Monday, March 30, 2009

PSMS Medan Telan Deltras

Si Ayam Kinantan menelan Si Udang. Begitulah saat PSMS Medan menaklukkan Deltras Sidoarjo 3-1 dalam lanjutan Liga Super Indoinesia (LSI) 2008/2009.

Dalam laga yang disiarkan langsung antv dari Gelora Jaka Baring Palembang, Sabtu malam 28 Maret 2009 ini, PSMS menunjukkan superioritasnya di babak kedua. Unggul 1-0 lewat penalti Leonardo Zada di babak pertama Tim Ayam Jantan tak mengendurkan tekanannya.

Deltras seperti dibuat kebingungan di babak ini. Kolaborasi duet playmaker Gustavo Chena-Danilo Fernando seperti tak bergigi di hadapan anak-anak Medan.

Mental Deltras makin hancur oleh gol kedua PSMS yang lahir di menit 50 lewat sundulan Mauro Pinto. Set piece Affan Lubis di sisi kiri luar penalti disambut sundulan Pinto yang tak terjaga satu pun pemain Deltras.

Deltras mendapatkan kesempatan lewat tendangan bebas Chena usai Danilo dilanggar di menit 64. Tapi, lagi-lagi kiper PSMS, Galih masih bisa mengamankan bola di pelukannya.

Pemain nasional PSMS, Elie Aiboy, tampil menggila di 20 menit terakhir. Tusukan Elie pada menit 69 menghasilkan sepak pojok.

Semenit kemudian, umpan terarah Elie di kotak penalti diselesaikan Andhika Yudistira dengan brilian. Andhika unggul adu sprint dengan Christian Rene dan mampu melesakkan bola ke jala Syaifudin.

Sejak menit 70, kedudukan berubah. PSMS 3, Deltras 0.

Lagi-lagi Elie Aiboy melahirkan peluang emas di menit 76. Tapi, tendangannya hanya tipis di atas mistar Deltras.

Semenit kemudian, terjadi kemelut di depan gawang Deltras. Sayangnya, tendangan Andhika hanya menyentuh mistar dan bisa diamankan Syaifudin.

Ketinggalan tiga gol, Deltras tak putus asa. Tusukan Boy Jati Asmara di menit 85 berbuah manis.

Kiper PSMS, Galih terpaksa melanggar Boy di kotak terlarang. Wasit Jimmy Napitupulu memberikan tendangan penalti buat Deltras, dan Galih diberi kartu kuning.

Gustavo Chena sukses mengeksekusi penalti dengan dingin. Deltras 1, PSMS 3.

Elie Aiboy masih melancarkan tusukan di menit 89. Sayangnya, usaha Elie dari sayap kanan berhasil dipatahkan kiper Deltras, Syaifudin.

Sampai peluit panjang wasit dibunyikan, kedudukan tak berubah 3-1 buat PSMS. Dengan hasil ini, untuk sementara PSMS meloloskan diri dari zona degradasi. Ayam Kinantan naik ke posisi 14 klasemen sementara LSI 2008/2009.

Sebaliknya, posisi Deltras terus terancam. The Lobster masih terpaku di posisi kedua dari bawah alias 17.

Babak I: Penalti PSMS Ungguli Deltras 1-0

PSMS membuka peluang ke luar dari zona degradasi Liga Super Indonesia 2008/2009. PSMS sementara mengungguli tamunya Deltras Sidoarjo 1-0.

Kedua tim langsung tampil menyerang sejak awal laga di Gelora Jakabaring, Palembang, Sabtu malam 28 Maret 2009. Deltras langsung melahirkan peluang lewat Gustavo Chena di menit 2. Sayangnya, tendangan first time pemain Argentina ini masih bisa ditangkap kiper PSMS, Galih Sudaryono.

PSMS langsung membalas lewat set piece Affan Lubis yang diteruskan tandukan Costa Martin. Tapi, tandukan Martin masih melambung dari mistar Syaifudin.

Detras kembali membuka peluang lewat tendangan playmaker Danilo Fernando yang masih melebar di menit 6. PSMS membalas empat menit kemudian dengan melancarkan dua kali tembakan beruntun ke gawang Deltras. Tembakan kedua yang dilancarkan oleh Rachmadani masih berada di pelukan Syaifudin.

PSMS terus mengurung Deltras. Kali ini, giliran tendangan striker Rahmat Afandi yang melebar di sisi kiri gawang Deltras.

Usaha tim asuhan Liestiadi berbuah di menit 21. Berawal dari pergerakan Leonardo Zada di kotak penalti. Zada didorong oleh Chena yang mengawalnya sehingga terjatuh. Tanpa ampun wasit Jimmy Napitupulu memberikan hadiah penalti buat PSMS.

Zada mengeksekusi sendiri tendangan penalti itu dan sukses menaklukkan kiper Syaifudin. PSMS 1, Detras 0.

Deltras mendapatkan peluang emas menyamakan kedudukan di menit 24. Semi diving, Chena terjatuh di depan kotak penalti PSMS. Sayangnya, tendangan bebas Chena masih melambung.

PSMS kembali melahirkan peluang lewat umpan tandukan Zada yang diteruskan ke Leonardo Dineli di depan gawang. Sayangnya, Dineli tak sigap sehingga tendangannya sambil terjatuh masih bisa diblok pemain belakang Deltras.

Bakrie Umarella mengambil inisiatif menyamakan kedudukan di menit 33. Tendangan kerasnya dari luar kotak penalti masih bisa diblok Galih ke luar lapangan.

PSMS dan Deltras melahirkan peluang terakhir di 10 menit terakhir babak pertama. Tendangan Mario Costa hanya menyentuh mistar Syaifudin di menit 35. Sedangkan, usaha Chena lewat tendangan keras di luar kotak penalti menyentuh tubuh Affan dan hanya melahirkan sepak pojok di menit 41.

Sampai turun minum, PSMS masih unggul 1-0 atas Deltras.

Menang 3-1 atas Deltras

PSMS Medan meraih kemenangan penting guna mendongkrak posisinya dari zona degradasi, setelah menekuk tamunya Deltras Sidoarjo 3-1 di Stadion Jakabaring, Palembang, Sabtu.

Tambahan tiga angka ini membuat PSMS naik dua tingkat ke posisi 15 dengan nilai 21. Sedangkan bagi Deltras, mereka semakin terjerembab ke zona merah di posisi 17 dengan raihan 18 poin.

Bermain di hadapan pendukungnya, PSMS bermain agresif sejak awal. Namun mereka baru bisa membuat seisi stadion riuh di menit ke-19 setelah Leonardo Martin "Zada" Dinelli membuat gol melalui titik putih. Hadiah penalti diberikan setelah dirinya dijatuhkan Gustavo Chena di dalam kotak terlarang.

Deltras coba membalas. Sebuah peluang melalui tendangan terukur di menit ke-32 oleh Bakrie Umarella, masih berhasil ditepis kiper PSMS, Galih Sudaryono, yang kali ini dimainkan sebagai pemain inti.

PSMS sukses menggandakan keunggulan melalui bek Mauro Pinto saat babak kedua baru berjalan lima menit. Pemain asal Brasil itu memaksimalkan umpan tendangan bebas kapten M. Affan Lubis.

Mantan gelandang PSMS, Chena, nyaris membuat Deltras memperkecil kedudukan jika saja tendangan bebasnya di menit ke-64 tak diamankan Galih. Tim tamu semakin terpuruk setelah striker muda PSMS, Andika Yudhistira, mencetak gol di menit ke-70 memanfaatkan umpan terobosan Elie Aiboy.

Akhirnya, Deltras membuat gol hiburan melalui penalti Chena setelah sebelumnya striker pengganti, Boy Jati Asmara dijatuhkan Galih. Hingga wasit Jimmy Napitupulu meniup peluit akhir, kemenangan tetap milik PSMS sekaligus yang ketiga di musim ini.

Penampilan membaik tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini tak lepas dari polesan Rudy Keltjes yang saat ini menjabat sebagai direktur teknik tim dan bahu membahu bersama pelatih Liestiadi untuk meningkatkan performa tim.

Saturday, March 28, 2009

PSMS VS Deltras, Panas Sejak Awal

Laga dua tim papan bawah antara tuan rumah PSMS Medan melawan Deltras Sidoarjo, saya pikir akan berjalan menarik dan seru. Mengingat kedua tim sama-sama sedang berjuang untuk keluar dari zona merah, maka saya prediksikan laga kali akan berjalan panas sejak awal. Bagi para pendukung fanatik kedua tim yang tak bisa datang langsung ke Stadion Jakabaring, Palembang tak perlu khawatir, sebab televisi kesayangan Anda Antv, akan menyiarkannya secara langsung pada pukul 18.30 WIB.

Karakter permainan keras dan cepat yang diperagakan anak-anak Medan, tampaknya akan diladeni dengan permainan yang cepat pula oleh Deltras Sidoarjo. PSMS beruntung punya seorang Zada, pemain tengah yang mampu menjadi ruh dalam diri Ayam Kinantan. Penampilannya, membuat PSMS kerap kali berpeluang mencetak gol. Apalagi, sayap mereka kanan dan kiri, yang dihuni oleh Ellie Aiboy dan Oktovinus benar-benar bisa merepotkan lawan.

Dua sayap inilah yang harus diwaspadai oleh kubu Deltras, setidaknya Alhadad harus menugaskan pemainnya untuk mengawal pergerakan kedua sayap ini. Sebab, kalau tidak pertahanan mereka akan kerap jadi gempuran dua pemain asal Papua tersebut. Kecepatan, dan karakter tak mudah menyerah membuat Ellie dan Okto, kadang sulit ditahan lawan lajunya. Deltras harus hati-hati.

Kalau PSMS punya Zada, maka Deltras punya Danilo Fernando, meskipun tubuhnya mulai gemuk, namun Danilo tetaplah Danilo, pemain tengah yang berbahaya bagi lawan. Kerjasamanya bersama Chena, membuat Deltras tim yang cukup disegani pada putaran kedua Djarum Indonesia Super League (DISL) ini. Meski mereka kalah dari Sriwijaya pada laga sebelumnya, namun secara permainan Deltras cukup membuat jantung anak-anak Sriwijaya berdegug kecang, lantaran peran dua pemain asing Amerika Latin ini yang merepotkan. Soal peluang saya melihat kedua tim berimbang 50 % -50%.

Stop Arogansi

Sikap arogan yang diperlihatkan manajemen PSMS, pelan tapi pasti mulai menimbulkan ekses terhadap prestasi PSMS di ajang Indonesia Super League.

Terlebih, pasca terdepaknya dua asisten pelatih Rudi Saari dan Mardiyanto beberapa waktu lalu.

Rudi Saari, telah tiga musim bersama PSMS. Tak jauh beda dengan Mardiyanto yang juga sempat menangani Markus Horison, Decky Adrian dan Suprayetno di ajang Liga Indonesia.

Praktis setelah keduanya didepak, tak ada lagi orang yang benar-benar tahu karakter dan kemampuan teknis pemain PSMS sekarang ini. Artinya, meskipun tahun lalu PSMS berhasil menduduki peringkat kedua setelah Sriwijaya FC, namun posisi buncit dan jurang dergradasi akan semakin sulit untuk terlepas dari tim Ayam Kinantan.

Kondisi ini tentunya menimbulkan sesal dan kecewa dari para pendukung serta pecinta tim Ayam Kinantan, tak terkecuali sang mantan manajer tim Drs H Randiman Tarigan MM.

Atas bobroknya prestasi tim musim ini, mantan manajer tim PSMS ini pun angkat bicara. Menurutnya, prestasi PSMS sekarang ini sungguh sangat mengecewakan dan membuat dirinya prihatin.

“Kondisi seperti ini tak akan terjadi, andai materi pemain yang dimiliki tidak pas-pasan serta pihak manajemen tak terkesan ekslusif dengan menjaga jarak kepada pemain,” bilang Randiman, kemarin (26/3).

Selain menyoroti masalah di atas, perhatian Randiman pun tak luput pada perlakuan manajemen PSMS kepada pemain serta jajaran pelatih. “Terkadang saya menangis jika membandingkan apa yang kini menimpa para pemain dan jajaran pelatih. Pasalnya, ketika saya menjabat sebagai manajer tim, hal tersebut tak pernah terjadi,” kenang Randiman.

Dapat dimaklumi jika Randiman berpendapat seperti itu. Pasalnya, ketika dirinya masih menjabat sebagai manejer tim, para pemain terlihat akrab dan tak sungkan untuk bergurau. Bahkan saking akrabnya, nyaris seluruh pemain memanggilnya dengan sebutan “si bos”.

Karenanya, Randiman menilai jika sikap intervensi dan arogansi yang diperlihatkan manajemen membuat tim kebanggan masyarakat Medan ini kian terpuruk.

Salah satu bentuk intervensi yang dilakukan manajemen adalah ketika mencari pemain tanpa melibatkan tim pelatih.

Hal seperti ini terbukti dilakukan manajemen, kala Erick Williams masih menjadi caretaker (usai manajemen memecat Iwan Setiawan), sedangkan wacana mendatangkan Luciano Leandro telah diapungkan.

Hasilnya, hampir semua pemain pilihanhasil seleksi tak pernah masuk pada skema permainan yang diusung Luciano. Imbasnya, kekalahan pun kian akrab menghinggapi tim Ayam Kinantan.

Selain itu, banyaknya pelatih yang didepak dari tim ini pun kian mempertegas jika manejemen PSMS kerap bertindak arogan. “Benar, Sihar memang punya uang untuk mengelola PSMS. Tapi bukan berarti dengan uang yang dimilikinya tersebut, dia dapat bersikap sesuka hati dengan harapan prestasi tim akan terdongkrak. Saya mendukung jika sepak bola sekarang dikelola secara profesional. Tapi ingat, pemain juga manusia yang punya hati dan perasaan,” lanjut Randiman.

Randiman lantas memberikan sedikit masukan kepada manajemen PSMS saat ini. Salah satunya adalah bagaimana cara mengayomi pemain. Memang, sejauh ini terlihat jarak yang begitu luas antara pemain dan manajemen. Ibarat bawahan dengan seorang “bos besar”.

“Pemain dan pelatih butuh tak sekadar uang. Terkadang agar motivasi mereka (pemain dan pelatih, Red) terdongkrak dan merasa memiliki tanggung jawab terhadap tim, mereka minta diperlakukan sebagaimana layaknya seorang saudara. Jika kita mampu melakukannya, kenapa itu tak kita lakukan,” bilang Randiman.

Terkait pemecatan yang menimpa Rudi Saari dan Mardianto, mantan orang nomor satu di tim PSMS musim lalu itu mengaku prihatin dan menyesalkannya.

“Jika performa tim tak kunjung membaik, harusnya pelatih kepala yang bertanggung jawab, bukan asisten pelatih. Jadi sangat tak masuk akal bila keduanya (Rudi Saari dan Mardianto, Red) dipecat dengan alasan tak mampu mendongkrak performa tim,” pungkas Randiman mantap

Friday, March 27, 2009

Blunder Sihar

Sepertinya kasus pemecatan yang menimpa asisten pelatih PSMS Rudi Saari plus pelatih kiper Mardiyanto memantik keingintahuan masyarakat, utamanya para pecinta tim Ayam Kinantan. Apa sebenarnya yang terjadi di balik pemecatan kedua pelatih itu.

Menurut pengurus PS Telkom (anggota PSMS) Alwi Lubis, pemecatan yang menimpa Rudi Saari dinilai kurang tepat bahkan terkesan arogan.

“Jujur saja, saya sempat tidak percaya mendengar kabar bahwa Rudi Saari dipecat. Saat ini susah mencari pelatih seperti dia. Kalau dari segi teknis kepelatihan, saya pikir tidak ada masalah dengan Rudi. Saya yakin pasti ada faktor penyebab lainnya,” bilang Alwi Lubis Senin (23/3) kemarin.

Ditambahkannya, pemecatan yang dialami oleh kedua asisten pelatih itu, tak pelak memperkecil peluang PSMS untuk tetap bertahan di ISL. Pasalnya, Rudi Saari adalah orang yang paling tahu tentang pemain PSMS sekarang ini.

Sedangkan Mardianto adalah seorang pelatih kiper dengan kemampuan yang mumpuni. Praktis tanpa kehadiran mantan penjaga gawang klub Harimau Tapanuli itu, tak ada lagi orang yang mampu mengawasi serta mengevaluasi penampilan kiper PSMS yang sering tampil angin-anginan.

“Memang benar Sihar Sitorus adalah pengelola PSMS yang rela menggelontorkan uangnya agar PSMS dapat berlaga di ajang ISL. Tapi sebagai manajer tim, sepertinya dia terlalu campur tangan. Harusnya itu tak perlu dilakukan,” kata Alwi.

Komentar senada juga diutarakan mantan pemain dan pelatih PSMS Suryanto Herman. Menurutnya, tren pemecatan pelatih yang melanda PSMS, harusnya tak perlu terjadi, jika PSMS memiliki sejumlah pemain dengan kemampuan yang mumpuni dan pantas berlaga di ajang sekeras ISL.

Bahkan sejak awal Suryanto sudah menduga jika PSMS tidak akan bisa berbuat banyak di ISL dengan materi pemain pas-pas yang terlanjur di rekrut di awal kompetisi.

“Siapapun yang melatih PSMS, pasti akan mengalami masalah yang sama. Artinya, pelatih akan terus menjadi korban dari kondisi yang tak menguntungkan tersebut. Saya rasa PSMS akan terdegradasi,” kata Suryanto.

Sejauh ini, sejumlah kerancuan memang terjadi di tubuh PSMS. Beberapa waktu sebelum pemecatan Rudi Saari dan Mardianto, seluruh pemain hingga pelatih kepala terkesan menutup diri.

Tak satupun bagian di PSMS, baik pemain ataupun pelatih yang “berani” berkomentar. Jikapun para pemain atau pelatih ingin memberikan statemen ke media massa, maka sang pemain ataupun pelatih tadi harus terlebih dahulu “permisi” dengan salah satu divisi di manajemen PSMS, yang hingga kini tak mengerti tugas utamanya, sehingga terkesan melakukan overlapping.

Menanggapi segala permasalahan yang terjadi di PSMS sekarang ini, pengamat sepak bola nasional yang juga Ketua Fraksi PKS Medan Ikrimah Hamidy, ST mengatakan bahwa semua yang terjadi justru menegaskan jika sesungguhnya manajemen PSMS tengah dilanda kepanikan.

Menurutnya, sikap panik yang ditunjukkan Sihar Sitorus dengan memecat sejumlah “orang lama” di tubuh PSMS, bisa jadi bumerang bagi dirinya, yang kini sedang berjuang untuk menjadi anggota DPR-RI.

Terlebih, saat ini berhembus kabar yang menyebutkan bahwa Sihar berniat meninggalkan PSMS.

“Ini sebuah pukulan telak bagi manajemen PSMS yang dikomandoi Sihar. Kalau dulu dia dielu-elukan karena dianggap penyelamat PSMS, kini dia menjelma menjadi sosok paling tidak populer di tengah masyarakat Sumut, utamanya di mata suporter tim Ayam Kinantan,” bilang Ikhrimah.

“Jika kondisinya tak berubah, saya kira Sihar akan kehilangan sebagian besar calon pemilih. Apalagi, jika informasi tentang PSMS semakin sulit didapat, pasti masyarakat yang terlanjur mencintai PSMS akan mencibir keberadaan Sihar. Itu sudah pasti, karena PSMS telah menjadi ikon, bukan hanya bagi Kota Medan tapi juga bagi warga Sumut secara keseluruhan,” tandas Ikrimah

Mencari Kambing Hitam

Meski awalnya enggan membeberkan apa yang kini terjadi di tubuh tim Ayam Kinantan, namun manajer PSMS Sihar Sitorus akhirnya tak menampik jika dirinya telah memecat asisten pelatih Rudi Saari.

Oleh banyak pihak, pemecatan yang menimpa mantan pelatih PSMS Jr ini terkesan rancu, sebab dirinya dianggap tak mampu mengangkat performa tim.

Harusnya, jika penampilan seluruh pemain tak kunjung memuaskan, maka orang yang paling bertanggung jawab untuk itu adalah pelatih kepala, yang kebetulan dijabat Liestiadi. Lantas kenapa justru Rudi Saari yang dipecat?

“Untuk mendongkrak performa tim, saya telah memecat tiga orang pelatih, mulai dari Iwan Setiawan, Erick Williams hingga Luciano Leandro. Saya tak tahu lagi mau memecat siapa,” bilangnya.

Jawaban Sihar ini kian menggambarkan betapa frustasinya dia menangani PSMS. “Saya sudah jenuh menangani PSMS. Tolong dong, carikan pengganti saya,” pinta Sihar.

Lantas, apa yang menjadi penyebab Rudi Saari dipecat dari PSMS? Meski tak bersedia membeberkan secara rinci, namun Sihar tak menampik pemecatan Rudi Saari karena masalah internal yang tak layak diketuhi publik.

Sementara itu, prihal rumor yang menyebutkan jika manajemen PSMS sedang melakukan negosiasi dengan Rudi Williams Keltjes, Sihar tak menyanggahnya.

“Masih sebatas negosiasi saja. Kita belum sodorkan kontrak secara resmi. Begitupun, kami tetap mencari tahu, sejauh mana dia (Rudi Kaltjes, Red) mengetahui PSMS. Ini penting demi kemajuan PSMS ke depannya.

Andaikan Rudi Kaltjes jadi berlabuh ke PSMS, maka dalam satu tahun terakhir PSMS telah mempergunakan jasa empat orang pelatih. Dan ini merupakan “sejarah” di pentas sepak bola nasional.

Apalagi jika menoleh ke beberapa tahun silam, tepatnya ketika PSMS masih dipegang Randiman Tarigan. Praktis, suasana kondusif selalu mewarnai keseharian para pemain.

Saat itu, meskipun Randiman bertindak sebagai manejer tim, namun dirinya mampu bertindak sebagai seorang pengayom bagi seluruh pemain, pelatih serta ofisial tim.

Sisi positif lainnya, masyarakat tak pernah menemui kesulitan jika ingin mendapatkan informasi terbaru seputar PSMS. Bisa dipastikan jika seluruh skuad PSMS kala itu mendapat kebebasan untuk berbicara.

Sesuatu yang sangat berbeda dengan kondisi yang tercipta di PSMS sekarang ini. Apalagi jika pecinta si kulit bundar membandingkan sikap profesionalisme yang dianut PSMS dengan yang diterapkan oleh klub-klub besar Eropa, utamanya yang berasal dari Inggris.

Artinya, meskipun klub sebesar Manchester United berada di Inggris, namun hampir setiap waktu masyarkat Kota Medan dapat mendengar celoteh manejer tim, pelatih hingga pemain klub berjuluk The Reds Devils tersebut.

Sedangkan PSMS yang telah menjelma menjadi klub kebanggaan warga kota Medan, seakan tak mampu bersikap profesional, bahkan cenderung menutup diri. Jikapun ada informasi yang didapat masyarakat, hampir dapat dipastikan jika informasi yang didapat dari pihak manajemen selalu seragam dan tak istimewa.

“Percuma saja Sihar Sitorus mempelajari sepak bola di Inggris, jika mengurus klub seperti PSMS saja dia tak mampu,” bilang Ketua Badan Liga Sepak Bola Instansi Rafriandi Nasution SE

Khawatirkan PSMS

Pekan ini menjadi momen bagi Deltras Sidoarjo untuk melanjutkan ambisinya menghindari zona degradasi. Namun itu tidak ringan karena Delta Force harus melakoni away di bumi Sumatera.

"Apapun risikonya, kita tetap mencoba untuk menunjukkan permainan terbaik. Sekalipun tim yang akan kita hadapi jauh lebih baik," terang manajer Deltras, Awan Juliarto, Minggu (22/3).

Hari ini skuad The Lobster dijadwalkan berangkat menuju Sumatera dengan kekuatan 19 pemain. Dari 19 pemain ini yang dibawa, tidak terganjal masalah kartu ataupun cedera. Komposisi ini yang diharapkan bisa memberi upaya menghambat laju tim berjuluk Wong Kito, julukan Sriwijaya FC itu.

"Tidak mudah menahan Sriwijaya dikandang sendiri. Saat ini Sriwijaya berusaha mengejar ketinggalan dari Persipura di pucuk pimpinan klasemen sementara," imbuh pria asal Jember itu.

Demikian juga dengan pertarungan melawan PSMS, dipastikan sengit. Saat ini kedua tim sama-sama belum aman posisi di klasemen sementara. Deltras sedikit lebih baik di peringkat ke-16 dengan 18 angka. Sementara PSMS di posisi juru kunci dan terpaut satu angka.

Persaingan di papan bawah tak kalah serunya karena poin mereka tidak terlalu jauh selisihnya. Di mulai Persitara (22), Persita (21), PSIS Semarang (20), Deltras (18), PKT (18), dan terakhir PSMS Medan (17), namun Deltras sedikit diuntungkan karena mereka baru bermain 22 kali, sedangkan lima tim lainnya rata-rata sudah bermain 24 kal

Menutup Diri Mau Dipecat, Liestiadi Bungkam

MEDAN-Posisi PSMS Medan yang semakin mengerikan di zona degradasi klasemen sementara Indonesian Super League (ISL), tampaknya mulai berpengaruh pada kondisi internal PSMS. Saat ini, sangat sulit mendapatkan informasi perkembangan PSMS. Bahkan pelatih kepala PSMS Liestiadi juga tiba-tiba mendadak tak vokal lagi untuk memberikan keterangan dan informasi.

Pantauan wartawan koran ini sejak beberapa waktu belakangan, kondisi internal PSMS saat ini sedang berada dalam tekanan dahsyat. Tampaknya tekanan tersebut tidak datang secara langsung dari manajer atau penyandang dana PSMS saat ini Sihar Sitorus, yang beberapa bulan belakangan sibuk menggelar kampanye.
Disinyalir ada oknum di dalam tubuh PSMS, yang sengaja melarang seluruh pemain dan jajaran pelatih untuk berkomentar secara luas ke media massa. Entah apa yang dikhawatirkan, namun yang jelas saat ini PSMS pelan-pelan mulai menutup diri.

Jumat (20/3) lalu, Liestiadi kepada wartawan koran ini mengatakan, bahwa di tubuh PSMS saat ini dirinya tidak lagi berkompeten memberikan informasi seputar PSMS. Sebagai pelatih kepala, tentunya Liestiadi punya hak bicara atau menyampaikan beragam informasi seputar PSMS ke depannya. “Mohon maaf, untuk masalah info tim hubungi saja orang di bidangnya. Saya tidak ingin orang itu tersinggung. Karena saat ini sudah ada kerja masing-masing,” katanya.

Sebelumnya, pemain yang coba dihubungi wartawan koran ini untuk menanyakan kesiapan dan komentar atas penampilan dirinya sendiri usai berlaga, juga menjelaskan bahwa dirinya tidak bisa berbicara banyak. Selanjutnya wartawan koran ini juga diarahkan si pemain untuk menghubungi oknum yang dimaksud Liestiadi juga. Ada apa ini?

“Saya tidak bisa berkomentar banyak, silahkan hubungi saja orang yang berkompeten,” kata pemain tadi. Padahal wartawan koran ini bermaksud merangkum pendapat si pemain, kok diwakilkan ke orang lain?

Kemungkinan besar, hal tersebut juga berkaitan dengan rencana manajemen untuk mengganti posisi Liestiadi sebagai pelatih kepala. Memang saat ini berhembus kabar yang menyatakan bahwa manajemen PSMS sedang menggelar negosiasi dengan pelatih kawakan Rudi Williams Keltjes untuk menggantikan Liestiadi. Namun hingga berita ini diturunkan, proses negosiasi tersebut masih berlangsung alot.

Sejauh ini Rudi Williams Keltjes masih enggan menandatangani kontrak yang disodorkan manajemen. “Kami memang masih dalam proses negosiasi. Tapi saya masih memikirkannya dan tidak terlalu meminta banyak,” kata Keltjes.

Terlebih beban yang akan ditargetkan kepada Keltjes tentunya akan sangat berat, yakni menyelamatkan PSMS dari zona degradasi. Tentu saja Keltjes masih membutuhkan waktu untuk berpikir.

Terpisah, manajer PSMS Sihar Sitorus menyatakan jika pihaknya saat ini tinggal menunggu keputusan dari Keltjes. Itu karena penawaran kontrak dan gaji telah disampaikan kepada yang bersangkutan.

“Saat ini, ‘bola’ ada di tangan dia (Keltjes). Kami tinggal menunggu apakah dia setuju apa tidak mengenai penawaran yang kami ajukan,” jelasnya tanpa besedia merinci berapa besar koceknya akan terkuras untuk mendatangkan pelatih baru tersebut.

PSMS Medan Tahan PSM Makassar 2-2

Kesebelasan PSMS Medan bermain imbang melawan PSM Makassar 2-2, dalam pertandingan lanjutan kompetisi Liga Super Indonesia (Indonesia Super League), di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Rabu malam.

Pertandingan yang "meminjam" markas Sriwijaya FC (SFC) di Palembang dengan alasan keamanan bersamaan masa kampanye pemilu itu, sebelumnya didahului antara SFC dengan Deltras Sidoarjo yang berakhir 1-0 untuk SFC.

Pada pertandingan PSMS melawan PSM, gol awal diciptakan pemain PSM, Pranilo pada menit 26 babak pertama.

Gol balasan PSMS diperoleh melalui tendangan penalti yang berhasil dieksekusi oleh Zada menit 45 babak pertama itu.

Kedudukan babak petama bertahan 1-1.

Pada babak kedua, J Lio mencetak gol kedua untuk kesebelasan PSM pada menit 47.

Namun pemain PSMS berhasil membalasnya, melalui gol yang dicetak Mario Costas di menit ke-81.

Hingga pertandingan berakhir menjelang tengah malam, kedudukan bertahan 2-2.

Pada pertandingan ini, wasit Purwanto mengeluarkan tujuh kartu kuning, empat diantaranya untuk pemain PSM Makassar.

Aroma Keltjes

Berada di posisi paling bawah klasemen Indonesia Super League (ISL) membuat PSMS Medan bersemangat. Melawan tamunya PSM Makassar nanti malam di Stadion Jakabaring Palembang, M Affan Lubis cs bertekad mengambil poin penuh.

"Ya, kita memang harus bisa memenangkan pertandingan. Kita butuh tambahan tiga poin penuh untuk keluar dari zona degradasi. Kalau semuanya kompak dan bermain semangat, kita pasti bisa. Tidak ada yang mustahil di dunia ini," sambung arsitek PSMS, Liestiadi.

"Bukan bermaksud sesumbar, pasca mengalahkan Johor FC di gelaran AFC Cup, Elie Aiboy cs kian termotivasi. Mudah-mudahan itu menjadi motivasi bagi pemain," tegasnya lagi.

Di sisi lain, duel melawan PSM Makassar ini juga sarat dengan aroma Rudi Keltjes. Mantan pelatih Persijap Jepara ini sudah bergabung sejak Senin (23/3) lalu. Bahkan sudah bersama pelatih Liestiadi di Stadion Jakabaring. Alhasil untuk pola ataupun taktik dan strategi beraromakan Rudi Keltjes.

"Kalau untuk itu terserah mau dibilang apa. Yang pasti saya dengan om Rudi sudah sehati memenangkan duel melawan PSM," bilang Liestiadi.

Menilai tim lawan, kubu PSMS tetap mewaspadi sang lawan. Apalagi di lini depan, PSM memiliki duet striker Cristian Lopez dan Pronetto."Mereka berdua bagus dan harus kita waspadai," aku pelatih beretnis Tionghoa ini.

Pun demikian tidak membuat punggawa Ayam Kinantan gentar. Demi raihan tiga poin, PSMS akan tampil ofensif selama pertandingan. Untuk formasi, PSMS tidak akan mengalami perubahan dan tetap mengandalkan duet Mario Costas-Elie Aiboy di depan.

"Saya harus bisa memberikan kemenangan kepada PSMS," kata Costas

Markus ingin bayar utang

Kiper tim nasional Indonesia asal PSMS Medan ini, Markus Horison, mempunyai motivasi tersendiri setelah pulang kandang. Pria berkepala plontos ini bertekad memberi yang terbaik bagi tim Ayam Kinantan yang kembali diperkuatnya.

"Ya, saya ingin membayar utang dengan mengangkat kembali pamor PSMS yang sempat redup. Memang berat karena materi PSMS sekarang beda dengan musim lalu, tetapi kami yakin bakal menyelamatkan tim musim ini," ujar Markus, Kamis.

Markus termasuk salah satu dari sebagian pemain PSMS yang eksodus menyusul krisis yang dialami klub kebanggaan warga Medan itu. Bersama Saktiawan Sinaga, Mahyadi Panggabean, Usep Munandar, Legimin Raharjo, kiper utama skuad Merah Putih ini memilih hijrah ke Persik Kediri.

Namun perjalanan Persik menghadapi musim baru ternyata tidak mulus. Tim Macan Putih terjerembab akibat hantaman badai krisis keuangan dan berbuntut Markus memutuskan ‘pulang kampung' ke Medan menjelang putaran kedua. Selain kondisi keuangan PSMS yang cukup sehat, ia juga ingin membayar utang atas kesalahannya.

Saat ini, PSMS terpuruk di urutan terbawah klasemen sementara Liga Super. Berbeda di Copa Dji Sam Soe Indonesia 2008/2009, PSMS justru berkibar dengan . menempatkan diri sebagai salah satu dari delapan tim terbaik tahun ini.

PSMS lolos ke babak 8 Besar setelah menyingkirkan Persiraja Banda Aceh di babak 48 Besar dan PSPS Pekanbaru di babak 24 Besar, serta Persiba Bantul pada babak 16 Besar. Sukses masuk 8 Besar menjadikan PSMS kembali diperhitungkan menjadi kandidat juara Copa Dji Sam Soe Indonesia.

"Berat memang jadwal kompetisi padat. Yang pasti, target utama kami adalah keluar dari zona degradasi di Liga Super dan terus eksis di ajang Copa Indonesia," imbuhnya.

Markus sendiri tidak ingin berangan-angan. Menurut pemain kelahiran Pangkalan Brandan, 14 Maret 1981 ini, tugasnya adalah tampil sebaik mungkin di setiap pertandingan.

"Tentu saya tidak bisa bekerja sendirian. Seluruh skuad PSMS wajib tampil mati-matian untuk menjawab tantangan ini. Apalagi kami belum bisa menggunakan Stadion Teladan sebagai kandang, kecuali di ajang Copa," tukasnya.

Wednesday, March 25, 2009

PSMS & PSM Berebut Poin di Jakabaring

Dua tim era perserikatan akan bertemua di Stadion Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu, 25 Maret 2009. PSMS Medan dan PSM Makassar akan bertarung untuk memperebutkan poin pada lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009.

Karena tak punya home base yang layak, Ayam Kinantan harus keluar kandang saat menjamu lawan-lawannya. Kondisi ini tentu membuat PSMS bakal kesulitan untuk mendapat suntikan semangat dari supporter setianya Kampak FC. Walaupun ada, tentu tak sebanyak bila PSMS tampil di Stadion Teladan, Medan.

Situasi ini coba dimanfaatkan tim tamu Juku Eja untuk memetik poin pada pertandingan yang akan disiarkan langsung oleh antv ini. ”Jakabaring bukan kandang PSMS. Mereka tentu tak akan mendapat banyak dukungan dari penonton. Ini akan kami manfaatkan untuk bisa memetik minimal satu poin,” kata Pelatih PSM, Hanafing, saat dihubungi VIVAnews, Selasa, 24 Maret 2009.

Sayang, PSM datang dengan kekuatan yang tidak lengkap. Salah satu legiun asingnya, Ali Khadaffi tidak bisa tampil. Ali harus absen karena terkena akumulasi kartu kuning. Meski demikian, Hanafing tidak patah semangat. Kondisi timnya yang kondusif paska dilunasinya gaji pemain menjadi modal bagi timnya untuk tampil lepas sore ini.

”Saya sudah menyiapkan pemain yang akan mengisi pos Ali. Saya yakin, bila anak-anak tenang, mereka bisa memetik poin di Jakabaring,” kata Hanafing.

Rencana ini tentu tidak akan benjalan mudah. Sebab, tuan rumah juga sudah bertekad untuk merebut poin penuh dari duel ini. Bahkan, Pelatih PSMS, Liestiadi, mengaku akan meladeni PSM dengan permainan terbuka.

”Kami butuh poin untuk keluar dari zona degradasi. Karena itu, saya sudah instruksikan kepada anak-anak untuk tampil maksimal saat bertemu PSM. Mereka juga harus berani untuk tampil terbuka pada pertandingan nanti,” kata Liestiadi.

Dalam duel ini, kondisi PSMS sudah lebih baik dari pertandingan sebelumnya. Beberapa pemain yang sebelumnya cedera dikabarkan sudah bisa merumput kembali. Satu-satunya yang menjadi kendala adalah kondisi kiper Markus Horison yang masih tanda tanya.

”Saya akan lihat kondisi terkahirnya. Kalau memang memungkinkan untuk turun, saya akan pasang dia. Tapi kalau tidak, kami masih punya kiper lain,” tandas Liestiadi.

Prediksi Line Up

PSMS Medan (4-4-2): Galih Sudaryono (g), Dody Cahyadi, Aun carbiny, Afan Lubis, Asri Akbar, Leonardo Zada, Octavianus Maniani, Esteban Gullien, Mario Costas, Eliie Aiboy, Rahmad Affandi.

PSM Makassar (3-5-2): Samsidar (g), Oudja L.S, Rahmat Latif, Jayusman, Adnan Buyung, Iqbal, Syamsul Chaerudin, Diva Tarkas, Irsyad Aras, Proneto, Julio Lopes.

Galih siap ‘fight'

Kembalinya kiper tim nasional Markus Horison ke PSMS Medan ternyata tidak membuat Galih Sudaryanto merasa tersingkir. Kehadiran Markus justru membuat kiper berusia 22 ini terpacu mendapat tempat di tim utama Ayam Kinantan.

"Kembalinya Markus justru memotivasi saya agar bisa bermain lebih baik. Saya harus meningkatkan performa agar kembali menjadi kiper pertama. Ini menjadikan persaingan sehat di antara kami," kata Galih.

Sebelumnya, Galih menjadi pilar kekuatan PSMS setelah ditinggalkan Markus yang bergabung dengan Persik Kediri di awal musim. Hanya, krisis internal di Persik membuat Markus memilih kembali ke PSMS.

Penampilan Galih yang makin matang menunjukkan ia pantas menjadi kiper utama. Sukses PSMS melaju ke 8 Besar Copa Dji Sam Soe Indonesia 2008/2009 tidak terlepas dari penampilan gemilangnya dengan mementahkan serangan bergelombang Persiba Bantul di leg kedua 16 Besar.

Pasalnya, Persiba butuh kemenangan 4-0 untuk menyingkirkan PSMS. Meski kalah 0-2, PSMS tetap lolos karena unggul agregat 5-3. Galih pun berkali-kali melakukan aksi penyelamatan yang membuat skuad Liestiadi terhindar dari kebobolan banyak gol.

"Saya tak kecewa bila akhirnya harus kebobolan dua gol. Itu memang hasil dari serangan yang dibangun oleh tim lawan. Saya memang sudah siap saat pelatih menginstruksikan untuk bertahan. Ini berarti, saya harus bekerja keras menghadapi serangan mereka," jawab Galih menanggapi penampilannya di Bantul.

Penyelamatan gemilang yang dilakukan Galih menjadikannya sebagai salah satu kandidat peraih Bintang Emas untuk kategori Best Saving (Penyelamatan Terbaik). Kategori itu memungkinkan menjadi milik kiper meski tidak menutup kemungkinan diraih pemain lain yang menempati posisi buka kiper.

"Saya tak berpikir ke situ, tapi senang bila ada nominasi seperti itu. Apalagi, penghargaan itu dari wartawan. Ini salah satu bentuk kepedulian mereka pada sepakbola kita," jawabnya.

Tuesday, March 24, 2009

Tanpa Markus, Ayam Kinantan Target Tiga Poin


PSMS Medan mendapatkan kabar kurang menggembirakan jelang lawan PSM Makassar. Kiper utama yang juga
kiper timnas, Markus Horison Ririhina, dalam kondisi tak fit.

PSMS akan menjamu PSM di Stadion Jakabaring, Palembang, Rabu 25 Maret 2009. Dalam lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 ini, Ayam Kinantan mematok target poin penuh.

Pelatih PSMS, Liestiadi, menyebut bahwa Markus sudah ikut latihan. Namun, kondisi kiper Timnas Indonesia itu masih belum stabil. Karena itu, belum ada kepastian apakah Markus bisa tampil besok.

”Kami masih akan melihat kondisinya sore ini dan besok pagi. Kalau memang belum bisa turun, kami tidak akan memaksakannya,” kata Liestiadi saat dihubungi VIVAnews, Selasa 24 Maret 2009.

Meski terancam tanpa kehadiran Markus, PSMS menurut Liestiadi tetap mematok target tiga poin. Pasalnya, tambahan angka sangat dibutuhkan PSMS untuk menjauh dari zona merah degradasi.

”Kami berharap dapat poin penuh pada pertandingan ini. Soalnya, kami butuh poin agar tidak terdegradasi,” kata Liestiadi.

Markus sudah tidak memperkuat PSMS sejak tampil di AFC Cup 2009. Menghadapi South China di Hongkong, kiper yang sempat merumput bersama Persik Kediri itu sudah tidak berada di bawah mistar gawang Ayam Kinantan. Sebagai gantinya, PSMS menurunkan kiper kedua, Galih Sudaryono.

Liestiadi hingga sehari sebelum pertandingan masih menjabat sebagai pelatih kepala PSMS. Kehadiran mantan pelatih Persipura dan Persijap, Rudy Keltjes, tidak membuat konsentrasi Liestiadi terganggu. Bahkan, dia siap memberikan yang terbaik saat PSMS menjamu PSM.

Berhadapan dengan PSM, Ayam Kinantan berniat tampil terbuka. ”Kami sudah siap dengan offensive play. Kami tidak akan bermain bertahan lawan PSM,” tandas Liestiadi

Rudy Keltjes Calon Pelatih Teknik PSMS

Status Rudy Keltjes di PSMS Medan masih belum jelas. Sampai saat ini, pelatih kepala yang menangani Ayam Kinantan masih dipegang oleh Liestiadi Lo.

Rudy disebut akan menjabat sebagai penasihat teknik menggantikan Luciano Leandro. Awalnya, Rudy dikabarkan akan menangani PSMS di sisa putaran 2 Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009.

Indikasinya sudah terlihat saat PSMS berhadapan dengan Johor FC dalam lanjutan AFC Cup, Selasa 17 Maret 2009. Saat itu, Rudy sudah diberi kesempatan untuk melihat langsung penampilan Ellie Aiboy cs.

Namun saat dihubungi VIVAnews, Selasa 24 Maret 2009, Liestiadi mengaku masih menjabat sebagai pelatih kepala PSMS. Dia bahkan masih memimpin persiapan pemain-pemain PSMS menghadapi PSM Makassar, Rabu 25 Maret 2009.

”Sampai saat ini saya masih menjabat sebagai pelatih kepala. Nama pelatih PSMS yang tercantum di BLI juga masih nama saya. Pak Rudy kemungkinan bakal menjadi penasihat teknik. Tapi, itu juga belum ada kejelasan sampai saat ini,” kata Liestiadi.

Kabar masuknya Rudy diakui Liestiadi tidak membuat dirinya kehilangan konsentrasi dalam menangani PSMS. Bahkan saat menghadapi PSM besok, Liestiadi siap memberikan yang terbaik bagi timnya.

”Kami butuh poin untuk keluar dari zona degradasi. Karena itu saya sudah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi PSM. Mengenai Pak Rudy, itu saya serahkan ke manajemen,” tandas Liestiadi.

Satu lagi korban dari PSMS Medan....

Kenapa korban dari PSMS medan itu banyak dari internal club, bukan lawan tanding yang menjadi korban PSMS.
Asisten Pelatih PSMS Medan, Rudi Saari, mengakui dirinya telah didepak manajemen Ayam Kinantan, sejak 15 Maret lalu.

Meski begitu, ia tidak ingin berkomentar banyak mengani pemecatan dirinya sebab masih ada hal yang ingin dibicarakannya terlebih dahulu dengan pihak manajemen.

"Saya memang sudah menerima surat pemecatan dari manajemen sejak beberapa hari lalu. Tapi maaf, saya belum bisa berkomentar banyak, takut nanti ada yang

tersinggung," kata Rudi saat dihubungi Waspada, Senin, tanpa bersedia menjelaskan siapa gerangan yang disebutnya bakal tersinggung tersebut.

"Nanti saja bang, kalau semuanya sudah beres baru saya bicara. Untuk sekarang ini, saya tidak ingin banyak komentar dulu. Yang pasti, saya sudah tidak di PSMS lagi karena sudah dipecat," tambahnya.

Dari informasi yang berhasil dihimpun Waspada menyebutkan, alasan manajemen PSMS memecat Rudi karena gagal mengangkat prestasi tim. Meski terkesan salah alamat mengingat jabatan Rudi hanya sebagai asisten, tapi keputusan sudah dijatuhkan. Surat pemecatan pun sudah dilayangkan dan diterima yang bersangkutan.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan manajer Sihar Sitorus tidak bisa dimintai konfirmasi. Beberapa kali telepon genggamnya dihubungi, namun tidak dijawab meski terdengar nada tersambung.

Hanya saja, jika melihat keinginan pengelola PSMS ini mendatangkan pelatih kawakan Rudy William Keljtes, maka pemecatan Rudi dari kursi asisten bisa dipastikan merupakan bagian skenario tersebut.

Sebab, pangkat Liestiadi yang menjabat sebagai pelatih kepala bakal diturunkan

menjadi asisten pelatih dan Keltjes diproyeksikan sebagai pengganti Liestiadi. Hanya saja, sampai sejauh ini belum ada perkembangan signifikan dari keinginan

mendatangkan mantan pelatih PSS Sleman itu

Monday, March 23, 2009

PSMS pilih realistis


MEDAN - PSMS Medan termasuk salah satu tim yang memiliki jadwal paling padat, di samping Sriwijaya FC Palembang. Pasalnya, PSMS harus mengikuti tiga event bergengsi Liga Super, Copa Dji Sam Soe Indonesia 2008/2009 dan Piala AFC.

Kondisi itu menjadikan pasukan Liestiadi dituntut menjaga ritme agar bisa menorehkan hasil maksimal. Hanya, PSMS babak belur di Liga Super dan menempati zona degradasi. Kontras dengan penampilan Ayam Kinantan di arena Copa Dji Sam Soe Indonesia dan Piala AFC.

Di Copa Dji Sam Soe, PSMS justru tengah berkibar. Beda dengan tim elit lainnya seperti Persipura Jayapura dan Persija Jakarta Pusat yang langsung lolos ke 16 Besar karena menjadi semifinalis musm lalu. PSMS mengawali pertarungannya di babak pertama atau 48 Besar.

Beruntung, mereka selalu bertemu lawan dari Divisi Utama. Setelah menyingkirkan Persiraja Banda Aceh di babak awal, mereka meredam perlawanan PSPS Pekanbaru. Selanjutnya di babak 16 Besar, Elie Aiboy cs menghentikan laju kuda hitam Persiba Bantul.

Ironisnya, hasil itu dicapai saat kondisi PSMS sempat mengalami krisis. Buntutnya, PSMS ditinggalkan sebagian besar pemain bintang PSMS hengkang seperti Markus Horison yang kemudian pulang kandang, Mahyadi Panggabean, Saktiawan Sinaga, Legimin Raharja, Usep Munandar dan Supardi.

Meski PSMS kemudian diselamatkan pengusaha Sihar Sitorus, klub kebanggaan warga Sumut itu harus membangun tim dari nol. Artinya, PSMS yang tampil musim ini adalah tim yang benar-benar baru dengan materi pemain hasil rekrutan dari berbagai tim.

Selain materi pemain yang awalnya kurang meyakinkan, PSMS juga dihadapkan pada masalah pelatih. Saat kompetisi baru digelar, PSMS sudah memecat pelatih Iwan Setiawan dan menggantikannya dengan Luciano Leandro. Namun, Luciano, yang tidak direstui Badan Liga Indonesia (BLI) akibat lisensi A tidak memenuhi syarat, juga harus berhenti di tengah jalan.

Sejak itu, tim dipercayakan kepada pelatih PSMS U-21 Liestiadi yang kebetulan memiliki lisensi A. Di tangan Liestiadi, PSMS mulai menemukan sentuhannya. Itu terlihat dari kiprah PSMS di ajang Copa dan serta kemenangan 3-1 atas Johor FC di Piala AFC.

Liestiadi pun berharap keberhasilan PSMS bertahan di ajang Copa Indonesia dan kemenangan di Piala AFC itu membuat kepercayaan diri dan motivasi pemainnya meningkat.

PSM Incar poin dari Ayam Kinantan

PSM Makassar harus aman dari zona merah degradasi. Mimpi kemenangan harus jadi sesuatu yang nyata. PSMS Medan pun jadi sasaran tembak terdekat.

Target PSM dalam waktu dekat adalah kemenangan dari PSMS Medan. Sementara untuk laga selanjutnya melawan Sriwijaya FC(SFC) ditempat sama, Palembang, sasaran boleh sedikit dikendurkan. Pelatih PSM Hanafing menegaskan pasukannya harus berkonsentrasi penuh untuk bisa mewujudkan misi ini.

”Kami akan bermain habis-habisan saat melawan Medan. Saya tidak berpikir dulu untuk sisakan tenaga melawan SFC. Yang penting kami bisa menang telak dulu di laga terdekat ini,” ujar Hanafing seusai latihan rutin PSM kemarin. Hanafing menilai level kekuatan yang dimiliki antara PSMS dan SFC cukup berbeda.

Suksesor Raja Isa ini mengakui PSM lebih berpeluang menang saat melawan skuad Ayam Kinantan, julukan PSMS, dibandingkan SFC. Kendati demikian, Hanafing tidak ingin menganggap enteng PSMS. Mantan Arsitek Persiku Kudus ini tetap menaruh waspada agar anak asuhnya dapat mengantisipasi serangan-serangan lawannya.

Sebab, PSMS dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap, yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat, dan ngotot. ”Siapa pun lawannya, kami tidak bisa menganggap enteng. Semua harus diwaspadai. Apalagi, PSMS memiliki pemain asing yang tangguh dan speed luar biasa,” imbuhnya.

Sementara untuk persiapan melawan SFC, Hanafing mengaku belum berpikir ke arah sana. Dia berharap PSM bisa menang dulu saat melawan PSMS.Baru setelah itu Hanafing melakukan persiapan melawan SFC. ”Nantilah baru dilihat. Kalau nanti harus kalah melawan SFC, tidak apa-apa karena tertutupi dengan poin jika menang atas PSMS,” katanya.

Kapten Juku Eja Syamsul Chaeruddin mengatakan sejumlah kewaspadaan yang harus dilakukan pemain PSM. Beberapa hal yang perlu diantisipasi salah satunya adalah pemain sayap kiri Ellie Aiboy plus beberapa legiun asing PSMS. Semua itu, menurut Syamsul, berdasarkan pengalamannya saat bertemu PSMS di putaran pertama.

”Semua harus kami waspadai. PSMS masih memiliki performa yang baik saat bermain dan seketika bisa melumpuhkan pertahanan lawannya dengan cepat,” ujar Syamsul. Jelang tur ke Palembang, manajemen PSM punya resep menaikkan spirit tarung pasukannya.

Manajemen PSM akhirnya mengucurkan pembayaran gaji yang sempat tertunda hingga tiga bulan. Namun, gaji selama dua bulan belum dibayarkan dan yang dikucurkan hanya untuk nilai sebulan. Hanafing berharap keadaan ini dapat memicu spirit dan mental tarung Syamsul dkk. Hanya beberapa pemain memiliki pendapat berbeda dengan sang arsitek.

Meski sudah dibayar satu bulan, mereka mengaku masih terbebani dengan sisa dua bulan gaji yang belum dibayarkan. ”Ya, mau apa lagi kalau cuma satu bulan yang dibayar, daripada tidak dibayar sama sekali,” tandas salah satu pemain yang meminta namanya tidak disebut kemarin.

Pemain PSMS Sambut Rudi

Rencana manajemen PSMS merekrut Rudi Keltjes mendapat tanggapan beragam dari pemain. Meski begitu, mayoritas menyambut Rudi dengan tangan terbuka.

Salah satu sambutan positif dari rencana kedatangan Rudi adalah kapten tim PSMS M Affan Lubis. Menurutnya, kehadiran Rudi adalah upaya manajemen menaikkan posisi Ayam Kinantan yang saat ini berada di posisi paling buncit klasemen sementara Liga Super.

”Saya setuju-setuju saja Om Rudi menangani tim. Mungkin pelatih sekarang (Listiadi) dinilai kurang maksimal memperbaiki tim,” ujarnya. Affan menuturkan, jika memang manajemen memanggil Rudi, kemungkinan didasari pengalaman menangani beberapa tim.

”Kami sudah bicara dengan dia setelah pertandingan melawan Johor beberapa hari lalu. Dia bisa memasukkan diri dan mampu berkomunikasi dengan semua pemain,” ujarnya. Dia berharap duet antara Rudi yang sarat pengalaman melatih dan strategi Listiadi mampu membawa PSMS keluar dari zona degradasi.

”Kami tentu berharap Rudi dan Listiadi bisa membawa tim ini menjadi lebih baik lagi di hari-hari mendatang,” tuturnya.

Sementara itu, Erwinsyah Hasibuan yang lebih akrab disapa Monang menyatakan Rudi merupakan pelatih yang punya kualitas baik. Dalam melatih, Rudi juga dikenal bertangan dingin dan sangat disiplin. ”Rudi mau melatih kami kapan? Bagus itu. Saya setuju. Dia pelatih berkualitas dan sangat disiplin,” ujarnya.

Menurut Monang, mantan pemain Persebaya dan Niac Mitra itu tidak akan butuh waktu yang lama melakukan pendekatan dengan tim. ”Dia pelatih berpengalaman. Saya rasa tidak butuh waktu lama buat dia melakukan pendekatan dengan seluruh pemain. Karena, dia juga mantan pemain sepak bola. Dia pasti lebih tahu cara yang pas untuk pendekatan sama pemain,” tambahnya.

Tapi, rencana Manajer PSMS Sihar Sitorus mendekati Rudi justru dikritik Kampak FC. Melalui Presiden Kampak FC Dicky Anugerah Panjaitan, mereka menganggap pelatih tidak perlu diganti jelang akhir kompetisi.

Namun, Dicky mengakui Rudi memiliki kualitas lebih baik dari Listiadi. ”Apa betul kalau pelatih diganti, tim jadi lebih baik? Buruknya permainan pemain bukan melulu kesalahan pelatih. Jangan jadi kebiasaan mengganti-ganti pelatih terus,” ujarnya. Menurut Dicky, pelatih butuh waktu memoles tim agar lebih baik. Butuh adaptasi untuk pendekatan secara psikologis dengan pemain

Saturday, March 21, 2009

Sedikit Lega Laga Kontra Deltras Diundur

JAKARTA- PSMS Medan bisa sedikit menghela nafas lega. Pun demikian dengan Delta Putra Sidoarjo (Deltras). Sebab, Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) memastikan mengubah jadwal pertemuan di antara keduanya.

Laga itu semestinya digeber pada 22 Maret di Gelora Sriwijaya, Palembang. Namun, menyusul surat PSMS tertanggal 18 Maret 2009, BLI kemudian mengubah jadwal tersebut. BLI menggeser jadwal bentrok PSMS kontra Deltras ke tanggal 28 Maret.

“Selain itu, pada waktu yang sama di Palembang juga bertepatan dengan agenda kunjungan kerja Presiden. Karena itu, kami mengundur jadwal tersebut,” kata Joko Driyono, direktur kompetisi BLI, kemarin.

Selain mengundurkan partai PSMS lawan Deltras, BLI juga mengubah jadwal Sriwijaya FC Palembang dengan PSM Makassar. Pertandingan yang juga seharusnya dilangsungkan 22 Maret itu diundur ke tanggal 29 Maret.

“Namun untuk pertandingan tanggal 25 Maret tetap. Dimana, Sriwijaya FC menjamu Deltras, sedang PSMS melawan PSM,” terang Joko.

Kelegaan yang dirasakan PSMS. disebabkan tim ini bisa lebih menyiapkan diri menatap pertandingan betrikutnya. Sebelumnya kubu PSMS sempat merasa was-was. Pasalnya, setelah tampil di AFC Cup pada 17 Maret lalu, PSMS meliburkan pemainnya.

Hampir semua pemain PSMS pulang ke kampung halamannyamasing-masing. Karena itu, mereka pun khawatir tidak bisa tampil komplit dan prima, jika harus tampil pada 22 Maret. “Namun, setelah adanya pengunduran jadwal ini, kami jadi lebih tenang,” bilang Liestiadi, pelatih PSMS.

“Para pemain bisa memulihkan kondisi fisiknya yang sempat ngedrop disebabkan beberapa pertandingan berat yang dilakoni sebelumya,” tambah Liestiadi lagi.

Ungkapan Liestiadi ini seakan membenarkan apa yang dilakukan oleh manajemen dengan memulangkan seluruh pemain ke daerahnya masing-masing.

Bahkan rencananya, sejak berlaga kontra Johor FC, Selasa (17/3) lalu, praktis seluruh skuad Ayam Kianntan memiliki masa tiga hari untuk melakukan recovery sebelum bertolak ke Palembang, hari ini (20/3).

Tak hanya PSMS, Keputusan BLI ini pun disambut gembira oleh Deltras. Dengan pengunduran jadwal tersebut tim berjuluk The Lobster memiliki waktu yang cukup panjang untuk mempersiapkan tim.

“Kami kan baru saja meliburkan pemain. Kalau harus bertandingan pada 22 Maret tentu menyulitkan kami,” ujar Muhammad Zein Alhadad, pelatih Deltras.

Meski merasa lega, namun pelatih yang akrab disapa Mamak itu sejatinya lebih pas kalau laga melawan PSMS dilakukan setelah pemilihan umum (Pemilu). Sebab, jika dilakukan usai Pemilu, Mamak yakin timnya bisa tampil lebih optimal. Dan kemenangan diprediksi bisa diraihnya.

“Tapi kalau BLI sudah memutuskan kami harus main tanggal 28 Maret, tentu kami harus hormati dan ikuti,” tegas Mamak

Friday, March 20, 2009

PSMS Medan Dekati Rudy Keltjes


PSMS Medan sepertinya tidak puas dengan kinerja pelatih kepala Liestiadi Lo. Karena itu, Ayam Kinantan mulai mendekati pelatih baru, Rudy Keltjes.

Bahkan, saat PSMS membantai Johor FC 3-1, Rudy sudah tampak di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa 17 Maret 2009. Mantan pemain Persebaya dan Niac Mitra itu diberi kesempatan untuk melihat perkembangan Ellie Aiboy cs.

Ayam Kinantan terus melakukan perbaikan menyusul tidak berkembangnya penampilan para pemainnya di pentas Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Sampai saat ini, PSMS masih berada di posisi paling buncit klasemen sementara dengan mengantongi 17 poin dari 23 kali pertandingan.

“Saya memang sudah diundang untuk melihat kemampuan pemain-pemain PSMS Medan. Saya juga sudah ditawari untuk menangani PSMS. Namun, sampai saat ini pikiran saya belum bisa ke sana,” ungkap Rudy kepada Artha Tidar, wartawan GOSport, Kamis 19 Maret 2009.

Pengelola PSMS, Sihar Sitorus, membenarkan kabar ini. Dia menyebut manajemen memang sedang mencari figur pelatih yang bisa membangkitkan performa tim.

”Kami sudah tahu kapasitas Pak Rudy. Dan kami berniat untuk bekerjasama dengan dia. Namun, sampai saat ini belum ada keputusan hitam di atas putih. Kesepakatan masih 80 persen,” kata Sihar.

Seandainya kesepakatan terjadi, maka Rudy akan menjadi pelatih keempat Ayam Kinantan musim ini. Di awal musim, PSMS dilatih oleh Iwan Setiawan. Namun karena terus mengalami kekalahan, Iwan kemudian diganti oleh Erick Williams.

Erick juga tak bisa bertahan lama. Dia diganti oleh Luciano Leandro.

Sayangnya, pelatih asal Brasil itu tidak memenuhi standar yang diajukan oleh Badan Liga Indonesia (BLI). Dan sebagai gantinya, PSMS menunjuk Liestiadi Lo.

Thursday, March 19, 2009

Terlanjur Libur, Laga Menanti

Pasca menang 3-1 atas Johor FC dalam babak penyisihan Grup F Piala AFC Selasa lalu (17/3) skuad PSMS Medan membubarkan barisan. Sebagian pemain asal Medan pulang kampung, yang lainnya pun pulang ke pelukan keluarga masing-masing. Parahnya, keputusan membubarkan skuad tersebut, berdekatan dengan jadwal PSMS selanjutnya di Djarum Indonesian Super League (DISL).

Memang jadwal ISL kembali molor. Kampanye damai sejumlah calon legislatif dituding jadi penyebab utama mundurnya sejumlah jadwal DISL. Menurut jadwal PSMS akan kembali merumput pada 22 Maret mendatang melawan Deltras Sidoarjo dan akan disusul tiga hari kemudian melawan Arema Malang. Kedua partai tersebut diinstruksikan Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) untuk digelar di Stadion Jakabaring Palembang.

Keputusan untuk membubarkan skuad, sebenarnya lebih karena sedikit salah set. Manajemen terlanjur membeli tiket untuk pulang masing-masing. Sebab PSMS yakin kalau pertandingan selanjutnya di DISL bakal kembali molor. Sialnya, BLI lantas menyurati manajemen lewat faksimil yang isinya kurang lebih menjelaskan bahwa jadwal PSMS kemungkinan tetap dilaksanakan, tapi di Stadion Jakabaring bukan Siliwangi markas sementara PSMS.

Nah, untuk mengantisipasi agar segala sesuatunya tidak menjadi lebih buruk, Liestiadi, pelatih kepala PSMS menginstruksikan kepada seluruh pemain PSMS yang katanya profesional tersebut agar siap sedia jika dipanggil berkumpul untuk menggelar latihan. ''Pemain kita sudah profesional semua. Jadi cukup memberitahukan saja agar semasa libur mereka menjaga kondisi, diet. Dan, bila dipanggil kumpul sewaktu-waktu mereka harus segera hadir,'' kata Liestiadi

Wednesday, March 18, 2009

PSMS Jinakkan Pasukan Lebah


PSMS Medan akhirnya berhasil merebut kemenangan perdana di AFC Cup 2009. Menjamu tim asal Malaysia, Johor FC di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa, 17 Maret 2009, Ayam Kinantan unggul 3-1.

Pada lanjutan babak penyisihan grup F ini, PSMS tertinggal lebih dulu lewat gol pemain Johor FC, Mohd Azuwad menit ke-21. Namun di babak kedua, PSMS berhasil membalas tiga gol lewat kaki Ellie Aiboy (53'), Leonardo Zada (54'), dan gol bunuh diri pemain bertahan Pasukan Lebah-julukan Johor FC-, Madzlan Bin Emoi menit ke-66.

Berkat kemenangan ini, PSMS berhasil merangkak dari posisi paling buncit ke posisi runner up klasemen sementara grup F. Dari 2 kali penampilan Ayam Kinantan telah mengoleksi 3 poin. Di pertandingan pertama PSMS kalah di tangan tim asal Hongkong South FC 0-3.

Di babak pertama, PSMS sebenarnya cukup mendominasi serangan. Bahkan Ellie Aiboy cs beberapa kali mengancam gawang Johor FC yang dijaga oleh Mohamad Anis.

Salah satunya terjadi di awal babak pertama. Ellie yang mendapat umpan dari tengah lapangan berhasil masuk hingga ke kotak penalti tim tamu.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh, mantan pemain Selangor FC itu melancarkan tendangan ke sisi kanan gawang Johor FC. Sayang, tendangan Ellie telalu lemah sehingga mampu dipatahkan oleh Anis.

Keasyikan menyerang PSMS justru lupa bertahan. Berawal dari serangan balik, Johor FC berhasil membobol gawang PSMS yang dijaga oleh Galih Sudharyono di menit ke-21 lewat tandukan Mohd Azuwad.

Ketinggalan 0-1 PSMS mencoba meningkatkan lagi serangannya. Hasilnya, Ayam Kinantan berhasil mendapat satu peluang emas lewat kaki Rahmat Affandi di penghujung babak I. Sayang tendangannya dari dalam kotak penalti masih melebar di sisi kiri gawang Johor FC. Hingga babak I selesai, skor tak berubah 0-1 bagi tim tamu.

Babak Kedua
Di babak kedua, PSMS menunjukkan sedikit perubahan. Serangan-serangan yang dibangun oleh pasukan Liestiadi Lo itu semakin bervariasi.

Strategi ini terbukti ampuh. Buktinya, di menit ke-54, Ellie berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Berawal dari serangan balik, Ellie mampu mengecoh kiper Johor FC lewat sontekan terukur.

Gol Ellie memantik semangat Ayam Kinantan. Semenit kemudian, giliran Leonardo Zada yang menyumbang gol bagi PSMS. Sayang gol ini berbau offside.

Unggul 2-1 tak membuat gempuran PSMS mengendur. Tekanan demi tekanan terus dilancarkan oleh barisan penyerang PSMS. Hasilnya, Ellie berhasil memaksa pemain belakang Johor FC, Madzlan Bin Emoi melakukan gol bunuh diri di menit ke-66.

Berniat untuk menghalau bola, Madzlan justru membelokkan tendangan Ellie ke arah gawangnya sendiri. Akibatnya, Anis yang mati langkah tak sanggup mengantisipasinya.

Skor kembali berubah menjadi 3-1 bagi PSMS. Di sisa babak kedua, PSMS masih memiliki sederet peluang emas. Sayang, tak satupun yang berbuah gol. Hingga babak kedua berakhir, skor tidak berubah 3-1 untuk tuan rumah.

Susunan Pemain
PSMS Medan (4-3-3)
Galih Sudharyono (g), Fadly Hariri, Aun Carbiny/Reswandi, Edi Sukamto, Rachmat Afandi/Agus Supriyanto, Rachma Dhany, Esteban Gullien, Leonardo Zada,Mario Costas, Octavianus Mainani/Mitchell Leonardo, Ellie Aiboy (c)
Pelatih : Liestiadi Lo

Johor FC (4-4-2)
Mohd Anis (g), Mohd Hamzani, Mohd Azuwad/Mohd Hafiz, Madzlan Bin Emoi, Wan Rohaimi/See Kok Luen, Mohd Azizan, Mohd Nurul, Mohd Riduan (kk), Sivakumar (kk)/Zulindra, Eddy Helmi
Pelatih : Ramlan Bin Rashid

Menang tapi permainan masih gampang di baca lawan

PSMS Medan akhirnya berhasil merebut kemenangan perdana di AFC Cup 2009. Menjamu Johor FC di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa, 17 Maret 2009, Ayam Kinantan unggul 3-1.

Pada lanjutan babak penyisihan grup F ini, PSMS tertinggal lebih dulu lewat gol pemain Johor FC, Mohd Azuwad menit ke-21. Namun di babak kedua, PSMS berhasil membalas tiga gol lewat kaki Ellie Aiboy (53'), Leonardo Zada (54'), dan gol bunuh diri pemain bertahan Pasukan Lebah-julukan Johor FC- menit ke-66.

Berkat kemenangan ini, PSMS berhasil merangkak dari pois paling buncit ke posisi runner up klasemen sementara grup F. Dari 2 kali penampilan Ayam Kinantan telah mengoleksi 3 poin. Di pertandingan pertama PSMS kalah di tangan tim asal Hongkong South FC 0-3.

Di babak pertama, PSMS sebenarnya cukup mendominasi serangan. Bahkan Ellie Aiboy cs beberapa kali mengancam gawang Johor FC yang dijaga oleh Mohamad Anis.

Salah satunya terjadi di awal babak pertama. Ellie yang mendapat umpan dari tengah lapangan berhasil masuk hingga ke kotak penalti Pasukan Lebah-julukan Johor FC.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh, mantan pemain Selangor FC itu melancarkan tendangan ke sisi kanan gawang Johor FC. Sayang, tendangan Ellie telalu lemah sehingga mampu dipatahkan oleh Anis.

Keasyikan menyerang PSMS justru lupa bertahan. Berawal dari serangan balik, Johor FC berhasil membobol gawang PSMS yang dijaga oleh Galih Sudharyono di menit ke-21 lewat tandukan Mohd Azuwad.

Ketinggalan 0-1 PSMS mencoba meningkatkan lagi serangannya. Hasilnya, Ayam Kinantan berhasil mendapat satu peluang emas lewat kaki Rahmat Affandi di penghujung babak I. Sayang tendangannya dari dalam kotak penalti masih melebar di sisi kiri gawang Johor FC. Hingga babak I selesai, skor tak berubah 0-1 bagi tim tamu.

Babak Kedua
Di babak kedua, PSMS menunjukkan sedikit perubahan. Serangan-serangan yang dibangun oleh pasukan Liestiadi Lo itu semakin bervariasi.

Strategi ini terbukti ampuh. Buktinya, di menit ke-54, Ellie berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Berawal dari serangan balik, Ellie mampu mengecoh kiper Johor FC lewat sontekan terukur.

Gol Ellie memantik semangat Ayam Kinantan. Semenit kemudian, giliran Leonardo Zada yang menyumbang gol bagi PSMS. Sayang gol ini berbau offside.

Unggul 2-1 tak membuat gempuran PSMS mengendur. Tekanan demi tekanan terus dilancarkan oleh barisan penyerang PSMS. Hasilnya, Ellie Aiboy berhasil memaksa pemain belakang Johor untuk melakukan gol bunuh diri di menit ke-66.

Berniat untuk menghalau bola, pemain tersebut justru membelokkan tendangan Ellie ke arah gawangnya sendiri. Akibatnya, Anis yang mati langkah tak sanggup mengantisipasinya.

Skor kembali berubah menjadi 3-1 bagi PSMS. Di sisa babak kedua, PSMS masih memiliki sederet peluang emas. Sayang, tak satupun yang berbuah gol. Hingga babak kedua berakhir, skor tidak berubah 3-1 untuk tuan rumah

AFC Cup 2009 Sukses Perdana PSMS di Pentas Internasional


PSMS Medan sukses menaklukkan Johor FC 3-1 pada babak penyisihan Grup F AFC Cup 2009, Selasa 17 Maret 2009. Pelatih PSMS, Liestiadi Lo, berharap kemenangan lawan Johor FC menjadi awal kebangkitan PSMS di pentas AFC Cup 2009.

Penampilan PSMS di pentas Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 tidak menunjukkan perbaikan. Di putaran 2, Ayam Kinantan tak mampu berbuat banyak.

Hasil jeblok juga sempat dirasakan PSMS saat menapaki debutnya di AFC 2009. Berhadapan dengan South China, Ellie Aiboy keok 0-3.

Kekalahan sebenarnya nyaris menemani langkah PSMS saat menjamu Johor FC di Stadion Jakabaring, Palembang. Di babak pertama, Ayam Kinantan sempat tertinggal 0-1 lewat gol yang dicetak oleh pemain tim tamu, Mohammad Azuwad, pada menit ke-21.

Beruntung, di babak kedua PSMS berhasil membalikkan keadaaan dengan mencetak tiga gol. Gol pertama PSMS dicetak oleh Ellie Aiboy menit ke-53. Leonardo Zada merubah skor menjadi 2-1 lewat gol yang dicetaknya satu menit kemudian. Sedangkan gol ketiga PSMS disumbangkan lewat bunuh diri pemain belakang Johor FC, Madzlan Bin Emoi, menit ke-66.

”Kami sangat senang dengan kemenangan perdana kami di pentas intenasional, sore ini. Kemenangan ini akan menjadi pendorong semangat bagi kami untuk tampil lebih baik di kemudian hari,” kata Liestiadi seperti dilansir situs AFC, Rabu, 15 Maret 2009.

Menurut Liestiadi, sebelum pertandingan dirinya sempat membakar semangat pemain-pemainnya. Liestiadi menekankan bahwa PSMS merupakan tim bagus dan punya pemain-pemain yang berkualitas.

”Saya juga mengatakan kepada pemain agar tampil menyerang sejak awal pertandingan,” kata Liestiadi.

Sementara itu, pelatih Johor FC, Ramlan Rashid, menilai penampilan PSMS cukup baik. Dia juga memuji penampilan Ellie Aiboy yang sangat merepotkan barisan pertahanan mereka.

”Saya sudah menduga kalau Ellie memberikan kami masalah. Karena itu saya sudah berpesan agar anak-anak menjaganya. Sayangnya, dia (Ellie) cukup sulit untuk dijaga,” kata Ramlan.

Tak hanya itu, Ramlan juga menilai PSMS juga semakin kuat dengan hadirnya tiga pemain asing. Berbeda dengan timnya yang tidak punya pemain asing.

”Kami juga tidak bisa mengimbangi kecepatan sayap-sayap PSMS. Mereka cukup lihai dalam melancarkan serangan ke tim kami,” tandas Ramlan.

Saat ini, South China menjadi pimpinan sementara Grup F. Di belakangnya bercokol PSMS Medan. Sedangkan posisi 3 dan 4 dihuni oleh Johor FC dan V.B.

Tuesday, March 17, 2009

PSMS v Johor FC Yang Penting Bisa Menang


PSMS Medan kembali merumput di ajang AFC Cup. Kali ini Ayam Kinantan -julukan PSMS- bakal bertindak sebagai tuan rumah. PSMS akan menjamu wakil Malaysia Johor FC di Gelora Sriwijaya, Palembang, malam ini (tayangan langsung TPI pukul 18.30 WIB).

Kemenangan menjadi harga mati yang dipatok PSMS. "Hanya kemenangan yang bisa membuat peluang ke babak berikutnya tetap terjaga. Jadi, berapa pun skornya, yang penting kami harus menang," tegas Liestiadi, pelatih PSMS, kepada Jawa Pos kemarin (16/3).

Cuma kemenangan memang yang bisa menjaga peluang PSMS maju ke fase berikutnya. Sebab, pada laga perdana pekan lalu, mereka takluk 0-3 dari South China (Hongkong). Kekalahan itu membuat Ellie Aiboy dkk menempati posisi juru kunci klasemen sementara grup F.

Kans PSMS untuk memenangi pertandingan malam ini cukup terbuka. Selain PSMS tampil di negeri sendiri, kekuatan Johor FC juga tidak terlalu menakutkan. Buktinya, di laga perdana, mereka hanya mampu bermain 0-0 melawan VB Sport (Maladewa) di Malaysia. Johor juga tidak diperkuat pemain asing.

Di sisi lain, PSMS justru bisa memaksimalkan amunisi asingnya. Kans PSMS semakin besar lantaran hampir seluruh pilarnya dalam kondisi fit.

Group F preview: Liestiadi looks for AFC Cup lift


PSMS Medan coach Liestiadi Lo is confident his side can bounce back from their opening AFC Cup game defeat last week with a victory against Malaysian side Johor FC at Jaka Baring Stadium on Tuesday.

The Indonesians opened their Group F campaign with a comprehensive 3-0 defeat at South China of Hong Kong.

Their fortunes in the Indonesian Super League have also been disappointing with Medan languishing at the bottom of the table.

But Liestiadi is not looking at past form and believes his side are capable of securing a result against Johor.

“It is the first time we have participated in a continental competition but we are confident that we can measure up to any opponents,” he said.

“The match against South China in Hong Kong was our toughest match in this group and we have now put it behind us for better results ahead.”

Liestiadi’s concerns, however, have been worsened by a number of injuries to his squad with Markus Horison, Asi Akbar and Andhika Yudistira all injured.

Meanwhile, Johor coach Ramlan Rashid insists his side will take a cautious approach to the game as he fears a possible backlash from Medan as a result of their opening game defeat.

The Malaysian side battled for a goalless draw at home to VB of the Maldives last week and Ramlan believes another point in Indonesia will be a good result.

“They (Medan) will definitely be out to make up for a disappointing start,” he said.

“If we get a draw, I will consider getting an away point a good result. A win will be a bonus and a further boost to the confidence of the team.”

In the other game in the group, South China will be keen to maintain their impressive start with another win at VB.

After a disappointing AFC Cup campaign last year in which they managed just a solitary win, the Hong Kong side were impressive in their opening game this year against Medan.

But coach Kim Pan-gon believes the game in the Maldives will prove a different challenge for his players.

“Their environment is different to Hong Kong so we need to keep the players well rested,” he said.

“We will watch a video of our last game and decide tactically the best way to prepare for this game.”

VB club manager Ibrahim Rasheed has called for his players to improve their form in the final third after wasting numerous opportunities against Johor last week.

“We had around 10 opportunities to score a goal and Dhagey (Ali Ashfaag) was brought down twice inside their penalty area," he said.

PSMS optimis jamu Johor FC

PALEMBANG - Pelatih PSMS Medan, Liestiadi, mengatakan timnya optimis meraih kemenangan saat menjamu Johor FC pada babak penyisihan Grup F AFC Cup di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa.

"Walaupun jadwal pertandingan yang diikuti kesebelasan ini sangat padat, tetapi kami bertekad meraih poin di laga melawan Johor FC," katanya di Palembang, Senin.

Menurut Liestiadi, anak-anak Ayam Kinantan tersebut kini dalam kondisi baik. "Apalagi pada laga AFC kedua ini, mereka bertanding sebagai tuan rumah sehingga target tersebut diharapkan terpenuhi," tambahnya.

Dikatakan pada pertandingan nanti, pihaknya akan menurunkan pemain inti plus tiga pemain asing. Selain itu, kapten Elie Aiboy diharapkan bisa bermain optimal agar mampu membawa PSMS meraih angka.

"Mau di mana saja, kita siap. Palembang kan tetap Indonesia, kita pasti memiliki pendukung," sambung Liestidi tersenyum.

Menghadapi Johor FC, PSMS akan langsung menyerang dengan segarnya kembali Leonardo Martins Zada dan Mario Costas. Elie pun merasa optimis dengan kemenangan.

"Sebagai pemain yang sudah merasakan atmosfer sepakbola di Malaysia, saya optimis. Tidak ada yang perlu ditakuti, peluang sama. Yang penting di lapangan," kata Elie singkat.

Di kubu tim tamu, pelatih Ramlan Rasyid mengatakan, sudah mempelajari permainan PSMS yang tidak jauh berbeda dari segi teknis dan gaya tim asuhannya. "Jika diberi kesempatan menyerang, mereka akan mengoptimalkan dan bertahan ketika tertekan," tegasnya.

Tetapi dia mengakui, kalau permainan PSMS Medan lebih berbobot dibanding apalagi dengan hadirnya Elie Aiboy yang pernah merumput di Johor. Secara realistis dan obyektif, Ramlan mengakui keunggulan PSMS.

"Kita datang kemari tidak mau kalah. Soal kualitas, tidak jauh berbeda. Iklim sepakbola di Indonesia dan Malaysia juga sama. Begitu juga dengan kondisi alamnya, kita juga lagi musim hujan," sambungnya tersenyum.

Monday, March 16, 2009

Preview PSMS Medan vs Johor FC

Pasukan Lebah Tanpa Pemain Asing
Johor FC masih buta kekuatan calon lawannya di pertandingan kedua babak penyisihan Grup F AFC Cup 2009, PSMS Medan. Keduanya akan bertemu di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa 17 Maret 2009.

Pelatih Johor FC, Ramlan Rashid, kepada situs The Star, Senin 16 Maret 2009, mengaku belum pernah melihat penampilan PSMS. Selama ini informasi mengenai pemain dan gaya bertanding Ayam Kinantan hanya didapat dari beberapa rekannya sesama pelatih.

"Saya belum pernah menyaksikan PSMS tampil. Menurut teman-teman saya, PSMS punya pemain asing yang bagus. Karena itu kami harus mewaspadainya," kata Ramlan.

Johor FC sudah berada di Palembang, sejak Minggu, 15 Maret 2009. Bertandang ke Indonesia, Ramlan membawa 18 pemain. Bedanya, tim berjuluk Pasukan Lebah ini tidak memiliki pemain asing seperti PSMS.

Federasi Sepakbola Malaysia (FAM) telah mencabut izin bagi pemain asing untuk merumput di Liga Malaysia. Karena itu seluruh tim yang tampil di Liga Malaysia sudah tidak memiliki satu pemain asing pun.

Meski tampil tanpa pemain asing, Johor FC tetap percaya diri. Untuk menghadapi Ayam Kinantan, Ramlan akan bertumpu pada pemain-pemain berpengalaman seperti Eddy Helmi, Madzalan Emoi dan skipper Wan Rohaimi Ismail.

Mereka akan menjadi motor bagi pemain-pemain muda yang lain. "Saya percaya pemain-pemain muda kami mampu menunjukkan penampilan terbaiknya. Satu poin adalah sebuah hasil yang bagus. Sedangkan kemenangan bagi kami adalah sebuah bonus," tandas Ramlan

Piala AFC Johor Buta Kekuatan Ayam Kinantan

Hasil seri tanpa gol yang raih Johor FC saat menjamu VB Sports (Maladewa) pekan lalu mengharuskan tim asal Malaysia ini berusaha mengambil poin di Palembang, kala menghadapi PSMS Medan pada AFC Cup di Stadion Gelora Sriwijaya besok pukul 19.00 WIB.

Tanpa keraguan, tim yang masih tercecer di peringkat 11 Superliga Malaysia ini menyatakan bahwa mereka tidak ingin pulang ke negaranya dengan hasil buruk. Pelatih Johor Ramlan Rasyid mengatakan, mereka sudah mengalami kerugian saat menghadapi VB Sport di kandangnya.

“Karena hasil tersebut, kami berusaha akan membayarnya di sini (Palembang),” kata Ramlan saat baru tiba di Hotel Jayakarta, kemarin sore. Menurut Ramlan, selama masa satu pekan setelah menghadapi VB Sports, pihaknya tidak mempersiapkan tim secara khusus. Hanya, dia terus mencari cara bagaimana membuat gol di kandang lawan.

“Ketika menghadapi VB Sports, pemain masih kurang finishing touch. Akibatnya, selama 90 menit kami main tanpa gol. Jadi, persiapan kami hanya mengoptimalkan finishing touchdan berharap usaha ini sukses pada pertandingan melawan PSMS nanti,” sambungnya.

Hanya, mengaplikasikan strategi yang diramunya untuk memaksimalkan finishing touch tersebut, Ramlan masih menemui kendala. Karena, dia belum mengetahui sama sekali peta kekuatan tim Ayam Kinantan, julukan PSMS. “Yang kami tahu, mereka memiliki lima pemain asing dan seperti tim asal Indonesia lainnya, mereka memiliki teknik bagus dan bermain keras. Saya memang pernah menyaksikan PSMS main di Surabaya dua musim lalu. Tapi, kekuatan mereka pasti berbeda,” tutur Ramlan. Namun, Ramlan memastikan ada satu pemain PSMS yang dinilai akan membuat repot pertahanan Johor FC, yakni Ellie Eboy.

“Kami tahu dia (Ellie) karena pernah main di Liga Malaysia. Dia juga tipe pemain yang selalu bergerak dari pinggir lapangan dengan umpan-umpan yang bagus sehingga kami mutlak mewaspadainya,” ucapnya. Ramlan menguraikan, 18 pemain yang dibawanya ke Palembang tidak ada sama sekali pemain dari luar negeri.

Karena, dia ingin mengandalkan tenaga-tenaga dari semua pemain lokal yang ada. “Kami (Malaysia) tidak membenarkan memakai pemain luar negeri dalam tim. Jadi, jelas semua pemain yang saya andalkan dari lokal,” pungkasnya

Johor Baru Khawatirkan Kandang PSMS

Dua tim yang akan beraga di ajang AFC cup telah merapat ke Palembang. Johor FC tiba lebih awal sekitar pukul 14.15 wib dan
disusul oleh tim PSMS medan yang mendarat pukul 19.30 wib.

Maklum PSMS akan menjamu Johor FC di ajang AFC yang diikutinya akan menggunakan stadion Jaka Baring, Palembang pada 17 Maret 2009.

Johor FC datang dengan armada 18 pemain sepertinya tak main-main untuk melakoni laga kedua mereka di AFC cup ini. Langsung menggelar Latihan pada sore 16 Maret untuk beradptasi dan
mempersipakan pola permainan

Menurut Ramlan Rashidi Coach Johor FC, ke-18 pemain tersebut tidak ada satu pun pemain asing. Karena menurutnya, tim yang ada di Malasyia tidak ada yang memakai pemain asing.

“Meskipun regulasi AFC membolehkan pemain asing dengan
tiga orang, tapi, negara kami tidak membolehkan ada pemain asing,” ungkapnya pada wartawan GOsport.

Lebih lanjut Ramlan menjelaskan, di Malasyia ingin memaksimalkan
para pemain lokalnya. Baik itu di pentas nasional maupun Asia.

Mengenai kekuatan PSMS sendiri, Ramlan mengatakan cukup tahu meskipun tidak mengenal lebih jauh.

“Sedikit-sedikit tahulah. Waktu tahun kemarin, saya pernah melihat
permainan PSMS. Mereka bermain tidak begitu jelek. Intinya kita tetap mewaspadai para pemain mereka. Yang jelas, dulu dengan
sekarang sudah berbeda,” paparnya.

“Tak ada persiapan yang khusus semua berjalan dengan biasa
Kami hanya melakukan apa yang seharusnya kami lakukan
karena PSMS juga akan melakukan yang sama dan bisa lebuh baik lagi karena meraka bermain di rumahnya” ujar Ramlan.

Jelang laga besok malam, Johor FC punya modal lebih
baik ketimbang PSMS berhasil menahan imbang tim VB asal
maladewa.

Dan PSMS harus rela mengakui keperkasaan South China denghan skor 3-0. Tapi PSMS akan di untungkan bermain di home Jaka Baring
yang nota bene adalah kandang mereka dan itu jadi motivasi
tersendiri.

Optimisme tinggi di harapkan bisa memenangkan laga home PSMS yang pertama ini.

"Laga perdana kita sudah lepas sekarang satnya kami harus mengotimlakan laga home di Jaka Baring.Kami sudah siap dan hanya butuh bantuan supporter disini untuk menambah motiasi kami saat bertandingnanti" ujar Listiadi, pelatih kepala PSMS

Persiapan unutk menggelar pertandingan AFC cup di Jaka
Baring pun telah di lakukan pihak panitia.

“Semua tak ada masalah yang rumit karena sama seperti
gelaran LCA kemarin. Jaka baring sudah siap menggelar AFC
cup ini. Semua kesiapan Jaka Baring sudah di check ulang AFC dan kami kira tak ada permasalahan berarti lagi Panpel di sisni sudah berkonsolidasi dengan panpel PSMS dan kita tinggal
menunggu pertandingan saja” ujar Azwan karim yang kembali meninjau sebagai bidang kompetisi BLI


PSMS sendiri paling tidak harus menyiapakan dan sekitar 250 juta unutk penyelenggaraan laga homenya di jaka baring.
Dana tersebut tidak lain untuk biaya penyewaa Stadion, penerangan

Lampu yang dalam satu kali pertandingan menyedot dana hampir 20 juta.dana pihak keamanan, Media center, panitia dan
cetak tiket.

“Kita telah menyepakati dan mengatur semua menyangkut
tentang operasional pertandingan. Dan semua pengeluaran itu
mudah-mudahan akan tertutpi dengan alokasi tiket yang kami rencanakan dengan mencetak tiket sebesar 10.000 tiket.” Jelas wahab ketua panpel PSMS.

Pihak SFC pun tak ada permasalahan yang berarti mengenai
PSMS harus menggunakan ajaka baring. Karena disaat yang
bersamaan SFC memang tidak menggunakan Jaka Baring karena harus melwat ke Shandong Luneng untuk laga away LCA.

Juga panpel SFC menganggap seperti melaksanakan pertandingan SFC saja.

”Tak ada masalah yang berate semua sudah sesuai sepertu yang di rencanakan. Kita seperti menggelar acara pernikahkan saudara di rumah kita sendiri. Lagipula PSMS membawa nama bangsa ini unutk bertanding di AFC cup ini” kata Rizal Abdullah ketua Panpel petandingan di Jaka baring.

Meski Takluk 0-2 di Bantul PSMS Melaju ke 8 Besar Copa Indonesia

PSMS Melaju ke 8 Besar Copa Indonesia
Meski mendulang kemenangan 2-0 atas, PSMS Medan, Persiba Bantul gagal meraih tiket delapan besar Copa Dji Sam Soe. PSMS yang lolos karena menang dalam agregat jumlah gol yakni 5-3. Dalam laga sebelumnya, PSMS memukul telak Persiba 5-1.

Persiba harus menang minimal empat gol tanpa balas untuk lolos. Tim ayam kinantan yang turun dengan pemain lapis kedua, Sabtu (14/3) di Stadion Sultan Agung, Bantul, hanya bertahan dan sesekali melancark an serangan bali.

Persiba menuai gol pertama menit ke-25 melalui sontekan Feri Setyawan. Ardi Suyanto menggandakan gol Persiba di menit ke-50.

Pelatih Persiba Nandar Iskandar, usai pertandingan, mengatakan, anak-anak besutannya sebenarnya punya enam peluang untuk menggetarkan jala gawang lawan. "Tapi ya hanya dua gol tercipta. Anak-anak main bagus, tapi kurang beruntung," ujarnya.

Sementara Pelatih PSMS Liestiadi mengatakan, sebelum laga ia menginstruksikan pemain untuk banyak bertahan dan sesekali melakukan serangan balik. PSMS sengaja menyimpan tenaga karena 17 Maret akan berlaga di Asian Footbal Champion (AFC).

Liestiadi dan Nandar kecewa terhadap kepemimpinan wasit Daryanto. Sebagai wasit yang sudah bersertifikat FIFA, mestinya lebih tegas. "Kami mencatat 2-3 pelanggaran terhadap pemain kami yang mestinya berbuah kartu. Namun sebenarnya kami menyorot wasit bukan demi tim, tapi keselamatan pemain," ucapnya.

PSMS bidik empat besar

JAKARTA - Usai keberhasilan menembus perempatfinal Copa Indonesia pasca keungullan agregat 5-3 atas Persiba Bantul, PSMS Medan kini membidik semifinal.

"Kami belum tahu siapa lawan berikutnya karena masih menunggu hasil drawing. Meski demikian, kami siap menghadapi tim mana pun karena target kami menyamai prestasi musim lalu saat mencapai semifinal," kata pelatih PSMS Liestiadi, Minggu.

PSMS termasuk tim paling konsisten karena selalu menembus babak empat besar di ajang Copa Dji Sam Soe Indonesia. Karena itu, Liestiadi berharap prestasi tersebut bisa dipertahankan.

"Kami optimistis mampu mencapai target itu. Pasalnya, PSMS tinggal selangkah lagi," lanjutnya.

"Saya senang bisa membantu PSMS lolos ke babak delapan besar. Saya tahu PSMS selalu sukses dengan mencapai semifinal di Copa dan kini saya ingin melakukannya. Kalau bisa, membawa PSMS juara," kata kiper PSMS, Galih Sudharyono yang siap bersaing dengan Markus Horison menjadi kiper utama PSMS.

Keltjes Merapat
Sementara itu, manajer Sihar Sitorus dalam pesan singkatnya yang diterima Waspada

Pelatih yang proyeksikan sebagai pengganti Liestiadi tersebut bakal dipercaya memoles persiapan Elie Aiboy cs melakoni laga tandang di AFC Cup 2009 menjamu Johor FC di Stadion Gelora Jaka Baring, Palembang, 17 Maret mendatang.

Seperti diketahui, Sihar mengaku sedikit kecewa dengan hasil yang diraih para pemainnya dalam beberapa laga terakhir di ajang Liga Super. Sementara ini posisi Ayam Kinantan tidak beranjak dari papan bawah klasemen.
(ard)

menyebutkan, calon pelatih baru PSMS Rudy William Keltes Senin (16/3) ini sudah bergabung dengan tim di Palembang.

Saturday, March 14, 2009

Persiba Bantul v PSMS Demi Menjaga Sebuah Tradisi

Lolos ke babak 8 besar buat PSMS Medan memiliki banyak makna. Selain demi mengembalikan reputasi dan obat pelipur lara, mencapai babak 8 besar Piala Indonesia juga membuka peluang menjaga tradisi Ayam Kinantan lolos ke semifinal.

Untuk misi tersebut sebenarnya tidak sulit. Tak perlu menang melawan Persiba Bantul di Stadio Sultan Agung sore ini. Cukup menahan seri, PSMS sudah berhak melenggang ke babak 8 besar.

“Kami tidak mau gegabah dengan second leg ini. Mereka (Persiba Bantul) wajib diwaspadai. Apalagi, mereka bermain di kandangnya sendiri. Mereka sudah pasti akan tampil ngotot. Kami tetap akan berusaha menjaga tradisi PSMS,” kata Listiadi, Pelatih PSMS, kemarin sore. Tapi, mengandalkan hasil seri tentu riskan, karena itu berisiko membuat Ayam Kinantan cenderung bertahan. Paling mungkin, PSMS harus tampil normal.

“Terlalu berbahaya kalau kami bertahan .Karena, kami akan mendapat tekanan terus. Dari babak pertama, kami akan bermain ofensif,” sebut Listiadi. Bertekad menyerang, Listiadi juga tak lupa menekankan pertahanan. “Pada menit-menit akhir kami sering melakukan kesalahan. Saya akan terus mengingatkan pemain untuk konsentrasi,” tambahnya. Pria asli Kota Medan ini juga mengungkapkan, sebagai pelatih, dia mengaku harus optimistis dalam setiap game.

“Semua pemain harus dipercayakan dalam setiap pertandingan. Pemain kami harus profesional dan siap diturunkan kapan saja,” kata Listiadi kemarin sore. Dia mengakui pertandingan melawan Persiba sangat penting. Apalagi, game yang menentukan langkah selanjutnya pada pergelaran di Piala Indonesia. “Yang terpenting, kami harus lolos demi menjaga tradisi PSMS sebelumnya,” tambahnya.

Di lain pihak, anak asuh Nandar Iskandar memang memikul beban berat pada laga ini jika mereka ingin melaju. Selain yang dihadapi adalah klub Liga Super, selisih gol besar jadi tanggungan tuan rumah. Namun, kondisi ini ternyata tidak menyurutkan ambisi skuad Laskar Sultan Agung.

Mereka tak tanggung-tanggung mengusung sasaran fantastis, Persiba menargetkan kemenangan 5-0 atas PSMS. Alasan target kemenangan itu tak lain ingin menghindari adu penalti. Kiper PSMS yang juga penjaga gawang timnas Indonesia Markus Horison jadi catatan alasan sasaran ini.

”Kami lebih suka lolos ke perempat final lewat dua kali 45 menit daripada harus ditentukan lewat adu tendangan penalti. Karena, itu hanya akan menyulitkan langkah kami. Kami tahu Markus punya kualitas yang cukup bagus,” sebut Sekretaris Persiba Wikan Werdo Kisworo

Ayam Kinantan Tatap 8 Besar

Perjalanan PSMS Medan menuju babak 8 besar Copa Indonesia 2008/2009 tinggal selangkah lagi. Karena itu, saat berhadapan dengan Persiba Bantul di leg kedua babak 16 besar, sore ini, Sabtu, 14 Maret 2009, Ayam Kinantan tak ingin terpeleset.

Di leg pertama, PSMS berhasil menekuk Persiba 5-1. Karena itu, untuk melenggang ke babak 8 besar, pasukan Liestiadi hanya perlu menghindari kekalahan dengan selisih di atas empat gol pada pertandingan yang digelar di di Stadion Sultan Agung, Bantul. Hasil imbang saja sudah cukup bagi PSMS untuk menyingkirkan tim asal Divisi Utama, Persiba.

Meski memiliki peluang cukup besar, PSMS tetap fokus menyambut laga kedua ini. Tim kebanggaan warga Sumatera Utara itu sama sekali tak meremehkan Persiba. Bahkan PSMS tetap memasang target menang saat tampil di kandang lawan.

“Semuanya bisa terjadi di lapangan. Kemenangan 5-1 bukan jaminan untuk lolos ke babak 8 besar. Kami tetap akan memberikan yang terbaik Sabtu nanti,” kata gelandang PSMS Elie Aiboy, Jumat, 13 Maret 2009.

Menurut Ellie, Persiba akan bermain menyerang untuk mengejar defisit gol. Pasalnya, mereka butuh kemenangan dengan skor 4-0 untuk membuat kejutan menyingkirkan tim Liga Super seperti saat menaklukkan Persik Kediri di 24 Besar.

Mengenai kekuatan lawan, Ellie menilai gelandang serang Seto Nurdiantoro akan menjadi andalan tuan rumah dalam memecah kebuntua. Karena itu Ellie menilai timnya wajib mengawasi pergerakan Seto bila tak ingin kebobolan. Selain Seto, ketajaman striker Ezequiel Gonzalez juga harus diwaspadai.

“Kami harus mengantisipasi Seto dan adiknya Yohanes. Selain itu masih ada Ezequiel yang tak main di leg pertama. Ini membuat kami hanya bisa meraba permainannya,” lanjut gelandang tim nasional ini.

Target menang juga ditegaskan pelatih Liestiadi. Karena itu, ia akan menurunkan tim terbaik untuk menghadapi Persiba.

Meski demikian, Liestiadi mengaku masih buta dengan kekuatan Persiba. Apalagi, di leg pertama Persiba tidak turun dengan tim terbaik. Karena itu, selama 20 menit pertama akan digunakan Liestiadi untuk memantau kekuatan dan kelemahan tuan rumah.

Dari situ akan membuat strategi lagi untuk bisa mempertahankan keunggulannya. “Saya tetap menurunkan formasi terbaik karena kami ingin menang. Hanya, kekuatan Persiba memang sulit ditebak. Sebenarnya saya ingin menurunkan pemain muda. Tapi, saya memilih memainkan tim inti,” katanya lagi.

Prakiraan Formasi
Persiba Bantul (3-5-2)
33-Ariesoma Krisandhi; 4-Kahudi Wahyu, 14-Hari Susanto, 32-Michael Ndubuisi Onwatuegwu; 16-Febi Martika, 8-Choirul Anam, 24-Wahyu Tri, 27-Seto Nurdiantoro, 3-Yohanes Yuniantara; 11-Cristiano de Oliviera, Ezequiel Gonzalez
Pelatih: Nandar Iskandar

PSMS (4-1-4-1)
Galih Sudharyono; 11-Edi Sibung, 4-Aun Carbiny,7-Reswandi, 3-Fadly Hariri; 5-Esteban Guillen; 88-Elie Aiboy, I Komang Adyana, 8-Afan Lubis ©, 17- Leonardo, Martins; 18-Alejnadro Costa
Pelatih: Liestiadi

Copa Indonesia Persiba Bantul Targetkan Bantai PSMS

Jelang pertemuan kedua kontra PSMS Medan di Copa Indonesia di Stadion Sultan Agung Bantul, Sabtu (14/3/2009), Persiba Bantul mengusung target fantastis. Targetnya sangat mengejutkan yaitu mencetak kemenangan 5-0.

Kemenangan 5-0 tersebut untuk memuluskan langkah satu-satunya wakil Provinsi DIY di ajang Copa Indonesia ini melangkah ke fase selanjutnya. Pasalnya, tim berjuluk Laskar Sultan Agung ini harus mengakui kehebatan tim Ayam Kinantan dengan skor 1-5.

Meski sebenarnya dengan skor 4-0 saja tim asuhan Nandar Iskandar ini bisa memuluskan langkahnya mendekati Senayan, namun manajemen Persiba tetap bertekad membalas kekalahan di Medan dengan skor yang lebih mencolok.

"Kita sangat mampu untuk mencetak skor itu dan saya sangat yakin semua pemain berada pada kondisi fit sehingga bisa menemukan permainan terbaiknya," tandas Sekretaris Persiba Bantul Wikan Werdo Kisworo Jumat (13/3/2009).

Selain bermodal semangat dan dukungan pendukung Paserbumi, keuntungan masa recovery yang lebih panjang dibandingkan sang lawan jelas menjadi keuntungan tersendiri yang dimiliki Persiba dalam menghadapi pertandingan krusial ini.

"Pemain kita setelah melawan PSIM kemarin gak ada pertandingan jadi bisa beristirahat dan memulihkan stamina. Sedangkan pihak lawan, mereka harus tour tandang saat Liga Super dan tandang ke luar negri saat kompetisi Liga Champion Asia," ujarnya.

Tekad kemenangan 5-0 yang dicanangkan manajemen Persiba tersebut merupakan bukti keseriusan tim yang identik dengan warna merah-merah ini untuk mencapai target yang sejak awal dicanangkan, yakni lolos ke Senayan di Copa Indonesia

Pindah kandang ke Palembang

MEDAN - PSMS Medan memindahkan markas ke Stadion Gelora Sriwijaya Jaka Baring Palembang, Sumatera Selatan, dalam melakoni laga home pada Piala AFC dan Liga Super Indonesia.

Demikian disampaikan Ketua Bidang Pelaksana Pertandingan PSMS Wahyu Wahab Usman kepada Waspada melalui telefon dari Palembang, Jumat. Kompetisi kali ini sungguh luar biasa bagi PSMS karena sudah lima kali pindah markas dalam semusim kompetisi.

Setelah Badan Liga Indonesia (BLI) memutuskan Stadion Teladan tidak layak menjadi home base di ajang LSI, PSMS menyewa Stadion Gelora Bung Karno kemudian berlanjut ke Stadion Jati Diri Semarang hingga akhir musim kompetisi putaran pertama.

Memasuki paruh kedua, PSMS mempergunakan Stadion Siliwangi Bandung dan terakhir akan berkandang di Stadion Gelora Sriwijaya Jaka Baring. Sementara pertandingan Copa Indonesia tetap digelar di Stadion Teladan Medan.

Wahyu merevisi pemberitaan selama ini di beberapa media ibukota dan lokal bahwa PSMS akan melakoni pertandingan home Piala AFC di Stadion Jalak Harupat Kabupaten Bandung. "PSMS bermarkas di Stadion Jaka Baring Palembang. AFC sendiri tidak mengizinkan Stadion Jalak Harupat sebagai home base," terang Wahyu.

Dia mengakui, padatnya jadwal pertandingan Piala AFC dan LSI, dengan begitu PSMS pindah home base. "Untuk pertandingan melawan Deltras dan PSM digelar di Stadion Jaka Baring. Itu pun kalau Kapolri memberikan izin pelaksana pertandingan saat masa kampanye," terangnya sambil menunggu perkembangan.

Friday, March 13, 2009

Andalkan Pelapis Boyong 18 Pemain ke Bantul

MEDAN-Selain menjalani kewajiban untuk melakoni pertandingan di Copa Indonesia, saat menghadapi Persiba Bantul yang berlangsung Sabtu (14/3) besok, pelatih kepala PSMS Liestiadi mendapat PR dari manajemen untuk melakukan seleksi kepada para pemain cadangan yang nantinya diproyeksikan sebagai pemain inti di ajang Indonesia Super League (ISL).

Hal tersebut mutlak dilakukan mengingat tim berjuluk Ayam Kinantan tak hanya berlaga di ajang ISL dan Copa Indonesia semata, tapi juga di ajang AFC Cup.

Praktis merotasi pemain adalah sebuah kebijakan yang pantas untuk dilakukan. Apalagi, tiga hari setelah laga menghadapai Persiba Bantul, Affan Lubis dkk akan kembali berlaga di ajang AFC Cup menghadapi Johor FC (Malaysia).

Menatap laga kontra Persiba, besok(14/3), anak asuh Sihar Sitorus diuntungkan dengan besarnya margin gol yang dikemas Affan Lubis dkk pada pertandingan di leg I yang berkesudahan 5-1.

Artinya, jika pun saat menghadapi Persiba nanti PSMS takluk dengan skor 0-3, maka Affan Lubis dkk masih dapat melenggang ke babak selanjutnya.

“Kita tak perlu tampil ngotot kala menghadapi Persiba, karena fokus kita adalah pertandingan melawan Johor FC. Kita wajib memetik poin sempurna atas mereka. Pasalnya, mereka (Johor FC, Red) tak sekuat yang kita perkirakan sebelumnya. Terbukti, saat menghadapi tim lemah seperti VB Sport Maladewa, mereka hanya mampu bermain imbang,” kilah Liestiadi, kemarin (12/3).

Atas dasar itu pula, kala bertandang ke markas Persiba nanti, mantan staf pengajar di SMA Sutomo Medan ini tak membawa para pemain pilar yang selama ini kerap tampil sebagai starting eleven.

Nama-nama seperti Zada, Aun Carbiny, hingga Markus tidak tercantum di antara 18 nama pemain yang diboyong dalam lawatan ke Bantul.

“Belum dapat dipastikan siapa saja pemain yang akan diturunkan. Kita masih akan menanti sampai saat terakhir, tergantung kondisi pemain. Siapa yang siap, maka dia lah yang akan diturunkan” beber Liestiadi. Rencananya, tim Ayam Kinantan akan bertolak ke Bantul Jumat (13/3) pagi

Keltjes gantikan Liestiadi?

JAKARTA - Upaya untuk melakukan perbaikan terus dilakukan manajemen PSMS guna mengangkat prestasi jeblok Elie Aiboy cs di ajang Liga Super Indonesia musim ini.

Tak heran, jika dalam waktu dekat posisi pelatih kepala yang saat ini diduduki Liestiadi bakal berganti. Siapa gerangan pelatih yang bakal menggantikannya, memang belum diputuskan. Sebab, manajemen Sihar Sitorus mencoba melakukan pendekatan dengan beberapa pelatih. Salah satunya adalah Rudi William Keltjes.

"Ya, kami memang berencana menjajaki kemungkinan untuk mencari pelatih guna menangani PSMS menyelesaikan sisa putaran kedua. Salah satu pelatih itu adalah Keltjes. Sangat diharapkan, pengalamannya menangani tim bisa mengangkat prestasi PSMS," kata Sihar, Kamis, sembari menambahkan upaya ini demi menyelamatkan Ayam Kinantan dari degradasi di musim depan.

Masih kata Sihar, dirinya tidak habis pikir dengan prestasi yang tak kunjung membaik dari PSMS. Padahal berbagai upaya telah dilakukan. Bahkan di tengah tim lain mengalami pembayaran gaji yang telat hingga beberapa bulan, para pemain PSMS tidak mengalaminya.

"Tapi tetap saja prestasi tidak bisa terangkat. Untuk itulah, kami ingin mencoba figur pelatih yang lain. Semoga saja hal ini bisa membawa perubahan ke arah yang

lebih baik," katanya, tanpa menyebutkan kapan pastinya Liestiadi bakal dilengserkan.

Terpisah, Liestiadi mengaku tidak kaget dengan rencana manajemen tersebut. Ia bahkan menyatakan siap menerima semua keputusan yang dibuat manajemen. Menurutnya, hal tersebut memang sepenuhnya hak dan wewenang mereka untuk memberhentikan dirinya.

"Sebagai pelatih profesional, saya tidak kaget dengan rencana mencari pelatih lain. Mereka pantas kecewa dengan hasil yang kami peroleh dan saya pun demikian.Tapi jujur saja, saya sudah berusaha bekerja maksimal," bebernya.

Copa Indonesia PSMS Kembali Kehilangan Pemain

PSMS Medan kembali harus kehilangan sederet pemainnya saat menjalani leg 2 Copa Indonesia 2008/2009 kontra Persiba Bantul, Sabtu 14 Maret 2009. Setidaknya tiga pemain tak bisa membela Ayam Kinantan karena masih berkutat dengan cedera.

Ketiga pemain itu yakni Markus Horison, Andhika dan Asri Akbar. Mereka juga tidak dibawa saat PSMS menjalani duel perdana di AFC Cup 2009 kontra South China di Stadion Mongkok, Hongkong, Selasa 10 Maret 2009. Pada pertandingan itu PSMS Medan kalah 0-3.

"Mereka masih berkutat dengan cedera. Karena itu kami tidak membawanya saat berhadapan dengan Persiba Bantul di leg 2 Copa Indonesia," kata pelatih PSMS, Liestiadi, saat dihubungi VIVAnews, Kamis 12 Maret 2009.

PSMS Medan hari ini bertolak ke Bantul. Liestiadi memboyong 18 pemain termasuk Octavianus Mainani dan Edi Sukamto yang tidak bisa tampil di AFC Cup lalu. Kedua pemain itu absen karena menerima kartu merah saat tampil di playoff Liga Champions Asia (LCA) beberapa waktu lalu.

Di leg 1, PSMS Medan berhasil menaklukkan Persiba 4-1. Dengan demikian, untuk lolos ke babak 8 besar, PSMS hanya butuh menghindari kekalahan dengan selisih lebih besar dari 2 gol.

"Untuk sementara kami konsentrasi di Copa dulu. Kami ingin lolos ke babak 8 besar untuk membalas kekalahan yang kami derita belakangan ini," pungkas Liestiadi

Wednesday, March 11, 2009

Pelatih PSMS Akui Keunggulan South China

Debut PSMS Medan di AFC Cup 2009 berakhir dengan kekalahan. Pelatih Ayam Kinantan Liestiadi mengakui timnya kalah kelas dibanding tim lawan South China.

Pada pertandingan yang digelar di Stadion Mongkok, Hongkong, 10 Maret 2009, PSMS dipecundangi tuan rumah 0-3. Hasil ini membuat PSMS Medan harus melanjutkan perjalannya di AFC Cup 2009 dari dasar klasemen sementara.

Pelatih PSMS Medan, Liestiadi kepada situs resmi Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) mengatakan, timnya datang ke Hongkong dengan target mencuri poin. Namun kualitas tim tamu ternyata membuat pasukan Ayam Kinantan yang tidak diperkuat empat pilar andalannya, Markus Horison, Asri Akbar, Oktavianus Mainani, dan Edi Sukamto tak mampu berbuat banyak.

"Selamat kepada South China. Mereka memang pantas mendapat kemenangan ini. Saat ini mereka lebih baik dari kami," kata Liestiadi kepada situs AFC, usai pertandingan.

Liestiadi menambahkan, setelah pertandingan ini, dirinya akan melakukan pembenahan di tim PSMS Medan. Banyak kekurangan yang harus diperbaiki sebelum kembali melanjutkan pertandingan selanjutnya di penyisihan Grup F AFC Cup 2009.

Setelah menghadapi South China, PSMS Medan akan menjamu tim asal Malaysia, Johor FC di Stadion Jakabaring, Palembang, 17 Maret 2009. Sedangkan pertemuan kedua dengan South China juga akan digelar di Jakabaring, 5 Mei 2009.