MEDAN - PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS ) mengundang klub-klub peserta dalam mendiskusikan penjadwalan kompetisi level 1 musim ini, Kamis. Namun pertemuan membahas kompetisi itu diwarnai dengan suasana tegang akibat protes klub-klub peserta terhadap penjadwalan dan pengalihan kepengelolaan kompetisi ke PT Liga Prima.
Klub-klub menolak membahas masalah kompetisi Liga Indonesia musim ini dalam acara manager meeting itu. Mereka ingin membicarakan masalah legalitas terlebih dahulu. Sebagian besar menginginkan PSSI menjelaskan terlebih dahulu mengenai status PT Liga Indonesia, selaku pengelola kompetisi musim lalu.
Yang juga dipersoalkan adalah kompensasi komersial dari PT Liga Prima kepada klub-klub senilai Rp2 miliar. PT Liga Prima akan membayarkan bantuan secara bertahap dengan perincian Rp1 miliar per tanggal 19 Oktober dan sisanya diberikan pada 19 Januari mendatang. Beberapa klub meminta PT Liga Prima membayarkan bantuan itu sekaligus.
Kabarnya terjadi deadlock dan 14 klub menolak kompetisi digulirkan. PSMS Medan termasuk ke dalam 12 klub yang sepakat kompetisi digulirkan. Selain PSMS, klub lainnya terdiri atas Persiraja Banda Aceh, Persibo Bojonegoro, Persija Jakarta versi Hadi Basalamah, PSM Makassar, Semen Padang, Arema Indonesia, Persema Malang, Persiba Bantul, Persijap Jepara, dan Persebaya Surabaya.
Benny Tomasoa yang mengaku utusan resmi dari PSMS mengatakan pihaknya tak mempermasalahkan walaupun bantuan diberikan secara bertahap.
“Ya, ini lagi ribut dan terjadi deadlock. Klub-klub mempermasalahkan peralihan ke PT Liga Prima. juga bantuan bertahap dari PT Liga Prima,” ujar Benny saat dihubungi malam ini.
Menurut Benny, 12 klub itu juga membuat pernyataan dengan beberapa poin di antaranya meminta PT Liga Prima tetap menggulirkan kompetisi pada 15 Oktober nanti, mendesak RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) terhadap klub-klub secepatnya, dan menyetujui kompensasi komersial kepada klub-klub peserta kompetisi yang diberikan bertahap.
No comments:
Post a Comment