Sejak lama, PSMS dikenal dengan gaya main rap-rap. Maka itu, rap-rap itu identik PSMS, begitu juga sebaliknya. Di bawah kendali Raja Isa, rap-rap ternyata tak lagi menarik. Pelatih dari Malaysia itu berniat membuang rap-rap jauh-jauh.
Tentu saja, pernyataannya itu ditentang berbagai pihak. Mulai dari mantan pemain PSMS, hingga fans. Raja Isa berkilah, sepak bola saat ini sudah berkembang. Maka gaya rap-rap tak lagi layak dipakai oleh PSMS. Rap-rap sendiri identik dengan permainan keras dan cepat. Tapi Raja Isa tak mau itu dipakai skuadnya. “Rap-rap tak lagi jadi tren, karena sepak bola sudah berubah. Maka, gaya permainan juga harus berubah. Yang terpenting adalah bagaimana pemain bisa bertanding sebaik mungkin,” kata Raja Isa.
Mantan pemain PSMS, Ismail Ruslan salah satu yang menolak rap-rap dihilangkan. “Bermain keras sudah menjadi ciri khas. Kita bermain keras namun, orientasinya bukan untuk mencederai lawan, tapi untuk mendapatkan bola,” katanya.
Sementara, Ketua PSMS Fans Club Rahmat Nur Lubis menuturkan, gaya rap-rap dijadikan idiom agar PSMS tetap semangat berlaga. “Jadikan rap-rap itu sebagai gertakan kepada calon lawan,” tandas Rahmat. (saz/sumutpos)
No comments:
Post a Comment