Perubahan peserta kompetisi level 1 menjadi 24 tim berdampak pada jadwal laga yang padat. Bahkan, setiap tim akan melakoni tiga laga dalam setiap pekannya. Tak ayal, kondisi ini diprotes tim-tim peserta.
PSMS Medan turut mengeluhkan jadwal kompetisi. Rentang waktu di empat laga awal PSMS sangat kecil. Setelah melawat ke markas Persibo Bojonegoro pada 27 November dan Bontang FC pada 4 Desember, Ayam Kinantan hanya punya jarak empat hari untuk menghadapi Persiba Bantul pada 8 Desember mendatang.
Selanjutnya, PSMS hanya punya waktu dua hari untuk recovery karena jadwal kontra Sriwijaya FC digelar 10 Desember. Waktu istirahat yang singkat tentu akan berdampak pada stamina pemain di lapangan.
“Jadwal ini cukup padat. Artinya di setiap pertandingan kita butuh pemain yang betul-betul fit. Tentu sulit membagi waktu recovery pemain dengan jadwal yang padat itu,” ujar anggota tim seleksi PSMS, Suharto, Senin.
“Kapan saatnya pemain harus bermain total, kapan tidak. Pertandingan mana yang harus mencuri angka dan mana yang tidak, semua harus disiasati,” ucap mantan pelatih PSMS musim 2010/2011 itu.
Dalam kondisi ini, strategi rotasi pemain berperan besar. Artinya PSMS harus punya materi pemain yang merata agar nantinya tidak terjadi ketimpangan antara tim inti dan pemain pelapis. Namun karena masih tahap seleksi, hal itu masih kabur.
“Sekarang masih seleksi, kami belum tahu mana tim yang performanya baik dan mana yang tidak. Tapi jika nanti tim sudah terbentuk, baru bisa ditentukan,” ungkapnya.
Suharto melihat jadwal ini mungkin disesuaikan dengan jadwal laga Liga Champion Asia ataupun AFC Cup. Artinya kompetisi di tanah air harus berpacu dengan waktu dengan jumlah peserta yang membengkak untuk bisa selesai dengan rentang waktu yang sama.
“Bisa saja jadwal itu disesuaikan dengan jadwal pertandingan AFC karena 24 tim yang bermain itu harus bisa selesai dalam satu musim, dan selanjutnya tim yang terbaik akan berlaga di tingkat Asia,” ungkapnya.
No comments:
Post a Comment