MEDAN - Status PSMS Medan menyikapi dualisme kompetisi semakin simpang siur. Jika sebelumnya menyatakan keengganannya mengikuti Indonesia Premier League (IPL), kenyataannya kini PSMS justru termasuk dalam 18 peserta yang telah registrasi ulang.
Adalah pihak konsorsium yang memiliki andil mendaftarkan Ayam Kinantan. Melalui PT Bintang Medan Metropolitan sebagai legalitas yang dipakai dalam mendaftarkan diri, PSMS resmi terdaftar. “Siapa yang bilang? Yang mendaftarkan atas nama PSMS itu saya dari PT Bintang Medan yang legalitasnya itu diakui di PSSI,” ungkap CEO Bintang Medan, Dityo Pramono, tadi malam
Diakuinya, PSMS bisa saja membatalkan pendaftaran tersebut jika memang tidak meneruskan MoU (nota kesepahaman) dengan Bintang Medan. Namun, setelah MoU, PSMS juga sudah menandatangani kesepakatan lanjutan yang ditandatangani Wali Kota Medan dan Widjajanto sebagai wakil dari konsorsium. “Sudah ada kesepakatan yang ditandatangani Pak Wali dan Widjajanto sebagai tindak lanjut dari MoU. Lantas itu apa kalau bukan kelanjutan MoU?” ujar mantan anggota Komite Normalisasi PSSI itu.
Tak sekedar bicara, Dityo juga menunjukkan bukti berupa surat Perjanjian Hak Pengelolaan Klub PSMS Medan Antara Badan Pengelola PSMS Medan dengan Konsorsium PT Bintang Medan Metropolitan yang ditandatangani Ketua Umum PSMS Medan dan/atau Ketua Badan Pengelola PSMS Medan (Rahudman Harahap) sebagai pihak pertama dan Konsorsium PT Bintang Medan Metropolitan (Widjajanto) sebagai pihak kedua.
Surat kesepakatan tersebut ditandatangani pada 23 September lalu di atas materai Rp6000. Surat kesepakatan yang terdiri atas tiga lembar tersebut, intinya PSMS memberi wewenang penuh kepada Konsorsium PT Bintang Medan mengelola PSMS. Di surat itu juga dicantumkan hak dan kewajiban kedua belah pihak. “Kami menyertakan bukti yang sahih terkait kesepakatan bersama antara konsorsium dan PSMS tanpa mengada-ada,” ungkap Dityo lagi.
Di lain pihak, Idris SE selaku Pelaksana Teknis PSMS kembali menegaskan Ayam Kinantan tetap pada sikap sebelumnya, yakni tidak ikut IPL. Idris menegaskan pada prinsipnya PSMS memutuskan tetap mengarungi kompetisi di level Divisi Utama. “Kami punya sikap dan pendirian untuk tidak terima hadiah. Silakan saja didaftarkan, tapi kalau kami tidak mau main, mereka mau bilang apa?!” ujar Idris arogan.
Menanggapi itu, pemerhati sepakbola Sumut, Avian Tumengkol, menilai bahwa sikap pengurus PSMS tidak beretika dan tidak menghormati kesepakatan yang telah dibuat. Menurutnya, pihak PSMS terlalu sibuk dengan kekuasaan semata dan tidak memikirkan masa depan PSMS yang lebih baik. “Mereka (PSMS) sudah berlaga di level teratas kompetisi PSSI tapi sekarang malah mau turun derajat. Ini aneh dan tidak bertanggungjawab karena melanggar etika karena seenaknya mau mengatur-atur sendiri. PSMS jangan seenaknya gitu lah,” tegas Avian yang juga mantan CEO Bintang Medan itu.
No comments:
Post a Comment