MEDAN - PSMS Medan telah menetapkan empat nama yang akan dipertahankan untuk skuad musim depan. Zulkarnaen, Syahbani, Novi Handriawan, dan Mahadi Rais. Dua nama terakhir bisa dibilang layak karena kualitas yang ditunjukkan sepadan. Namun Zul (sapaan akrab Zulkarnaen-red) dan Syahbani?
Jika menilai kontribusi keduanya di skuad musim lalu masuk dalam kategori minim. Betapa tidak, Zulkarnaen lebih banyak bergelut dengan cederanya. Kontribusinya untuk tim hanya sampai putaran pertama. Selebihnya? Zul hanya bisa melihat rekan-rekannya berjuang dari bangku penonton.
Lalu bagaimana dengan Syahbani? Masih soal kontribusi, Syahbani juga minim. Sempat menjadi pilihan pertama di awal musim, performanya labil dan akhirnya posisinya digantikan Andi Setiawan sampai musim berakhir. Bahkan posisinya melorot menjadi kiper ketiga setelah Irwin Ramadhana.
Padahal ada beberapa nama yang layak dikedepankan sebagai pemain yang pantas dipertahankan. Sebut saja Donny Siregar, Ari Yuganda, dan Faisal Azmi. Ketiganya merupakan langganan starter dan tentu berkontribusi meloloskan PSMS ke babak 8 besar Liga Ti-Phone musim lalu. Juga ada Affan Lubis yang tak lekang termakan usia.
Namun nyatanya ego membuat pengurus menutup mata atas kualitas mereka. Tentu masih segar dalam ingatan bagaimana laporan beberapa pemain ke KONI Medan untuk menuntut gaji.
Bukan bentuk perlawanan, namun sebuah tuntutan akan hak yang seharusnya mereka peroleh. Donny, Ari dan Faisal termasuk tujuh pemain yang masuk daftar hitam pengurus. Bersama Acong, Tri Yudha, Andi Setiawan, dan Irwin.
Sinyal ketujuhnya bakal tidak dipertahankan sudah tercium sejak kejadian itu. Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, ketika ditanyakan nama-nama yang dipertahankan menyebutkan sebagian besar skuad musim lalu bermentalitas buruk sehingga gagal meloloskan tim ke semifinal ketika peluang sudah di depan mata.
“Hanya empat pemain dari 22 pemain karena mereka bermentalitas buruk. Buktinya unggul tiga gol dengan mudahnya bisa disamakan 3-3 (kontra Persiba-red),” ujar Idris belum lama ini.
Meskipun tidak menyinggung soal pelaporan pemain ke KONI Medan, pernyataan “mentalitas buruk” mungkin menyerempet pada tuntutan pemain terkait gaji tersebut. Apalagi pascapelaporan pengurus PSMS terlihat cukup sakit hati.
Sangat disayangkan hal tersebut menjadi acuan dalam penetapan status pemain. Diharapkan PSMS menentukan status pemain dengan rasio, bukan ego
No comments:
Post a Comment