Kembalinya kiper tim nasional Markus Horison ke PSMS Medan ternyata tidak membuat Galih Sudaryanto merasa tersingkir. Kehadiran Markus justru membuat kiper berusia 22 ini terpacu mendapat tempat di tim utama Ayam Kinantan.
"Kembalinya Markus justru memotivasi saya agar bisa bermain lebih baik. Saya harus meningkatkan performa agar kembali menjadi kiper pertama. Ini menjadikan persaingan sehat di antara kami," kata Galih.
Sebelumnya, Galih menjadi pilar kekuatan PSMS setelah ditinggalkan Markus yang bergabung dengan Persik Kediri di awal musim. Hanya, krisis internal di Persik membuat Markus memilih kembali ke PSMS.
Penampilan Galih yang makin matang menunjukkan ia pantas menjadi kiper utama. Sukses PSMS melaju ke 8 Besar Copa Dji Sam Soe Indonesia 2008/2009 tidak terlepas dari penampilan gemilangnya dengan mementahkan serangan bergelombang Persiba Bantul di leg kedua 16 Besar.
Pasalnya, Persiba butuh kemenangan 4-0 untuk menyingkirkan PSMS. Meski kalah 0-2, PSMS tetap lolos karena unggul agregat 5-3. Galih pun berkali-kali melakukan aksi penyelamatan yang membuat skuad Liestiadi terhindar dari kebobolan banyak gol.
"Saya tak kecewa bila akhirnya harus kebobolan dua gol. Itu memang hasil dari serangan yang dibangun oleh tim lawan. Saya memang sudah siap saat pelatih menginstruksikan untuk bertahan. Ini berarti, saya harus bekerja keras menghadapi serangan mereka," jawab Galih menanggapi penampilannya di Bantul.
Penyelamatan gemilang yang dilakukan Galih menjadikannya sebagai salah satu kandidat peraih Bintang Emas untuk kategori Best Saving (Penyelamatan Terbaik). Kategori itu memungkinkan menjadi milik kiper meski tidak menutup kemungkinan diraih pemain lain yang menempati posisi buka kiper.
"Saya tak berpikir ke situ, tapi senang bila ada nominasi seperti itu. Apalagi, penghargaan itu dari wartawan. Ini salah satu bentuk kepedulian mereka pada sepakbola kita," jawabnya.
No comments:
Post a Comment