Keputusan PSMS Medan memilih berlaga di divisi utama daripada Indonesian Premier League (IPL) dilandasi dua alasan. Pertama sikap PSSI yang terlalu sering melabrak statuta FIFA/PSSI. Kedua masalah arogansi pihak konsorsium yang dinilai terlalu mendikte klub tersebut.
Dengan keluarnya PSMS sebagai kontestan IPL, membuat peluang klub itu merger dengan Bintang Medan menjadi mengambang. "PSMS belum deal dengan Bintang Medan, saya tidak katakan batal. Namun hingga saat ini kami belum deal," kata Benny Tomasoa, salah seorang pengurus PSMS Medan.
Ia mengatakan, keputusan yang diambil PSMS itu tidak dilakukannya seorang diri, namun sudah berdiskusi dengan Ketua Umum PSMS, Rahudman Harahap.
"Kami sepakat dengan Walikota sebagai Ketua Umum, PSMS harus mampu berdiri di atas kaki sendiri, dan mencari sponsor yang tidak menguasai saham secara mutlak. Kalau kami memberikan klub ke pemegang saham dalam porsi besar, sama saja kami menjual PSMS," tegasnya.
Saat ditanya mengenai dana kompetisi untuk musim depan, Idris mengatakan tanpa konsorsium yang menguasai saham PSMS, serta tanpa APBD, PSMS akan tetap bisa jalan.
"Dana nggak usah khawatir. Kalau saya khawatir, berarti saya goblok, jangan dibilang nggak ada APBD PSMS nggak jalan. Kalau PSMS nggak jalan, saya yang digorok orang Medan. PSMS ini ibarat gadis cantik, primadona, makanya nggak usah bingung. Kami yang bingung nampung sponsor," ungkapnya.
Idris memaparkan, dana sponsor PSMS tidak akan atas nama perseorangan. Dia juga berkilah mengenai nama Nirwan Bakrie yang disebut-sebut memberikan bantuan untuk tim divisi utama. "Bukan pribadi, namun nama perusahaan yang akan ada di dada PSMS. Soal Pak Nirwan yang beri bantuan saya belum tahu, tapi kalau mau dikasih ya alhamdulillah," ungkapnya.
Idris sendiri mengakui hubungannya dengan Ketua PSSI Djohar Arifin masih baik-baik saja, meski sejak awal Djohar Arifin disebut menginginkan PSMS Medan ikut IPL yang diasuh PSSI.
"Dengan beliau (Djohar Arifin) tidak ada masalah. Kalau beliau tegas apapun kami korbankan untuk beliau. Tapi sejauh ini beliau belum tegas melaksanakan aturan. Jangan buat celah, dan beliau harusnya tetap pegang statua dan menghargai hasil kongres," pungkasnya. (Randy Hutagaol/tribunmedan)
No comments:
Post a Comment