AKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Meeting jelang bergulirnya kompetisi kasta tertinggi sepakbola nasional musim ini yang digelar PT Liga Prima Indonesia di Hotel Ambhara, Jakarta kemarin, nyaris menjadi ajang baku hantam dua perwakilan PSMS Medan.
Penyebabnya, karena Benny Tomasoa yang diutus pengurus PSMS tidak terima dengan kehadiran Dityo Pramono yang mengaku hadir sebagai wakil tim kebanggaan warga Kota Medan dan Sumut itu. Akibatnya, dua pria paruh baya ini nyaris baku hantam di tengah arena meeting.
Beruntung, PT Liga Prima selaku pelaksana regulasi kompetisi bisa menenangkan suasana. Keduanya pun diputuskan sama-sama duduk berdampingan dan menjadi wakil tim Ayam Kinantan pada rapat jajaran manajemen pengelola klub tersebut hingga usai.
"Saya adalah utusan PSMS yang sah karena mendapat surat tugas dari Ketua Umum, sedangkan dia (Dityo Pramono) hanya mengaku-ngaku saja sebagai utusan PSMS," sungut Tomasoa dengan nada geram.
"Jika saja saya tidak menghargai Pak Sihar (Sitorus) dan petinggi PSSI lainnya yang memimpin rapat, saya sudah pukul dia. Sebab omongannya membuat saya emosi karena dengan lantangnya mengatakan tidak mungkin PSMS berada di acara CEO Meeting tanpa dirinya," lanjut Tomasoa.
Pria yang juga mantan pemain PSMS Medan ini memang tampak cukup geram dengan kehadiran Dityo yang menurutnya mengaku-ngaku sebagai utusan PSMS. Pasalnya, mantan CEO Bintang Medan itu sama sekali tidak pernah terlibat dalam kepengurusan tim yang bermarkas di Stadion Kebun Bunga itu.
"Dia itu CEO Bintang Medan, bukan PSMS. Kenapa harus mengaku wakil PSMS? Ini sudah saya laporkan ke Pak Wali Kota selaku Ketua Umum PSMS melalui ajudannya," ucap Tomasoa.
Penyataan lebih pedas dilontarkan Plt Ketua Umum PSMS, Idris SE. Menurut pria yang juga Sekum PSMS Medan, sejak berdirinya tim hingga sekarang dirinya belum pernah mendengar nama Dityo Pramono. Karena itu, ia pun memastikan kehadirannya di CEO Meeting itu adalah ilegal, karena tidak dibekali surat mandat dari pengurus.
"Yang kami beri mandat untuk ikut meeting adalah Benny Tomasoa. Kalau ada orang lain yang mengaku utusan PSMS, itu tidak benar. Orang itu pasti hanya mengaku-ngaku saja dan tidak perlu digubris keberadaannya," koar Idris.
Menanggapi hal itu, Dityo menjawab enteng dan sama sekali tidak merasa ada masalah dengan hadirnya dua utusan PSMS. Menurutnya, berapapun yang hadir tetap saja membawa nama PSMS.
"Saya hadir karena ini adalah CEO Meeting. Perlu diketahui, legalitas PSMS itu menggunakan PT Bintang Medan Metropolitan. Secara kebetulan, hingga saat ini saya masih menjadi CEO di PT tersebut dan belum diganti," ucap Dityo datar.
No comments:
Post a Comment