MEDAN – Menjelang bergulirnya divisi utama Liga Indonesia musim 2011/2012, PSMS Medan sudah melakukan pembenahan dengan melakukan seleksi pemain.
Tercatat 27 pemian yang akan bertarung mengisi posisi inti skuad PSMS untuk mengarungi kompetisi mendatang. Tetapi ada anggapan skeptis bahwa skuad PSMS musim ini tidak siap bahkan diragukan untuk bertarung di divisi utama, terlebih para suporter mengharapkan ayam kinantan dapat lolos ke Indonesia Super League (ISL) musim depan.
Anggapan ini berdasarkan oleh materi pemain PSMS yang merupakan pemain tim kompetisi divisi utama dan dianggap tidak bisa bersaing dengan tim-tim lainnnya yang ingin berebut jatah ke liga super. Tetapi anggapan ini tidak disetujui dengan pernyataan pengamat bola.
Ketua Umum PSMS Fans Club, Rahmad Nur Lubis, mengatakan materi pemain PSMS Medan memang pantas untuk diragukan. Hal ini, menurut Rahmad, disebabkan oleh manajemen yang masih kacau. Seleksi yang ditunda-tunda, pemilihan pemain yang bukan nama kelas satu, CEO yang belum terpilih menjadi beberapa faktor alasan skuad PSMS diragukan musim ini. Bahkan menurut Rahmad sebagian pemain PSMS berasal dari klub yang levelnya masih ada dibawah PSMS, “Seperti PSAP Sigli dan klub lainnya lah,” ujarnya mencontohkan.
Untuk pemilihan CEO sendiri, Rahmad kepada Waspada Online menganjurkan agar pihak manajemen secepatnya melakukan pemilihan CEO PSMS Medan. Konsorium harus mengundang 40 klub lokal yang ada di bawah Manajemen PSMS Medan untuk merundingkan siapa CEO PSMS. 40 klub lokal ini dinilai Rahmad mempunyai peran vital karena dari 40 klub tersebut persetujuan untuk menentukan siapa yang duduk di kursi pengendali PSM tersebut.
Lalu kenapa peran CEO begitu penting hingga seperti yang dikatakan kelompok suporter SMeCK bahwa penunjukan CEO harus cepat dilakukan? “CEO yang punya kebijakan tertinggi di klub, dia yang menentukan siapa yang berhak melatih PSMS dan siapa yang menjadi manajernya,” ujarnya.
“Di PSSI ketika terjadi pergantian tampuk kepemimpinan, pelatih Timnas (Alfred Reidl-red) langsung diganti. Jadi jika kita mencontohkannya di PSMS, apabila pelatih sudah ditunjuk lalu CEO baru ditunjuk, bisa-bisa pelatih juga dipecat karena tidak ada kejelasan kontrak,” tegas Rahmad.
Untuk posisi pelatih Abdul Rahman Gurning sendiri, Rahmad mengatakan bahwa posisi pelatih Ayam Kinantan tersebut juga belum jelas karena juga belum terikat kontrak. Abdul sendiri ditunjuk oleh Mantan Sekretaris Umum PSMS, Idris sewaktu masih bekerja di klub tersebut. Sedangkan posisi Idris sendiri saat ini juga tidak ada. “Harus ada legalitas posisi dia (Idris, red) di klub,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat sepakbola asal Sumut lainnya, Anthony, kepada Waspada Online mengatakan seluruh pemain yang sudah lolos seleksi oleh pelatih dianggap layak untuk bersaing, "Saya juga menganggapnya demikian,” ujarnya. Anthoni mengatakan layak atau tidaknya materi pemainnya merupakan wewenang dan keputusan penuh pelatih.
Sedangkan untuk posisi Chief Executive Officer (CEO) PSMS yang masih kosong, Anthoni bisa memakluminya. Waktu yang sedikit menjadi alasan Anthoni bisa memaklumi sikap manajemen yang belum menunjuk CEO. “Seharusnya memang ditunjuk terlebih dahulu siapa CEO nya, tapi karena memang sudah dikejar waktu ya apa boleh buat. Yang terpenting pemain sudah ditentukan, setelahnya mungkin akan menjadi lebih mudah,”ujarnya
No comments:
Post a Comment