CEO PSMS Medan, Idris mengundang 40 klub sub ordinat PSMS. Agenda di undangan tersebut akan membahas perihal kesinambungan PT PSMS. Sebagaimana diketahui legalitas PT PSMS sedang bermasalah.
Keberadaannya dinilai fiktif karena ketiadaan akta notaries yang absah. Undangan ini jelas saja menuai kecaman dari beberapa pemilik klub. Sebab secara hirarki organisasional, Idris dinilai tidak memiliki kapasitas sebagai pengundang.
Penelusuran Tribun, awalnya agenda tersebut disisipkan pada surat undangan technical meeting babak 16 besar yang dilayangkan kepada 40 klub. Surat bernomor 19/PANPEL-TP/XI/2011 pada poin ketiga sub ketiga bertuliskan “membicarakan kelangsungan PT PSMS”. Surat undangan ditandatangani Ketua Panitia Pelaksana turnamen Rahudman Cup, Yongkie Haurissa dan Wakil Sekretaris Zulkifli.
Akhirnya, surat undangan terpisah dibuat dengan agenda sama. Uniknya pengundang adalah Idris SE sebagai Sekretaris Umum PSMS Medan. Pertemuan akan dihelat hari ini, Selasa (28/11) malam di Garuda Plaza Hotel.
Ketua PS Bintang Utara, Azar Tanjung menyoal kapasitas Idris sebagai pengundang. “Apa wewenang Idris dengan agenda pembicaraan kesinambungan PT PSMS. Sepatutnya pihak pengundang adalah dewan direksi atau dewan komisaris. Idris kan hanya sebagai pemilik klub saja,” ujarnya.
Azar juga menolak penyebutan Idris sebagai sekretaris umum PSMS. “Darimana jalannya ia sekretaris umum. Kami tidak mengakuinya. Itu kan musim dan sudah demisioner. Sekarang masih Rahudman Harahap yang jadi Ketum PSMS. Susunan pengurus baru belum kami terima secara tertulis, masih lisan,” katanya. Ia menyebutkan Direktur PT PSMS yang paling layak membuat pertemuan tersebut.
Saat dikonfirmasi pada Direktur PT PSMS, Dolly Sinumba Siregar justru mengaku tidak mendapat undangan itu. “ Saya tidak diundang pada pertemuan itu. Saya pikir rencana itu keliru, kapasitas Idris sebagai apa? Kepengurusan Idris kan sudah demisioner,” katanya Dolly yang juga Ketua PS Padang Lawas.
Pernyataan menohok bersuar dari Freddy Hutabarat, Ketua PS Medan Putera. Ia yang juga mengaku tidak mendapat undangan mewanti-wanti agar klub-klub mampu bersikap bijak. “Mungkin undangannya belum sampai. Tapi kalau memang enggak sampai, berarti ada kesengajaan. Lihat saja besok (bc. hari ini) saya sebagai ketua klub yang sah akan tetap hadir meski tak diundang,” ujarnya dengan nada tinggi.
Freddy berharap, klub-klub yang hadir bersikap bijak menentukan sikap dan tidak tergiur iming-iming uang dengan kedok dana pembinaan yang rencananya dipersiapkan. “ Tolong tanya hati nurani masing –masing. Lihatlah secara jernih, mana yang benar dan mana yang salah,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris PS Deli Putra Azzam Nasution mencoba bersikap lebih tenang. Menurutnya, kekisruhan yang terjadi perlu dicarikan jalan keluarnya.
“Tentunya saya akan hadir di rapat itu dan mengharapkan semua klub nanti yang hadir menentukan komitmen kompetisi mana yang dipilih,” harap Azzam.
Soal sikap, PS Deli Putra mengaku belum menentukan sikap. Namun menurutnya, sepakbola adalah soal degradasi dan prestasi. “Kompetisi mana yang dipilih bukan masalah. Tapi klub-klub harus menentukan sikap. Ini soal kelanjutan perjalanan PSMS,” tandasnya. (Randy Hutagaol/TribunMedan)
No comments:
Post a Comment