuk ke kelompok terkecil, maka hancurlah ke depan. Jangan sampai PSMS berantakan," ujarnya. (Randy Hutagaol/tribunmedan)
SElama ini PSMS disebut-sebut dapat tiket gratis di liga tertinggi indonesia tidak ada komentar apa2 dari pengurus PSMS Medan, malah lebih mempersiapkan tim ( Walau pun masih kacau balau), Tetapu tiba2 ada keputusan dari pengurus juga kalau PSMS lebih baik main di divisi utama dari pada dapat tiket gratis....Ada apa ini..??????(ada udang dibalik pergedel) Kenapa ga dari awal kalian menolak, kalian yang buat tambah kacau persepak bolaan indonesia ...sadar bung bangun sepak bola indonesia..bukan ikut-ikutan ...ATau ada..(lanjutin aja sendiri..
Wednesday, October 26, 2011
Nirwan Bakrie Dekati PSMS
MEDAN-PSMS terlihat semakin memperbanyak masalah dalam tubuhnya sendiri. Hal yang sudah seharusnya mudah dan selesai dengan cepat masih juga bertele-tele.
Terpilihnya Ketum PSMS dan telah diberi wewenang oleh konsorsium untuk menentukan sendiri Chief Excecutive Officer (CEO), masih belum juga bisa mereduksi kegelisahan masyarakat Medan sebagai pecinta klub sepak bola berjuluk Ayam Kinantan ini.
Sebelumnya, Ketum PSMS Rahudman Harahap, Jumat (21/10) lalu menyatakan telah mengantongi dua nama calon CEO. “Memang saya yang menentukan siapa CEO PSMS. Tapi itu tetap harus melalui rapat. Senin (24/10) depan sudah ditentukan,” jelasnya saat itu.
Faktanya, hingga Senin (24/10) sore belum ada tindakan sedikitpun mengenai hal ini. Diketahui, Ketum PSMS yang juga merupakan Wali Kota Medan ini ternyata sedang menjalankan agenda protokoler ke Surabaya dengan Kemendagri.
Pelaksana Teknis PSMS Idris menerangkan, terkait CEO sudah dilakukan pembicaraan pada Sabtu (22/10) malam. Tapi, belum ada kesimpulan. “Jadi, kita tunggu saja sampai beliau tiba di Medan pada 27 Oktober 2011 mendatang. Di saat itu kita tuntaskan semuanya,” jelasnya.
Namun, seperti yang diungkapkannya beberapa waktu lalu, Idris terus saja mengatakan, tanpa CEO pun PSMS bisa berjalan. “Konsorsium tidak bisa mendesak, harus sabar. Dalam waktu dekat kita akan hadirkan manajer,” katanya.
Menurut sumber terpercaya, kesulitan penentuan CEO PSMS memang tak jelas sebabnya. Ia mengatakan, Idris cs tak akan gubris desakan konsorsium. Sebab pihak Nirwan Dermawan Bakrie sudah menjanjikan uang senilai Rp75 miliar yang diperuntukkan untuk tiga klub gaweannya, yakni Arema, Pelita Jaya dan PSMS.
Masih dari sumber yang sama, ia menerangkan, PSMS sedang meningkatkan ‘bargaining power’-nya. PSMS gabung ke IPL merupakan bagian dari ‘deal.’ Karena, berdasar statuta FIFA, kompetisi resmi baru bisa dijalankan dengan minimal 10 klub di dalamnya. “Jadi jika PSMS keluar, skenario PSSI akan mengalami kegagalan total. Ini pula yang menjadi konsern pihak konsorsium,” ujarnya.
Namun, saat dikonfirmasi Idris mementahkan pernyataan itu. “Saya tak pernah bicara dengan Bakrie. Apalagi soal uang Rp75 miliar. Bahkan kita siap turun ke Divisi Utama, jika PSSI memang dinilai menabrak statuta terus menerus,” jelasnya.
Pernyataan tersebut mementahkan sendiri pernyataannya pada RUPS PT PSMS di Dhaksina Hotel beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, Nirwan Bakrie, Air Asia dan Petronas telah berbicara dengan PSMS, sebagai peluang menjadi sponsor. (saz)
Terpilihnya Ketum PSMS dan telah diberi wewenang oleh konsorsium untuk menentukan sendiri Chief Excecutive Officer (CEO), masih belum juga bisa mereduksi kegelisahan masyarakat Medan sebagai pecinta klub sepak bola berjuluk Ayam Kinantan ini.
Sebelumnya, Ketum PSMS Rahudman Harahap, Jumat (21/10) lalu menyatakan telah mengantongi dua nama calon CEO. “Memang saya yang menentukan siapa CEO PSMS. Tapi itu tetap harus melalui rapat. Senin (24/10) depan sudah ditentukan,” jelasnya saat itu.
Faktanya, hingga Senin (24/10) sore belum ada tindakan sedikitpun mengenai hal ini. Diketahui, Ketum PSMS yang juga merupakan Wali Kota Medan ini ternyata sedang menjalankan agenda protokoler ke Surabaya dengan Kemendagri.
Pelaksana Teknis PSMS Idris menerangkan, terkait CEO sudah dilakukan pembicaraan pada Sabtu (22/10) malam. Tapi, belum ada kesimpulan. “Jadi, kita tunggu saja sampai beliau tiba di Medan pada 27 Oktober 2011 mendatang. Di saat itu kita tuntaskan semuanya,” jelasnya.
Namun, seperti yang diungkapkannya beberapa waktu lalu, Idris terus saja mengatakan, tanpa CEO pun PSMS bisa berjalan. “Konsorsium tidak bisa mendesak, harus sabar. Dalam waktu dekat kita akan hadirkan manajer,” katanya.
Menurut sumber terpercaya, kesulitan penentuan CEO PSMS memang tak jelas sebabnya. Ia mengatakan, Idris cs tak akan gubris desakan konsorsium. Sebab pihak Nirwan Dermawan Bakrie sudah menjanjikan uang senilai Rp75 miliar yang diperuntukkan untuk tiga klub gaweannya, yakni Arema, Pelita Jaya dan PSMS.
Masih dari sumber yang sama, ia menerangkan, PSMS sedang meningkatkan ‘bargaining power’-nya. PSMS gabung ke IPL merupakan bagian dari ‘deal.’ Karena, berdasar statuta FIFA, kompetisi resmi baru bisa dijalankan dengan minimal 10 klub di dalamnya. “Jadi jika PSMS keluar, skenario PSSI akan mengalami kegagalan total. Ini pula yang menjadi konsern pihak konsorsium,” ujarnya.
Namun, saat dikonfirmasi Idris mementahkan pernyataan itu. “Saya tak pernah bicara dengan Bakrie. Apalagi soal uang Rp75 miliar. Bahkan kita siap turun ke Divisi Utama, jika PSSI memang dinilai menabrak statuta terus menerus,” jelasnya.
Pernyataan tersebut mementahkan sendiri pernyataannya pada RUPS PT PSMS di Dhaksina Hotel beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, Nirwan Bakrie, Air Asia dan Petronas telah berbicara dengan PSMS, sebagai peluang menjadi sponsor. (saz)
Dua legiun asing belum ‘nyetel’
MEDAN - Laga ujicoba PSMS Medan kontra PSBL Langsa juga dimaksudkan menguji performa para pemain yang baru bergabung. Seperti diketahui dua legiun asing, Oliver Paul Makor dan Traore Youssouf, baru bergabung pada Sabtu lalu. Begitu juga dengan Edi Kurnia di posisi kiper.
Namun ketiganya belum menunjukkan performa maksimal pada laga yang berakhir dengan kekalahan PSMS 0-2 itu. Oliver Makor belum mampu menjalankan peran sentral di lini tengah. Makor masih terlihat kebingungan mengalirkan bola ke depan.
Sementara Traore Youssouf di lini belakang juga belum terlihat padu dengan rekan-rekannya. Apalagi dicoreng dengan kartu merah yang membuatnya diusir keluar lapangan. Begitupun tim seleksi masih memaklumi.
"Belum dikomentari. Mereka belum nyetel dengan yang lain. Dan itu wajar karena mereka baru tiba," ujar Suharto baru-baru ini.
Mengenai performa calon kiper PSMS, Edi Kurnia juga masih dapat pemakluman. Calon Pelatih Kiper PSMS, Sugiar, mengatakan dua gol yang tercipta adalah hasil tendangan spekulasi yang mengarah ke sudut gawang. Posisi yang kerap sulit diantisipasi kiper.
"Dua gol itu memang sulit diantisipasi ke sudut gawang. Penampilan Edi juga tidak buruk," bela Sugiar.
Di sisi lain, PSMS kembali kedatangan legiun asing. Pemain yang berposisi sebagai bek ini bernama Basso dan turut bermain pada laga ujicoba tersebut. Sama halnya dengan kedua rekannya, Basso belum bisa dinilai karena baru sekali tampil sejak gabung seleksi dengan Ayam Kinantan.
Namun ketiganya belum menunjukkan performa maksimal pada laga yang berakhir dengan kekalahan PSMS 0-2 itu. Oliver Makor belum mampu menjalankan peran sentral di lini tengah. Makor masih terlihat kebingungan mengalirkan bola ke depan.
Sementara Traore Youssouf di lini belakang juga belum terlihat padu dengan rekan-rekannya. Apalagi dicoreng dengan kartu merah yang membuatnya diusir keluar lapangan. Begitupun tim seleksi masih memaklumi.
"Belum dikomentari. Mereka belum nyetel dengan yang lain. Dan itu wajar karena mereka baru tiba," ujar Suharto baru-baru ini.
Mengenai performa calon kiper PSMS, Edi Kurnia juga masih dapat pemakluman. Calon Pelatih Kiper PSMS, Sugiar, mengatakan dua gol yang tercipta adalah hasil tendangan spekulasi yang mengarah ke sudut gawang. Posisi yang kerap sulit diantisipasi kiper.
"Dua gol itu memang sulit diantisipasi ke sudut gawang. Penampilan Edi juga tidak buruk," bela Sugiar.
Di sisi lain, PSMS kembali kedatangan legiun asing. Pemain yang berposisi sebagai bek ini bernama Basso dan turut bermain pada laga ujicoba tersebut. Sama halnya dengan kedua rekannya, Basso belum bisa dinilai karena baru sekali tampil sejak gabung seleksi dengan Ayam Kinantan.
PSMS dapat pelajaran dari PSBL
MEDAN - PSMS Medan menuai hasil buruk pada laga ujicoba pramusimnya. Tadi sore di Stadion Teladan Medan, PSBL Langsa sukses menekuk PSMS 2-0. Dua gol kemenangan PSBL lahir dari Putra di menit 20 dan Wahyu di menit 41.
Sejak awal, PSMS mampu mendominasi serangan. Namun lini depan PSMS yang tak diperkuat Osas Saha kerap kesulitan menembus barisan belakang lawan. Oliver Makor sempat mengancam saat sukses merangsek ke kotak terlarang. Namun aksinya digagalkan kiper PSBL, Ali.
Berikutnya, tendangan bebas Fery Aman Saragih kembali diamankan Ali yang memang tampil prima mengawal gawangnya. PSBL yang tanpa diperkuat pemain asing justru mampu bermain efektif. Serangan balik PSBL berbuah gol di menit 20 ketika tendangan jarak jauh Putra melesak mulus ke tiang jauh tanpa terhalau Edi Kurnia.
Tertinggal satu gol, PSMS tersengat. Namun serangan PSMS yang dimotori duet Jecky Pasarella dan Sigit kerap buntu. Malah PSMS kembali tertinggal di menit 41. Dengan proses yang hampir sama namun dari sudut berbeda, Putra menggandakan keunggulan tim tamu.
Peluang terbaik PSMS diperoleh Sigit. Tandukannya ke tiang jauh mampu diselamatkan bek lawanm Bola muntah kembali disambarnya, akan tetapi sepakannya membentur tiang. Skor 0-2 bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, PSMS melakukan sejumlah pergantian dengan memasukkan Zulkarnaen dan Yoseph Niko Ostanika. Namun tim besutan Amrustian tampil dengan benteng pertahanan kokoh yang dikomandoi mantan bek PSDS, Kussantoso.
Satu-satunya peluang yang membahayakan diperoleh Wawan Widiantoro yang menyontek bola tandukan Antoni. Namun lagi-lagi kiper PSBL tampil sebagai pahlawan. Skor tak berubah hingga peluit panjang ditiupkan wasit.
Menanggapi kekalahan timnya, bakal Asisten Pelatih PSMS, Suharto, mengakui anak asuhnya bermain kurang greget. "Press dan cover-nya tidak terlihat. Anak-anak bermain kurang greget. Kolektivitas tidak terlihat," ujarnya.
Suharto juga mengakui lini per lininya tidak menunjukkan performa maksimal. "Lini belakang tidak seperti biasanya begitu juga dengan lini tengah yang tidak bekerja maksimal dan depan kurang greget," pungkasnya.
Sementara itu, Pelatih PSBL Amrustian mengatakan timnya bermain cukup baik. "Tim kami bermain lumayan," katanya singkat.
Sejak awal, PSMS mampu mendominasi serangan. Namun lini depan PSMS yang tak diperkuat Osas Saha kerap kesulitan menembus barisan belakang lawan. Oliver Makor sempat mengancam saat sukses merangsek ke kotak terlarang. Namun aksinya digagalkan kiper PSBL, Ali.
Berikutnya, tendangan bebas Fery Aman Saragih kembali diamankan Ali yang memang tampil prima mengawal gawangnya. PSBL yang tanpa diperkuat pemain asing justru mampu bermain efektif. Serangan balik PSBL berbuah gol di menit 20 ketika tendangan jarak jauh Putra melesak mulus ke tiang jauh tanpa terhalau Edi Kurnia.
Tertinggal satu gol, PSMS tersengat. Namun serangan PSMS yang dimotori duet Jecky Pasarella dan Sigit kerap buntu. Malah PSMS kembali tertinggal di menit 41. Dengan proses yang hampir sama namun dari sudut berbeda, Putra menggandakan keunggulan tim tamu.
Peluang terbaik PSMS diperoleh Sigit. Tandukannya ke tiang jauh mampu diselamatkan bek lawanm Bola muntah kembali disambarnya, akan tetapi sepakannya membentur tiang. Skor 0-2 bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, PSMS melakukan sejumlah pergantian dengan memasukkan Zulkarnaen dan Yoseph Niko Ostanika. Namun tim besutan Amrustian tampil dengan benteng pertahanan kokoh yang dikomandoi mantan bek PSDS, Kussantoso.
Satu-satunya peluang yang membahayakan diperoleh Wawan Widiantoro yang menyontek bola tandukan Antoni. Namun lagi-lagi kiper PSBL tampil sebagai pahlawan. Skor tak berubah hingga peluit panjang ditiupkan wasit.
Menanggapi kekalahan timnya, bakal Asisten Pelatih PSMS, Suharto, mengakui anak asuhnya bermain kurang greget. "Press dan cover-nya tidak terlihat. Anak-anak bermain kurang greget. Kolektivitas tidak terlihat," ujarnya.
Suharto juga mengakui lini per lininya tidak menunjukkan performa maksimal. "Lini belakang tidak seperti biasanya begitu juga dengan lini tengah yang tidak bekerja maksimal dan depan kurang greget," pungkasnya.
Sementara itu, Pelatih PSBL Amrustian mengatakan timnya bermain cukup baik. "Tim kami bermain lumayan," katanya singkat.
Sore ini, PSMS jajal PSBL
MEDAN - PSMS Medan bersiap melakoni laga ujicobanya yang keempat setelah eliminasi pemain. Kali ini terasa berbeda dengan menjajal tim peserta Divisi Utama, PSBL Langsa. Laga akan dihelat di Stadion Teladan Medan sore ini.
Bakal Asisten Pelatih PSMS, Suharto, mengakui lawan yang dihadapi kali ini levelnya setara. Berbeda dengan lawan-lawan ujitanding sebelumnya yang levelnya di bawah PSMS.
“PSBL peserta Divisi Utama. Jadi levelnya setara. Karena itu ini bagus menguji skema yang ada,” ujar Suharto.
Menurut mantan pelatih kepala PSMS musim lalu ini, pihaknya tak memasang target kemenangan.
“Kita kan masih pembentukan tim dan memasuki seleksi tahap akhir. Jadi masih mencari-cari skema terbaik. Kita masih mau lihat materi yang diberikan selama ini bisa diserap atau belum,” ujarnya.
Meskipun begitu, PSMS tetap akan menampilkan ciri khas bermainnya. Dikatakan, pressing dan cover tetap akan diterapkan. Sebelumnya, PSMS kerap mencatat hasil positif di setiap ujicobanya.
Dua kemenangan dikantongi atas Bank Sumut (5-0) dan Pra PON Sumut (3-0). Hanya Sabtu lalu rekor kemenangan PSMS terputus saat ditahan imbang PS Kwarta tanpa gol. Laga ujicoba ini juga akan menjadi kesempatan memantau dua legiun asing yang baru bergabung, Traore Youssouf dan Oliver Makor. Selain itu kabarnya PSMS juga akan kedatangan satu center back, Ledi Utomo, yang hadir Selasa ini.
Di kubu lawan, Pelatih PSBL Amrustian juga tak menargetkan kemenangan. “Yang namanya ujicoba tidak pernah ada target. Intinya kita mau lihat pemain yang akan kita rekrut itu bagus atau tidak. Kalau bagus kita ambil, kalau tidak ya kita coret,” ujarnya.
Mantan pelatih PSMS ini mengatakan pihaknya telah mempersiapkan diri sejak Agustus lalu. Materi pemain yang dibawa juga sebagian besar berasal dari musim lalu.
“Sejak bulan puasa kita sudah bentuk tim. Dominasinya pemain musim lalu. Pemain asing belum ada. Bukan dipertahankan lebih tepatnya dicoba lagi,” pungkasnya.
Bakal Asisten Pelatih PSMS, Suharto, mengakui lawan yang dihadapi kali ini levelnya setara. Berbeda dengan lawan-lawan ujitanding sebelumnya yang levelnya di bawah PSMS.
“PSBL peserta Divisi Utama. Jadi levelnya setara. Karena itu ini bagus menguji skema yang ada,” ujar Suharto.
Menurut mantan pelatih kepala PSMS musim lalu ini, pihaknya tak memasang target kemenangan.
“Kita kan masih pembentukan tim dan memasuki seleksi tahap akhir. Jadi masih mencari-cari skema terbaik. Kita masih mau lihat materi yang diberikan selama ini bisa diserap atau belum,” ujarnya.
Meskipun begitu, PSMS tetap akan menampilkan ciri khas bermainnya. Dikatakan, pressing dan cover tetap akan diterapkan. Sebelumnya, PSMS kerap mencatat hasil positif di setiap ujicobanya.
Dua kemenangan dikantongi atas Bank Sumut (5-0) dan Pra PON Sumut (3-0). Hanya Sabtu lalu rekor kemenangan PSMS terputus saat ditahan imbang PS Kwarta tanpa gol. Laga ujicoba ini juga akan menjadi kesempatan memantau dua legiun asing yang baru bergabung, Traore Youssouf dan Oliver Makor. Selain itu kabarnya PSMS juga akan kedatangan satu center back, Ledi Utomo, yang hadir Selasa ini.
Di kubu lawan, Pelatih PSBL Amrustian juga tak menargetkan kemenangan. “Yang namanya ujicoba tidak pernah ada target. Intinya kita mau lihat pemain yang akan kita rekrut itu bagus atau tidak. Kalau bagus kita ambil, kalau tidak ya kita coret,” ujarnya.
Mantan pelatih PSMS ini mengatakan pihaknya telah mempersiapkan diri sejak Agustus lalu. Materi pemain yang dibawa juga sebagian besar berasal dari musim lalu.
“Sejak bulan puasa kita sudah bentuk tim. Dominasinya pemain musim lalu. Pemain asing belum ada. Bukan dipertahankan lebih tepatnya dicoba lagi,” pungkasnya.
Monday, October 24, 2011
Giliran Makor & Traore ikut seleksi
MEDAN - PSMS Medan kembali menambah amunisinya dalam proses pembentukan skuad menghadapi Liga Prima Indonesia 2011/2012. Setelah sepekan sebelumnya pemain lokal, kini Ayam Kinantan mendatangkan dua pemain asing.
Mereka adalah Oliver Makor (Persija Jakarta) dan Traore Youssouf yang merumput di klub Divisi 1 Yaman, Chabab Al Baydaa. Namun keduanya baru bergabung dalam tim pada latihan Senin ini.
"Mereka belum bisa kita mainkan karena baru tiba jam 2 malam kemarin," ujar bakal Asisten Pelatih PSMS, Suharto, Minggu.
Uniknya, tak jauh berbeda dengan legiun asing yang sebelumnya didatangkan, usia Makor tak lagi muda. Makor yang berposisi gelandang telah menginjak usia 38 tahun, sedangkan Traore Youssouf berusia 22 tahun.
Namun Suharto punya pertimbangan sendiri. Menyadari usia yang tak lagi muda, Suharto menilai Makor masih bertenaga. Selain itu, Suharto juga telah berdiskusi dengan mantan Pelatih Persija, Rahmad Darmawan, mengenai kualitas Makor.
"Dia pemain reguler di Persija musim lalu. Dia banyak menyuplai bola untuk Greg Nwokolo. Saya udah banyak bicara dngan Rahmad. Katanya, Makor pekerja keras," tambah Suharto.
Namun tak lantas Suharto melabeli Makor bakal langsung lolos seleksi. Bersama Traore, ia akan lebih dulu melewati tahap pemantauan sama seperti pemain lain. Selain kedatangan pemain seleksi, PSMS juga mencoret dua nama, yakni Jodi Gustiawan dan Sardianata. Keduanya yang baru bergabung pekan lalu ini gagal membuat Suharto dan anggota tim seleksi tertarik.
"Ya kita memberi keputusan kepada Jodi dan Sardianata. Mereka belum mampu bersaing dengan pemain yang sudah lebih dulu bergabung. Kalau kemampuannya sama atau bahkan tidak lebih baik, untuk apa kita ambil," kata Suharto.
Khusus Edi Kurnia, tim seleksi akan memberikan kesempatan beberapa hari ke depan untuk mantan penjaga gawamg Bontang FC itu menunjukkan aksi terbaiknya. Pasalnya, Edi baru dua hari menjalani seleksi di PSMS. Begitupun, Edi bermain cukup apik pada laga ujicoba melawan PS Kwarta, Sabtu (22/10) lalu.
Dalam ujicoba tersebut, PSMS gagal melanjutkan tren positif kemenangan. Menghadapi PS Kwarta, PSMS hanya mampu bermain imbang tanpa gol. Meski terus menyerang, barisan depan PSMS yang dikomandoi Osas Saha gagal membobol gawang lawan.
Gagal meraih kemenangan, beruntung Suharto tak lantas kecewa. Menurutnya, bukan mencari kalah atau menang, namun yang terpenting baginya adalah evaluasi tim. Suharto menegaskan bahwa hasil pertandingan bukan tujuan utama, melainkan ajang pemantauan pemain sebagai bahan evaluasi.
Mereka adalah Oliver Makor (Persija Jakarta) dan Traore Youssouf yang merumput di klub Divisi 1 Yaman, Chabab Al Baydaa. Namun keduanya baru bergabung dalam tim pada latihan Senin ini.
"Mereka belum bisa kita mainkan karena baru tiba jam 2 malam kemarin," ujar bakal Asisten Pelatih PSMS, Suharto, Minggu.
Uniknya, tak jauh berbeda dengan legiun asing yang sebelumnya didatangkan, usia Makor tak lagi muda. Makor yang berposisi gelandang telah menginjak usia 38 tahun, sedangkan Traore Youssouf berusia 22 tahun.
Namun Suharto punya pertimbangan sendiri. Menyadari usia yang tak lagi muda, Suharto menilai Makor masih bertenaga. Selain itu, Suharto juga telah berdiskusi dengan mantan Pelatih Persija, Rahmad Darmawan, mengenai kualitas Makor.
"Dia pemain reguler di Persija musim lalu. Dia banyak menyuplai bola untuk Greg Nwokolo. Saya udah banyak bicara dngan Rahmad. Katanya, Makor pekerja keras," tambah Suharto.
Namun tak lantas Suharto melabeli Makor bakal langsung lolos seleksi. Bersama Traore, ia akan lebih dulu melewati tahap pemantauan sama seperti pemain lain. Selain kedatangan pemain seleksi, PSMS juga mencoret dua nama, yakni Jodi Gustiawan dan Sardianata. Keduanya yang baru bergabung pekan lalu ini gagal membuat Suharto dan anggota tim seleksi tertarik.
"Ya kita memberi keputusan kepada Jodi dan Sardianata. Mereka belum mampu bersaing dengan pemain yang sudah lebih dulu bergabung. Kalau kemampuannya sama atau bahkan tidak lebih baik, untuk apa kita ambil," kata Suharto.
Khusus Edi Kurnia, tim seleksi akan memberikan kesempatan beberapa hari ke depan untuk mantan penjaga gawamg Bontang FC itu menunjukkan aksi terbaiknya. Pasalnya, Edi baru dua hari menjalani seleksi di PSMS. Begitupun, Edi bermain cukup apik pada laga ujicoba melawan PS Kwarta, Sabtu (22/10) lalu.
Dalam ujicoba tersebut, PSMS gagal melanjutkan tren positif kemenangan. Menghadapi PS Kwarta, PSMS hanya mampu bermain imbang tanpa gol. Meski terus menyerang, barisan depan PSMS yang dikomandoi Osas Saha gagal membobol gawang lawan.
Gagal meraih kemenangan, beruntung Suharto tak lantas kecewa. Menurutnya, bukan mencari kalah atau menang, namun yang terpenting baginya adalah evaluasi tim. Suharto menegaskan bahwa hasil pertandingan bukan tujuan utama, melainkan ajang pemantauan pemain sebagai bahan evaluasi.
PSMS datangkan tiga kiper baru
MEDAN - Krisis kiper di tubuh PSMS Medan mulai mendapat jalan keluar. Selain mendatangkan wajah baru di bawah mistar, Ayam Kinantan juga tengah membidik beberapa nama. Wajah baru yang dimaksud adalah Edi Kurnia.
Mantan kiper Bontang FC ini dihadirkan untuk menjawab permasalahan PSMS di sektor kiper. Edi pada latihan tadi sore sudah terlihat berlatih bersama Syahbani, Alrian dan kiper magang Eko.
Namun Edi tak lantas melenggang mulus sebagai punggawa di bawah mistar. Ia berstatus seleksi dan performanya masih harus dipantau. Apalagi PSMS tengah mengincar satu nama sarat pengalaman, yakni Achmad Kurniawan (AK).
Mantan kiper Arema Malang dan Persita Tangerang ini akan masuk kategori langsung lolos jika bersedia bergabung. Pelaksana Teknis, Benny Tomasoa, memastikan kehadiran AK di Mes Kebun Bunga dalam waktu dekat.
"Sadar betul, PSMS krisis kiper saat ini. Achmad Kurniawan pasti kita datangkan. Pengalaman, mentalitas, dan skillnya menjadi solusi krisis di bawah mistar. Kita sudah deal," ujar Benny baru-baru ini.
Selain itu ada nama lain yang diam-diam dibidik. Calon pelatih kiper Sugiar kabarnya tengah membidik Dedi Iman. Meskipun sudah dipanjar Persebaya, Dedi berhasrat besar bisa memperkuat PSMS musim ini.
"Ya, memang demikian bang. Kemarin malam saya dihubungi bang Sugiar tapi belum ada deal. Saya sangat tertarik, karena Persebaya baru sebatas panjar. Saya ingin kembali ke Medan dan membela PSMS," ujar Dedi saat dikonfirmasi.
Sektor kiper yang bakal menggemuk dengan kehadiran tiga kiper itu tentu saja berdampak pada nasib Syahbani dan Alrian, dua kiper yang sejak awal mengikuti seleksi PSMS.
Sementara itu, PSMS kembali menguji performa skuadnya dengan menjajal ujicoba. Kali ini PS Kwarta akan dijajal kekuatannya oleh Osas Saha cs di Stadion Kebun Bunga Medan sore ini. Sebelumnya, PSMS menjajal Tim Pra PON Sumut dalam tur ke Bah Jambi yang berakhir dengan kemenangan 3-0 dan Bank Sumut yang dikalahkan 5-0.
Ujicoba kontra PS Kwarta ini juga akan menjadi ajang unjuk gigi bagi pemain seleksi yang bergabung belakangan. Sardianata dan Jodi Gusman baru bergabung di awal pekan ini. Begitu juga dengan kiper Edi Kurnia yang bergabung kemarin, demikian pula Jecky Pasarella yang sebelumnya tidak turun bertanding di Bah Jambi.
Anggota tim seleksi lainnya, Suharto, mengatakan pihaknya akan fokus memantau pemain yang baru bergabung. "Ya kita lihat juga dalam ujicoba ini. Ujicoba ini mungkin akan menjadi dasar pertimbangan lolos tidaknya," katanya.
Mantan kiper Bontang FC ini dihadirkan untuk menjawab permasalahan PSMS di sektor kiper. Edi pada latihan tadi sore sudah terlihat berlatih bersama Syahbani, Alrian dan kiper magang Eko.
Namun Edi tak lantas melenggang mulus sebagai punggawa di bawah mistar. Ia berstatus seleksi dan performanya masih harus dipantau. Apalagi PSMS tengah mengincar satu nama sarat pengalaman, yakni Achmad Kurniawan (AK).
Mantan kiper Arema Malang dan Persita Tangerang ini akan masuk kategori langsung lolos jika bersedia bergabung. Pelaksana Teknis, Benny Tomasoa, memastikan kehadiran AK di Mes Kebun Bunga dalam waktu dekat.
"Sadar betul, PSMS krisis kiper saat ini. Achmad Kurniawan pasti kita datangkan. Pengalaman, mentalitas, dan skillnya menjadi solusi krisis di bawah mistar. Kita sudah deal," ujar Benny baru-baru ini.
Selain itu ada nama lain yang diam-diam dibidik. Calon pelatih kiper Sugiar kabarnya tengah membidik Dedi Iman. Meskipun sudah dipanjar Persebaya, Dedi berhasrat besar bisa memperkuat PSMS musim ini.
"Ya, memang demikian bang. Kemarin malam saya dihubungi bang Sugiar tapi belum ada deal. Saya sangat tertarik, karena Persebaya baru sebatas panjar. Saya ingin kembali ke Medan dan membela PSMS," ujar Dedi saat dikonfirmasi.
Sektor kiper yang bakal menggemuk dengan kehadiran tiga kiper itu tentu saja berdampak pada nasib Syahbani dan Alrian, dua kiper yang sejak awal mengikuti seleksi PSMS.
Sementara itu, PSMS kembali menguji performa skuadnya dengan menjajal ujicoba. Kali ini PS Kwarta akan dijajal kekuatannya oleh Osas Saha cs di Stadion Kebun Bunga Medan sore ini. Sebelumnya, PSMS menjajal Tim Pra PON Sumut dalam tur ke Bah Jambi yang berakhir dengan kemenangan 3-0 dan Bank Sumut yang dikalahkan 5-0.
Ujicoba kontra PS Kwarta ini juga akan menjadi ajang unjuk gigi bagi pemain seleksi yang bergabung belakangan. Sardianata dan Jodi Gusman baru bergabung di awal pekan ini. Begitu juga dengan kiper Edi Kurnia yang bergabung kemarin, demikian pula Jecky Pasarella yang sebelumnya tidak turun bertanding di Bah Jambi.
Anggota tim seleksi lainnya, Suharto, mengatakan pihaknya akan fokus memantau pemain yang baru bergabung. "Ya kita lihat juga dalam ujicoba ini. Ujicoba ini mungkin akan menjadi dasar pertimbangan lolos tidaknya," katanya.
Khaidir masuk bursa pelatih PSMS
MEDAN - Pascamenolak pelatih asing Roberto Bianchi, perburuan pelatih kepala PSMS Medan kembali memanas. Nama Muhammad Khaidir kembali masuk nominasi. Dengan alasan fanatisme kedaerahan yang harus tetap terjaga, PSMS memprioritaskan pelatih lokal.
Hal itu yang membuat nama Khaidir kembali mencuat. Khaidir merupakan nama lokal yang tak asing lagi dengan PSMS. Kursi pelatih PSMS pernah didudukinya tahun 2004 dan 2005. Sebelumnya, ia menjadi asisten pelatih selama dua musim.
Khaidir kembali terlihat hadir melihat latihan PSMS di Kebun Bunga. Ini merupakan ketiga kalinya pria berkumis tebal itu hadir. Khaidir, dua musim terakhir membesut Persigo Gorontalo, pun tidak membantah ketertarikannya kembali bersama Ayam Kinantan.
"Sebetulnya Persigo masih minta saya, tapi jarak yang jauh menjadi pertimbangan. Keluarga inginnya saya di Medan saja," ujarnya malam ini.
Pembicaraan ke arah itu diakui Khaidir sudah terjalin dengan pengurus. Diakui, dirinya bersedia menukangi Osas Saha cs seandainya negosiasi nilai kontrak lancar dan beberapa syarat termasuk adanya penambahan pemain dipenuhi.
Secara legalitas, Khaidir memang memenuhi syarat. Lisensi A AFC telah dikantonginya sejak 2008. Bahkan arah pembicaraan diakui mantan Pelatih PSDS Deliserdang ini juga menyinggung desas-desus pelatih kepala hanya diperlukan legalitasnya.
"Kalau saya tak bisa kerja lagi atau sakit-sakitan, mungkin saja. Tapi hingga saat ini saya terus berkiprah (di kepelatihan-red)," tuturnya sembari menegaskan tidak akan ada pelatih yang mau mengisi posisi pelatih PSMS dengan konsekuensi seperti itu.
Namun, kendala yang dihadapi Khaidir juga terkait kedinasannya di Kodam I BB. "Kalau sudah ada kesepakatan, ya pasti saya urus dulu kedinasan," ujarnya lagi.
Jika nantinya Khaidir jadi bergabung, perombakan skuad tak akan dilakukannya. Disadarinya jadwal yang padat berarti PSMS membutuhkan banyak pemain. Khaidir sendiri mengatakan tidak mungkin melakukan pencoretan pemain.
“Kasihan mereka, apalagi kompetisi nantinya padat dan kita membutuhkan rotasi pemain," tutup Khaidir.
Hal itu yang membuat nama Khaidir kembali mencuat. Khaidir merupakan nama lokal yang tak asing lagi dengan PSMS. Kursi pelatih PSMS pernah didudukinya tahun 2004 dan 2005. Sebelumnya, ia menjadi asisten pelatih selama dua musim.
Khaidir kembali terlihat hadir melihat latihan PSMS di Kebun Bunga. Ini merupakan ketiga kalinya pria berkumis tebal itu hadir. Khaidir, dua musim terakhir membesut Persigo Gorontalo, pun tidak membantah ketertarikannya kembali bersama Ayam Kinantan.
"Sebetulnya Persigo masih minta saya, tapi jarak yang jauh menjadi pertimbangan. Keluarga inginnya saya di Medan saja," ujarnya malam ini.
Pembicaraan ke arah itu diakui Khaidir sudah terjalin dengan pengurus. Diakui, dirinya bersedia menukangi Osas Saha cs seandainya negosiasi nilai kontrak lancar dan beberapa syarat termasuk adanya penambahan pemain dipenuhi.
Secara legalitas, Khaidir memang memenuhi syarat. Lisensi A AFC telah dikantonginya sejak 2008. Bahkan arah pembicaraan diakui mantan Pelatih PSDS Deliserdang ini juga menyinggung desas-desus pelatih kepala hanya diperlukan legalitasnya.
"Kalau saya tak bisa kerja lagi atau sakit-sakitan, mungkin saja. Tapi hingga saat ini saya terus berkiprah (di kepelatihan-red)," tuturnya sembari menegaskan tidak akan ada pelatih yang mau mengisi posisi pelatih PSMS dengan konsekuensi seperti itu.
Namun, kendala yang dihadapi Khaidir juga terkait kedinasannya di Kodam I BB. "Kalau sudah ada kesepakatan, ya pasti saya urus dulu kedinasan," ujarnya lagi.
Jika nantinya Khaidir jadi bergabung, perombakan skuad tak akan dilakukannya. Disadarinya jadwal yang padat berarti PSMS membutuhkan banyak pemain. Khaidir sendiri mengatakan tidak mungkin melakukan pencoretan pemain.
“Kasihan mereka, apalagi kompetisi nantinya padat dan kita membutuhkan rotasi pemain," tutup Khaidir.
Friday, October 21, 2011
Denny Rumba Khawatirkan Masa Depannya di PSMS
Kompetisi tak kunjung jelas membuat nasib pemain ikut kabur. Sampai sekarang masih ada klub yang sama sekali belum melakukan penandatangan kontrak. Situasi ini membuat denny Rumba, pemain yang menunggu kejelasan di PSMS Medan semakin resah.
“Terus terang situasi kompetisi yang belum jelas membuat kami pemain khawatir dan bingung. Saya rasa tak hanya di Medan saja, mungkin di daerah lain mengalami yang sama,” kata Denny Rumba kemarin. Sebagai pemain, perasaan mendasar yang dirasakan saat ini adalah tidak adanya kejelasan.
“Kami pemain bola yang mencari nafkah disini. Kalau sudah tidak jelas, ini juga menjadi beban moral terhadap keluarga atau pribadi. Kejelasan dalam berkompetisi akan berimbas kepada kami disini (PSMS, Red) di klub yang akan melakukan penandatangan kontrak,” sambungnya.
Apalagi saat ini Denny Rumba tercatat sebagai salah satu pegawai di PDAM Kota Semarang. Situasi kompetisi dan di PSMS yang belum jelas, membuat pihak kantor bertanya-tanya.
“Sudah pasti mereka juga bakal komplain, mungkin karena terlalu lama tidak ada kejelasan dari Saya. Tapi ketika semuanya sudah tertuang dalam kontrak, Saya akan kembali ke Semarang berbicara soal ini,” bebernya.
Terkait dualisme profesi, pemain kelahiran tahun 1985 siap memilih salah satu. “Jika nantinya PDAM tidak mengizinkan Saya bekerja sambil bermain bola, makanya Saya akan mengambil langkah mundur. Saya memilih berkarir dalam sepak bola,”pungkasnya.
(Randy Hutagaol/Sofyan Akbar/tribunmedan)
“Terus terang situasi kompetisi yang belum jelas membuat kami pemain khawatir dan bingung. Saya rasa tak hanya di Medan saja, mungkin di daerah lain mengalami yang sama,” kata Denny Rumba kemarin. Sebagai pemain, perasaan mendasar yang dirasakan saat ini adalah tidak adanya kejelasan.
“Kami pemain bola yang mencari nafkah disini. Kalau sudah tidak jelas, ini juga menjadi beban moral terhadap keluarga atau pribadi. Kejelasan dalam berkompetisi akan berimbas kepada kami disini (PSMS, Red) di klub yang akan melakukan penandatangan kontrak,” sambungnya.
Apalagi saat ini Denny Rumba tercatat sebagai salah satu pegawai di PDAM Kota Semarang. Situasi kompetisi dan di PSMS yang belum jelas, membuat pihak kantor bertanya-tanya.
“Sudah pasti mereka juga bakal komplain, mungkin karena terlalu lama tidak ada kejelasan dari Saya. Tapi ketika semuanya sudah tertuang dalam kontrak, Saya akan kembali ke Semarang berbicara soal ini,” bebernya.
Terkait dualisme profesi, pemain kelahiran tahun 1985 siap memilih salah satu. “Jika nantinya PDAM tidak mengizinkan Saya bekerja sambil bermain bola, makanya Saya akan mengambil langkah mundur. Saya memilih berkarir dalam sepak bola,”pungkasnya.
(Randy Hutagaol/Sofyan Akbar/tribunmedan)
Pencahayaan Kebun Bunga dibenahi
MEDAN - Kendala pencahayaan yang berbuntut pada terhambatnya turnamen antarklub PSMS “Rahudman Cup 2011” kini dapat diatasi. Turnamen diyakini dapat segera dilanjutkan setelah pencahayaan di Stadion Kebun Bunga dibenahi.
Sebelumnya, laga PSAD kontra PS Perisai batal karena kedua tim enggan bertanding. Pencahayaan yang tidak memadai menjadi alasan. Namun pihak Dinas Pertamanan telah menambah daya hingga mencapai 20 ribu watt. Wakil Ketua Panitia, Syahril, membenarkan turnamen tersebut ditunda.
"Tadi, Dinas Pertamanan sudah menambah jumlah voltase lampu untuk meningkatkan pencahayaan di sini (Stadion Kebun Bunga-red). Mereka mengganti bola-bola lampu di tiap tiang. Rata-rata satu tiang kini berjumlah 3000 watt," terangnya tadi malam.
Dengan hal ini, Syahril selaku pihak panitia merasa bersyukur tentang penambahan voltase lampu itu.
"Sebelumnya, Dinas Pertamanan hanya memperbaiki lampu yang rusak. Tapi kini mereka telah menambah voltasenya. Padahal pak wali sebelumnya juga telah menerangkan kepada Dinas Pertamanan untuk mengakomodir kebutuhan turnamen hingga rampung, termasuk pencahayaan," ujarnya.
Menurutnya, panitia akan memanggil manajer tim peserta untuk ikut memantau perkembangan pencahayaan Kamis ini. “Jika mereka sudah merasa cukup, baru turnamen kita gulirkan lagi," papar Syahril lagi.
Jadi, sambungnya, laga yang sudah diundur adalah PSAD kontra PS Perisai (18/10) dan PS Tirtanandi kontra PS Linud Jaya (19/10). Kemungkinan kedua laga itu akan digelar pada Minggu (23/10) nanti.
Sebelumnya, laga PSAD kontra PS Perisai batal karena kedua tim enggan bertanding. Pencahayaan yang tidak memadai menjadi alasan. Namun pihak Dinas Pertamanan telah menambah daya hingga mencapai 20 ribu watt. Wakil Ketua Panitia, Syahril, membenarkan turnamen tersebut ditunda.
"Tadi, Dinas Pertamanan sudah menambah jumlah voltase lampu untuk meningkatkan pencahayaan di sini (Stadion Kebun Bunga-red). Mereka mengganti bola-bola lampu di tiap tiang. Rata-rata satu tiang kini berjumlah 3000 watt," terangnya tadi malam.
Dengan hal ini, Syahril selaku pihak panitia merasa bersyukur tentang penambahan voltase lampu itu.
"Sebelumnya, Dinas Pertamanan hanya memperbaiki lampu yang rusak. Tapi kini mereka telah menambah voltasenya. Padahal pak wali sebelumnya juga telah menerangkan kepada Dinas Pertamanan untuk mengakomodir kebutuhan turnamen hingga rampung, termasuk pencahayaan," ujarnya.
Menurutnya, panitia akan memanggil manajer tim peserta untuk ikut memantau perkembangan pencahayaan Kamis ini. “Jika mereka sudah merasa cukup, baru turnamen kita gulirkan lagi," papar Syahril lagi.
Jadi, sambungnya, laga yang sudah diundur adalah PSAD kontra PS Perisai (18/10) dan PS Tirtanandi kontra PS Linud Jaya (19/10). Kemungkinan kedua laga itu akan digelar pada Minggu (23/10) nanti.
Ferdiansyah batal gabung
Sektor kiper PSMS Medan terancam krisis. Kini, Ayam Kinantan harus berpikir keras mencari punggawa baru di bawah mistar. Pasalnya niat mendatangkan Ferdiansyah dipastikan batal.
Tim seleksi PSMS yang juga bakal Asisten Pelatih PSMS, Roekinoy, memastikan Ferdiansyah batal bergabung dengan alasan masih bertahan di klub lamanya, Persipura Jayapura.
“Ferdiansyah batal, dia masih dipertahankan klub lamanya.Penggantinya akan kita cari," ujarnya baru-baru ini.
Batalnya Ferdi, praktis membuat sektor kiper rawan. PSMS saat ini hanya diperkuat Syahbani dan Alrian Suhaibi. Keduanya dinilai belum meyakinkan untuk berdiri sebagai tembok terakhir pertahanan PSMS.
Rekam jejak keduanya musim lalu menjadi pertimbangan. Musim lalu, Syahbani gagal mendapat tempat utama karena tampil inkonsisten. Posisinya sebagai penjaga gawang utama direbut Andi Setiawan. Ironisnya, Syahbani juga menjabat sebagai kapten tim sebelum akhirnya diganti M Affan Lubis.
Dalam proses seleksi musim ini, mantan kiper Persijap Jepara itu juga tidak menunjukkan performa maksimal. Dua kali kesalahan fatal dilakukannya dengan memungut bola di luar kotak penalti. Di lain pihak, penampilan Alrian di Bintang Medan sulit dinilai karena hanya berada di lapis ketiga di bawah Decky Ardian dan Guntur Pranata.
Menanggapi kondisi ini, bakal Pelatih Kiper PSMS, Sugiar, memilih untuk menunggu. Pasalnya, pengurus masih akan menawarkan wajah baru di bawah mistar.
“Saya mengusulkan nama, namun takut berbenturan dengan manajemen, maka saya tunda dulu. Lagipula, katanya pengurus juga akan mendatangkan kiper lagi. Nanti datangnya bersamaan dengan tiga legiun asing," ujarnya.
Begitupun, Sugiar mengatakan akan menunggu sampai minggu ini jika nama yang ditawarkan pengurus tak juga datang.
“Ya, kita tunggu sampai minggu depan. Kalau belum ada juga baru kita tawarkan nama," katanya.
Tim seleksi PSMS yang juga bakal Asisten Pelatih PSMS, Roekinoy, memastikan Ferdiansyah batal bergabung dengan alasan masih bertahan di klub lamanya, Persipura Jayapura.
“Ferdiansyah batal, dia masih dipertahankan klub lamanya.Penggantinya akan kita cari," ujarnya baru-baru ini.
Batalnya Ferdi, praktis membuat sektor kiper rawan. PSMS saat ini hanya diperkuat Syahbani dan Alrian Suhaibi. Keduanya dinilai belum meyakinkan untuk berdiri sebagai tembok terakhir pertahanan PSMS.
Rekam jejak keduanya musim lalu menjadi pertimbangan. Musim lalu, Syahbani gagal mendapat tempat utama karena tampil inkonsisten. Posisinya sebagai penjaga gawang utama direbut Andi Setiawan. Ironisnya, Syahbani juga menjabat sebagai kapten tim sebelum akhirnya diganti M Affan Lubis.
Dalam proses seleksi musim ini, mantan kiper Persijap Jepara itu juga tidak menunjukkan performa maksimal. Dua kali kesalahan fatal dilakukannya dengan memungut bola di luar kotak penalti. Di lain pihak, penampilan Alrian di Bintang Medan sulit dinilai karena hanya berada di lapis ketiga di bawah Decky Ardian dan Guntur Pranata.
Menanggapi kondisi ini, bakal Pelatih Kiper PSMS, Sugiar, memilih untuk menunggu. Pasalnya, pengurus masih akan menawarkan wajah baru di bawah mistar.
“Saya mengusulkan nama, namun takut berbenturan dengan manajemen, maka saya tunda dulu. Lagipula, katanya pengurus juga akan mendatangkan kiper lagi. Nanti datangnya bersamaan dengan tiga legiun asing," ujarnya.
Begitupun, Sugiar mengatakan akan menunggu sampai minggu ini jika nama yang ditawarkan pengurus tak juga datang.
“Ya, kita tunggu sampai minggu depan. Kalau belum ada juga baru kita tawarkan nama," katanya.
Mennoh cabut, dua wajah baru tiba
MEDAN - Hilir mudik pemain masih terus terjadi dalam proses pembentukan skuad PSMS Medan. Setelah mencoret Oyedepo George, kini dua wajah baru terlihat. Mereka adalah Sardianata (Bontang FC) dan Jodi Gustiawan (Persema Malang).
Keduanya langsung bergabung dalam latihan di Stadion Kebun Bunga, Selasa. Tim seleksi yang terdiri atas Suharto dan Roekinoy mengatakan pihaknya tetap membuka kesempatan kepada pemain yang baru bergabung.
"Ya, kita tetap memberi kesempatan mereka untuk bersaing. Untuk posisi center back memang kita masih butuh pemain. Untuk gelandang, kalau memang bisa bersaing, kenapa nggak?" kata Suharto.
Suharto mengatakan pihaknya akan memantau performa pemain dalam sepekan ini. Keputusan lolos tidaknya akan diberikan pascalaga ujicoba yang direncanakan pada Sabtu (22/4) mendatang.
"Kita lihat dululah seminggu ini karena kita juga rencanakan ujicoba menghadapi Kwarta FC, Sabtu (22/4) nanti. Dari situ kita akan lihat, termasuk keputusan terhadap Jecky Pasarella dan Alamsyah yang belum lama bergabung dengan tim," ujarnya.
Kepada wartawan, Suharto mengatakan prioritas untuk pemain lokal tetap dikedepankan. Namun jika memang pemain di luar Medan kualitasnya bisa diandalkan, pihaknya tidak akan ragu memakai tenaganya.
"Yang terpenting mereka bermain untuk PSMS. Kalau ada pemain Medan yang bagus pasti kita pakai. Kalaupun bukan pemain Medan, jika bagus, ya nggak ada salahnya kita pakai juga," lanjut mantan Pelatih Ayam Kinantan musim lalu itu.
Soal kuota pemain asing 3+1, Suharto berharap di setiap lini terdapat pemain asing. Pasalnya, saat ini PSMS hanya memiliki Osas Saha sebagai legiun asingnya setelah Stephen Mennoh angkat koper dan George telah dipulangkan. Artinya, PSMS butuh dua pemain asing non Asia dan satu dari Asia.
"Harapan kita sih ada pemain asing di setiap posisi. Satu sebagai center back, satu di gelandang, dan lini depan bisa dua pemain," harap pelatih berkepala plontos itu.
Terkait jadwal Liga Prima Indonesia, PSSI resmi menyatakan bahwa kelanjutan kompetisi akan dilangsungkan setelah pagelaran SEA Games 2011, 11-22 November mendatang. Dengan demikian, peserta kompetisi akan mulai bertanding pada 26 November 2011.
Keduanya langsung bergabung dalam latihan di Stadion Kebun Bunga, Selasa. Tim seleksi yang terdiri atas Suharto dan Roekinoy mengatakan pihaknya tetap membuka kesempatan kepada pemain yang baru bergabung.
"Ya, kita tetap memberi kesempatan mereka untuk bersaing. Untuk posisi center back memang kita masih butuh pemain. Untuk gelandang, kalau memang bisa bersaing, kenapa nggak?" kata Suharto.
Suharto mengatakan pihaknya akan memantau performa pemain dalam sepekan ini. Keputusan lolos tidaknya akan diberikan pascalaga ujicoba yang direncanakan pada Sabtu (22/4) mendatang.
"Kita lihat dululah seminggu ini karena kita juga rencanakan ujicoba menghadapi Kwarta FC, Sabtu (22/4) nanti. Dari situ kita akan lihat, termasuk keputusan terhadap Jecky Pasarella dan Alamsyah yang belum lama bergabung dengan tim," ujarnya.
Kepada wartawan, Suharto mengatakan prioritas untuk pemain lokal tetap dikedepankan. Namun jika memang pemain di luar Medan kualitasnya bisa diandalkan, pihaknya tidak akan ragu memakai tenaganya.
"Yang terpenting mereka bermain untuk PSMS. Kalau ada pemain Medan yang bagus pasti kita pakai. Kalaupun bukan pemain Medan, jika bagus, ya nggak ada salahnya kita pakai juga," lanjut mantan Pelatih Ayam Kinantan musim lalu itu.
Soal kuota pemain asing 3+1, Suharto berharap di setiap lini terdapat pemain asing. Pasalnya, saat ini PSMS hanya memiliki Osas Saha sebagai legiun asingnya setelah Stephen Mennoh angkat koper dan George telah dipulangkan. Artinya, PSMS butuh dua pemain asing non Asia dan satu dari Asia.
"Harapan kita sih ada pemain asing di setiap posisi. Satu sebagai center back, satu di gelandang, dan lini depan bisa dua pemain," harap pelatih berkepala plontos itu.
Terkait jadwal Liga Prima Indonesia, PSSI resmi menyatakan bahwa kelanjutan kompetisi akan dilangsungkan setelah pagelaran SEA Games 2011, 11-22 November mendatang. Dengan demikian, peserta kompetisi akan mulai bertanding pada 26 November 2011.
PSMS ngotot, konsorsium terserah
itik terang yang diharapkan dari pertemuan konsorsium dengan PSMS Medan harus tertunda. Pertemuan pihak konsorsium dan Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap, yang seyogyanya digelar tadi batal.
Pelaksana Teknis PSMS, Idris, mengatakan tidak ada pertemuan apapun hari ini. Termasuk agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang disebut-sebut bakal digelar untuk menuntaskan kejelasan sosok CEO PSMS. Belum jelasnya agenda RUPS diakui Idris karena PSMS tengah mempertimbangkan secara matang kebijakan yang akan diambil. Terutama untuk menguatkan posisi tawar PSMS dihadapan konsorsium.
Kita tidak ingin tergesa-gesa. Kalau sampai salah langkah bagaimana? Yang pasti kita ingin PSMS punya posisi tawar yang kuat,” ungkapnya, tadi malam.
Penentuan sosok CEO salah satu yang dimaksud Idris, harus menjadi wewenang PSMS, bukannya konsorsium. Meskipun disadari konsorsium memiliki saham yang jauh lebih besar dari PSMS dalam kerjasama ini. “Kami kan meminta agar CEO dari orang PSMS, dan itu tidak berubah,” timpalnya.
Kengototan PSMS dikhawatirkan berdampak pada terjalnya jalan kerjasama. Sebelumnya, PSMS telah menolak dua rekomendasi dari konsorsium yakni calon CEO dan pelatih kepala. Bahkan kini PSMS tak gentar jikapun nantinya kerjasama batal akibat sikap meninggi yang ditunjukkan. “Peluang batal tetap ada. PSMS intinya siap berlaga dimanapun, mau di ISL atau divisi utama. Jangan khawatir PSMS di tangan Pak Rahudman (Walikota Medan, red). PSMS ini primadona dan banyak sponsor yang mau. Ngapain juga PSMS berlaga di level atas hanya karena belas kasihan, memangnya kita naik ke level satu karena perjuangan PSMS? Tapi ya kalau dikasih belas kasih kenapa kita nggak mau?!” ujarnya.
Lalu bagaimana sikap konsorsium? Kesan melunak justru terpancar jelas dari ucapan CEO PT Bintang Medan Metropolitan, Dityo Pramono. Tarik ulur yang terjadi, menurutnya, harus diakhiri melihat kompetisi yang di ambang pintu. “Sepertinya, walikota (Rahudman Harahap, red) diberi wewenang untuk menentukan sosok CEO sendiri karena waktu sudah mepet, biar aman saja,” ucap Dityo.
Karena itu, Dityo berharap keleluasaan yang diberikan kepada PSMS dapat mempercepat proses pembentukan skuad. Terutama menyangkut nasib para pemain. “Karena itu diharapkan PSMS bisa cepat menentukan CEO-nya. Pembentukan tim bisa segera rampung. Kasihan pemain tentu butuh kepastian (kontrak, red),” ujarnya.
Pelaksana Teknis PSMS, Idris, mengatakan tidak ada pertemuan apapun hari ini. Termasuk agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang disebut-sebut bakal digelar untuk menuntaskan kejelasan sosok CEO PSMS. Belum jelasnya agenda RUPS diakui Idris karena PSMS tengah mempertimbangkan secara matang kebijakan yang akan diambil. Terutama untuk menguatkan posisi tawar PSMS dihadapan konsorsium.
Kita tidak ingin tergesa-gesa. Kalau sampai salah langkah bagaimana? Yang pasti kita ingin PSMS punya posisi tawar yang kuat,” ungkapnya, tadi malam.
Penentuan sosok CEO salah satu yang dimaksud Idris, harus menjadi wewenang PSMS, bukannya konsorsium. Meskipun disadari konsorsium memiliki saham yang jauh lebih besar dari PSMS dalam kerjasama ini. “Kami kan meminta agar CEO dari orang PSMS, dan itu tidak berubah,” timpalnya.
Kengototan PSMS dikhawatirkan berdampak pada terjalnya jalan kerjasama. Sebelumnya, PSMS telah menolak dua rekomendasi dari konsorsium yakni calon CEO dan pelatih kepala. Bahkan kini PSMS tak gentar jikapun nantinya kerjasama batal akibat sikap meninggi yang ditunjukkan. “Peluang batal tetap ada. PSMS intinya siap berlaga dimanapun, mau di ISL atau divisi utama. Jangan khawatir PSMS di tangan Pak Rahudman (Walikota Medan, red). PSMS ini primadona dan banyak sponsor yang mau. Ngapain juga PSMS berlaga di level atas hanya karena belas kasihan, memangnya kita naik ke level satu karena perjuangan PSMS? Tapi ya kalau dikasih belas kasih kenapa kita nggak mau?!” ujarnya.
Lalu bagaimana sikap konsorsium? Kesan melunak justru terpancar jelas dari ucapan CEO PT Bintang Medan Metropolitan, Dityo Pramono. Tarik ulur yang terjadi, menurutnya, harus diakhiri melihat kompetisi yang di ambang pintu. “Sepertinya, walikota (Rahudman Harahap, red) diberi wewenang untuk menentukan sosok CEO sendiri karena waktu sudah mepet, biar aman saja,” ucap Dityo.
Karena itu, Dityo berharap keleluasaan yang diberikan kepada PSMS dapat mempercepat proses pembentukan skuad. Terutama menyangkut nasib para pemain. “Karena itu diharapkan PSMS bisa cepat menentukan CEO-nya. Pembentukan tim bisa segera rampung. Kasihan pemain tentu butuh kepastian (kontrak, red),” ujarnya.
Turnamen PSMS ditunda karena pencahayaan
Sukses memainkan laga perdana kemarin, turnamen antarklub anggota PSMS bertajuk Rahudman Cup 2011 tersendat saat bersiap menggelar laga kedua. Laga yang mempertemukan PSAD kontra PS Perisai di Pool B tadi malam urung digelar.
Alasannya pencahayaan di Stadion Kebun Bunga tidak memadai. Wakil Ketua Panitia Turnamen, Syafril, mengatakan kedua tim sepakat menunda laga dengan alasan tersebut.
"Kita menganjurkan untuk pertandingan ini tetap digelar. Tapi kedua manajer tim menolak melanjutkan pertandingan karena pencahayaan masih kurang terang. Dengan hal ini dikhawatirkan pemain akan rawan cedera,” ujarnya.
Selain dari kedua manajer, wasit juga menganjurkan agar laga ditunda. “Para wasit juga menuturkan pencahayaan yang ada memang kurang memadai," ungkapnya tadi malam.
Syafril menuding Dinas Pertamanan tak memenuhi permintaan panitia yang meminta daya lampu di Stadion Kebun Bunga ditingkatkan. "Kita sudah minta tambah lampu ke Dinas Pertamanan, tapi nyatanya belum ditambah," katanya lagi.
Menurut pantauan, keadaan lapangan di malam hari memang tidak cukup terang. Penerangan di empat tiang lampu hanya menerangi beberapa sisi lapangan. Soal kelanjutan laga, keputusannya baru akan ditentukan dalam tiga hari ke depan.
"Kita rapatkan dulu dengan panitia, dan kita benahi lagi kekurangan pencahayaan ini," tuturnya berharap Dinas Pertamanan segera melakukan penambahan lampu atau penambahan daya.
"Kalau bola lampu diganti yang lebih tinggi voltasenya mungkin akan lebih terang," ujar Syafril.
Alasannya pencahayaan di Stadion Kebun Bunga tidak memadai. Wakil Ketua Panitia Turnamen, Syafril, mengatakan kedua tim sepakat menunda laga dengan alasan tersebut.
"Kita menganjurkan untuk pertandingan ini tetap digelar. Tapi kedua manajer tim menolak melanjutkan pertandingan karena pencahayaan masih kurang terang. Dengan hal ini dikhawatirkan pemain akan rawan cedera,” ujarnya.
Selain dari kedua manajer, wasit juga menganjurkan agar laga ditunda. “Para wasit juga menuturkan pencahayaan yang ada memang kurang memadai," ungkapnya tadi malam.
Syafril menuding Dinas Pertamanan tak memenuhi permintaan panitia yang meminta daya lampu di Stadion Kebun Bunga ditingkatkan. "Kita sudah minta tambah lampu ke Dinas Pertamanan, tapi nyatanya belum ditambah," katanya lagi.
Menurut pantauan, keadaan lapangan di malam hari memang tidak cukup terang. Penerangan di empat tiang lampu hanya menerangi beberapa sisi lapangan. Soal kelanjutan laga, keputusannya baru akan ditentukan dalam tiga hari ke depan.
"Kita rapatkan dulu dengan panitia, dan kita benahi lagi kekurangan pencahayaan ini," tuturnya berharap Dinas Pertamanan segera melakukan penambahan lampu atau penambahan daya.
"Kalau bola lampu diganti yang lebih tinggi voltasenya mungkin akan lebih terang," ujar Syafril.
Roberto Bianchi tarik diri
ehadirannya tak mendapat respon positif, Roberto Bianchi memilih mundur dari kandidat pelatih kepala PSMS Medan. Pelatih yang akrab disapa Beto ini memutuskan segera meninggalkan Kota Medan.
Padahal Beto sudah di Medan sejak kemarin. Ia bahkan berniat untuk melihat seleksi skuad PSMS yang saat ini masih berlangsung. Namun mendengar adanya penolakan dari beberapa orang di PSMS, Beto kecewa.
“Senin saya sudah di Medan. Mau lihat seleksi PSMS niatnya. Tapi ternyata ada beberapa orang PSMS yang tidak menginginkan saya melatih PSMS,” ujarnya kemarin malam.
Pelatih asal Brazil ini memastikan niatnya hanya untuk mengembalikan kejayaan PSMS. “Target ingin membawa PSMS menjadi lebih baik dan klub yang kuat. Tapi kenyataannya, lain. Mereka tidak menginginkan saya. Jadi saya pilih mundur,” ujarnya lagi.
Jika ditilik kapasitas Beto cukup layak menangani PSMS. Melakoni 18 laga tandang (karena tak memiliki kandang-red), Batavia Union berhasil finish di empat besar klasemen akhir. Apalagi soal sertifikasi, Beto sudah mengantongi UEFA Pro.
Begitupun, Beto tak menutup diri jika nantinya PSMS berubah pikiran dan jadi menggunakan tenaganya mengarsiteki PSMS.
“Peluang apakah saya mau di PSMS, itu tergantung komunikasi antara konsorsium dan PSMS, tetapi secara pribadi, peluang itu kecil karena orang PSMS tidak mau saya,” ungkapnya.
Sebelumnya penolakan terhadap Beto dikarenakan alasan fanatisme kedaerahan. Pelaksana Teknis PSMS, Suharto, mengatakan pihaknya akan lebih memprioritaskan pelatih lokal untuk membesut Osas Saha pada kompetisi nanti.
Padahal Beto sudah di Medan sejak kemarin. Ia bahkan berniat untuk melihat seleksi skuad PSMS yang saat ini masih berlangsung. Namun mendengar adanya penolakan dari beberapa orang di PSMS, Beto kecewa.
“Senin saya sudah di Medan. Mau lihat seleksi PSMS niatnya. Tapi ternyata ada beberapa orang PSMS yang tidak menginginkan saya melatih PSMS,” ujarnya kemarin malam.
Pelatih asal Brazil ini memastikan niatnya hanya untuk mengembalikan kejayaan PSMS. “Target ingin membawa PSMS menjadi lebih baik dan klub yang kuat. Tapi kenyataannya, lain. Mereka tidak menginginkan saya. Jadi saya pilih mundur,” ujarnya lagi.
Jika ditilik kapasitas Beto cukup layak menangani PSMS. Melakoni 18 laga tandang (karena tak memiliki kandang-red), Batavia Union berhasil finish di empat besar klasemen akhir. Apalagi soal sertifikasi, Beto sudah mengantongi UEFA Pro.
Begitupun, Beto tak menutup diri jika nantinya PSMS berubah pikiran dan jadi menggunakan tenaganya mengarsiteki PSMS.
“Peluang apakah saya mau di PSMS, itu tergantung komunikasi antara konsorsium dan PSMS, tetapi secara pribadi, peluang itu kecil karena orang PSMS tidak mau saya,” ungkapnya.
Sebelumnya penolakan terhadap Beto dikarenakan alasan fanatisme kedaerahan. Pelaksana Teknis PSMS, Suharto, mengatakan pihaknya akan lebih memprioritaskan pelatih lokal untuk membesut Osas Saha pada kompetisi nanti.
Tuesday, October 18, 2011
Penunjukan Roberto Bianci Sebagai Pelatih PSMS Diprotes
Pemain, pelatih dan pengurus klub PSMS Medan menolak keputusan penunjukkan Roberto Bianci sebagai pelatih oleh pemilik atau owner klub itu, PT Bintang Medan. Mereka menilai, penunjukan Bianci sebagai perpanjangan kebijakan pengurus yang terlibat kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI).
Pelaksana Harian Ketua PSMS, Idris, menolak keputusan owner terhadap sosok Roberto Bianci sebagai pelatih musim kompetisi nanti. “Itu keputusan konsorsium satu pekan lalu. Kami hanya diberi nama, dipaksakan Roberto Bianci sebagai pelatih,” kata Idris. Penunjukkan itu, dia menlanjutkan, “(Komitmen) dari pengurus LPI.”
Untuk menyelesaikan penunjukkan pelatih, kata Idris, pemain dan pengurus klub PSMS akan melakukan pertemuan dengan konsorsium. “Rabu depan kami bertemu dengan owner, membicarakan pelatih,” katanya.
Idris menyatakan, alasan penolakan terhadap pelatih asal Spanyol itu diantaranya karena minim prestasi. “Lihat saja klub Batavia Union yang dilatihnya,” kata Idris. Alasan penolakan lainnya keinginan pecinta PSMS terhadap pelatih putra daerah. “Juga soal biaya,” ujar Idris.
Klub PSMS dan pecinta, Idris mengklaim, akan bersikukuh memperjuangkan pelatih yang paham PSMS. “Kami dan masyarakat inginnya pelatih PSMS adalah orang-orang daerah, bekas PSMS,” kata Idris. Hingga menjelang kompetisi PSSI, kata dia, PSMS masih dilatih oleh Suharto. (Soetana Monang Hasibuan/tempo)
Pelaksana Harian Ketua PSMS, Idris, menolak keputusan owner terhadap sosok Roberto Bianci sebagai pelatih musim kompetisi nanti. “Itu keputusan konsorsium satu pekan lalu. Kami hanya diberi nama, dipaksakan Roberto Bianci sebagai pelatih,” kata Idris. Penunjukkan itu, dia menlanjutkan, “(Komitmen) dari pengurus LPI.”
Untuk menyelesaikan penunjukkan pelatih, kata Idris, pemain dan pengurus klub PSMS akan melakukan pertemuan dengan konsorsium. “Rabu depan kami bertemu dengan owner, membicarakan pelatih,” katanya.
Idris menyatakan, alasan penolakan terhadap pelatih asal Spanyol itu diantaranya karena minim prestasi. “Lihat saja klub Batavia Union yang dilatihnya,” kata Idris. Alasan penolakan lainnya keinginan pecinta PSMS terhadap pelatih putra daerah. “Juga soal biaya,” ujar Idris.
Klub PSMS dan pecinta, Idris mengklaim, akan bersikukuh memperjuangkan pelatih yang paham PSMS. “Kami dan masyarakat inginnya pelatih PSMS adalah orang-orang daerah, bekas PSMS,” kata Idris. Hingga menjelang kompetisi PSSI, kata dia, PSMS masih dilatih oleh Suharto. (Soetana Monang Hasibuan/tempo)
PSMS Tidak Pakai Oyedepo
Oyedepo George, eks libero Persiku Kudus dipastikan terdepak dari seleksi tim PSMS. Dari hasil evaluasi selama dua pekan dia dinilai belum mampu mengakomodir kebutuhan tim. Pendepakan Oyodepo George dan hengkangnya Stephen Nagbe Mennoh praktis menyisakan satu pemain asing, Ikpefua Osas Saha.
Itu berarti PSMS belum memenuhi kuota baku pemain asing, 3+1 (3 pemain asing non Asia dan satu pemain Asia). Namun, ancang-ancang sudah dilakukan. PSMS akan mendatangkan Anderson da Silva (Mitra Kukar) serta seorang pemain Asia yang akan menjadi tandem Osas Saha.
Bakal Asisten pelatih Roekinoy menyebutkan kepastian Anderson mengharuskan pihaknya mencari seorang pemain asing non Asia lagi. Guna mengisi lubang di lini tengah yang ditinggalkan Stephen Nagbe Mennoh. “Khusus pemain Asia sedang dalam proses penjajakan. Yang pasti posisinya penyerang. Karena itu belum bisa saya sebut nama,” katanya, Minggu (16/10).
Di barisan pertahanan yang dinilai masih rapuh, Anderson akan diduetkan dengan Viktor Ikbonefo (eks libero Persipura yang sudah dinaturalisasi). “Barisan pertahanan harus kokoh dan solid. Karena klub-klub liga super mengoleksi deretan penyerang cepat dan mumpuni. Ini pula yang jadi alasan utama kita memulangkan Oyodepo George,” tutur Kinoy lagi.
Sinyalemen pencoretan Oyedepo menguat saat dirinya tidak termasuk di antara 18 pemain yang mendapat dana segar dari PSMS sebagai uang tanda jadi.
Dua pemain asing seperti Stephen Mennoh dan Ikpefua Osas Marvelous mendapat masing-masing 10 juta, sementara pemain lokal menerima 4 juta rupiah dan dua pemain magang masing-masing memperoleh dua juta rupiah.
Suharto AD senada Roekinoy menyebutkan Oyodepo tidak memiliki akselerasi dalam mengawal penyerang lawan. Klimaksnya, saat uji coba melawan Pra Pon Sumut di Bah Jambi, Sabtu lalu. Ia kesulitan mengantisipasi penetrasi dan beberapa kali melakukan blunder.
“Kami harus mencoretnya, kami tidak punya pilihan karena George tidak memantaskan diri mengisi posisi libero. Barangkali faktor usia mengekangnya bergerak cepat dan refleks dalam antisipasi serangan. Akan didatangkan pemain asing lagi dan itu akan berkoordinasi lebih dulu dengan pelatih kepala yang datang selasa nanti,” katanya.
Di tempat terpisah George tidak berkeberatan dengan keputusan itu. Hanya ia menyayangkan telah menghabiskan waktu lama atas ketidakjelasan di PSMS. Menurutnya klub lamanya, Persiku Kudus terus menghubunginya.
“Saya tidak pernah seleksi selama ini. Cukup dua atau tiga hari untuk memberi keputusan. Harusnya mereka tahu saya bukan orang baru di liga ini. Di Sleman saya tiga tahun dan saya juga pernah di Persema,” terangnya.
George beralasan tidak mengeluarkan kemampuan maksimal karena tidak ingin cedera. Laga uji coba disebutnya memiliki level setara dengan kompetisi resmi. Jika pada saat uji coba tampil ngotot, riskan terkena cidera. Resiko itu yang paling dikuatirkannya. (saz/sumutpos)
Itu berarti PSMS belum memenuhi kuota baku pemain asing, 3+1 (3 pemain asing non Asia dan satu pemain Asia). Namun, ancang-ancang sudah dilakukan. PSMS akan mendatangkan Anderson da Silva (Mitra Kukar) serta seorang pemain Asia yang akan menjadi tandem Osas Saha.
Bakal Asisten pelatih Roekinoy menyebutkan kepastian Anderson mengharuskan pihaknya mencari seorang pemain asing non Asia lagi. Guna mengisi lubang di lini tengah yang ditinggalkan Stephen Nagbe Mennoh. “Khusus pemain Asia sedang dalam proses penjajakan. Yang pasti posisinya penyerang. Karena itu belum bisa saya sebut nama,” katanya, Minggu (16/10).
Di barisan pertahanan yang dinilai masih rapuh, Anderson akan diduetkan dengan Viktor Ikbonefo (eks libero Persipura yang sudah dinaturalisasi). “Barisan pertahanan harus kokoh dan solid. Karena klub-klub liga super mengoleksi deretan penyerang cepat dan mumpuni. Ini pula yang jadi alasan utama kita memulangkan Oyodepo George,” tutur Kinoy lagi.
Sinyalemen pencoretan Oyedepo menguat saat dirinya tidak termasuk di antara 18 pemain yang mendapat dana segar dari PSMS sebagai uang tanda jadi.
Dua pemain asing seperti Stephen Mennoh dan Ikpefua Osas Marvelous mendapat masing-masing 10 juta, sementara pemain lokal menerima 4 juta rupiah dan dua pemain magang masing-masing memperoleh dua juta rupiah.
Suharto AD senada Roekinoy menyebutkan Oyodepo tidak memiliki akselerasi dalam mengawal penyerang lawan. Klimaksnya, saat uji coba melawan Pra Pon Sumut di Bah Jambi, Sabtu lalu. Ia kesulitan mengantisipasi penetrasi dan beberapa kali melakukan blunder.
“Kami harus mencoretnya, kami tidak punya pilihan karena George tidak memantaskan diri mengisi posisi libero. Barangkali faktor usia mengekangnya bergerak cepat dan refleks dalam antisipasi serangan. Akan didatangkan pemain asing lagi dan itu akan berkoordinasi lebih dulu dengan pelatih kepala yang datang selasa nanti,” katanya.
Di tempat terpisah George tidak berkeberatan dengan keputusan itu. Hanya ia menyayangkan telah menghabiskan waktu lama atas ketidakjelasan di PSMS. Menurutnya klub lamanya, Persiku Kudus terus menghubunginya.
“Saya tidak pernah seleksi selama ini. Cukup dua atau tiga hari untuk memberi keputusan. Harusnya mereka tahu saya bukan orang baru di liga ini. Di Sleman saya tiga tahun dan saya juga pernah di Persema,” terangnya.
George beralasan tidak mengeluarkan kemampuan maksimal karena tidak ingin cedera. Laga uji coba disebutnya memiliki level setara dengan kompetisi resmi. Jika pada saat uji coba tampil ngotot, riskan terkena cidera. Resiko itu yang paling dikuatirkannya. (saz/sumutpos)
Monday, October 17, 2011
Murrpy Cedera
Lagi-lagi seleksi pemain yang digelar Gresik United (GU) memakan korban legiun asing. Setelah beberapa saat yang lalu tim berjuluk Laskar Joko Samudro ini mendepak mantan gelandang andalannya, Luis Pena, maka kali ini giliran stopper Liberia Murphy Kumonple Nagbe yang harus angkat kaki.
Alasannya, pemain yang pernah dua musim memperkuat PSMS Medan ini kondisi fisiknya sudah tidak memenuhi syarat alias mengalami cedera. Praktis, namanya sudah tidak bisa lagi dimasukkan dalam persaingan memperebutkan jatah satu pemain non Asia di GU. Sebelumnya sudah ada James Koko Lomell yang 90 persen bakal mem perkuat GU.
“Saya sejak awal memang sudah melihat ada satu kejanggalan di kakinya. Walaupun dia selama ini tidak bilang kepada saya, tapi saya sudah tahu kalau dia mengalami cedera. Makanya kami kemudian melepas dia,” ucap pelatih kepala GU Freddy Muli kemarin (15/10).
Sebenarnya, banyak pihak yang menduga bahwa ia berpeluang besar mengikuti jejak rekan sekompatriotnya, James Koko. Selain belum adanya legiun asing di posisi stopper, faktor kedekatannya sebagai mantan anak asuh Freddy di PSMS menjadi modal pentingnya. Namun, Freddy ternyata bersikap obyektif dalam merekrut pemain.
Cedera yang dialami mantan kapten timnas Liberia ini sudah tampak jelas saat dia absen dari seleksi pada Senin pekan lalu (10/10). Akan tetapi, cedera itu ternyata bukan terjadi pada saat seleksi ini saja. Bahkan, menurut pantauan Freddy, cedera itu sudah lama diderita Murphy. (ren/jpnn)
Alasannya, pemain yang pernah dua musim memperkuat PSMS Medan ini kondisi fisiknya sudah tidak memenuhi syarat alias mengalami cedera. Praktis, namanya sudah tidak bisa lagi dimasukkan dalam persaingan memperebutkan jatah satu pemain non Asia di GU. Sebelumnya sudah ada James Koko Lomell yang 90 persen bakal mem perkuat GU.
“Saya sejak awal memang sudah melihat ada satu kejanggalan di kakinya. Walaupun dia selama ini tidak bilang kepada saya, tapi saya sudah tahu kalau dia mengalami cedera. Makanya kami kemudian melepas dia,” ucap pelatih kepala GU Freddy Muli kemarin (15/10).
Sebenarnya, banyak pihak yang menduga bahwa ia berpeluang besar mengikuti jejak rekan sekompatriotnya, James Koko. Selain belum adanya legiun asing di posisi stopper, faktor kedekatannya sebagai mantan anak asuh Freddy di PSMS menjadi modal pentingnya. Namun, Freddy ternyata bersikap obyektif dalam merekrut pemain.
Cedera yang dialami mantan kapten timnas Liberia ini sudah tampak jelas saat dia absen dari seleksi pada Senin pekan lalu (10/10). Akan tetapi, cedera itu ternyata bukan terjadi pada saat seleksi ini saja. Bahkan, menurut pantauan Freddy, cedera itu sudah lama diderita Murphy. (ren/jpnn)
CEO PSMS temui titik terang
MEDAN - Ketidakjelasan kondisi PSMS Medan perihal manajemen yang belum terbentuk dan sosok CEO yang belum juga ditentukan tampaknya akan segera tercerahkan.
Pasalnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) konsorsium yang tergabung dalam PT Bestari Medan Metropolitan direncanakan 18 Oktober mendatang.
“Untuk PSMS tidak ada masalah. Konsorsium Selasa (18/10) akan datang ke Medan untuk bertemu dengan Pak Wali (Walikota) untuk menyelesaikan PSMS,” ujar Benny Tomasoa yang menjadi perwakilan PSMS saat manager meeting dengan PT Liga Prima Indonesia.
Lalu siapa sosok CEO yang selama ini dinanti-nanti? Ada tiga nama yang beredar. Mantan asisten manajer PSMS musim lalu, Benny Tomasoa, Mantan manajer PSMS dua musim lalu, Hendra DS dan Ketua IMI Sumut, Musa Rajeckshah alias Ijeck.
Sedangkan CEO Bintang Medan, Dityo Pramono kansnya semakin menipis.
Menurut salah seorang sumber yang engan disebutkan namanya, menyebutkan tiga nama tersebut menjadi rekomendasi Ketua Umum, Rahudman Harahap. "Kansnya sama kuat. Tapi nama Ijeck dan Bento sangat kencang. Ijeck karena memang punya kekuatan modal, tapi kurang memahami sepakbola. Bento dikarenakan sosok kompromis dan sodoran dari Idris. Hendra DS paling memahami sepakbola, tapi dibanding Bento dan Ijeck persentasenya kecil," katanya.
Benny Tomasoa tak menampik kansnya duduk sebagai CEO. Meskipun ia mengaku tak mencalonkan diri. "Saya tidak bilang sebagai calon CEO. Membangun PSMS bukan mesti jadi CEO. Saya termotivasi karena PSMS masuk level satu, lagian pak Idris meminta saya tetap di tim," katanya.
Selain itu menariknya posisi CEO PSMS sempat menjadi pemicu kericuhan saat PSMS menghadiri manager meeting dengan PT Liga Prima Indonesia Sportindo kemarin malam. Ketika itu Benny Tomasoa dan Dityo Pramono yang sama-sama mengaku utusan PSMS terlibat adu mulut.
Benny membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, perselisihan terjadi, lantaran, Dityo, menurutnya mengaku sebagai CEO PSMS di rapat tersebut. “Buat saja terserah siapa yang jadi CEO, tapi janganlah seperti Dityo, apalagi dia mengeluarkan statemen, kalau tidak karena dia PSMS tidak akan ada di level satu. Siapa dia rupanya di Medan masih banyak yang lebih berkompeten untuk jadi CEO. Saya hanya masih menghargai Sihar (Sitorus) makanya tidak berlanjut perdebatan kami. CEO itu, Pak Wali yang menentukan. Pertimbangan saya, yang penting sudah abang lapor ke Idris dan Pak Wali,” tuturnya.
Sementara calon CEO lainnya, Ijeck yang sebelumnya sempat dihubung-hubungkan dengan Pro Duta FC saat dikonfirmasi belum mau berkomentar. “ Nanti saja ya, tunggu seluruh aturannya (bc. regulasi PSSI) jelas," ujarnya.
Pasalnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) konsorsium yang tergabung dalam PT Bestari Medan Metropolitan direncanakan 18 Oktober mendatang.
“Untuk PSMS tidak ada masalah. Konsorsium Selasa (18/10) akan datang ke Medan untuk bertemu dengan Pak Wali (Walikota) untuk menyelesaikan PSMS,” ujar Benny Tomasoa yang menjadi perwakilan PSMS saat manager meeting dengan PT Liga Prima Indonesia.
Lalu siapa sosok CEO yang selama ini dinanti-nanti? Ada tiga nama yang beredar. Mantan asisten manajer PSMS musim lalu, Benny Tomasoa, Mantan manajer PSMS dua musim lalu, Hendra DS dan Ketua IMI Sumut, Musa Rajeckshah alias Ijeck.
Sedangkan CEO Bintang Medan, Dityo Pramono kansnya semakin menipis.
Menurut salah seorang sumber yang engan disebutkan namanya, menyebutkan tiga nama tersebut menjadi rekomendasi Ketua Umum, Rahudman Harahap. "Kansnya sama kuat. Tapi nama Ijeck dan Bento sangat kencang. Ijeck karena memang punya kekuatan modal, tapi kurang memahami sepakbola. Bento dikarenakan sosok kompromis dan sodoran dari Idris. Hendra DS paling memahami sepakbola, tapi dibanding Bento dan Ijeck persentasenya kecil," katanya.
Benny Tomasoa tak menampik kansnya duduk sebagai CEO. Meskipun ia mengaku tak mencalonkan diri. "Saya tidak bilang sebagai calon CEO. Membangun PSMS bukan mesti jadi CEO. Saya termotivasi karena PSMS masuk level satu, lagian pak Idris meminta saya tetap di tim," katanya.
Selain itu menariknya posisi CEO PSMS sempat menjadi pemicu kericuhan saat PSMS menghadiri manager meeting dengan PT Liga Prima Indonesia Sportindo kemarin malam. Ketika itu Benny Tomasoa dan Dityo Pramono yang sama-sama mengaku utusan PSMS terlibat adu mulut.
Benny membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, perselisihan terjadi, lantaran, Dityo, menurutnya mengaku sebagai CEO PSMS di rapat tersebut. “Buat saja terserah siapa yang jadi CEO, tapi janganlah seperti Dityo, apalagi dia mengeluarkan statemen, kalau tidak karena dia PSMS tidak akan ada di level satu. Siapa dia rupanya di Medan masih banyak yang lebih berkompeten untuk jadi CEO. Saya hanya masih menghargai Sihar (Sitorus) makanya tidak berlanjut perdebatan kami. CEO itu, Pak Wali yang menentukan. Pertimbangan saya, yang penting sudah abang lapor ke Idris dan Pak Wali,” tuturnya.
Sementara calon CEO lainnya, Ijeck yang sebelumnya sempat dihubung-hubungkan dengan Pro Duta FC saat dikonfirmasi belum mau berkomentar. “ Nanti saja ya, tunggu seluruh aturannya (bc. regulasi PSSI) jelas," ujarnya.
PSMS akan selesaikan masalah
MEDAN – Kompetisi Liga Prima Indonesia yang hanya tinggal menyisakan beberapa hari saja membuat salah satu kontestan Liga Prima Indonesia, Persatuan Sepakbola Medan Sekitarnya (PSMS) dituntut untuk segera menyelesaikan sejumlah masalah yang saat ini mengelilingi klub yang berjuluk ayam kinantan ini.
Masih kosongnya posisi Chief Executive Officer (CEO) dan masih belum jelasnya kontrak para pengurus di PSMS adalah sederet masalah yang harus diselesaikan oleh klub ini.
Banyak pihak yang pesimis melihat kiprah PSMS dalam mengarungi kompetisi Liga Prima Indonesia. Namun lain halnya bagi Rafriandi Nasution, pengamat sepakbola Sumatera Utara, mengungkapkan sikap optimisnya. “Harus optimis donk, jangan pesimis,” ujarnya kepada Waspada Online, tadi malam.
Rafriandi menyakini bahwa badai masalah di klub yang telah berdiri sejak tahun 1950 ini akan berakhir.
Menurutnya ada beberapa hal yang membuat dirinya optimis bahwa masalah ini akan selesai, yakni PSMS sudah membentuk komisaris untuk memilih siapa CEO klub, lalu terpilihnya Walikota Medan, Rahudman Harahap, sebagai Ketua Umum PSMS.
Kemudian datangnya perwakilan dari Asian Footbal Confederation (AFC) untuk mengevaluasi persiapan PSMS seperti manajemen klub, kelayakan stadion teladan, dan sebagainya. Rekrutmen pemain juga sudah berjalan dengan baik. Dan yang terakhir ialah PSMS telah mengutus Benny Tomasoa dalam CEO Meeting. “5 poin tersebut ialah beberapa hal yang membuat saya optimis, kalau untuk stadion teladan saya kira akan rampun dalam waktu dekat,” tambahnya.
Namun saat dicecar pertanyaan seputar masalah yang membelit klub yang pernah meraih posisi runner-up pada perhelatan Liga Indonesia musim 2007 ini dirinya tidak dapat menyangkal. “Memang ada beberapa masalah yang masih mendera PSMS, kontrak para pengurus dan belum ditunjuknya CEO klub adalah masalah utama klub. Semoga ini cepat terselesaikan,” harapnya.
Masih kosongnya posisi Chief Executive Officer (CEO) dan masih belum jelasnya kontrak para pengurus di PSMS adalah sederet masalah yang harus diselesaikan oleh klub ini.
Banyak pihak yang pesimis melihat kiprah PSMS dalam mengarungi kompetisi Liga Prima Indonesia. Namun lain halnya bagi Rafriandi Nasution, pengamat sepakbola Sumatera Utara, mengungkapkan sikap optimisnya. “Harus optimis donk, jangan pesimis,” ujarnya kepada Waspada Online, tadi malam.
Rafriandi menyakini bahwa badai masalah di klub yang telah berdiri sejak tahun 1950 ini akan berakhir.
Menurutnya ada beberapa hal yang membuat dirinya optimis bahwa masalah ini akan selesai, yakni PSMS sudah membentuk komisaris untuk memilih siapa CEO klub, lalu terpilihnya Walikota Medan, Rahudman Harahap, sebagai Ketua Umum PSMS.
Kemudian datangnya perwakilan dari Asian Footbal Confederation (AFC) untuk mengevaluasi persiapan PSMS seperti manajemen klub, kelayakan stadion teladan, dan sebagainya. Rekrutmen pemain juga sudah berjalan dengan baik. Dan yang terakhir ialah PSMS telah mengutus Benny Tomasoa dalam CEO Meeting. “5 poin tersebut ialah beberapa hal yang membuat saya optimis, kalau untuk stadion teladan saya kira akan rampun dalam waktu dekat,” tambahnya.
Namun saat dicecar pertanyaan seputar masalah yang membelit klub yang pernah meraih posisi runner-up pada perhelatan Liga Indonesia musim 2007 ini dirinya tidak dapat menyangkal. “Memang ada beberapa masalah yang masih mendera PSMS, kontrak para pengurus dan belum ditunjuknya CEO klub adalah masalah utama klub. Semoga ini cepat terselesaikan,” harapnya.
Roberto Bianchi bakal latih PSMS?
MEDAN - Genap sebulan, pembentukan skuad PSMS, namun belum juga ada sosok pelatih kepala. Pasca membatalkan kerjasama Abdul Rahman Gurning, praktis Ayam Kinantan memulai kembali pencarian calon suksesor.
Titik terang kini muncul. Pelaksana Teknis, Benny Tomasoa yang baru kembali dari Jakarta menghadiri manager meeting memastikan sosok pelatih dari konsorsium. "Saya sudah bertemu konsorsium dan mereka merekomendasikan pelatih. Konsorsium akan hadir Selasa (15/10) dan disitu semuanya akan lebih jelas," ujar Benny, hari ini.
Namun soal nama, Benny tidak bisa disebutkan secara pasti. "Dia biasa dipanggil Beto. Nama aslinya saya kurang tahu," ujarnya.
Merujuk nama Beto yang dilontarkan Benny hampir dipastikan mengarah ke Roberto Bianchi, eks pelatih Batavia Union. Pelatih asal Brazil itu akrab disapa Beto. " Ya mungkin juga nama yang kalian maksud," ujarnya saat wartawan menyebutkan Roberto Bianchi.
Menilik kapasitas Beto bisa dibilang cukup mumpuni. Ia mampu membawa Batavia Union bersaing di papan atas klasemen. Finish di posisi enam tentu prestasi yang lumayan baik.
Selain itu tentunya ia sudah memenuhi persyaratan lisensi minimal A AFC. Beto sudah engantongi sertifikat UEFA PRO. Beto juga tak kalah soal pengalamannya dengan rekam jejak di beberapa klub internasional seperti Zamora FC, Ciuded de Muscia, Mato Grosso de Sul, Bullense, dan Beijing Guoan FC.
Kedatangan calon pelatih dari konsorsium itu dibarengi dengan sinyalemen bakal hadirnya lima pemain baru. Ini sudah menjadi kebiasaan dimana pelatih selalu punya pemain yang direkomendasikannya.
Menanggapi hal ini, bakal Asisten Pelatih PSMS, Roekinoy menyambut positif. "Katanya pelatih baru nanti akan bawa lima pemain. Ya tidak masalah. Tapi akan dilihat juga kemampuannya," kata Roekinoy.
Apalagi PSMS memang membutuhkan tambahan pemain. Total skuad PSMS (masih seleksi-red)berjumlah 20 orang. Belum termasuk Jecky Pasarella dan Alamsyah Nasution yang bergabung belakangan. Kompetisi dengan jadwal padat tak ayal mengharuskan PSMS melakukan sistem rotasi
pemain.
Titik terang kini muncul. Pelaksana Teknis, Benny Tomasoa yang baru kembali dari Jakarta menghadiri manager meeting memastikan sosok pelatih dari konsorsium. "Saya sudah bertemu konsorsium dan mereka merekomendasikan pelatih. Konsorsium akan hadir Selasa (15/10) dan disitu semuanya akan lebih jelas," ujar Benny, hari ini.
Namun soal nama, Benny tidak bisa disebutkan secara pasti. "Dia biasa dipanggil Beto. Nama aslinya saya kurang tahu," ujarnya.
Merujuk nama Beto yang dilontarkan Benny hampir dipastikan mengarah ke Roberto Bianchi, eks pelatih Batavia Union. Pelatih asal Brazil itu akrab disapa Beto. " Ya mungkin juga nama yang kalian maksud," ujarnya saat wartawan menyebutkan Roberto Bianchi.
Menilik kapasitas Beto bisa dibilang cukup mumpuni. Ia mampu membawa Batavia Union bersaing di papan atas klasemen. Finish di posisi enam tentu prestasi yang lumayan baik.
Selain itu tentunya ia sudah memenuhi persyaratan lisensi minimal A AFC. Beto sudah engantongi sertifikat UEFA PRO. Beto juga tak kalah soal pengalamannya dengan rekam jejak di beberapa klub internasional seperti Zamora FC, Ciuded de Muscia, Mato Grosso de Sul, Bullense, dan Beijing Guoan FC.
Kedatangan calon pelatih dari konsorsium itu dibarengi dengan sinyalemen bakal hadirnya lima pemain baru. Ini sudah menjadi kebiasaan dimana pelatih selalu punya pemain yang direkomendasikannya.
Menanggapi hal ini, bakal Asisten Pelatih PSMS, Roekinoy menyambut positif. "Katanya pelatih baru nanti akan bawa lima pemain. Ya tidak masalah. Tapi akan dilihat juga kemampuannya," kata Roekinoy.
Apalagi PSMS memang membutuhkan tambahan pemain. Total skuad PSMS (masih seleksi-red)berjumlah 20 orang. Belum termasuk Jecky Pasarella dan Alamsyah Nasution yang bergabung belakangan. Kompetisi dengan jadwal padat tak ayal mengharuskan PSMS melakukan sistem rotasi
pemain.
Calon Pemain PSMS Medan Kabur lagi....?
Pemberian uang tanda keseriusan PSMS Medan untuk mengikat gelandang Stephen Nagbe Mennoh tidak lantas membuatnya bertahan. Jumat (15/10) malam, pemain berpaspor Liberia itu akhirnya memutuskan angkat koper.
Sebelumnya Mennoh juga sudah dua kali hendak hengkang. Namun urung, karena "angin surga" dari pengurus.
Lamanya proses penandatanganan kontrak pemain ditengarai membuat Stephen Mennoh meninggalkan proses perekrutan tim berjuluk Ayam Kinantan itu. Dugaan kepergiannya diperkuat dengan tidak hadir pada saat uji coba melawan tim sepakbola Pra PON di Bah Jambi kemarin.
Kepergian Mennoh dari Mes Kebun Bunga telah diketahui pengurus klub PSMS. Namun pengurus berkilah bahwa Mennoh pergi untuk memperpanjang dokumen Kartu Izin Tinggal Sementara (Kitas) nya sebagai pemain ekspatriat.
Calon asisten pelatih PSMS, Roekinoy yang dikonfirmasi sesaat sebelum latih tanding mengatakan, Mennoh meminta izin ke Jakarta untuk mengurus Kitas. (Randy Hutagaol/tribunmedan)
Sebelumnya Mennoh juga sudah dua kali hendak hengkang. Namun urung, karena "angin surga" dari pengurus.
Lamanya proses penandatanganan kontrak pemain ditengarai membuat Stephen Mennoh meninggalkan proses perekrutan tim berjuluk Ayam Kinantan itu. Dugaan kepergiannya diperkuat dengan tidak hadir pada saat uji coba melawan tim sepakbola Pra PON di Bah Jambi kemarin.
Kepergian Mennoh dari Mes Kebun Bunga telah diketahui pengurus klub PSMS. Namun pengurus berkilah bahwa Mennoh pergi untuk memperpanjang dokumen Kartu Izin Tinggal Sementara (Kitas) nya sebagai pemain ekspatriat.
Calon asisten pelatih PSMS, Roekinoy yang dikonfirmasi sesaat sebelum latih tanding mengatakan, Mennoh meminta izin ke Jakarta untuk mengurus Kitas. (Randy Hutagaol/tribunmedan)
Friday, October 14, 2011
PSMS Tidak serius Menanggapi Rekomendasi AFC
MEDAN – Hingga batas akhir rekomendasi Asian Football Federation (AFC) tentang perbaikan sejumlah bagian Stadion Teladan Medan, masih banyak yang belum dikerjakan. AFC sebelumnya memberikan deadline dua minggu sejak inspeksi di Stadion Teladan akhir September lalu bagi PSMS untuk membenahi Teladan.
Beberapa bagian menjadi perhatian AFC untuk ditindaklanjuti pembenahannya sebagai persyaratan pengajuan homebase. Bagian-bagian yang dimaksud antara lain ruang doping, pengawas pertandingan, wasit, mixed zone serta beberapa ruangan lainnya di Stadion Teladan. Namun, pekerjaan rumah (PR) itu belum mampu dipenuhi PSMS hingga saat ini. Padahal deadline diberikan hingga besok.
Kepala Dinas Pertamanan, Erwin Lubis saat dikonfirmasi mengatakan, sebagai pengelola stadion tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sudah dirampungkan. Perbaikan rumput lapangan, bench pemain, dan penata cahayaan berkapasitas daya 100 ribu watt sudah dilakukan.
“Kalau item-item renovasi gedung rekomendasi AFC bukan tupoksi saya. Itu domain Dinas Perkim. Bukan saya yang berkoordinasi dengan mereka tapi Idris, kan dia pengurus PSMS,” ujarnya.
Sementara itu Kadis Perkim, Iriadi Irawadi tidak dapat dikonfirmasi terkait hal ini. “Maaf, saya sedang presentasi di USAID di Jakarta, nanti aja ya,” demikian balasan pesan layanan singkat yang diberikannya.
Sebelumnya Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap berjanji akan menyelesaikan kekurangan pada tanggal 10 Oktober. Namun, yang terjadi kondisinya berbeda.
Menanggapi kondisi ini, Pelaksana Teknis PSMS, Idris membantah pengerjaan stadion belum dilakukan. Mantan manajer musim lalu mengaku seluruh dokumen yang diminta AFC sudah rampung. “Pokoknya, semua dokumen soal stadion sudah selesai,” katanya.
Beberapa bagian menjadi perhatian AFC untuk ditindaklanjuti pembenahannya sebagai persyaratan pengajuan homebase. Bagian-bagian yang dimaksud antara lain ruang doping, pengawas pertandingan, wasit, mixed zone serta beberapa ruangan lainnya di Stadion Teladan. Namun, pekerjaan rumah (PR) itu belum mampu dipenuhi PSMS hingga saat ini. Padahal deadline diberikan hingga besok.
Kepala Dinas Pertamanan, Erwin Lubis saat dikonfirmasi mengatakan, sebagai pengelola stadion tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sudah dirampungkan. Perbaikan rumput lapangan, bench pemain, dan penata cahayaan berkapasitas daya 100 ribu watt sudah dilakukan.
“Kalau item-item renovasi gedung rekomendasi AFC bukan tupoksi saya. Itu domain Dinas Perkim. Bukan saya yang berkoordinasi dengan mereka tapi Idris, kan dia pengurus PSMS,” ujarnya.
Sementara itu Kadis Perkim, Iriadi Irawadi tidak dapat dikonfirmasi terkait hal ini. “Maaf, saya sedang presentasi di USAID di Jakarta, nanti aja ya,” demikian balasan pesan layanan singkat yang diberikannya.
Sebelumnya Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap berjanji akan menyelesaikan kekurangan pada tanggal 10 Oktober. Namun, yang terjadi kondisinya berbeda.
Menanggapi kondisi ini, Pelaksana Teknis PSMS, Idris membantah pengerjaan stadion belum dilakukan. Mantan manajer musim lalu mengaku seluruh dokumen yang diminta AFC sudah rampung. “Pokoknya, semua dokumen soal stadion sudah selesai,” katanya.
Perlengkapan dari AFC soal Teladan belum rampung
MEDAN – Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) memberikan deadline dua minggu sejak inspeksi di Stadion Teladan akhir September lalu bagi PSMS Medan untuk membenahi Stadion Teladan. Beberapa bagian menjadi perhatian AFC untuk ditindaklanjuti pembenahannya sebagai persyaratan pengajuan homebase.
Bagian-bagian yang dimaksud antara lain ruang doping, pengawas pertandingan, wasit, mixed zone serta beberapa ruangan lainnya. Namun pekerjaan rumah (PR) itu belum mampu dipenuhi PSMS hingga saat ini. Padahal deadline diberikan hingga besok.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertamanan, Erwin Lubis, mengatakan sebagai pengelola stadion tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sudah dirampungkan. Perbaikan rumput lapangan, bench pemain, dan penata pencahayaan berkapasitas daya 100 ribu watt sudah dilakukan.
“Kalau item-item renovasi gedung rekomendasi AFC bukan tupoksi saya. Itu domain Dinas Perkim. Bukan saya yang berkoordinasi dengan mereka tapi Idris, kan dia pengurus PSMS,” ujarnya.
Sementara itu, Iriadi Irawadi yang juga Kadis Perkim tidak dapat dikonfirmasi terkait hal ini. “Maaf, saya sedang presentasi di USAID di Jakarta, nanti aja ya,” demikian balasan pesan layanan singkat yang diberikannya.
Sebelumnya Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap, berjanji akan menyelesaikan kekurangan pada 10 Oktober lalu. Namun yang terjadi kondisinya berbeda. Menanggapi kondisi ini, Pelaksana Teknis PSMS, Idris SE, membantah pengerjaan stadion belum dilakukan.
Mantan manajer PSMS musim lalu malah mengaku seluruh dokumen yang diminta AFC sudah rampung. “Pokoknya, semua dokumen soal stadion sudah selesai,” katanya.
Bagian-bagian yang dimaksud antara lain ruang doping, pengawas pertandingan, wasit, mixed zone serta beberapa ruangan lainnya. Namun pekerjaan rumah (PR) itu belum mampu dipenuhi PSMS hingga saat ini. Padahal deadline diberikan hingga besok.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertamanan, Erwin Lubis, mengatakan sebagai pengelola stadion tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sudah dirampungkan. Perbaikan rumput lapangan, bench pemain, dan penata pencahayaan berkapasitas daya 100 ribu watt sudah dilakukan.
“Kalau item-item renovasi gedung rekomendasi AFC bukan tupoksi saya. Itu domain Dinas Perkim. Bukan saya yang berkoordinasi dengan mereka tapi Idris, kan dia pengurus PSMS,” ujarnya.
Sementara itu, Iriadi Irawadi yang juga Kadis Perkim tidak dapat dikonfirmasi terkait hal ini. “Maaf, saya sedang presentasi di USAID di Jakarta, nanti aja ya,” demikian balasan pesan layanan singkat yang diberikannya.
Sebelumnya Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap, berjanji akan menyelesaikan kekurangan pada 10 Oktober lalu. Namun yang terjadi kondisinya berbeda. Menanggapi kondisi ini, Pelaksana Teknis PSMS, Idris SE, membantah pengerjaan stadion belum dilakukan.
Mantan manajer PSMS musim lalu malah mengaku seluruh dokumen yang diminta AFC sudah rampung. “Pokoknya, semua dokumen soal stadion sudah selesai,” katanya.
14 klub tolak jadwal, PSMS sepakat
MEDAN - PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS ) mengundang klub-klub peserta dalam mendiskusikan penjadwalan kompetisi level 1 musim ini, Kamis. Namun pertemuan membahas kompetisi itu diwarnai dengan suasana tegang akibat protes klub-klub peserta terhadap penjadwalan dan pengalihan kepengelolaan kompetisi ke PT Liga Prima.
Klub-klub menolak membahas masalah kompetisi Liga Indonesia musim ini dalam acara manager meeting itu. Mereka ingin membicarakan masalah legalitas terlebih dahulu. Sebagian besar menginginkan PSSI menjelaskan terlebih dahulu mengenai status PT Liga Indonesia, selaku pengelola kompetisi musim lalu.
Yang juga dipersoalkan adalah kompensasi komersial dari PT Liga Prima kepada klub-klub senilai Rp2 miliar. PT Liga Prima akan membayarkan bantuan secara bertahap dengan perincian Rp1 miliar per tanggal 19 Oktober dan sisanya diberikan pada 19 Januari mendatang. Beberapa klub meminta PT Liga Prima membayarkan bantuan itu sekaligus.
Kabarnya terjadi deadlock dan 14 klub menolak kompetisi digulirkan. PSMS Medan termasuk ke dalam 12 klub yang sepakat kompetisi digulirkan. Selain PSMS, klub lainnya terdiri atas Persiraja Banda Aceh, Persibo Bojonegoro, Persija Jakarta versi Hadi Basalamah, PSM Makassar, Semen Padang, Arema Indonesia, Persema Malang, Persiba Bantul, Persijap Jepara, dan Persebaya Surabaya.
Benny Tomasoa yang mengaku utusan resmi dari PSMS mengatakan pihaknya tak mempermasalahkan walaupun bantuan diberikan secara bertahap.
“Ya, ini lagi ribut dan terjadi deadlock. Klub-klub mempermasalahkan peralihan ke PT Liga Prima. juga bantuan bertahap dari PT Liga Prima,” ujar Benny saat dihubungi malam ini.
Menurut Benny, 12 klub itu juga membuat pernyataan dengan beberapa poin di antaranya meminta PT Liga Prima tetap menggulirkan kompetisi pada 15 Oktober nanti, mendesak RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) terhadap klub-klub secepatnya, dan menyetujui kompensasi komersial kepada klub-klub peserta kompetisi yang diberikan bertahap.
Klub-klub menolak membahas masalah kompetisi Liga Indonesia musim ini dalam acara manager meeting itu. Mereka ingin membicarakan masalah legalitas terlebih dahulu. Sebagian besar menginginkan PSSI menjelaskan terlebih dahulu mengenai status PT Liga Indonesia, selaku pengelola kompetisi musim lalu.
Yang juga dipersoalkan adalah kompensasi komersial dari PT Liga Prima kepada klub-klub senilai Rp2 miliar. PT Liga Prima akan membayarkan bantuan secara bertahap dengan perincian Rp1 miliar per tanggal 19 Oktober dan sisanya diberikan pada 19 Januari mendatang. Beberapa klub meminta PT Liga Prima membayarkan bantuan itu sekaligus.
Kabarnya terjadi deadlock dan 14 klub menolak kompetisi digulirkan. PSMS Medan termasuk ke dalam 12 klub yang sepakat kompetisi digulirkan. Selain PSMS, klub lainnya terdiri atas Persiraja Banda Aceh, Persibo Bojonegoro, Persija Jakarta versi Hadi Basalamah, PSM Makassar, Semen Padang, Arema Indonesia, Persema Malang, Persiba Bantul, Persijap Jepara, dan Persebaya Surabaya.
Benny Tomasoa yang mengaku utusan resmi dari PSMS mengatakan pihaknya tak mempermasalahkan walaupun bantuan diberikan secara bertahap.
“Ya, ini lagi ribut dan terjadi deadlock. Klub-klub mempermasalahkan peralihan ke PT Liga Prima. juga bantuan bertahap dari PT Liga Prima,” ujar Benny saat dihubungi malam ini.
Menurut Benny, 12 klub itu juga membuat pernyataan dengan beberapa poin di antaranya meminta PT Liga Prima tetap menggulirkan kompetisi pada 15 Oktober nanti, mendesak RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) terhadap klub-klub secepatnya, dan menyetujui kompensasi komersial kepada klub-klub peserta kompetisi yang diberikan bertahap.
PSMS BAnyak Masalah
MEDAN - Walaupun kick off kompetisi Liga Prima Indonesia dalam hitungan hari, namun Persatuan Sepakbola Medan Sekitarnya (PSMS) yang menjadi salah satu peserta Liga Prima Indonesia masih dikelilingi sejumlah masalah. Belum adanya sosok CEO dan manajemen yang belum terbentuk membuat PSMS kesulitan memaksimalkan persiapan.
Tak ayal dampaknya menyentuh persiapan teknis tim. Belum adanya sosok pelatih kepala dan kontrak pemain yang belum bisa dipastikan kapan disodorkan menjadi permasalahan yang terus dihadapi.
Pelaksana Teknis PSMS, Idris mengamini belum jelasnya kondisi yang terjadi di PSMS. Menurutnya, tidak hanya PSMS yang berada dalam keadaan itu, tetapi juga 19 klub lainnya yang melakukan kerjasama dengan pihak konsorsium.
“Tidak hanya PSMS yang seperti ini, 19 klub lainnya juga nyaris sama,” ujar Idris, kemarin.
Menurut Sekretaris umum demisioner itu, kesepakatan soal sosok Chief Executive Officer (CEO) yang masih tanda tanya berpengaruh besar pada persiapan tim. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang belum juga digelar membuat PSMS masih juga bergelut dalam ketidakpastian.
“CEO belum ada, masih menanti RUPS (rapat umum pemegang saham). Tapi calon CEO merupakan orang yang ditunjuk dan dipercayai wali kota (Rahudman Harahap),” ujar mantan manajer musim lalu ini.
Ketidakjelasan dana dari konsorsium bisa saja mengancam keberlangsungan kontrak pemain. Apalagi kondisi PSSI pusat juga tak jauh dari kegamanangan. Terbukti menjelang bergulirnya kompetisi manual liga belum juga jelas.
“Kalau untuk mengontrak, kami belum berani lantaran jadwal dan manual liga juga belum jelas. Misalnya, kalau kami kontrak pemain selama 12 bulan atau 10 bulan, sementara liga berlangsung lebih lama atau lebih cepat dari itu, kan kacau,” ucap Idris.
Tak ayal dampaknya menyentuh persiapan teknis tim. Belum adanya sosok pelatih kepala dan kontrak pemain yang belum bisa dipastikan kapan disodorkan menjadi permasalahan yang terus dihadapi.
Pelaksana Teknis PSMS, Idris mengamini belum jelasnya kondisi yang terjadi di PSMS. Menurutnya, tidak hanya PSMS yang berada dalam keadaan itu, tetapi juga 19 klub lainnya yang melakukan kerjasama dengan pihak konsorsium.
“Tidak hanya PSMS yang seperti ini, 19 klub lainnya juga nyaris sama,” ujar Idris, kemarin.
Menurut Sekretaris umum demisioner itu, kesepakatan soal sosok Chief Executive Officer (CEO) yang masih tanda tanya berpengaruh besar pada persiapan tim. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang belum juga digelar membuat PSMS masih juga bergelut dalam ketidakpastian.
“CEO belum ada, masih menanti RUPS (rapat umum pemegang saham). Tapi calon CEO merupakan orang yang ditunjuk dan dipercayai wali kota (Rahudman Harahap),” ujar mantan manajer musim lalu ini.
Ketidakjelasan dana dari konsorsium bisa saja mengancam keberlangsungan kontrak pemain. Apalagi kondisi PSSI pusat juga tak jauh dari kegamanangan. Terbukti menjelang bergulirnya kompetisi manual liga belum juga jelas.
“Kalau untuk mengontrak, kami belum berani lantaran jadwal dan manual liga juga belum jelas. Misalnya, kalau kami kontrak pemain selama 12 bulan atau 10 bulan, sementara liga berlangsung lebih lama atau lebih cepat dari itu, kan kacau,” ucap Idris.
Utusan PSMS nyaris adu jotos
AKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Meeting jelang bergulirnya kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional musim ini yang digelar PT Liga Prima Indonesia di Hotel Ambhara, Jakarta kemarin, nyaris menjadi ajang baku hantam dua perwakilan PSMS Medan.
Penyebabnya, karena Benny Tomasoa yang diutus pengurus PSMS tidak terima dengan kehadiran Dityo Pramono yang mengaku hadir sebagai wakil tim kebanggaan warga Kota Medan dan Sumut itu. Akibatnya, dua pria paruh baya ini nyaris baku hantam di tengah arena meeting.
Beruntung, PT Liga Prima selaku pelaksana regulasi kompetisi bisa menenangkan suasana. Keduanya pun diputuskan sama-sama duduk berdampingan dan menjadi wakil tim Ayam Kinantan pada rapat jajaran manajemen pengelola klub tersebut hingga usai.
"Saya adalah utusan PSMS yang sah karena mendapat surat tugas dari Ketua Umum, sedangkan dia (Dityo Pramono) hanya mengaku-ngaku saja sebagai utusan PSMS," sungut Tomasoa dengan nada geram.
"Jika saja saya tidak menghargai Pak Sihar (Sitorus) dan petinggi PSSI lainnya yang memimpin rapat, saya sudah pukul dia. Sebab omongannya membuat saya emosi karena dengan lantangnya mengatakan tidak mungkin PSMS berada di acara CEO Meeting tanpa dirinya," lanjut Tomasoa.
Pria yang juga mantan pemain PSMS Medan ini memang tampak cukup geram dengan kehadiran Dityo yang menurutnya mengaku-ngaku sebagai utusan PSMS. Pasalnya, mantan CEO Bintang Medan itu sama sekali tidak pernah terlibat dalam kepengurusan tim yang bermarkas di Stadion Kebun Bunga itu.
"Dia itu CEO Bintang Medan, bukan PSMS. Kenapa harus mengaku wakil PSMS? Ini sudah saya laporkan ke Pak Wali Kota selaku Ketua Umum PSMS melalui ajudannya," ucap Tomasoa.
Penyataan lebih pedas dilontarkan Plt Ketua Umum PSMS, Idris SE. Menurut pria yang juga Sekum PSMS Medan, sejak berdirinya tim hingga sekarang dirinya belum pernah mendengar nama Dityo Pramono. Karena itu, ia pun memastikan kehadirannya di CEO Meeting itu adalah ilegal, karena tidak dibekali surat mandat dari pengurus.
"Yang kami beri mandat untuk ikut meeting adalah Benny Tomasoa. Kalau ada orang lain yang mengaku utusan PSMS, itu tidak benar. Orang itu pasti hanya mengaku-ngaku saja dan tidak perlu digubris keberadaannya," koar Idris.
Menanggapi hal itu, Dityo menjawab enteng dan sama sekali tidak merasa ada masalah dengan hadirnya dua utusan PSMS. Menurutnya, berapapun yang hadir tetap saja membawa nama PSMS.
"Saya hadir karena ini adalah CEO Meeting. Perlu diketahui, legalitas PSMS itu menggunakan PT Bintang Medan Metropolitan. Secara kebetulan, hingga saat ini saya masih menjadi CEO di PT tersebut dan belum diganti," ucap Dityo datar.
Penyebabnya, karena Benny Tomasoa yang diutus pengurus PSMS tidak terima dengan kehadiran Dityo Pramono yang mengaku hadir sebagai wakil tim kebanggaan warga Kota Medan dan Sumut itu. Akibatnya, dua pria paruh baya ini nyaris baku hantam di tengah arena meeting.
Beruntung, PT Liga Prima selaku pelaksana regulasi kompetisi bisa menenangkan suasana. Keduanya pun diputuskan sama-sama duduk berdampingan dan menjadi wakil tim Ayam Kinantan pada rapat jajaran manajemen pengelola klub tersebut hingga usai.
"Saya adalah utusan PSMS yang sah karena mendapat surat tugas dari Ketua Umum, sedangkan dia (Dityo Pramono) hanya mengaku-ngaku saja sebagai utusan PSMS," sungut Tomasoa dengan nada geram.
"Jika saja saya tidak menghargai Pak Sihar (Sitorus) dan petinggi PSSI lainnya yang memimpin rapat, saya sudah pukul dia. Sebab omongannya membuat saya emosi karena dengan lantangnya mengatakan tidak mungkin PSMS berada di acara CEO Meeting tanpa dirinya," lanjut Tomasoa.
Pria yang juga mantan pemain PSMS Medan ini memang tampak cukup geram dengan kehadiran Dityo yang menurutnya mengaku-ngaku sebagai utusan PSMS. Pasalnya, mantan CEO Bintang Medan itu sama sekali tidak pernah terlibat dalam kepengurusan tim yang bermarkas di Stadion Kebun Bunga itu.
"Dia itu CEO Bintang Medan, bukan PSMS. Kenapa harus mengaku wakil PSMS? Ini sudah saya laporkan ke Pak Wali Kota selaku Ketua Umum PSMS melalui ajudannya," ucap Tomasoa.
Penyataan lebih pedas dilontarkan Plt Ketua Umum PSMS, Idris SE. Menurut pria yang juga Sekum PSMS Medan, sejak berdirinya tim hingga sekarang dirinya belum pernah mendengar nama Dityo Pramono. Karena itu, ia pun memastikan kehadirannya di CEO Meeting itu adalah ilegal, karena tidak dibekali surat mandat dari pengurus.
"Yang kami beri mandat untuk ikut meeting adalah Benny Tomasoa. Kalau ada orang lain yang mengaku utusan PSMS, itu tidak benar. Orang itu pasti hanya mengaku-ngaku saja dan tidak perlu digubris keberadaannya," koar Idris.
Menanggapi hal itu, Dityo menjawab enteng dan sama sekali tidak merasa ada masalah dengan hadirnya dua utusan PSMS. Menurutnya, berapapun yang hadir tetap saja membawa nama PSMS.
"Saya hadir karena ini adalah CEO Meeting. Perlu diketahui, legalitas PSMS itu menggunakan PT Bintang Medan Metropolitan. Secara kebetulan, hingga saat ini saya masih menjadi CEO di PT tersebut dan belum diganti," ucap Dityo datar.
Pemain PSMS Sudah Dipanjar Rp2-10 Juta
Sebanyak 18 pemain yang masih seleksi di PSMS ternyata sudah dipanjar. Hal itu diungkapkan Idris Sekum PSMS kemarin (13/10). Panjar pemain rata-rata Rp4 juta, sementara legiun asing diberi uang panjar Rp10juta. Sedangkan pemain magang dipanjar rendah Rp2juta.
“Jadi totalnya Rp80 juta sudah dikucurkan,” ungkap Idris tanpa menyebut dari mana sumber dana untuk panjar pemain itu.
Menurutnya, hal ini sengaja dilakukan untuk mengikat para pemain. “Dengan melakukan hal ini, mereka sudah terikat dengan PSMS. Gak bisa lari lagi. Jadi kita harapkan juga mereka bisa lebih konsentrasi berlatih untuk meningkatkan performa permainan,” tambahnya.
Namun, ketidakjelasan dana dari konsorsium bisa jadi mengancam keberlangsungan kontrak pemain seandainya pihak konsorsium tak setuju terhadap pemain yang direkrut. Tapi, Ketum PSMS yang nantinya akan menunjuk CEO mengharuskan menyetujui pemain yang ditetapkan.
Idris juga mengaku belum berani bertindak lebih jauh. “Kalau untuk mengontrak, kami belum berani, karena jadwal dan manual liga juga belum jelas. Misalnya kalau kami kontrak pemain selama 12 bulan atau 10 bulan, sementara liga berlangsung lebih lama atau lebih cepat dari itu, bisa kacau,” katanya.
Sementara itu, tim pemandu bakat PSMS Roekinoy membenarkan ada 18 pemain yang sudah menerima uang panjar, dari 21 pemain yang saat ini lolos seleksi tahap pertama. “Selain Cucu Hidayat dan Ferry Aman Saragih, semua sudah mendapat panjar. Kenapa mereka belum dipanjar, karena mereka baru datang setelah pemanjaran pemain dilakukan. Itu juga berlaku terhadap Jacky Pasarela dan Alamsyah Nasution yang telah bergabung Rabu (12/10) lalu,” terangnya.
Sementara itu, sejak dideklarasikan kesepakatan merger dengan PT Bintang Medan 13 Agustus 2011 lalu, belum ada perkembangan positif yang terlihat di tubuh PSMS. Hingga saat ini, PSMS malah terlihat terseok-seok mempersiapkan diri mengikuti kompetisi musim mendatang.
Saat ini sudah ada 23 pemain seleksi yang lolos pada tahap awal. Kembali Idris mengakui, hal ini memang terjadi di PSMS. Namun, menurutnya hal ini bukan hanya PSMS yang mengalami. “Ini juga terjadi di 19 klub lainnya yang kerjasama dengan konsorsium,” ujarnya lagi. (saz/sumutpos)
“Jadi totalnya Rp80 juta sudah dikucurkan,” ungkap Idris tanpa menyebut dari mana sumber dana untuk panjar pemain itu.
Menurutnya, hal ini sengaja dilakukan untuk mengikat para pemain. “Dengan melakukan hal ini, mereka sudah terikat dengan PSMS. Gak bisa lari lagi. Jadi kita harapkan juga mereka bisa lebih konsentrasi berlatih untuk meningkatkan performa permainan,” tambahnya.
Namun, ketidakjelasan dana dari konsorsium bisa jadi mengancam keberlangsungan kontrak pemain seandainya pihak konsorsium tak setuju terhadap pemain yang direkrut. Tapi, Ketum PSMS yang nantinya akan menunjuk CEO mengharuskan menyetujui pemain yang ditetapkan.
Idris juga mengaku belum berani bertindak lebih jauh. “Kalau untuk mengontrak, kami belum berani, karena jadwal dan manual liga juga belum jelas. Misalnya kalau kami kontrak pemain selama 12 bulan atau 10 bulan, sementara liga berlangsung lebih lama atau lebih cepat dari itu, bisa kacau,” katanya.
Sementara itu, tim pemandu bakat PSMS Roekinoy membenarkan ada 18 pemain yang sudah menerima uang panjar, dari 21 pemain yang saat ini lolos seleksi tahap pertama. “Selain Cucu Hidayat dan Ferry Aman Saragih, semua sudah mendapat panjar. Kenapa mereka belum dipanjar, karena mereka baru datang setelah pemanjaran pemain dilakukan. Itu juga berlaku terhadap Jacky Pasarela dan Alamsyah Nasution yang telah bergabung Rabu (12/10) lalu,” terangnya.
Sementara itu, sejak dideklarasikan kesepakatan merger dengan PT Bintang Medan 13 Agustus 2011 lalu, belum ada perkembangan positif yang terlihat di tubuh PSMS. Hingga saat ini, PSMS malah terlihat terseok-seok mempersiapkan diri mengikuti kompetisi musim mendatang.
Saat ini sudah ada 23 pemain seleksi yang lolos pada tahap awal. Kembali Idris mengakui, hal ini memang terjadi di PSMS. Namun, menurutnya hal ini bukan hanya PSMS yang mengalami. “Ini juga terjadi di 19 klub lainnya yang kerjasama dengan konsorsium,” ujarnya lagi. (saz/sumutpos)
PSMS Segera Lunasi Gaji Gaston Castano
Sisa tiga bulan gaji pemain Argentina Gaston Castano ketika memperkuat PSMS Medan di Divisi Utama 2010-2011 lalu, bakal segera dilunasi oleh pihak manajemen meski hanya dua bulan yang akan dibayarkan, hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Umum PSMS Medan, Idris.
"Karena krisis dana, kita telah sepakat dengan semua pemain untuk pengurangan sisa gaji.Semua pemain sudah sepakat dengan itu, pada waktu kesepakatan tercapai kita juga memanggil Gaston, namun yang bersangkutan tidak hadir," kata Idris.
Ia mengatakan, persoalan tunggakan gaji Gaston sama dengan pemain lainnya yang memperkuat PSMS musim kompetisi Divisi Utama 2010-2011.
Semua pemain selain Gaston menyetujui permintaan pengurus PSMS mengurangi pembayaran gaji tersebut.Misalnya pemain yang tunggakannya dua bulan hanya dibayar satu bulan dan yang tiga bulan hanya dibayar dua bulan.
"Namun hanya Gaston yang ingin gajinya dibayar penuh tiga bulan. Kesimpulannya kita tetap akan membayar sisa gajinya, namun hanya dua bulan bukan tiga bulan seperti yang dia minta," katanya.
Menurut Idris, Gaston juga telah melanggar kesepakatan bahwa ketika usai putaran delapan besar di Tenggarong, Kalimantan Timur, pemain tetap akan kembali ke mess di Kebun Bunga Medan.
"Namun Gaston tidak pernah kembali ke mess, padahal masih ada sisa sekitar empat bulan lagi menjelang habisnya masa kontrak. Meski kompetisi sudah berakhir, kita juga masih butuh dia misalnya untuk laga amal maupun lainnya," katanya.
Sementara itu, masalah tunggakan sisa gaji tersebut saat ini sudah sampai ke Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Bahkan CEO APPI, Valentino Simanjuntak sudah beberapa kali berkomunikasi dengan pihak PSMS namun belum juga menghasilkan titik temu.
"APPI berusaha melakukan mediasi bagi kedua belah pihak. Pada intinya Gaston hanya meminta hal yang sederhana yakni pembayaran sisa gajinya," katanya.
(antara)
"Karena krisis dana, kita telah sepakat dengan semua pemain untuk pengurangan sisa gaji.Semua pemain sudah sepakat dengan itu, pada waktu kesepakatan tercapai kita juga memanggil Gaston, namun yang bersangkutan tidak hadir," kata Idris.
Ia mengatakan, persoalan tunggakan gaji Gaston sama dengan pemain lainnya yang memperkuat PSMS musim kompetisi Divisi Utama 2010-2011.
Semua pemain selain Gaston menyetujui permintaan pengurus PSMS mengurangi pembayaran gaji tersebut.Misalnya pemain yang tunggakannya dua bulan hanya dibayar satu bulan dan yang tiga bulan hanya dibayar dua bulan.
"Namun hanya Gaston yang ingin gajinya dibayar penuh tiga bulan. Kesimpulannya kita tetap akan membayar sisa gajinya, namun hanya dua bulan bukan tiga bulan seperti yang dia minta," katanya.
Menurut Idris, Gaston juga telah melanggar kesepakatan bahwa ketika usai putaran delapan besar di Tenggarong, Kalimantan Timur, pemain tetap akan kembali ke mess di Kebun Bunga Medan.
"Namun Gaston tidak pernah kembali ke mess, padahal masih ada sisa sekitar empat bulan lagi menjelang habisnya masa kontrak. Meski kompetisi sudah berakhir, kita juga masih butuh dia misalnya untuk laga amal maupun lainnya," katanya.
Sementara itu, masalah tunggakan sisa gaji tersebut saat ini sudah sampai ke Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Bahkan CEO APPI, Valentino Simanjuntak sudah beberapa kali berkomunikasi dengan pihak PSMS namun belum juga menghasilkan titik temu.
"APPI berusaha melakukan mediasi bagi kedua belah pihak. Pada intinya Gaston hanya meminta hal yang sederhana yakni pembayaran sisa gajinya," katanya.
(antara)
Thursday, October 13, 2011
5 PEmain Naturalisasi Masuk Timnas
Timnas Merah Putih belum menyerah. Meski peluang menembus babak selanjutnya di babak kualifikasi Piala dunia zona Asia Grup E nyaris sirna, timnas tetap akan berupaya keras.
Salah satu yang dilakukan adalah dengan menyuntikkan darah baru ke timnas. Bob Hippy, coordinator timnas, menyatakan, timnas berencana memanggil lima pemain yang baru dinaturalisasi untuk bergabung dalam pemusatan latihan yang akan mulai dilakukan awal November. Kelima pemain itu adalah Greg Nwokolo, Victor Igbonevo, Stefano Lilipaly, Tonnie Cussel, dan John van Beukering.
"Kelimanya akan kita panggil dalam pemusatan latihan nanti. Soal siapa yang akan masuk ke timnas semua terserah pelatih," kata Bob Hippy di kantor PSSI, Rabu (12/10) sore.
Bob mengungkapkan, setelah kalah dari Qatar 3-2 kemarin malam skuad timns langsung dipulangkan ke klubnya masing-masing. Mereka baru akan dipanggil lagi akhir Oktober dan mulai menjalani pemusatan latihan awal November.
Sementara itu, dua pemain yang baru dinaturalisasi, yaitu Greg Nwokolo dan Victor Igbonevo resmi bergabung dengan Pelita Jaya. Sebelumnya Greg bemain untuk Persija Jakarta dan Igbonevo berkostum Persipura Jayapura. BErgabungnya dua pemain itu menambah daftar penjang pemain naturalisasi yang berkostum Pelita Jaya. Sebelumnya yang sudah teken kontrak dengan klub milik NIrwan bakrie itu adalah Ruben Wuarbanaran, Diego Michiels, Tonnie Cussel, dan John van Beukering yang kabarnya dipinjamkan ke SC Vise (divisi II Belgia).
Kepastian bergabungnya Greg dan Igbonevo ke Pelita Jaya diungkapkan salah satu direktur klub berjuluk The Young Guns itu, Iman Arif. "Ya, Greg dan Igbonevo sudah resmi bergabung dengan Pelita," kata Iman.
Kekuatan Pelita bisa jadi kian tangguh karena kapten timnas Bambang Pamungkas yang tengah bingung dengan kondisi di Persija kabarnya juga akan menyeberang ke Pelita Jaya. Pelita Jaya adalah salah satu klub yang paling siap mengarungi kompetisi musim 2011/2012.
Bulan lalu Pelita menjalani pemusatan latihan di Bali. Setelah itu mereka melanjutkannya di Sawangan. (ali/jawapos)
Salah satu yang dilakukan adalah dengan menyuntikkan darah baru ke timnas. Bob Hippy, coordinator timnas, menyatakan, timnas berencana memanggil lima pemain yang baru dinaturalisasi untuk bergabung dalam pemusatan latihan yang akan mulai dilakukan awal November. Kelima pemain itu adalah Greg Nwokolo, Victor Igbonevo, Stefano Lilipaly, Tonnie Cussel, dan John van Beukering.
"Kelimanya akan kita panggil dalam pemusatan latihan nanti. Soal siapa yang akan masuk ke timnas semua terserah pelatih," kata Bob Hippy di kantor PSSI, Rabu (12/10) sore.
Bob mengungkapkan, setelah kalah dari Qatar 3-2 kemarin malam skuad timns langsung dipulangkan ke klubnya masing-masing. Mereka baru akan dipanggil lagi akhir Oktober dan mulai menjalani pemusatan latihan awal November.
Sementara itu, dua pemain yang baru dinaturalisasi, yaitu Greg Nwokolo dan Victor Igbonevo resmi bergabung dengan Pelita Jaya. Sebelumnya Greg bemain untuk Persija Jakarta dan Igbonevo berkostum Persipura Jayapura. BErgabungnya dua pemain itu menambah daftar penjang pemain naturalisasi yang berkostum Pelita Jaya. Sebelumnya yang sudah teken kontrak dengan klub milik NIrwan bakrie itu adalah Ruben Wuarbanaran, Diego Michiels, Tonnie Cussel, dan John van Beukering yang kabarnya dipinjamkan ke SC Vise (divisi II Belgia).
Kepastian bergabungnya Greg dan Igbonevo ke Pelita Jaya diungkapkan salah satu direktur klub berjuluk The Young Guns itu, Iman Arif. "Ya, Greg dan Igbonevo sudah resmi bergabung dengan Pelita," kata Iman.
Kekuatan Pelita bisa jadi kian tangguh karena kapten timnas Bambang Pamungkas yang tengah bingung dengan kondisi di Persija kabarnya juga akan menyeberang ke Pelita Jaya. Pelita Jaya adalah salah satu klub yang paling siap mengarungi kompetisi musim 2011/2012.
Bulan lalu Pelita menjalani pemusatan latihan di Bali. Setelah itu mereka melanjutkannya di Sawangan. (ali/jawapos)
PSMS Masih Terima Seleksi
Di tengah ketidakpastian soal sosok pelatih kepala dan belum terbentuknya manajemen, PSMS Medan masih juga mendatangkan pemain. Beberapa pemain baik asing maupun lokal kini berencana didatangkan. Kabarnya Bill Tchato, bek asal Kamerun dan seorang striker asal Korea Selatan akan didatangkan. Untuk lokal, nama Alamsyah Nasution beredar.
"Rencananya striker asal Korea Selatan sebagai tandem Saha di lini depan ditambah pemain asing Bill Tchato yang melalui proses seleksi. Selain itu juga kita berencana mendatangkan Alamsyah Nasution," ungkap Pelaksana Teknis PSMS, Idris SE, baru-baru ini.
Sebelumnya PSMS juga berencana mendatangkan Ferdiansyah , mantan kiper Persipura. Yang bersangkutan sebelumnya disebut-sebut bakal hadir di Mess kebun Bunga kemarin. Namun hingga latihan kemarin, Ferdi belum terlihat.
“Ferdi mungkin dalam seminggu ini akan segera hadir di Kebun Bunga,” ujar calon Asisten Pelatih PSMS, Roekinoy.
Begitupun tim seleksi belum akan melakukan seleksi tahap selanjutnya karena belum adanya pelatih kepala. Tim seleksi saat ini fokus untuk memantapkan kerangka yang ada dengan menggalakkan laga-laga ujicoba. Seleksi tahap kedua dikatakan menjadi wewenang pelatih kepala.
Anehnya, rencana perekrutan pemain tersebut juga berbanding terbalik dengan kondisi yang ada tanpa manajemen dan dan sosok Chief Executive Officer (CEO) PSMS. Lantas, dengan ketidakjelasan tersebut, siapa yang bakal memberikan pembayaran uang muka kontrak pemain nantinya?
Sebelumnya, jumlah skuad seleksi kembali menciut. Bukan dalam tahap eliminasi yang dilakukan tim seleksi, tiga pemain tidak terlihat ikut latihan di Stadion Kebun Bunga sejak Senin (10/10). Ketiganya adalah Zainal Ikhwan, Cucu Hidayat, dan Arifin Genuni.
Dikabarnya, ketiga pemain urung kembali ke Kebun Bunga. Menanggapi ketidakhadiran Cucu dan kawan-kawan, tim seleksi berpandangan lain. Kepada wartawan, calon Asisten Pelatih Suharto mengatakan ketiga pemain sempat meminta izin.
"Cucu Hidayat minta izin karena adiknya mau menikah dan Arifin juga ada urusan keluarga," ujar mantan Pelatih Ayam Kinantan musim lalu itu, Selasa (11/10).
Soal Zainal Ikhwan, Roekinoy yang juga anggota tim penyeleksi mengatakan mantan pemain Persela Lamongan itu sempat meminta izin dengan alasan mengambil pakaian. Roekinoy mengungkapkan sang pemain sudah meninggalkan Kebun Bunga sejak Minggu (9/10). “Tapi sampai sekarang belum ada konfirmasi," katanya.
Tanda-tanda kembali diyakini hanya ada pada Cucu Hidayat, sementara rasa pesimis mencuat pada Arifin Genuni dan Zainal Ikhwan.
"Insya Allah, Cucu Hidayat pasti kembali. Namun mungkin terkendala tiket. Arifin Genuni mungkin tidak kembali karena masih dibutuhkan PSAP Sigli. Soal Zainal, masih fifty-fifty," ujar mantan Pelatih PSMS U-21 ini.
Jecky masih haus gol.....
MEDAN - Niat Jecky Pasarella mencoba peruntungannya di PSMS Medan akhirnya terwujud. Tadi sore, saat PSMS menggelar ujicoba di Stadion Kebun Bunga menghadapi PS Putra Buana, Jecky diizinkan tampil. Ini merupakan kehadiran perdana Jecky dalam proses seleksi PSMS.
Bahkan penampilan Jecky kali ini terasa istimewa. Masuk menggantikan Arie Priyatna di menit 56, Mantan striker PSM Makassar ini langsung nyetel dengan tim dan menceploskan sebiji gol untuk kemenangan 5-0 PSMS. Tak ayal kehadiran Jecky pun menggembirakan suporter. Yel-yel "Jecky Pasarella kami haus golmu" terus terdengar sejak ia masuk ke lapangan.
Apalagi Jecky merupakan sosok yang diharapkan suporter masuk ke dalam rencana skuad PSMS yang dipersiapkan untuk kompetisi level 1 musim ini. Menanggapi kehadirannya, Jecky tak memungkiri hasratnya yang tinggi untuk bisa memperkuat PSMS kembali.
"Saya sangat ingin kembali merumput di Medan. Apalagi bersama PSMS. Saya harap bisa menunjukkan performa maksimal dan PSMS memberikan kesempatan lagi kepada saya," ujarnya.
Sebelumnya Jecky dikabarkan sempat mencoba seleksi di Persiraja Banda Aceh. Namun karena dinyatakan gagal, ia lantas mengalihkan target ke PSMS. Hal itu yang disinyalir sempat membuat PSMS enggan memakai jasanya lagi. Namun Jecky membantah kabar tersebut.
"Saya tidak pernah seleksi di Persiraja. Sejak dari PSM Makassar saya memang hanya ingin kembali ke Medan," kata pemain berusia 25 tahun itu.
Soal Jecky, tim seleksi mengatakan sejak awal tidak ada masalah. "Hanya saja kehadirannya ketika itu bertepatan sehari menjelang penciutan pemain. Kita tetap membuka seleksi selama memungkinkan dan sesuai kebutuhan," ujar bakal Asisten Pelatih PSMS, Suharto.
Pada ujicoba tersebut, PSMS tampil dominan. Selain itu, para striker tampil tajam dengan berkontribusi gol. Meski awalnya hanya mampu menceploskan satu gol lewat Arie Priyatna di menit 25, PSMS akhirnya tampil lebih padu di babak kedua.
Osas Saha kembali menunjukkan kelasnya lewat torehan gol di menit 65. Lima menit berselang, giliran tandemnya di Divisi Utama 2009/2010, Jecky Pasarella, menggetarkan jala lawan. Tambahan gol dari Al Massi dan Cucu Hidayat pun menyempurnakan kemenangan Ayam Kinantan.
Wednesday, October 12, 2011
Lima Pemain Asing Resmi Jadi WNI
Lima calon pemain naturalisasi telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia, Senin, 11 Oktober 2011. Kelimanya mengucapkan sumpah setia kepada Merah Putih di Kanwil Kemenhumkam, Jakarta, Senin, 11 Oktober 2011.
Dua pemain berasal dari Nigeria, yakni Greg Nwokolo dan Victor Chukwuekezie Igbonefo. Keduanya sudah lama bermain di Indonesia. Greg musim lalu bermain untuk klub Persija Jakarta, sedangkan Victor bermain untuk Persipura Jayapura.
Sementara itu, tiga pemain lainnya berasal dari Belanda, yakni Jhon van Beukering, Stefano Lilipaly, dan Tonnie Cussel. Ketiga pemain ini berasal dari berbagai klub yang berlaga di kompetisi sepak bola Belanda.
Kepala Dinas Pelayanan Hukum dan HAM Kemenkumham, Audy Murfi, mengaku proses naturalisasi kelima pemain tersebut cukup memakan waktu. Pasalnya, permohonan menjadi warga negara harus melalui proses hingga ke meja Presiden.
"Memang prosesnya seperti ini. Waktunya panjang karena harus sesuai dengan undang-undang. Semua melewati proses dan tahapan sebelum sampai ke Presiden," ujar Audi usai pengambilan sumpah, Senin, 11 Oktober 2011.
Program naturalisasi pemain sudah berjalan sejak PSSI masih dibawah kepemimpinan Nurdin Halid. Setidaknya ada dua pemain yang menjadi pioner proses ini. Mereka adalah Christian "El Loco" Gonzales dan Kim Jefrrey Kurniawan.
El Loco saat ini masih membela timnas senior proyeksi Pra Piala Dunia (PPD) 2014. Sedangkan Kim baru dicoret dari timnas U-23 proyeksi SEA Games 2011.
Meski sudah berganti kepengurusan, program naturalisasi ini terus berjalan. Dua pemain asal Belanda, Ruben Wuarbanaran dan Diego Michiels akhirnya menyusul jadi WNI. Keduanya juga diproyeksikan memperkuat timnas U-23. Namun dari dua nama ini, hanya Diego yang sampai saat ini masih bertahan.
(Marco Tampubolon/Ali Usman/vivanews)
Dua pemain berasal dari Nigeria, yakni Greg Nwokolo dan Victor Chukwuekezie Igbonefo. Keduanya sudah lama bermain di Indonesia. Greg musim lalu bermain untuk klub Persija Jakarta, sedangkan Victor bermain untuk Persipura Jayapura.
Sementara itu, tiga pemain lainnya berasal dari Belanda, yakni Jhon van Beukering, Stefano Lilipaly, dan Tonnie Cussel. Ketiga pemain ini berasal dari berbagai klub yang berlaga di kompetisi sepak bola Belanda.
Kepala Dinas Pelayanan Hukum dan HAM Kemenkumham, Audy Murfi, mengaku proses naturalisasi kelima pemain tersebut cukup memakan waktu. Pasalnya, permohonan menjadi warga negara harus melalui proses hingga ke meja Presiden.
"Memang prosesnya seperti ini. Waktunya panjang karena harus sesuai dengan undang-undang. Semua melewati proses dan tahapan sebelum sampai ke Presiden," ujar Audi usai pengambilan sumpah, Senin, 11 Oktober 2011.
Program naturalisasi pemain sudah berjalan sejak PSSI masih dibawah kepemimpinan Nurdin Halid. Setidaknya ada dua pemain yang menjadi pioner proses ini. Mereka adalah Christian "El Loco" Gonzales dan Kim Jefrrey Kurniawan.
El Loco saat ini masih membela timnas senior proyeksi Pra Piala Dunia (PPD) 2014. Sedangkan Kim baru dicoret dari timnas U-23 proyeksi SEA Games 2011.
Meski sudah berganti kepengurusan, program naturalisasi ini terus berjalan. Dua pemain asal Belanda, Ruben Wuarbanaran dan Diego Michiels akhirnya menyusul jadi WNI. Keduanya juga diproyeksikan memperkuat timnas U-23. Namun dari dua nama ini, hanya Diego yang sampai saat ini masih bertahan.
(Marco Tampubolon/Ali Usman/vivanews)
PSMS Ditantang Pra PON Sumut
Ternyata Tim Pra PON Sumut sudah berulang kali mengontak pengurus PSMS untuk menjadwal laga uji coba. Tim Pra PON mengaku siap menghadapi PSMS. Pelatih Tim Pra PON Sumut Rudi Saari juga menuturkan, mereka mau saja meladeni PSMS.
“Kita tentu mau meladeni PSMS, kita juga tak mau menunggu bola. Kita yang akan mengundang mereka,” jelasnya, Senin (10/10).
Menurut Rudi, dengan bertanding dengan tim sekelas PSMS merupakan satu harapan yang selalu diinginkan. “Tentu ini untuk menambah pengalaman dan jam terbang anak-anak,” ujarnya.
Selama ini, Tim Pra PON menurut Rudi baru menggelar laga kontra PS PTPN IV. “Baru itu (PTPN IV, Red) ditambah dengan TC yang terus dilakukan. Sedangkan PTPN IV ini belum merupakan lawan yang sepadan. Kita berharap ada lawan tanding yang berada di atas kita, seperti PSMS juga Pro Duta,” jelasnya.
Sebelumnya, Rudi mengungkapkan, sebelum-sebelumnya kita sudah pernah mengundang untuk menggelar laga dengan PSMS. “Namun, belum menemukan titik temu baik jadwal maupun kelengkapan tim. Tapi, sore ini (10/10) kita sudah mengontak PSMS lagi untuk itu. Dan kita masih menunggu konfirmasi,” sambungnya.
Ia juga menjelaskan, jika nanti laga tersebut sudah fix, maka Tim Pra PON Sumut siap berlaga ke Stadion Kebun Bunga mau pun siap menunggu kedatangan PSMS di Bah Jambi Simalungun.
“Jika dalam waktu dekat kita belum mendapatkan jadwal fix, maka kita akan mengundang Pro Duta untuk laga. Kita anggap PSMS dan Pro Duta adalah tim yang sudah berada di tingkat profesional,” ujar Rudi.
Sementara, Suharto mengatakan untuk laga dengan Pra PON Sumut sudah diagendakan pada Sabtu (15/10) mendatang. “Ini disesuaikan dengan jadwal uji coba kita yang digelar setiap Rabu dan Sabtu,” ujarnya.
Menurut Suharto, Tim Pra PON Sumut merupakan tim yang sudah lama dibentuk dan sudah padu. “Mereka pasti lebih baik dari tim sebelumnya yang melakukan uji coba bersama kita,” tuturnya.
Ia juga mengatakan, akan mengagendakan berlaga uji coba dengan tim yang lebih baik lagi seperti Pro Titan. “Itu kita akan kita agendakan selanjutnya,” ungkap Suharto.
Sebelumnya, PSMS sudah melakukan uji coba dengan enam tim yakni PS Tirtanadi (8-0), TGM (3-1), Gumarang (0-0), Medan Putra (0-1), Perisai (6-0) dan Bank Sumut (5-0). (saz/sumutpos)
“Kita tentu mau meladeni PSMS, kita juga tak mau menunggu bola. Kita yang akan mengundang mereka,” jelasnya, Senin (10/10).
Menurut Rudi, dengan bertanding dengan tim sekelas PSMS merupakan satu harapan yang selalu diinginkan. “Tentu ini untuk menambah pengalaman dan jam terbang anak-anak,” ujarnya.
Selama ini, Tim Pra PON menurut Rudi baru menggelar laga kontra PS PTPN IV. “Baru itu (PTPN IV, Red) ditambah dengan TC yang terus dilakukan. Sedangkan PTPN IV ini belum merupakan lawan yang sepadan. Kita berharap ada lawan tanding yang berada di atas kita, seperti PSMS juga Pro Duta,” jelasnya.
Sebelumnya, Rudi mengungkapkan, sebelum-sebelumnya kita sudah pernah mengundang untuk menggelar laga dengan PSMS. “Namun, belum menemukan titik temu baik jadwal maupun kelengkapan tim. Tapi, sore ini (10/10) kita sudah mengontak PSMS lagi untuk itu. Dan kita masih menunggu konfirmasi,” sambungnya.
Ia juga menjelaskan, jika nanti laga tersebut sudah fix, maka Tim Pra PON Sumut siap berlaga ke Stadion Kebun Bunga mau pun siap menunggu kedatangan PSMS di Bah Jambi Simalungun.
“Jika dalam waktu dekat kita belum mendapatkan jadwal fix, maka kita akan mengundang Pro Duta untuk laga. Kita anggap PSMS dan Pro Duta adalah tim yang sudah berada di tingkat profesional,” ujar Rudi.
Sementara, Suharto mengatakan untuk laga dengan Pra PON Sumut sudah diagendakan pada Sabtu (15/10) mendatang. “Ini disesuaikan dengan jadwal uji coba kita yang digelar setiap Rabu dan Sabtu,” ujarnya.
Menurut Suharto, Tim Pra PON Sumut merupakan tim yang sudah lama dibentuk dan sudah padu. “Mereka pasti lebih baik dari tim sebelumnya yang melakukan uji coba bersama kita,” tuturnya.
Ia juga mengatakan, akan mengagendakan berlaga uji coba dengan tim yang lebih baik lagi seperti Pro Titan. “Itu kita akan kita agendakan selanjutnya,” ungkap Suharto.
Sebelumnya, PSMS sudah melakukan uji coba dengan enam tim yakni PS Tirtanadi (8-0), TGM (3-1), Gumarang (0-0), Medan Putra (0-1), Perisai (6-0) dan Bank Sumut (5-0). (saz/sumutpos)
Trio asing nyaris cabut
MEDAN - Ketidakhadiran Osas Saha, Stephen Nagbe Mennoh, dan Oyedepo George pada latihan Senin lalu menimbulkan spekulasi ketiga legiun asing itu berencana meninggalkan PSMS akibat ketidakjelasan kontrak.
Dari pantauan di lapangan didapat informasi yang menyebutkan ketiga pemain berkulit hitam itu bahkan telah memesan tiket pesawat. Sumber yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, ketiga pemain itu hendak berangkat ke Jakarta via Bandara Polonia Medan.
Beruntung, bagi PSMS karena Saha cs mendapat jaminan lisan dari Idris yang juga Sekretaris Tim PSMS. Alhasil, ketiganya sudah kembali mengikuti latihan di Stadion Kebun Bunga, Selasa. Anggota tim seleksi, Suharto dan Roekinoy, juga dikabarkan turut menemui Saha dan Mennoh untuk meminta keduanya kembali bergabung dengan Ayam Kinantan.
"Mereka masih bertahan di sini (PSMS). Mereka beristirahat setelah ujicoba melawan Bank Sumut. Khusus Saha dan Mennoh, keduanya sudah pasti mendapat tempat di tim," ujar Idris menjelaskan alasan keletihan menjadi penyebab pemain absen.
Sementara itu, posisi George dinilai belum aman kendati lolos dari penciutan skuad. Apalagi PSMS berencana mendatangkan Bill Chato, mantan pemain Timnas Kamerun yang berposisi sama dengan George.
Saat dikonfirmasi, Saha sendiri juga melontarkan alasan senada. Mantan pemain PSAP Sigli dan PSDS Deliserdang ini mengungkapkan ketidakhadirannya bersama dua rekannya karena stamina. "Kami tidak latihan karena capek setelah ujicoba Minggu lalu," ungkapnya.
Di pekan-pekan awal, Saha dan Mennoh memang sempat mengisyaratkan bakal cabut jika tak juga mendapat kepastian kontrak dari manajemen PSMS. Namun keduanya akhirnya memilih tetap menjalani proses seleksi.
Bahkan Saha dan Mennoh memperlihatkan performa apik dalam beberapa laga ujicoba. Bila Saha menunjukkan ketajamannya dengan mencetak sembilan gol, maka Mennoh membuat lini tengah Ayam Kinantan lebih atraktif.
Dari pantauan di lapangan didapat informasi yang menyebutkan ketiga pemain berkulit hitam itu bahkan telah memesan tiket pesawat. Sumber yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, ketiga pemain itu hendak berangkat ke Jakarta via Bandara Polonia Medan.
Beruntung, bagi PSMS karena Saha cs mendapat jaminan lisan dari Idris yang juga Sekretaris Tim PSMS. Alhasil, ketiganya sudah kembali mengikuti latihan di Stadion Kebun Bunga, Selasa. Anggota tim seleksi, Suharto dan Roekinoy, juga dikabarkan turut menemui Saha dan Mennoh untuk meminta keduanya kembali bergabung dengan Ayam Kinantan.
"Mereka masih bertahan di sini (PSMS). Mereka beristirahat setelah ujicoba melawan Bank Sumut. Khusus Saha dan Mennoh, keduanya sudah pasti mendapat tempat di tim," ujar Idris menjelaskan alasan keletihan menjadi penyebab pemain absen.
Sementara itu, posisi George dinilai belum aman kendati lolos dari penciutan skuad. Apalagi PSMS berencana mendatangkan Bill Chato, mantan pemain Timnas Kamerun yang berposisi sama dengan George.
Saat dikonfirmasi, Saha sendiri juga melontarkan alasan senada. Mantan pemain PSAP Sigli dan PSDS Deliserdang ini mengungkapkan ketidakhadirannya bersama dua rekannya karena stamina. "Kami tidak latihan karena capek setelah ujicoba Minggu lalu," ungkapnya.
Di pekan-pekan awal, Saha dan Mennoh memang sempat mengisyaratkan bakal cabut jika tak juga mendapat kepastian kontrak dari manajemen PSMS. Namun keduanya akhirnya memilih tetap menjalani proses seleksi.
Bahkan Saha dan Mennoh memperlihatkan performa apik dalam beberapa laga ujicoba. Bila Saha menunjukkan ketajamannya dengan mencetak sembilan gol, maka Mennoh membuat lini tengah Ayam Kinantan lebih atraktif.
Jadwal padat, PSMS khawatirkan kebugaran pemain
Perubahan peserta kompetisi level 1 menjadi 24 tim berdampak pada jadwal laga yang padat. Bahkan, setiap tim akan melakoni tiga laga dalam setiap pekannya. Tak ayal, kondisi ini diprotes tim-tim peserta.
PSMS Medan turut mengeluhkan jadwal kompetisi. Rentang waktu di empat laga awal PSMS sangat kecil. Setelah melawat ke markas Persibo Bojonegoro pada 27 November dan Bontang FC pada 4 Desember, Ayam Kinantan hanya punya jarak empat hari untuk menghadapi Persiba Bantul pada 8 Desember mendatang.
Selanjutnya, PSMS hanya punya waktu dua hari untuk recovery karena jadwal kontra Sriwijaya FC digelar 10 Desember. Waktu istirahat yang singkat tentu akan berdampak pada stamina pemain di lapangan.
“Jadwal ini cukup padat. Artinya di setiap pertandingan kita butuh pemain yang betul-betul fit. Tentu sulit membagi waktu recovery pemain dengan jadwal yang padat itu,” ujar anggota tim seleksi PSMS, Suharto, Senin.
“Kapan saatnya pemain harus bermain total, kapan tidak. Pertandingan mana yang harus mencuri angka dan mana yang tidak, semua harus disiasati,” ucap mantan pelatih PSMS musim 2010/2011 itu.
Dalam kondisi ini, strategi rotasi pemain berperan besar. Artinya PSMS harus punya materi pemain yang merata agar nantinya tidak terjadi ketimpangan antara tim inti dan pemain pelapis. Namun karena masih tahap seleksi, hal itu masih kabur.
“Sekarang masih seleksi, kami belum tahu mana tim yang performanya baik dan mana yang tidak. Tapi jika nanti tim sudah terbentuk, baru bisa ditentukan,” ungkapnya.
Suharto melihat jadwal ini mungkin disesuaikan dengan jadwal laga Liga Champion Asia ataupun AFC Cup. Artinya kompetisi di tanah air harus berpacu dengan waktu dengan jumlah peserta yang membengkak untuk bisa selesai dengan rentang waktu yang sama.
“Bisa saja jadwal itu disesuaikan dengan jadwal pertandingan AFC karena 24 tim yang bermain itu harus bisa selesai dalam satu musim, dan selanjutnya tim yang terbaik akan berlaga di tingkat Asia,” ungkapnya.
PSMS Medan turut mengeluhkan jadwal kompetisi. Rentang waktu di empat laga awal PSMS sangat kecil. Setelah melawat ke markas Persibo Bojonegoro pada 27 November dan Bontang FC pada 4 Desember, Ayam Kinantan hanya punya jarak empat hari untuk menghadapi Persiba Bantul pada 8 Desember mendatang.
Selanjutnya, PSMS hanya punya waktu dua hari untuk recovery karena jadwal kontra Sriwijaya FC digelar 10 Desember. Waktu istirahat yang singkat tentu akan berdampak pada stamina pemain di lapangan.
“Jadwal ini cukup padat. Artinya di setiap pertandingan kita butuh pemain yang betul-betul fit. Tentu sulit membagi waktu recovery pemain dengan jadwal yang padat itu,” ujar anggota tim seleksi PSMS, Suharto, Senin.
“Kapan saatnya pemain harus bermain total, kapan tidak. Pertandingan mana yang harus mencuri angka dan mana yang tidak, semua harus disiasati,” ucap mantan pelatih PSMS musim 2010/2011 itu.
Dalam kondisi ini, strategi rotasi pemain berperan besar. Artinya PSMS harus punya materi pemain yang merata agar nantinya tidak terjadi ketimpangan antara tim inti dan pemain pelapis. Namun karena masih tahap seleksi, hal itu masih kabur.
“Sekarang masih seleksi, kami belum tahu mana tim yang performanya baik dan mana yang tidak. Tapi jika nanti tim sudah terbentuk, baru bisa ditentukan,” ungkapnya.
Suharto melihat jadwal ini mungkin disesuaikan dengan jadwal laga Liga Champion Asia ataupun AFC Cup. Artinya kompetisi di tanah air harus berpacu dengan waktu dengan jumlah peserta yang membengkak untuk bisa selesai dengan rentang waktu yang sama.
“Bisa saja jadwal itu disesuaikan dengan jadwal pertandingan AFC karena 24 tim yang bermain itu harus bisa selesai dalam satu musim, dan selanjutnya tim yang terbaik akan berlaga di tingkat Asia,” ungkapnya.
Saha MAsih Tajam
- Hatrik striker asing PSMS, Osas Saha, membawa kemenangan telak 5-0 atas Bank Sumut dalam laga ujicoba keenam bagi Ayam Kinantan di Stadion Kebun Bunga Medan, Minggu.
Dua gol lainnya dicetak Sigit Sudarmawan dan Oyedebo Geroge. Kemenangan yang dinanti-nanti publik sepakbola Medan, khususnya SMeCK Hooligan, terasa spesial karena Bank Sumut diperkuat mantan pemain PSMS, seperti Irwin Ramadhana, Chico Maradona, dan Tri Yudha Handoko.
Sejak menit pertama, PSMS tidak memberi ruang untuk lawan dalam hal penguasaan bola. Alhasil, Saha merobek gawang Irwin Ramadhana lewat tendangan mendatarnya du menit 22. Keunggulan ini membuat pemain lainnya bernafsu membuktikan diri layak memperkuat skuad Ayam Kinantan pada kompetisi nanti.
Sigit, tidak terkawal pemain bertahan Bank Sumut, pun memperbesar kemenangan PSMS. Tidak puas dengan selisih dua gol, Saha kembali menghadirkan ancaman bagi lawan hingga akhirnya mencetak gol keduanya jelang babak pertama berakhir.
Tak ingin kalah telak, Bank Sumut yang melakukan serangkaian pergantian pemain. Namun strategi yang diterapkan Bank Sumut tersebut tidak menuai hasil positif. Sebaliknya pasukan duet Suharto dan Roekinoy memperbesar kemenangannya.
Menit 65, tendangan George di dalam kotak terlarang meneruskan umpan akurat dari Zulkarnaen menambah kemenangan PSMS. Saha pun mempertegaskan predikat sebagai bintang lapangan dengan gol ketiganya di menit 76.
Usai pertandingan, Suharto didampingi Roekinoy dan Drs Benny Tomasoa menyatakan pemain PSMS sudah memperlihatkan jati dirinya layak membela Ayam Kinantan pada kompetisi nanti.
Dua gol lainnya dicetak Sigit Sudarmawan dan Oyedebo Geroge. Kemenangan yang dinanti-nanti publik sepakbola Medan, khususnya SMeCK Hooligan, terasa spesial karena Bank Sumut diperkuat mantan pemain PSMS, seperti Irwin Ramadhana, Chico Maradona, dan Tri Yudha Handoko.
Sejak menit pertama, PSMS tidak memberi ruang untuk lawan dalam hal penguasaan bola. Alhasil, Saha merobek gawang Irwin Ramadhana lewat tendangan mendatarnya du menit 22. Keunggulan ini membuat pemain lainnya bernafsu membuktikan diri layak memperkuat skuad Ayam Kinantan pada kompetisi nanti.
Sigit, tidak terkawal pemain bertahan Bank Sumut, pun memperbesar kemenangan PSMS. Tidak puas dengan selisih dua gol, Saha kembali menghadirkan ancaman bagi lawan hingga akhirnya mencetak gol keduanya jelang babak pertama berakhir.
Tak ingin kalah telak, Bank Sumut yang melakukan serangkaian pergantian pemain. Namun strategi yang diterapkan Bank Sumut tersebut tidak menuai hasil positif. Sebaliknya pasukan duet Suharto dan Roekinoy memperbesar kemenangannya.
Menit 65, tendangan George di dalam kotak terlarang meneruskan umpan akurat dari Zulkarnaen menambah kemenangan PSMS. Saha pun mempertegaskan predikat sebagai bintang lapangan dengan gol ketiganya di menit 76.
Usai pertandingan, Suharto didampingi Roekinoy dan Drs Benny Tomasoa menyatakan pemain PSMS sudah memperlihatkan jati dirinya layak membela Ayam Kinantan pada kompetisi nanti.
PSMS tolak Jecky?
MEDAN - Harapan masyarakat Medan melihat PSMS berlaga kembali di Liga Super Indonesia hampir pasti terwujud. Tentu agar tak sekedar numpang lewat PSMS harus bermaterikan para pemain yang mumpuni skillnya. Salah satu pemain yang kerap didengungkan untuk direkrut adalah Jecky Pasarella.
Jecky bukan nama yang asing karena ia mantan striker PSMS saat berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010. Meski hanya menceploskan lima gol, namun performa Jecky kerap dipuji dengan daya dobraknya di lini depan. Karena itu suporter kerap berharap PSMS membawa pulang Jecky.
Harapan itu kembali hidup saat Selasa (4/8) lalu, Jecky hadir di Stadion Kebun Bunga. Kehadirannya bersamaan dengan kedatangan beberapa pemain seleksi lainnya seperti Zainal Ikhwan, Ferry Aman Saragih, Rendi Syahputra, Aswin Sitorus dan Oyegbe George.
Ketika itu Jecky terlihat hanya menonton dari lantai dua mess Kebun Bunga. Saat ditanya wartawan ia mengatakan Kamis (6/8) ia baru bergabung seleksi. Namun kenyataannya hingga hari ini, Jecky tak kunjung mengenakan kostum latihan.\
Belakangan diketahui, Jecky tidak diperbolehkan ikut seleksi. Ketua Umum SMeCK Hooligan, Nata Simangunsong yang mengaku melihat sendiri Jecky tak diberikan kostum latihan mengaku kecewa. “Jecky sudah hadir tapi justru tidak dibolehkan seleksi. Kami suporter sudah lama mengharapkan Jecky kembali memperkuat PSMS. Ia punya kualitas dan harusnya PSMS memberikan kesempatan," katanya.
Nata mencium ada gelagat suka atau tidak suka dalam penolakan Jecky. “Enggak tahulah pastinya. Tapi seperti ada suka atau tidak suka disini. Toh PSMS ini punya masyarakat bukan milik segelintir orang,” tukas Nata.
Sebelumnya Jecky memang punya sedikit masalah dengan pengurus. Saat pembentukan skuad 2010/2011, Jecky memilih berlabuh ke PSM Makassar. Hal itu yang disinyalir membuat Jecky ditolak.
Benarkah PSMS menolak Jecky? Calon asisten pelatih PSMS, Roekinoy saat ditanya soal hal ini mengatakan keputusan ada pada pengurus. “Kami tugas disini hanya menyeleksi. Keputusan ada pada pengurus. Jadi gak ada wewenang kami melarang-larang,” ujar Roekinoy.
Pengurus PSMS periode lalu, Benny Tomasoa turut membantah ada diskriminasi soal Jecky. Menurutnya kehadiran Jecky tidak akan seperti ini jika ia hadir sejak awal seleksi. “Jecky masuk disaat PSMS akan melakukan penciutan pemain. Kenapa tidak dari awal seleksi dia masuk? Tidak ada diskriminasi soal Jecky,” ujar Benny.
Jecky bukan nama yang asing karena ia mantan striker PSMS saat berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia 2009/2010. Meski hanya menceploskan lima gol, namun performa Jecky kerap dipuji dengan daya dobraknya di lini depan. Karena itu suporter kerap berharap PSMS membawa pulang Jecky.
Harapan itu kembali hidup saat Selasa (4/8) lalu, Jecky hadir di Stadion Kebun Bunga. Kehadirannya bersamaan dengan kedatangan beberapa pemain seleksi lainnya seperti Zainal Ikhwan, Ferry Aman Saragih, Rendi Syahputra, Aswin Sitorus dan Oyegbe George.
Ketika itu Jecky terlihat hanya menonton dari lantai dua mess Kebun Bunga. Saat ditanya wartawan ia mengatakan Kamis (6/8) ia baru bergabung seleksi. Namun kenyataannya hingga hari ini, Jecky tak kunjung mengenakan kostum latihan.\
Belakangan diketahui, Jecky tidak diperbolehkan ikut seleksi. Ketua Umum SMeCK Hooligan, Nata Simangunsong yang mengaku melihat sendiri Jecky tak diberikan kostum latihan mengaku kecewa. “Jecky sudah hadir tapi justru tidak dibolehkan seleksi. Kami suporter sudah lama mengharapkan Jecky kembali memperkuat PSMS. Ia punya kualitas dan harusnya PSMS memberikan kesempatan," katanya.
Nata mencium ada gelagat suka atau tidak suka dalam penolakan Jecky. “Enggak tahulah pastinya. Tapi seperti ada suka atau tidak suka disini. Toh PSMS ini punya masyarakat bukan milik segelintir orang,” tukas Nata.
Sebelumnya Jecky memang punya sedikit masalah dengan pengurus. Saat pembentukan skuad 2010/2011, Jecky memilih berlabuh ke PSM Makassar. Hal itu yang disinyalir membuat Jecky ditolak.
Benarkah PSMS menolak Jecky? Calon asisten pelatih PSMS, Roekinoy saat ditanya soal hal ini mengatakan keputusan ada pada pengurus. “Kami tugas disini hanya menyeleksi. Keputusan ada pada pengurus. Jadi gak ada wewenang kami melarang-larang,” ujar Roekinoy.
Pengurus PSMS periode lalu, Benny Tomasoa turut membantah ada diskriminasi soal Jecky. Menurutnya kehadiran Jecky tidak akan seperti ini jika ia hadir sejak awal seleksi. “Jecky masuk disaat PSMS akan melakukan penciutan pemain. Kenapa tidak dari awal seleksi dia masuk? Tidak ada diskriminasi soal Jecky,” ujar Benny.
Saturday, October 8, 2011
Sakti kecewa terhadap PSMS
MEDAN - Sejak lama para pecinta PSMS Medan mendengungkan nama Saktiawan Sinaga, Mahyadi Panggabean maupun Legimin Raharjo masuk dalam deretan skuad musim depan. Apalagi kesempatan berlaga di Liga Super Indonesia, harusnya membuat PSMS mencari pemain-pemain berkualitas. Namun, PSMS justru mengacuhkan putra daerahnya.
Tak ayal hal ini mengecewakan Sakti. Pascahengkang dari Semen Padang, ia mengharapkan panggilan dari klub yang membesarkannya itu. Namun PSMS tak kunjung menghubunginya hingga akhirnya memilih Mitra Kukar sebagai pelabuhan berikutnya setelah memutuskan mundur dari Arema Indonesia.
“Arema bermasalah jadi saya putuskan tidak jadi ke sana. Sekarang saya di Mitra Kukar,” ujar Sakti.
Padahal tak dipungkiri Sakti, ia akan memprioritaskan PSMS di atas klub-klub peminatnya. Namun tak ada sinyal dari Pengurus PSMS untuk menariknya kembali ke Medan.
“Habisnya PSMS yang tidak mau, apalagi Idris, masak putra daerah yang bermarga tidak dia panggil. Saya tidak dihubungi sama sekali untuk kembali membela PSMS padahal itu prioritas saya jika memang dipanggil,” beber pemain kelahiran 1982 ini.
Ya, sepeninggal membawa PSMS masuk final Divisi Utama 2007 lalu, Saktiawan memang lebih banyak melanglang buana ke berbagai tim elit. Mulai Persik Kediri, Semen Padang hingga kini telah resmi gabung Mitra Kukar.
Kekecewaan Sakti cukup beralasan. Apalagi justru daerah lain yang mau menghargainya. “Yang jelas saya merasa lebih dihargai di daerah lain daripada di daerah sendiri. Itu membuat saya dan mungkin beberapa pemain asli putra daerah lainnya sedih,” lanjutnya.
Begitupun kekecewaannya tak lantas menutupi rasa cintanya yang besar kepada klub berlambang daun tembakau itu. Ia tetap mendoakan PSMS untuk bisa berhasil di Liga Super nanti.
“Ya semoga sukses sajalah untuk PSMS tim tercinta. Sampai jumpa di Liga Super,” ujarnya.
Tak ayal hal ini mengecewakan Sakti. Pascahengkang dari Semen Padang, ia mengharapkan panggilan dari klub yang membesarkannya itu. Namun PSMS tak kunjung menghubunginya hingga akhirnya memilih Mitra Kukar sebagai pelabuhan berikutnya setelah memutuskan mundur dari Arema Indonesia.
“Arema bermasalah jadi saya putuskan tidak jadi ke sana. Sekarang saya di Mitra Kukar,” ujar Sakti.
Padahal tak dipungkiri Sakti, ia akan memprioritaskan PSMS di atas klub-klub peminatnya. Namun tak ada sinyal dari Pengurus PSMS untuk menariknya kembali ke Medan.
“Habisnya PSMS yang tidak mau, apalagi Idris, masak putra daerah yang bermarga tidak dia panggil. Saya tidak dihubungi sama sekali untuk kembali membela PSMS padahal itu prioritas saya jika memang dipanggil,” beber pemain kelahiran 1982 ini.
Ya, sepeninggal membawa PSMS masuk final Divisi Utama 2007 lalu, Saktiawan memang lebih banyak melanglang buana ke berbagai tim elit. Mulai Persik Kediri, Semen Padang hingga kini telah resmi gabung Mitra Kukar.
Kekecewaan Sakti cukup beralasan. Apalagi justru daerah lain yang mau menghargainya. “Yang jelas saya merasa lebih dihargai di daerah lain daripada di daerah sendiri. Itu membuat saya dan mungkin beberapa pemain asli putra daerah lainnya sedih,” lanjutnya.
Begitupun kekecewaannya tak lantas menutupi rasa cintanya yang besar kepada klub berlambang daun tembakau itu. Ia tetap mendoakan PSMS untuk bisa berhasil di Liga Super nanti.
“Ya semoga sukses sajalah untuk PSMS tim tercinta. Sampai jumpa di Liga Super,” ujarnya.
Friday, October 7, 2011
Pengurus PSMS aneh dan salah arah
MEDAN - Kick off Liga Super Indonesia kini hanya hitungan minggu. Namun PSMS Medan belum juga merampungkan berbagai aspek-aspek kesiapan. Belum ditentukannya CEO, manajemen belum terbentuk, posisi pelatih yang masih kosong juga belum ditentukannya susunan kepengurusan adalah sederet PR yang masih juga belum tuntas.
Pengamat sepakbola, Rafriandi Nasution, tadi malam mengatakan PSMS tak punya banyak waktu untuk bisa menyelesaikan banyaknya hal yang belum rampung. “Diibaratkan PSMS berada di last minute. Pelatih, pemain, manajemen, CEO belum jelas termasuk pengurus yang mengurusi bidang internal atau eksternal belum ditentukan. Semuanya masih saling menunggu,” ujarnya.
Belum adanya rasa saling percaya menghambat kebijakan-kebijakan yang harusnya menuntaskan permasalahan. “Belum ada kepercayaan antar pengambil kebijakan dengan pelaksana. Jadinya saling meraba-raba dan banyak persoalan yang tidak selesai,” ujarnya mencontohkan soal klub anggota PSMS yang meributkan soal PT.
“Ini kan artinya kita masih menerapkan pola kampungan. Di saat ada yang mau menyuntikkan uang untuk membantu PSMS, justru diributkan. Harusnya biarkan saja dulu yang terpenting PSMS bisa sukses berlaga di kompetisi profesional. Jadinya Rahudman terbebani dalam mengambil kebijakan, termasuk penentuan soal CEO,” tukasnya.
Lebih lanjut, Rafriandi mengatakan harusnya para pemegang saham PSMS saat ini memilih berada di garis kedua. “Biarkan saja saat ini klub-klub anggota PSMS berada di second line. Tidak terlibat dalam proses menentukan tetapi ikut mensukseskan. Harus disadari berlaga di Liga profesional membutuhkan uang banyak. Dan uang itu tidak ada dari kantong kita,” ujar Rafriandi.
Menurut Rahudman, semua pihak dituntut legowo demi kepentingan masyarakat Medan yang sudah lama berharap PSMS berlaga di Liga Super Indonesia (LSI).
“Kita meminta kearifan semua pihak. Lebih dulu mementingkan kepentingan PSMS. Di periode kedua baru berpikir untuk memperbesar saham. Misalnya menjual saham kepada publik. Tidak hanya berlaku untuk klub juga saham stadion. Jadi publik juga punya kuasa menentukan program. Seperti yang diterapkan di Liga Inggris atau kompetisi Eropa lainnya,” lanjut mantan Ketua Komisi E DPRDSU ini.
Selain itu, dengan waktu yang singkat ini PSMS diharapkan menerapkan manajemen yang modern. “Dengan waktu yang singkat ini harus diterapkan manajemen modern dengan SDM yang handal dan melek teknologi serta bisa berkomunikasi dimanapun. Harus ada sosok yang dipercayai Rahudman sebagai ketua umum untuk membangun komunikasi. Dalam hal ini authority of delegation. Jadi kebijakan-kebijakan bisa langsung sampai teknologi misalnya dengan 3G. Jadi tidak lagi tunggu-tungguan,” ujarnya.
Sementara itu, pemerhati sepakbola, Avian Tumengkol, berpendapat bahwa persiapan PSMS saat ini untuk menghadapi kompetisi PSSI mendatang terganggu karena pengurus PSMS terlalu memikirkan kekuasaan. Menurutnya, pengurus lama PSMS harus mengubah cara mengelola klub dengan gaya modern, bukan gaya lama yang justru akan menghambat kemajuan klub kebanggan Medan ini.
Apalagi, lanjut mantan pengurus Liga Primer Indonesia (LPI) ini, dengan adanya merger antara PSMS dengan Bintang Medan dari LPI, sudah sepantasnya pihak PSMS memikirkan untuk menjalankan manajemen yang modern dan lebih profesional. Dicontohkan Avian, dengan adanya merger dengan pihak LPI, PSMS tidak punya wewenang untuk mengatur semuanya seperti yang dilakukan saat ini.
"Pemilik saham mayoritas itu pihak Bintang Medan. PSMS hanya pemilik saham 15 persen, tapi justru PSMS yang lebih dominan untuk mengatur segalanya termasuk penunjukkan direksi dan manajemen klub. Yang menentukan CEO misalnya, bukan PSMS tapi justru konsorsium LPI yang punya suara untuk itu. Tapi PSMS lah yang seperti kita lihat ingin berkuasa. Ini sudah salah arah," jelas Avian yang juga mantan pemain Liga Australia tahun 1996-1998 ini.
Avian juga mengingatkan, bukan Rahudman yang memiliki wewenang untuk menentukan CEO PSMS karena jabatan akan ditentukan oleh konsorsium, begitu juga tim pelatih. Bicara soal pelatih dan seleksi pemain, Avian menyayangkan cara pengurus PSMS yang tidak menjalankannya dengan cara yang benar dan terlalu semena-mena. "Seleksi pemain itu harus ditentukan oleh pelatih, tapi justru pelatihnya sampai sekarang belum ada. Saya heran kenapa pelatih sepertinya sengaja tidak ditetapkan segera, padahal seleksi pemain sudah berjalan. Ini aneh," tegas Avian.
Pengamat sepakbola, Rafriandi Nasution, tadi malam mengatakan PSMS tak punya banyak waktu untuk bisa menyelesaikan banyaknya hal yang belum rampung. “Diibaratkan PSMS berada di last minute. Pelatih, pemain, manajemen, CEO belum jelas termasuk pengurus yang mengurusi bidang internal atau eksternal belum ditentukan. Semuanya masih saling menunggu,” ujarnya.
Belum adanya rasa saling percaya menghambat kebijakan-kebijakan yang harusnya menuntaskan permasalahan. “Belum ada kepercayaan antar pengambil kebijakan dengan pelaksana. Jadinya saling meraba-raba dan banyak persoalan yang tidak selesai,” ujarnya mencontohkan soal klub anggota PSMS yang meributkan soal PT.
“Ini kan artinya kita masih menerapkan pola kampungan. Di saat ada yang mau menyuntikkan uang untuk membantu PSMS, justru diributkan. Harusnya biarkan saja dulu yang terpenting PSMS bisa sukses berlaga di kompetisi profesional. Jadinya Rahudman terbebani dalam mengambil kebijakan, termasuk penentuan soal CEO,” tukasnya.
Lebih lanjut, Rafriandi mengatakan harusnya para pemegang saham PSMS saat ini memilih berada di garis kedua. “Biarkan saja saat ini klub-klub anggota PSMS berada di second line. Tidak terlibat dalam proses menentukan tetapi ikut mensukseskan. Harus disadari berlaga di Liga profesional membutuhkan uang banyak. Dan uang itu tidak ada dari kantong kita,” ujar Rafriandi.
Menurut Rahudman, semua pihak dituntut legowo demi kepentingan masyarakat Medan yang sudah lama berharap PSMS berlaga di Liga Super Indonesia (LSI).
“Kita meminta kearifan semua pihak. Lebih dulu mementingkan kepentingan PSMS. Di periode kedua baru berpikir untuk memperbesar saham. Misalnya menjual saham kepada publik. Tidak hanya berlaku untuk klub juga saham stadion. Jadi publik juga punya kuasa menentukan program. Seperti yang diterapkan di Liga Inggris atau kompetisi Eropa lainnya,” lanjut mantan Ketua Komisi E DPRDSU ini.
Selain itu, dengan waktu yang singkat ini PSMS diharapkan menerapkan manajemen yang modern. “Dengan waktu yang singkat ini harus diterapkan manajemen modern dengan SDM yang handal dan melek teknologi serta bisa berkomunikasi dimanapun. Harus ada sosok yang dipercayai Rahudman sebagai ketua umum untuk membangun komunikasi. Dalam hal ini authority of delegation. Jadi kebijakan-kebijakan bisa langsung sampai teknologi misalnya dengan 3G. Jadi tidak lagi tunggu-tungguan,” ujarnya.
Sementara itu, pemerhati sepakbola, Avian Tumengkol, berpendapat bahwa persiapan PSMS saat ini untuk menghadapi kompetisi PSSI mendatang terganggu karena pengurus PSMS terlalu memikirkan kekuasaan. Menurutnya, pengurus lama PSMS harus mengubah cara mengelola klub dengan gaya modern, bukan gaya lama yang justru akan menghambat kemajuan klub kebanggan Medan ini.
Apalagi, lanjut mantan pengurus Liga Primer Indonesia (LPI) ini, dengan adanya merger antara PSMS dengan Bintang Medan dari LPI, sudah sepantasnya pihak PSMS memikirkan untuk menjalankan manajemen yang modern dan lebih profesional. Dicontohkan Avian, dengan adanya merger dengan pihak LPI, PSMS tidak punya wewenang untuk mengatur semuanya seperti yang dilakukan saat ini.
"Pemilik saham mayoritas itu pihak Bintang Medan. PSMS hanya pemilik saham 15 persen, tapi justru PSMS yang lebih dominan untuk mengatur segalanya termasuk penunjukkan direksi dan manajemen klub. Yang menentukan CEO misalnya, bukan PSMS tapi justru konsorsium LPI yang punya suara untuk itu. Tapi PSMS lah yang seperti kita lihat ingin berkuasa. Ini sudah salah arah," jelas Avian yang juga mantan pemain Liga Australia tahun 1996-1998 ini.
Avian juga mengingatkan, bukan Rahudman yang memiliki wewenang untuk menentukan CEO PSMS karena jabatan akan ditentukan oleh konsorsium, begitu juga tim pelatih. Bicara soal pelatih dan seleksi pemain, Avian menyayangkan cara pengurus PSMS yang tidak menjalankannya dengan cara yang benar dan terlalu semena-mena. "Seleksi pemain itu harus ditentukan oleh pelatih, tapi justru pelatihnya sampai sekarang belum ada. Saya heran kenapa pelatih sepertinya sengaja tidak ditetapkan segera, padahal seleksi pemain sudah berjalan. Ini aneh," tegas Avian.
Eliminasi PSMS sisakan 24 pemain
MEDAN - PSMS Medan merealisasikan rencana penyusutan terhadap pemain seleksi. Dari 35 pemain yang sudah mengikuti seleksi, eliminasi menciutkan jumlah pemain kini hanya bertotal 24 pemain.
Menurut salah seorang tim seleksi, Suharto, pencoretan dilakukan berdasarkan penilaian sejak awal seleksi serta beberapa laga ujicoba yang dijalani. Terakhir PSMS menjajal Medan Putera dan PS Perisai kemarin. Begitupun 24 pemain ini tak lantas safe bakal berbaju Ayam Kinantan musim depan.
“Pencoretan nama pemain seleksi akan dilakukan lagi, namun, setelah pelatih kepala ada. Karena itu harus dikoordinasikan dengannya (Pelatih kepala, Red),” ujar Suharto.
Pemain yang masuk daftar pencoretan antara lain Puji (Persisam), Pierre Njanka (Aceh United), Patricio Jimenez (PSIS), Rendi Saputra (Persib), Andi Sidharta (Persik), Haryadi Sanusi (Gresik United), Aswin Sitorus (Persiraja) Agus Salim (Persita), Anton (PSLS). Nama Mahadi Rais Saputra yang termasuk pemain yang dipertahakan dari skuad musim lalu tak luput dalam daftar pencoretan.
Dengan demikian 24 pemain yang tersisa antara lain M Sabani, Alrian Suhaibi (kiper), Novi Handriawan, Arifin Genuni, Eko Prasetyo (stopper), Denny Rumba, Wawan Widiantoro, Kery Yudiono, Susanto (Wing bek), Zainal Anwar , Anton Samba, Zulkarnain, Cucu Hidayat, Ferry Aman Saragih, Zainal Ichwan, Ramadhan Saputra, Masrudin Al Massi (Gelandang), Sigit Sudarmawan, Arie Priatna, dan Yoseph Ostanika (striker).
Sementara untuk pemain asing, Oyedepo George, Stephen Mennoh dan Ikfepua Osas Marvellous Saha termasuk pemain yang lolos seleksi. Juga pemain magang M Antoni. Menurut calon asisten pelatih PSMS itu, setelah pemain yang dipilih dan lolos pada seleksi tahap pertama, ia tak lagi memiliki wewenang untuk memangkas jumlah pemain.
“Setelah ini saya hanya fokus melatih pemain seleksi yang lolos ini,” tukas pelatih kepala PSMS musim lalu ini.
Di sela-sela lanjutan latihan yang dilakukan, meski telah dicoret dari skuad, Patricio Jimenez masih terlihat ikut berlatih di lapangan Stadion Kebun Bunga. Pato sempat meminta izin kepada Suharto untuk ikut berlatih. Alasannya, Pato belum mendapatkan tiket pulang. “Daripada menganggur di mess, ia meminta izin untuk ikut latihan,” jelas Suharto.
Menurut salah seorang tim seleksi, Suharto, pencoretan dilakukan berdasarkan penilaian sejak awal seleksi serta beberapa laga ujicoba yang dijalani. Terakhir PSMS menjajal Medan Putera dan PS Perisai kemarin. Begitupun 24 pemain ini tak lantas safe bakal berbaju Ayam Kinantan musim depan.
“Pencoretan nama pemain seleksi akan dilakukan lagi, namun, setelah pelatih kepala ada. Karena itu harus dikoordinasikan dengannya (Pelatih kepala, Red),” ujar Suharto.
Pemain yang masuk daftar pencoretan antara lain Puji (Persisam), Pierre Njanka (Aceh United), Patricio Jimenez (PSIS), Rendi Saputra (Persib), Andi Sidharta (Persik), Haryadi Sanusi (Gresik United), Aswin Sitorus (Persiraja) Agus Salim (Persita), Anton (PSLS). Nama Mahadi Rais Saputra yang termasuk pemain yang dipertahakan dari skuad musim lalu tak luput dalam daftar pencoretan.
Dengan demikian 24 pemain yang tersisa antara lain M Sabani, Alrian Suhaibi (kiper), Novi Handriawan, Arifin Genuni, Eko Prasetyo (stopper), Denny Rumba, Wawan Widiantoro, Kery Yudiono, Susanto (Wing bek), Zainal Anwar , Anton Samba, Zulkarnain, Cucu Hidayat, Ferry Aman Saragih, Zainal Ichwan, Ramadhan Saputra, Masrudin Al Massi (Gelandang), Sigit Sudarmawan, Arie Priatna, dan Yoseph Ostanika (striker).
Sementara untuk pemain asing, Oyedepo George, Stephen Mennoh dan Ikfepua Osas Marvellous Saha termasuk pemain yang lolos seleksi. Juga pemain magang M Antoni. Menurut calon asisten pelatih PSMS itu, setelah pemain yang dipilih dan lolos pada seleksi tahap pertama, ia tak lagi memiliki wewenang untuk memangkas jumlah pemain.
“Setelah ini saya hanya fokus melatih pemain seleksi yang lolos ini,” tukas pelatih kepala PSMS musim lalu ini.
Di sela-sela lanjutan latihan yang dilakukan, meski telah dicoret dari skuad, Patricio Jimenez masih terlihat ikut berlatih di lapangan Stadion Kebun Bunga. Pato sempat meminta izin kepada Suharto untuk ikut berlatih. Alasannya, Pato belum mendapatkan tiket pulang. “Daripada menganggur di mess, ia meminta izin untuk ikut latihan,” jelas Suharto.
Pelatih LPI calon pelatih PSMS?
MEDAN - Pascapeninjauan ulang terhadap Abdul Rahman Gurning sebagai pelatih kepala musim 2011/2012, PSMS Medan pun harus mencari nama baru. Sempat beredar nama Raja Isa dan Suimin Diharja, kini calon pelatih kepala dikabarkan berasal dari Liga Primer Indonesia (LPI).
Sekretaris Umum PSMS, Idris, mengatakan akan ada satu nama pelatih asal Eropa yang dipertimbangkan mengisi kursi pelatih Ayam Kinantan musim depan. Belakangan disebut nama itu ditawarkan konsorsium. Namun soal nama belum ada kepastian.
Seperti diketahui ada 11 pelatih LPI yang mungkin salah satunya termasuk dalam nama yang dimaksud. Beberapa nama di antaranya Lionel Charbonnier (Aceh United), Uwe Erkebrecher (Cenderawasih Papua), Willy Scheepers (Bali Devata), dan Roberto Bianchi (Batavia Union).
Disinyalir pihak konsorsium sengaja memasukkan nama pelatih asing tersebut lantaran beberapa di antaranya masih terikat kontrak dengan pihak konsorsium untuk meminimalisir pengeluaran. Begitupun, keputusan tetap menunggu Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap. Sebagai pengelola, konsorsium berhak mengajukan penawaran, namun kebijakan di tangan ketua umum.
“Konsorsium yang menyodorkan nama itu kepada PSMS. Tapi ketum punya wewenang untuk menyetujui ataupun menolaknya. Bukan Lionel Charbonnier. Jadi belum final,” ungkap Idris malam ini.
Sebelumnya, Idris mengatakan PSMS mengutamakan putra daerah untuk membesut PSMS. Namun beredarnya nama pelatih asing ini seakan mementahkan hal itu. “Semuanya akan kita diskusikan dulu. Jadi sebelum nama si B ditunjuk kita akan bicarakan,” ujar Idris.
Sementara itu, Mahadi Rais Syahputra (mantan PSMS musim lalu) dan dua pemain asing yakni, Patricio ‘Pato’ Jimenez dan Pierre Njanka Beyaka, dicoret dari seleksi PSMS setelah dinilai tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya.
Selain ketiganya, pemain lain yang bernasib kurang beruntung adalah Puji (Persisam Samarinda), Rendi Saputra (Persib Bandung), Andi Sidharta (Persik Kediri), Muhammad Antoni (PSMS U-21), Haryadi Sanusi (Gresik United), Aswin Sitorus (Persiraja Banda Aceh), M Agus Salim (Persita Tangerang), dan Anton ((PSLS Lhokseumawe).
Dengan begitu, PSMS menyisakan M Syahbani, Alrian Suhabi, Novi Handriawan, Arifin Genuni, Eko Prasetyo Ariyanto, Oyedepo George, Denny Rumba, Wawan Widiantoro, Kery Yudiono, Susanto, Ramadhan Syahputra, Masrudin Al Massi, Zainal Anwar, Anton Samba, Zulkarnaen, Stephen Nagbe Mennoh, Cucu Hidayat, Ferry Aman Saragih, Zainal Ichwan, Ikpefua M Osas Saha, Sigit Sudarmawan, Arie Priatna, dan Yoseph Niko Ostanika dalam seleksi tim.
Sekretaris Umum PSMS, Idris, mengatakan akan ada satu nama pelatih asal Eropa yang dipertimbangkan mengisi kursi pelatih Ayam Kinantan musim depan. Belakangan disebut nama itu ditawarkan konsorsium. Namun soal nama belum ada kepastian.
Seperti diketahui ada 11 pelatih LPI yang mungkin salah satunya termasuk dalam nama yang dimaksud. Beberapa nama di antaranya Lionel Charbonnier (Aceh United), Uwe Erkebrecher (Cenderawasih Papua), Willy Scheepers (Bali Devata), dan Roberto Bianchi (Batavia Union).
Disinyalir pihak konsorsium sengaja memasukkan nama pelatih asing tersebut lantaran beberapa di antaranya masih terikat kontrak dengan pihak konsorsium untuk meminimalisir pengeluaran. Begitupun, keputusan tetap menunggu Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap. Sebagai pengelola, konsorsium berhak mengajukan penawaran, namun kebijakan di tangan ketua umum.
“Konsorsium yang menyodorkan nama itu kepada PSMS. Tapi ketum punya wewenang untuk menyetujui ataupun menolaknya. Bukan Lionel Charbonnier. Jadi belum final,” ungkap Idris malam ini.
Sebelumnya, Idris mengatakan PSMS mengutamakan putra daerah untuk membesut PSMS. Namun beredarnya nama pelatih asing ini seakan mementahkan hal itu. “Semuanya akan kita diskusikan dulu. Jadi sebelum nama si B ditunjuk kita akan bicarakan,” ujar Idris.
Sementara itu, Mahadi Rais Syahputra (mantan PSMS musim lalu) dan dua pemain asing yakni, Patricio ‘Pato’ Jimenez dan Pierre Njanka Beyaka, dicoret dari seleksi PSMS setelah dinilai tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya.
Selain ketiganya, pemain lain yang bernasib kurang beruntung adalah Puji (Persisam Samarinda), Rendi Saputra (Persib Bandung), Andi Sidharta (Persik Kediri), Muhammad Antoni (PSMS U-21), Haryadi Sanusi (Gresik United), Aswin Sitorus (Persiraja Banda Aceh), M Agus Salim (Persita Tangerang), dan Anton ((PSLS Lhokseumawe).
Dengan begitu, PSMS menyisakan M Syahbani, Alrian Suhabi, Novi Handriawan, Arifin Genuni, Eko Prasetyo Ariyanto, Oyedepo George, Denny Rumba, Wawan Widiantoro, Kery Yudiono, Susanto, Ramadhan Syahputra, Masrudin Al Massi, Zainal Anwar, Anton Samba, Zulkarnaen, Stephen Nagbe Mennoh, Cucu Hidayat, Ferry Aman Saragih, Zainal Ichwan, Ikpefua M Osas Saha, Sigit Sudarmawan, Arie Priatna, dan Yoseph Niko Ostanika dalam seleksi tim.
Subscribe to:
Posts (Atom)