PSMS besutan Suharto akan menguji ketangguhan dengan melawan Persiraja Banda Aceh, besok. Seakan tak mau kalah, PSMS Medan besutan Zulkarnain Pasaribu alias Bang Zul juga melakukan hal yang sama. Yakni melakukan uji coba hari ini melawan PTPN IV.
Ya, uji coba yang akan digelar sore hari di Stadion Teladan Medan ini direncanakan untuk pemantapan skuad. Karena itu, starter yang akan dipasang tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Punggawa Ayam Kinantan yang dipastikan absen hanya gelandang Zuanda Effendi. “Ya starter masih sama, mungkin Zuanda Effendi saja yang tak ikut, dia lagi demam,” ucap asisten pelatih PSMS Suyono.
Gaston Castano yang absen kala PSMS berlaga di Derby Deli melawan Pro Titan beberapa waktu lalu pun dipastikan akan merumput. Dengan begitu, kerinduan masyarakat Medan untuk menonton duet idaman, Kurniawan dan Gaston, kemungkinan besar akan terwujud. “Saya targetkan menang. Yang pasti dalam uji coba kali ini kita ingin melihat bagaimana sebuah gol tercipta melalui kerja sama tim,” tambah Suyono.
Sementara itu pemain PSMS Erwinsyah Hasibuan berharap mendapat kepercayaan pelatih. Dirinya ingin diturunkan agar bisa memberikan kontribusi pada PSMS. “Kalau saya turun, saya akan melakukan instruksi pelatih serta memberi penampilan terbaikku,” tutur pemain yang akrab dipanggil Monang tersebut sambil senyum
Kumpulan Berita Tentang PSMS Medan Teruskan Perjuangan MU PSMS Medan "Koe" Dukung Terus PSMS Medan ....
Thursday, October 28, 2010
Rudi Keltjes Masih Punya Utang di PSMS
EDAN- Masih ingat Rudi William Keltjes? Ya, pelatih keenam PSMS dalam satu musim di zaman manajemen Sihar Sitorus itu tiba-tiba jadi buah bibir. Belakangan, namanya disebut-sebut akan kembali menukangi Ayam Kinantan musim mendatang.
Isu ini langsung dikonfirmasi kepada yang bersangkutan. Ketika dihubungi via telepon Rabu (27/10) malam, Rudi Keltjes tak menampik keinginan besar kembali ke Medan dan jadi arsitek PSMS. Namun, baru sekadar ingin. Tak ada konfirmasi yang diterimanya dari pengurus.
“Wah, mau sekali. Sekarang sedang tidak ada tim. Tapi yang coba kontak dan menawari banyak. Sayang PSMS belum ada menghubungi,” katanya kepada Sumut Pos.
Kalau benar ditawari melatih PSMS, bahkan Rudi bersedia digaji kecil. “Kembali melatih PSMS merupakan tanggung jawab,” katanya.
Tanggung jawab? Tentu saja, di masa kepelatihannya PSMS gagal bertahan di ISL. Sebagai pelatih keenam dalam satu musim, Rudi saat itu merasa mewarisi tim yang sudah bobrok. Maka itu, ia ingin kembali diberi kesempatan dari awal menukangi PSMS.
“Kalau dari awal abang dikasih kesempatan, pasti akan abang sanggupi. Urusan kontrak belakangan. Yang penting PSMS kembali ke ISL,” sambung Rudi.
Masa lalu kelam ketika gagal membawa PSMS bertahan di ISL, bahkan dikatakan Rudi masih menjadi mimpi buruknya. “Sampai saat ini abang masih tak enak tidur. Ingin kembali bersama-sama dengan fans dan pengurus, membawa PSMS bangkit,” ujarnya.
Ditanyakan soal ini kepada Benny Tomasoa, asisten manajer PSMS, didapat jawaban bahwa pengurus belum ada rencana mencari pelatih baru. “Wah, saya baru dengar kabar ini. Tampaknya belum ada rencana ke sana,” sebut Benny singkat.
Isu ini langsung dikonfirmasi kepada yang bersangkutan. Ketika dihubungi via telepon Rabu (27/10) malam, Rudi Keltjes tak menampik keinginan besar kembali ke Medan dan jadi arsitek PSMS. Namun, baru sekadar ingin. Tak ada konfirmasi yang diterimanya dari pengurus.
“Wah, mau sekali. Sekarang sedang tidak ada tim. Tapi yang coba kontak dan menawari banyak. Sayang PSMS belum ada menghubungi,” katanya kepada Sumut Pos.
Kalau benar ditawari melatih PSMS, bahkan Rudi bersedia digaji kecil. “Kembali melatih PSMS merupakan tanggung jawab,” katanya.
Tanggung jawab? Tentu saja, di masa kepelatihannya PSMS gagal bertahan di ISL. Sebagai pelatih keenam dalam satu musim, Rudi saat itu merasa mewarisi tim yang sudah bobrok. Maka itu, ia ingin kembali diberi kesempatan dari awal menukangi PSMS.
“Kalau dari awal abang dikasih kesempatan, pasti akan abang sanggupi. Urusan kontrak belakangan. Yang penting PSMS kembali ke ISL,” sambung Rudi.
Masa lalu kelam ketika gagal membawa PSMS bertahan di ISL, bahkan dikatakan Rudi masih menjadi mimpi buruknya. “Sampai saat ini abang masih tak enak tidur. Ingin kembali bersama-sama dengan fans dan pengurus, membawa PSMS bangkit,” ujarnya.
Ditanyakan soal ini kepada Benny Tomasoa, asisten manajer PSMS, didapat jawaban bahwa pengurus belum ada rencana mencari pelatih baru. “Wah, saya baru dengar kabar ini. Tampaknya belum ada rencana ke sana,” sebut Benny singkat.
Enam Pemain Ubah Status
Jadwal kick off kompetisi Divisi Utama telah diambang pintu. Seluruh klub peserta mulai melakukan pengurusan administrasi pemainnya ke PSSI, termasuk PSMS. Ya, meski belum juga pengurus menentukan tim mana yang akan diturunkan di kompetisi kelas dua tersebut.
Terlepas dari itu, tim besutan Zulkarnain Pasaribu tak ingin terlambat mengurus administrasi itu. Pasalnya, dari 25 pemain yang telah resmi berkostum Ayam Kinantan, enam diantaranya masih berstatus sebagai pemain amatir. Keenam pemain tersebut Juanda Effendi, Azuan Lubis, M Parlin, Alfian Habibi, Rinaldo, dan Mahadi Rais Syahputra. Hal itu dilakukan lantaran pemain yang boleh tampil di Indonesia Super League (ISL) harus pemain profesional, maka manajemen PSMS kemudian melakukan pengurus alih status enam pemain amatir tersebut menjadi pemain profesional ke PSSI, sebelum didaftarkan secara resmi sebagai bagian dari skuad PSMS musim kompetisi 2010/2011.
“Segala kelengkapan untuk mengurus alih status enam pemai itu sudah dipersiapkan. Mulai berkas berkas-berkas yang menjadi persyaratan alih status dari amatir ke profesional,” ucap Asisten Manajer PSMS Benny Tomasoa kemarin.
Dikatakannya, pihaknya hanya tinggal mengirimkan pengajuan alih status Rinaldo, Mahadi, Parlin, Juanda, Alfian, dan Azwan ke PSSI. Sedangkan untuk 19 pemain lainnya sudah berstatus pemain profesional. “Sesegera mungkin, kami akan segera daftarkan ke PT LI untuk disahkan,” ungkapnya.
Tidak hanya pemain lokal, pihaknya juga telah melengkapi berkas pengurusan Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) tiga pemain asing Vagner Luis Oliviera de Marins, Jose Sebastian dan striker Gaston Castano untuk segera diberikan kepada masing-masing agen pemain untuk diproses secepatnya
Terlepas dari itu, tim besutan Zulkarnain Pasaribu tak ingin terlambat mengurus administrasi itu. Pasalnya, dari 25 pemain yang telah resmi berkostum Ayam Kinantan, enam diantaranya masih berstatus sebagai pemain amatir. Keenam pemain tersebut Juanda Effendi, Azuan Lubis, M Parlin, Alfian Habibi, Rinaldo, dan Mahadi Rais Syahputra. Hal itu dilakukan lantaran pemain yang boleh tampil di Indonesia Super League (ISL) harus pemain profesional, maka manajemen PSMS kemudian melakukan pengurus alih status enam pemain amatir tersebut menjadi pemain profesional ke PSSI, sebelum didaftarkan secara resmi sebagai bagian dari skuad PSMS musim kompetisi 2010/2011.
“Segala kelengkapan untuk mengurus alih status enam pemai itu sudah dipersiapkan. Mulai berkas berkas-berkas yang menjadi persyaratan alih status dari amatir ke profesional,” ucap Asisten Manajer PSMS Benny Tomasoa kemarin.
Dikatakannya, pihaknya hanya tinggal mengirimkan pengajuan alih status Rinaldo, Mahadi, Parlin, Juanda, Alfian, dan Azwan ke PSSI. Sedangkan untuk 19 pemain lainnya sudah berstatus pemain profesional. “Sesegera mungkin, kami akan segera daftarkan ke PT LI untuk disahkan,” ungkapnya.
Tidak hanya pemain lokal, pihaknya juga telah melengkapi berkas pengurusan Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS) tiga pemain asing Vagner Luis Oliviera de Marins, Jose Sebastian dan striker Gaston Castano untuk segera diberikan kepada masing-masing agen pemain untuk diproses secepatnya
Tim Zulkarnain untuk Divisi Utama?
Tim yang akan diturunkan berlaga di Divisi Utama tampaknya mengarah kepada skuad yang diasuh Zulkarnain Pasaribu. Hal ini mengutip pernyataan Idris, Sekretaris Umum PSMS, menyinggung klub mana yang akan disiapkan untuk kompetisi.
Saat ditanyakan akan hal itu, Idris memang tak meresmikan pasti tim mana yang akan main di Divisi Utama atau Liga Primer Indonesia (LPI). Namun secara tersirat ada ungkapan yang mengarah ke sana.
“Belum dilakukan rapat pengurus tentang penetapan tersebut, namun kita akan tunjuk tim yang pantas dan layak serta mempunyai pengalaman yang tinggi,” kata Idris ketika dihubungi Senin (25/10). Idris sendiri saat ini masih berada di Jakarta menghadiri rapat LPI.
Diketahui bersama, skuad PSMS yang lebih dulu dibentuk adalah garapan Zulkarnain Pasaribu. Pemainnya pun sudah komplit termasuk tiga pemain asing. Sedangkan tim yang diasuh Suharto hingga kini masih berkutat dengan seleksi pemain. Soal pengalaman, skuad Zulkarnain juga dianggap paling layak. Selain dihuni pemain lokal yang rata-rata sudah sering main di Liga, pemain asing yang dipunya juga sudah kenyang asam garam Liga Indonesia. Sebut saja Gaston Castano misalnya. Tapi hal itu tak bergaransi hingga pengurus PSMS merapatkan hal itu.
Sementara itu, keikutsertaan PSMS di Divisi Utama sudah dipastikan. Namun Idris bilang pihaknya sejauh ini masih sebatas mendaftarkan tim sedangkan nama pemain belum.
Saat ditanyakan akan hal itu, Idris memang tak meresmikan pasti tim mana yang akan main di Divisi Utama atau Liga Primer Indonesia (LPI). Namun secara tersirat ada ungkapan yang mengarah ke sana.
“Belum dilakukan rapat pengurus tentang penetapan tersebut, namun kita akan tunjuk tim yang pantas dan layak serta mempunyai pengalaman yang tinggi,” kata Idris ketika dihubungi Senin (25/10). Idris sendiri saat ini masih berada di Jakarta menghadiri rapat LPI.
Diketahui bersama, skuad PSMS yang lebih dulu dibentuk adalah garapan Zulkarnain Pasaribu. Pemainnya pun sudah komplit termasuk tiga pemain asing. Sedangkan tim yang diasuh Suharto hingga kini masih berkutat dengan seleksi pemain. Soal pengalaman, skuad Zulkarnain juga dianggap paling layak. Selain dihuni pemain lokal yang rata-rata sudah sering main di Liga, pemain asing yang dipunya juga sudah kenyang asam garam Liga Indonesia. Sebut saja Gaston Castano misalnya. Tapi hal itu tak bergaransi hingga pengurus PSMS merapatkan hal itu.
Sementara itu, keikutsertaan PSMS di Divisi Utama sudah dipastikan. Namun Idris bilang pihaknya sejauh ini masih sebatas mendaftarkan tim sedangkan nama pemain belum.
PSMS Pakai Nama Bintang Medan di LPI
Kickoff Mulai 8 Januari 2011
Liga Primer Indonesia (LPI) terus bergerak. Minggu (24/10) siang kemarin, kompetisi sepak bola yang dicap illegal oleh PSSI ini dilaunching di E-Plaza, Semarang. Semua perwakilan calon peserta LPI hadir, termasuk tentu saja penggagas LPI Arifin Panigoro. Dalam kesempatan itu PSMS diwakili Sekretaris Agus Suryono.
Sebanyak 17 tim telah dinyatakan resmi bergabung ke dalam LPI. “Sebenarnya sudah ada 20 tim yang berminat berkompetisi di LPI. Namun masih ada tiga tim yang belum menandatangani kesepakatan tampil yaitu Persiba Bantul, Persisam Samarinda dan Deltras Sidoarjo,” kata General Manager LPI Bidang Liga, Arya Abhiseka.
Dalam launching tersebut juga diumumkan menurut jadwal, LPI sendiri akan mulai digulirkan 8 Januari 2011 mendatang. Mundurnya kick-off LPI dari jadwal semula yang direncanakan yakni 17 Oktober 2010 tersebut menurut Arya, karena LPI ini benar-benar harus dimatangkan konsepnya agar hasilnya sesuai rencana.
Penggagas LPI Arifin Panigoro menegaskan, konsep kompetisi yang digulirkan oleh LPI tersebut mengacu pada konsep pembangunan sepak bola Indonesia menuju ke arah yang lebih baik lagi.
Sekretaris Umum PSMS, Idris, ketika dikonfirmasi menyatakan kebenaran kabar tersebut. “Kita pakai nama Bintang Medan, jadi tidak PSMS,” ungkapnya kepada Sumut Pos.
Sayangnya, Idris belum bisa mengatakan skuad besutan siapa yang akan berlaga di LPI. “Sabarlah, kita akan rapatkan secepatnya dengan Ketua Umum. Yang jelas, masukan masyarakat Medan menjadi catatan bagi kita,” tambah Idris.(rmd/bas/smu/jpnn)
Liga Primer Indonesia (LPI) terus bergerak. Minggu (24/10) siang kemarin, kompetisi sepak bola yang dicap illegal oleh PSSI ini dilaunching di E-Plaza, Semarang. Semua perwakilan calon peserta LPI hadir, termasuk tentu saja penggagas LPI Arifin Panigoro. Dalam kesempatan itu PSMS diwakili Sekretaris Agus Suryono.
Sebanyak 17 tim telah dinyatakan resmi bergabung ke dalam LPI. “Sebenarnya sudah ada 20 tim yang berminat berkompetisi di LPI. Namun masih ada tiga tim yang belum menandatangani kesepakatan tampil yaitu Persiba Bantul, Persisam Samarinda dan Deltras Sidoarjo,” kata General Manager LPI Bidang Liga, Arya Abhiseka.
Dalam launching tersebut juga diumumkan menurut jadwal, LPI sendiri akan mulai digulirkan 8 Januari 2011 mendatang. Mundurnya kick-off LPI dari jadwal semula yang direncanakan yakni 17 Oktober 2010 tersebut menurut Arya, karena LPI ini benar-benar harus dimatangkan konsepnya agar hasilnya sesuai rencana.
Penggagas LPI Arifin Panigoro menegaskan, konsep kompetisi yang digulirkan oleh LPI tersebut mengacu pada konsep pembangunan sepak bola Indonesia menuju ke arah yang lebih baik lagi.
Sekretaris Umum PSMS, Idris, ketika dikonfirmasi menyatakan kebenaran kabar tersebut. “Kita pakai nama Bintang Medan, jadi tidak PSMS,” ungkapnya kepada Sumut Pos.
Sayangnya, Idris belum bisa mengatakan skuad besutan siapa yang akan berlaga di LPI. “Sabarlah, kita akan rapatkan secepatnya dengan Ketua Umum. Yang jelas, masukan masyarakat Medan menjadi catatan bagi kita,” tambah Idris.(rmd/bas/smu/jpnn)
Kinantan Muda Tantang Generasi
PSMS Junior telah lelah menunggu jadwal pertandingan lanjutan dari Piala Suratin zona Sumatera. Namun, bukan berarti Kinantan Muda boleh bersantai. Buktinya, hari ini mereka akan uji tanding melawan SSB Generasi.
Laga persahabatan ini akan digelar di Lapangan Kosek, Rabu (27/10) sore. Dalam laga tersebut PSMS Junior dipastikan tetap menurunkan pemain andalanya yang turut mangantarkan mereka ke tangga Runner up di wilayah Sumut.
Pelatih PSMS Junior Iwan Karokaro mengatakan Dirinya selalu siap untuk mengantarkan PSMS Junior jadi juara Piala Suratin. Selanjutnya, untuk melakukan kekompakan serta persiapan yang matang dalam menghadapi tim lawan nantinya, setidaknya tim tersebut harus memiliki persiapan yang utuh. “Saya selalu berjuang buat PSMS Junior ini, serta bisa mengantarkannya jadi juara, namun perlu adanya persiapan yang matang,” kata Iwan Karokaro.
Persiapan tersebut tercermin dari pemain yang sering melakukan latihan serta laga uji coba dengan tim lain demi untuk membantu tim dalam melakukan evaluasi kelemahan, dan antisipasi terhadap kelemahan tersebut. “Persiapan kita haru matang agar semakin optimis dalam meraih kemenangan, serta evaluasi buat kelemahan tim,” tutupnya. (mag-5)
Laga persahabatan ini akan digelar di Lapangan Kosek, Rabu (27/10) sore. Dalam laga tersebut PSMS Junior dipastikan tetap menurunkan pemain andalanya yang turut mangantarkan mereka ke tangga Runner up di wilayah Sumut.
Pelatih PSMS Junior Iwan Karokaro mengatakan Dirinya selalu siap untuk mengantarkan PSMS Junior jadi juara Piala Suratin. Selanjutnya, untuk melakukan kekompakan serta persiapan yang matang dalam menghadapi tim lawan nantinya, setidaknya tim tersebut harus memiliki persiapan yang utuh. “Saya selalu berjuang buat PSMS Junior ini, serta bisa mengantarkannya jadi juara, namun perlu adanya persiapan yang matang,” kata Iwan Karokaro.
Persiapan tersebut tercermin dari pemain yang sering melakukan latihan serta laga uji coba dengan tim lain demi untuk membantu tim dalam melakukan evaluasi kelemahan, dan antisipasi terhadap kelemahan tersebut. “Persiapan kita haru matang agar semakin optimis dalam meraih kemenangan, serta evaluasi buat kelemahan tim,” tutupnya. (mag-5)
Wednesday, October 27, 2010
PSMS Jajal Persiraja
PSMS kembali menggelar uji coba melawan tim Divisi Utama. Setelah mengkandaskan Pro Titan, kini Persiraja Banda Aceh pun dijajal. Bedanya, kali ini yang akan turun adalah skuad asuhan Suharto.
Pada uji coba yang akan di gelar pada Jumat (29/10) mendatang ini, Suharto memastikan akan menjadikan ajang tersebut sebagai evaluasi tim.
“Laga ini juga sebagai dasar melihat kekuatan dan kelemahan kita, apalagi berhadapan dengan salah satu tim peserta Divisi Utama,” ungkap Suharto, Selasa (26/10).
Yang menjadi catatan bagi Suharto, melawan Persiraja juga sebagai pemantapan gaya rap-rap yang mulai ditinggalkan. Dengan kata lain, Persiraja merupakan lawan tradisional bagi PSMS. Di musim lalu, dua tim telah bertemu dua kali. Pertemuan pertama di Medan, 27 Desember 2009, PSMS sebagai tuan rumah hanya mampu menahan seri tim dari Tanah Rencong tersebut dengan skor 1-1. Sementara ketika PSMS bertandang ke Banda Aceh, 23 April 2010, Ayam Kinantan ditekuk dengan skor 0-2 oleh Persiraja.
“Kita berharap gaya dan ciri khas anak Medan tetap muncul, agar sebutan tersebut masih melekat dalam diri pemain PSMS” harapnya.
Pelatih PSMS ini mengakui dalam melakukan uji coba tersebut, merupakan suatu cara yang paling tepat untuk melihat kelemahan serta kekurangan Heri Suwondo dkk di masing-masing lini. Di samping itu juga pertandingan yang digelar tersebut diharapkan mampu memperagakan semua yang telah diinstruksikannya.
Masalah target, Suharto tidak berani bayak berkomentar. Dirinya hanya menunggu hasil di lapangan saja. Pasalnya, gol atau kemenangan bukan hal yang utama dalam uji coba tersebut. Yang akan dituju dalam pertandingan tersebut adalah catatan untuk membuat tim jauh lebih baik lagi.
“Target, ya maunya menang, namun kita lihat aja hasilnya nanti. Itu bukan tujuan awal, melainkan kerjasama pemain dan evaluasi terhadap tim adalah yang utama,” tegasnya. (mag-5/sumutpos)
Pada uji coba yang akan di gelar pada Jumat (29/10) mendatang ini, Suharto memastikan akan menjadikan ajang tersebut sebagai evaluasi tim.
“Laga ini juga sebagai dasar melihat kekuatan dan kelemahan kita, apalagi berhadapan dengan salah satu tim peserta Divisi Utama,” ungkap Suharto, Selasa (26/10).
Yang menjadi catatan bagi Suharto, melawan Persiraja juga sebagai pemantapan gaya rap-rap yang mulai ditinggalkan. Dengan kata lain, Persiraja merupakan lawan tradisional bagi PSMS. Di musim lalu, dua tim telah bertemu dua kali. Pertemuan pertama di Medan, 27 Desember 2009, PSMS sebagai tuan rumah hanya mampu menahan seri tim dari Tanah Rencong tersebut dengan skor 1-1. Sementara ketika PSMS bertandang ke Banda Aceh, 23 April 2010, Ayam Kinantan ditekuk dengan skor 0-2 oleh Persiraja.
“Kita berharap gaya dan ciri khas anak Medan tetap muncul, agar sebutan tersebut masih melekat dalam diri pemain PSMS” harapnya.
Pelatih PSMS ini mengakui dalam melakukan uji coba tersebut, merupakan suatu cara yang paling tepat untuk melihat kelemahan serta kekurangan Heri Suwondo dkk di masing-masing lini. Di samping itu juga pertandingan yang digelar tersebut diharapkan mampu memperagakan semua yang telah diinstruksikannya.
Masalah target, Suharto tidak berani bayak berkomentar. Dirinya hanya menunggu hasil di lapangan saja. Pasalnya, gol atau kemenangan bukan hal yang utama dalam uji coba tersebut. Yang akan dituju dalam pertandingan tersebut adalah catatan untuk membuat tim jauh lebih baik lagi.
“Target, ya maunya menang, namun kita lihat aja hasilnya nanti. Itu bukan tujuan awal, melainkan kerjasama pemain dan evaluasi terhadap tim adalah yang utama,” tegasnya. (mag-5/sumutpos)
Tuesday, October 26, 2010
Gaston harusnya diberi sanksi tegas
MEDAN - Seminggu absen mengikuti latihan, striker asing PSMS Medan akhirnya kembali bergabung dengan rekan-rekannya. Gaston mulai terlihat Senin tadi di Stadion Teladan Medan. Namun sanksi tampaknya akan segera menghampiri istri kekasih Julia Perez ini.
Seperti diketahui Gaston dikabarkan mengurus Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS)nya yang sudah memasuki overstay. Namun sikap Gaston yang terkesan indisipliner membuat tim pelatih kecewa.
Hal itu terlihat pada latihan tadi sore. Gaston seperti diacuhkan oleh tim pelatih. Buktinya pada simulasi pertandingan, Gaston dipasang di tim lapis dua. Padahal biasanya ia kerap bermain di tim inti.
Asisten pelatih PSMS, Suyono mengakui memang ada sikap berbeda yang ditunjukkan tim pelatih. Hal itu dilakukan agar Gaston bisa memperbaiki diri. “Mestinya dia sadar apa yang sudah dilakukannya, meminta maaf atau apa-lah,” tandas Suyono.
Meskipun bukan semacam sanksi tegas, itu merupakan bentuk hukuman dari tim pelatih untuk eks striker Persiba dan PSIS itu. “Kami hanya berharap dia mendapat sanksi atas perbuatannya. Kalau kami bisa apalah,” tambahnya.
Memang hanya manajemen yang berhak menjatuhkan sanksi untuk Gaston. Apalagi selayaknya Gaston sebagai pemain asing mampu menjadi contoh untuk pemain lainnya. Menurut Suyono, ulah Gaston bisa jadi memicu pemain lain melakukan tindakan serupa.
“Sanksi administratif seharusnya diberikan kepadanya sebagai shock therapy, agar tidak diulangi lagi,” ungkap mantan pemain PSMS junior itu.
Namun tampaknya hal itu sulit terjadi. Manajer PSMS, Idris SE sendiri sepertinya sudah merestui kepergian Gaston ke luar negeri. "Ya, izinnya sudah habis enam bulan. Dia memang mengurusnya disana. Dan kita memang memantaunya,. Kan ada orang kita di sana," ujar Idris yang juga menjabat Sekretaris Umum PSMS itu.
Seperti diketahui Gaston dikabarkan mengurus Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS)nya yang sudah memasuki overstay. Namun sikap Gaston yang terkesan indisipliner membuat tim pelatih kecewa.
Hal itu terlihat pada latihan tadi sore. Gaston seperti diacuhkan oleh tim pelatih. Buktinya pada simulasi pertandingan, Gaston dipasang di tim lapis dua. Padahal biasanya ia kerap bermain di tim inti.
Asisten pelatih PSMS, Suyono mengakui memang ada sikap berbeda yang ditunjukkan tim pelatih. Hal itu dilakukan agar Gaston bisa memperbaiki diri. “Mestinya dia sadar apa yang sudah dilakukannya, meminta maaf atau apa-lah,” tandas Suyono.
Meskipun bukan semacam sanksi tegas, itu merupakan bentuk hukuman dari tim pelatih untuk eks striker Persiba dan PSIS itu. “Kami hanya berharap dia mendapat sanksi atas perbuatannya. Kalau kami bisa apalah,” tambahnya.
Memang hanya manajemen yang berhak menjatuhkan sanksi untuk Gaston. Apalagi selayaknya Gaston sebagai pemain asing mampu menjadi contoh untuk pemain lainnya. Menurut Suyono, ulah Gaston bisa jadi memicu pemain lain melakukan tindakan serupa.
“Sanksi administratif seharusnya diberikan kepadanya sebagai shock therapy, agar tidak diulangi lagi,” ungkap mantan pemain PSMS junior itu.
Namun tampaknya hal itu sulit terjadi. Manajer PSMS, Idris SE sendiri sepertinya sudah merestui kepergian Gaston ke luar negeri. "Ya, izinnya sudah habis enam bulan. Dia memang mengurusnya disana. Dan kita memang memantaunya,. Kan ada orang kita di sana," ujar Idris yang juga menjabat Sekretaris Umum PSMS itu.
Saturday, October 23, 2010
Kebun Bunga Dibagi Dua
Ada yang menarik dalam latihan PSMS kemarin, Jumat (22/10), di Stadion Kebun Bunga. Lapangan yang masih belum seratus persen direnovasi tersebut dibagi dua karena harus digunakan oleh dua tim PSMS yang latihan.
Ini semakin menarik karena Kebun Bunga cenderung tak bersahabat dengan pesepakbola. Ya, apalagi soal kondisi lapangan yang belum rata. Beberapa pemain telah menjadi korban. Sebut saja Ari Yuganda, kiper Sahbani, Kurniawan Dwi Yulianto, serta Novi Hendriawan.
“Ada lubang, pada saat berlari, kebetulan kaki pemain kena ke lubang itu dan menyebabkan keseleo, “ kata Asisten Pelatih PSMS Suyono.
Tapi kenyataannya, lapangan ala kadarnya itu tetap digunakan untuk latihan. PSMS besutan Suharto terlihat serius berlatih, tidak ketinggalan PSMS besutan Zulkarnain Pasaribu juga demikian. (mag-5)
Ini semakin menarik karena Kebun Bunga cenderung tak bersahabat dengan pesepakbola. Ya, apalagi soal kondisi lapangan yang belum rata. Beberapa pemain telah menjadi korban. Sebut saja Ari Yuganda, kiper Sahbani, Kurniawan Dwi Yulianto, serta Novi Hendriawan.
“Ada lubang, pada saat berlari, kebetulan kaki pemain kena ke lubang itu dan menyebabkan keseleo, “ kata Asisten Pelatih PSMS Suyono.
Tapi kenyataannya, lapangan ala kadarnya itu tetap digunakan untuk latihan. PSMS besutan Suharto terlihat serius berlatih, tidak ketinggalan PSMS besutan Zulkarnain Pasaribu juga demikian. (mag-5)
Pembagian Grup Divisi Utama 2010/2011
PT Liga Indonesia akhirnya mengumumkan pembagian grup untuk divisi utama musim 2010/2011. Hingga berita ini turun dipastikan ada 39 klub yang ambil bagian.
Pengumuman dilakukan di kantor PT Liga Indonesia pada Kamis (22/10/2010). Joko Driyono selaku CEO mengaku telah menyerahkan surat untuk ditanda tangani ketua Badan Liga Indonesia Andi Darussalam Tabusalla yang isinya mencakup tiga poin penting.
Pertama ialah mengenai keikutsertaan 39 klub, termasuk Persis Solo yang menggantikan PSDS. Penunjukkan itu sendiri dilakukan oleh badan Exco PSSI dengan mengacu pada komposisi klasemen nasional.
Sementara untuk Persebaya dan Persitara yang sebelumnya disebut-sebut bermasalah, tetap dianggap ambil bagian karena telah memenuhi syarat administratif.
Untuk poin kedua yakni penetapan kick-off pada 15 November 2010 mendatang. Sementara poin ketiga mengenai pembagian grup menjadi tiga.
Berikut pembagian grup divisi utama:
Grup 1
PERSIRAJA
PSAP SIGLI
PSSB BIREUN
PSLS LHOKSEUMAWE
PSMS MEDAN
PRO TITAN FC
PERSIH TEMBILAHAN
PS. BENGKULU
PERSIPASI BEKASI
PERSIKABO KABUPATEN BOGOR
PERSITARA JAKARTA UTARA
PERSITA TANGERANG
PERSIKAB KABUPATEN BANDUNG
Grup 2
PERSIKOTA TANGERANG
PSIS SEMARANG
PSCS CILACAP
PPSM MAGELANG
PSIM YOGYAKARTA
PERSIS SOLO
GRESIK UNITED
PSBI BLITAR
PERSIK KEDIRI
MITRA KUKAR
PERSELMARA TUAL
PERSISAM RAJA AMPAT
PERSEMAN MANOKWARI
Grup 3
PSS SLEMAN
PERSIBA BANTUL
PERSIKU KUDUS
PSIR REMBANG
PERSIPRO PROBOLINGGO
PS. MOJOKERTO PUTRA
PERSEBAYA SURABAYA
PERSEKAM METRO FC
PERSIKUBAR KUTAI BARAT
PS. BARITO PUTRA
PERSIGO GORONTALO
PERSERU SERUI
PERSIDAFON JAYAPURA (muchamad syuhada/okezone)
Pengumuman dilakukan di kantor PT Liga Indonesia pada Kamis (22/10/2010). Joko Driyono selaku CEO mengaku telah menyerahkan surat untuk ditanda tangani ketua Badan Liga Indonesia Andi Darussalam Tabusalla yang isinya mencakup tiga poin penting.
Pertama ialah mengenai keikutsertaan 39 klub, termasuk Persis Solo yang menggantikan PSDS. Penunjukkan itu sendiri dilakukan oleh badan Exco PSSI dengan mengacu pada komposisi klasemen nasional.
Sementara untuk Persebaya dan Persitara yang sebelumnya disebut-sebut bermasalah, tetap dianggap ambil bagian karena telah memenuhi syarat administratif.
Untuk poin kedua yakni penetapan kick-off pada 15 November 2010 mendatang. Sementara poin ketiga mengenai pembagian grup menjadi tiga.
Berikut pembagian grup divisi utama:
Grup 1
PERSIRAJA
PSAP SIGLI
PSSB BIREUN
PSLS LHOKSEUMAWE
PSMS MEDAN
PRO TITAN FC
PERSIH TEMBILAHAN
PS. BENGKULU
PERSIPASI BEKASI
PERSIKABO KABUPATEN BOGOR
PERSITARA JAKARTA UTARA
PERSITA TANGERANG
PERSIKAB KABUPATEN BANDUNG
Grup 2
PERSIKOTA TANGERANG
PSIS SEMARANG
PSCS CILACAP
PPSM MAGELANG
PSIM YOGYAKARTA
PERSIS SOLO
GRESIK UNITED
PSBI BLITAR
PERSIK KEDIRI
MITRA KUKAR
PERSELMARA TUAL
PERSISAM RAJA AMPAT
PERSEMAN MANOKWARI
Grup 3
PSS SLEMAN
PERSIBA BANTUL
PERSIKU KUDUS
PSIR REMBANG
PERSIPRO PROBOLINGGO
PS. MOJOKERTO PUTRA
PERSEBAYA SURABAYA
PERSEKAM METRO FC
PERSIKUBAR KUTAI BARAT
PS. BARITO PUTRA
PERSIGO GORONTALO
PERSERU SERUI
PERSIDAFON JAYAPURA (muchamad syuhada/okezone)
Wednesday, October 20, 2010
Masyarakat Pilih Divisi Utama
MEDAN- Niat pengurus mengutamakan berlaga di Liga Primer Indonesia (LPI) ketimbang Divisi Utama, membuat sebagian besar Masyarakat Medan tak habis pikir. Kebanyakan Warga Medan berharap PSMS lebih fokus ke Divisi Utama yang lebih jelas tujuan dan keabsahannya.
“Kami mohon PSMS asuhan Zulkarnaen memilih Divisi Utama. Ini suara hati Masyarat Medan,” kata Ronal warga Perjuangan Senin (18/10).
Hal itu diamini seorang dosen yang mengaku telah mengikuti perkembangan PSMS selama 20 tahun lebih. Dia adalah Drs Ahmad Sofian. “ Ya, maunya PSMS yang sudah lama mempersiapkan timlah yang diplot ke Liga divisi utama,” katanya.
Menurutnya tim yang sudah lama melakukan latihan serta persiapan, dalam menggelar laga lebih siap dan lebih matang, serta lebih berpangalaman dalam melakukan pertandingan. “Kan lebih matang dalam bermain” tambahnya.
Sofyan berharap kejayaan kembali menyelimuti PSMS, dan berharap kesuksesan PSMS di kancah persepakbolaan Indonesia kembali terulang.
Menurutnya PSMS tim yang sudah tua dan sudah langganan Liga Indonesia. Sudah sepantasnya menyandang gelar sejati, bukan malah menurun serta mendekati kemusnahan. “Kita juga ingin PSMS berjaya lagi, bukan malah padam, sejarah kejayaan PSMS kembali,” harapapnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan Nata Simangunsong. Ia mengatakan PSMS yang berlaga di Divisi Utama merupakan tim yang sudah matang terhadap persiapan dan pengalaman dalam bermain, serta sudah terbukti dalam hal pertandingan yang telah dilaluinya. “Ya kita mengharapkan tim yang sudah matang persiapan untuk mengikuti divisi utama ini,” kata Nata.
“Pengurus harusnya bisa membedakan mana liga yang diakui dan harus jadi prioritas. Kalau ikut LPI, kita belum tahu ujungnya kemana. Kalau Divisi Utama, juara maka akan masuk Super Liga Indonesia,” sambung Nata.
Menanggapi hal itu, pengurus PSMS mau tak mau harus merespon. “Kalau itu permintaan masyarakat, maka akan kita pertimbangkan dalam rapat pengurus nantinya. PSMS ini bukan milik pengurus, tapi milik Masyarakat Medan. Solusi membangun begini harus dipertimbangkan,” kata Idris.hariansumutpos
“Kami mohon PSMS asuhan Zulkarnaen memilih Divisi Utama. Ini suara hati Masyarat Medan,” kata Ronal warga Perjuangan Senin (18/10).
Hal itu diamini seorang dosen yang mengaku telah mengikuti perkembangan PSMS selama 20 tahun lebih. Dia adalah Drs Ahmad Sofian. “ Ya, maunya PSMS yang sudah lama mempersiapkan timlah yang diplot ke Liga divisi utama,” katanya.
Menurutnya tim yang sudah lama melakukan latihan serta persiapan, dalam menggelar laga lebih siap dan lebih matang, serta lebih berpangalaman dalam melakukan pertandingan. “Kan lebih matang dalam bermain” tambahnya.
Sofyan berharap kejayaan kembali menyelimuti PSMS, dan berharap kesuksesan PSMS di kancah persepakbolaan Indonesia kembali terulang.
Menurutnya PSMS tim yang sudah tua dan sudah langganan Liga Indonesia. Sudah sepantasnya menyandang gelar sejati, bukan malah menurun serta mendekati kemusnahan. “Kita juga ingin PSMS berjaya lagi, bukan malah padam, sejarah kejayaan PSMS kembali,” harapapnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan Nata Simangunsong. Ia mengatakan PSMS yang berlaga di Divisi Utama merupakan tim yang sudah matang terhadap persiapan dan pengalaman dalam bermain, serta sudah terbukti dalam hal pertandingan yang telah dilaluinya. “Ya kita mengharapkan tim yang sudah matang persiapan untuk mengikuti divisi utama ini,” kata Nata.
“Pengurus harusnya bisa membedakan mana liga yang diakui dan harus jadi prioritas. Kalau ikut LPI, kita belum tahu ujungnya kemana. Kalau Divisi Utama, juara maka akan masuk Super Liga Indonesia,” sambung Nata.
Menanggapi hal itu, pengurus PSMS mau tak mau harus merespon. “Kalau itu permintaan masyarakat, maka akan kita pertimbangkan dalam rapat pengurus nantinya. PSMS ini bukan milik pengurus, tapi milik Masyarakat Medan. Solusi membangun begini harus dipertimbangkan,” kata Idris.hariansumutpos
Tuesday, October 19, 2010
ISL Salah Asuhan, IPL Salah Kaprah
Kontroversi yang menabrak fair play code. Kerusuhan cukup kental dibanding respek terhadap lawan, wasit, maupun penonton. Penegakan regulasi berubah-ubah, apalagi kalau menyangkut promosi-degradasi. Hukuman banyak dianulir. Jadwal kompetisi kembang-kempis. Kasus pengaturan pertandingan hanya sempat mencuat sesaat.
Problematik di Indonesia Super League memunculkan banyak kekecewaan. Persebaya bahkan merasa jadi korban pemaksaan dengah berbagai cara agar degradasi karena berseberangan dengan PSSI.Tahun lalu, di final Piala Indonesia, Persipura juga merasa dikerjai. Duel melawan Sriwijaya idealnya di tempat netral, tapi Sriwijaya malah menjadi tuan rumah. Saat pertandingan pun, Persipura menganggap wasit lebih memihak tuan rumah hingga akhirnya memilih walk out.
ISL memang jauh dari profesional. Sebagian besar klub tidak mandiri dan lebih suka menyusu pada dana APBD. Ironisnya uang rakyat banyak dipakai untuk mengontrak pemain asing hingga 5 orang, sesuai jatah maksimal di ISL. Padahal banyaknya pemain asing tidak berbanding lurus dengan peningkatan prestasi.
Klub-klub antusias mendatangkan pemain asing, termasuk dari Asia sesuai keinginan AFC. Memasuki musim 2010/11 ada 64 pemain asing di ISL, termasuk 22 dari Asia. Negara dengan pendapatan per kapita jauh lebih tinggi dari negeri ini seperti Korea Selatan meramaikan ISL dengan 10 pemain, Singapura 5, dan Jepang 3. Bagaimana pemain kita? Tak satu pun pemain kita bermain di luar negeri.
ISL menjadi surga bagi pemain asing karena mereka dibayar lumayan tinggi. Untuk satu musim yang hanya berjalan 8 bulan, banyak pemain asing digaji berkisar 1 miliar rupiah atau 125 juta sebulan. Direktur BUMN yang tanggung jawabnya jauh lebih krusial pun gajinya banyak yang lebih kecil, seperti direktur Perusahaan Gas Negara (102 juta rupiah), direktur PT Aneka Tambang (110 juta), atau direktur BNI (81 juta).
PSSI selalu bangga menyebut Liga Super berada di urutan 8 di Asia. Dari 10 kriteria yang dinilai, ISL mendapat nilai 286,5. Nilai itu pun sebetulnya masih jauh dari angka maksimal 500 yang dicanangkan AFC. Poin tinggi ISL didapat dari kriteria penonton dengan 69,2 dari maksimal 100 dan partisipasi klub yakni 44,9 dari maksimal 50. Jadi, euforia penonton dan klub memberi kontribusi terbesar yang membawa ISL berada di urutan 8. Lihat kriteria technical standard di mana ISL hanya mendapat 24,4 dari maksimal 100. Angka itu tertinggal jauh dari Jepang, Korea, Arab Saudi, bahkan Thailand, Vietnam, dan Singapura.
Saat klub ISL bertarung di antarklub Asia pun hanya menjadi bulan-bulanan. Musim lalu Sriwijaya di Liga Champion hanya menang sekali dan kalah 5 kali dengan mencetak 7 gol dan kemasukan 24 gol. Persiwa di AFC Cup juga menjadi juru kunci setelah hanya mendapat nilai 1 dari 6 laga dengan membuat 8 gol dan kebobolan 21 gol. Persipura di Liga Champion 2010 juga hancur-hancuran. Dari 6 kali tampil, Persipura hanya sekali menang dan kalah 5 kali dengan memasukkan 4 gol dan kemasukkan 29 gol.
Kegagalan tim nasional di berbagai level juga menjadi cerminan salah asuhan. Yang baru berlalu, timnas U-16 menjadi juru kunci di Piala AFF meski sebagai tuan rumah. Mereka bahkan kalah dari Timor Leste, yang dulunya hanyalah provinsi di negeri ini.
Indikasi sederhana juga bisa dilihat dari posisi Indonesia di ranking FIFA. Pada 2003 ketika Nurdin Halid naik menjadi Ketua Umum PSSI, Indonesia berada di posisi ke-91. Setelah tujuh tahun berlalu, Indonesia kini di urutan 131 atau disalip 40 negara.
Tidak Realistis
Indonesia Premier League tengah bergerilya. Kubu penggagas menyatakan banyak klub ISL yang akan bergabung, tapi 18 klub ternyata tetap di ISL. Uang 20 miliar rupiah yang dijanjikan untuk peserta IPL juga hanya ada dalam angan selama belum diterima klub. Hitungan 250 miliar dari sponsor dan 250 miliar dari hak siar juga rasanya jauh dari realistis.
Belum lagi soal perangkat pertandingan, regulasi, sistem kompetisi, dll. Asosiasi dari negara tetangga katanya siap membantu.
Tapi, kalau PSSI mengirim surat keberatan termasuk ke AFC dan FIFA, itu akan sulit terealisasi.
Salah satu acuan IPL adalah Premier League di Inggris, di mana liga dikelola oleh perkumpulan klub. Betul, Premier League lahir dari konsorsium klub elite, tapi FA tetaplah penguasa tertinggi ba
hkan FA memiliki hak veto untuk menggagalkan kebijakan Premier League jika salah arah.
Di Premier League juga ada aturan keras bahwa sebuah klub dilarang tampil di kompetisi lain. Pada Section E artikel 10 dari Premier League Rules, FA menyebut a club shall not enter or play in any competition other than: Liga Champion, UEFA Cup (kini Europa League), FA Cup, Community Shield, Piala Liga, serta kompetisi yang dibuat oleh asosiasi di mana klub terdaftar (dalam hal ini FA dan Wales FA).
Di Statuta AFC juga tercantum pada Article 16 yang mengatur bahwa statuta klub, liga, asosiasi regional, atau kelompok stake holder lain yang berafiliasi kepada asosiasi, maka mereka harus tunduk kepada asosiasi (untuk kasus di Indonesa tentu PSSI).
Jika berdebat klub bisa berkompetisi di ISL dan IPL, tidak ada ujungnya. Yang pasti, PSSI akan mencabut keanggotaan klub yang tampil di IPL. Kecuali kalau IPL berafiliasi atau menjadi bagian dari kompetisi di PSSI. Namun, kalau statusnya tandingan, tidak pas berada di dua kompetisi yang berseberangan. Menangani satu klub saja para pengurus belepotan, apalagi dua klub.
Intinya, pada kasus ISL vs IPL, posisi PSSI lebih kuat karena memang lembaga resmi yang diakui AFC dan FIFA. Ide IPL tidak elok, kecuali jika Arifin Panigoro sudah menguasai PSSI. Program IPL malah bisa melemahkan sosok dan juga perbaikan yang diinginkan semua kalangan, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Untuk menggoyang Nurdin dengan cara bergerilya ke klub hingga iming-iming materi di IPL pasti berliku. Apalagi status quo memiliki akses lebih cepat kepada pemilik suara. Sebetulnya ada cara yang tidak perlu melibatkan banyak orang atau biaya mahal seperti Kongres Sepak Bola Nasional, yakni SBY tinggal telepon dan bertemu Presiden FIFA, Sepp Blatter.
Jelaskan bahwa semua unsur di Indonesia termasuk pemerintah ingin memajukan sepak bola. Blatter cukup memahami potensi Indonesia dan yang terpenting adalah mempertanyakan Pasal 32 Ayat 4 Standard Statutes FIFA yang berbunyi: “The members of the Executive Committee shall be no older than … (age to be completed by the Association) and no younger than … (age to be completed by the Association). They shall have already been active in football, must not have been previously guilty of a criminal offence and have residency within the territory of X”.
Statuta itu disahkan Blatter pada Juni 2005 dan hingga kini masih berlaku meski PSSI memiliki terjemahan sendiri. Jika yang mempertanyakan seorang presiden, Blatter bisa jadi malah melarang Nurdin untuk mencalonkan lagi pada kongres tahun depan dan jalan perbaikan yang diinginkan bisa terbuka, termasuk untuk kubu Arifin Panigoro yang ingin menguasai PSSI.
Itu bukan intervensi, tapi lobi tingkat tinggi yang lebih elegan daripada buang-buang uang dan ribut tanpa ada kejelasan perbaikan seperti yang dipertanyakan SBY.
(Yudhi Oktaviadhi-bolanews)
Problematik di Indonesia Super League memunculkan banyak kekecewaan. Persebaya bahkan merasa jadi korban pemaksaan dengah berbagai cara agar degradasi karena berseberangan dengan PSSI.Tahun lalu, di final Piala Indonesia, Persipura juga merasa dikerjai. Duel melawan Sriwijaya idealnya di tempat netral, tapi Sriwijaya malah menjadi tuan rumah. Saat pertandingan pun, Persipura menganggap wasit lebih memihak tuan rumah hingga akhirnya memilih walk out.
ISL memang jauh dari profesional. Sebagian besar klub tidak mandiri dan lebih suka menyusu pada dana APBD. Ironisnya uang rakyat banyak dipakai untuk mengontrak pemain asing hingga 5 orang, sesuai jatah maksimal di ISL. Padahal banyaknya pemain asing tidak berbanding lurus dengan peningkatan prestasi.
Klub-klub antusias mendatangkan pemain asing, termasuk dari Asia sesuai keinginan AFC. Memasuki musim 2010/11 ada 64 pemain asing di ISL, termasuk 22 dari Asia. Negara dengan pendapatan per kapita jauh lebih tinggi dari negeri ini seperti Korea Selatan meramaikan ISL dengan 10 pemain, Singapura 5, dan Jepang 3. Bagaimana pemain kita? Tak satu pun pemain kita bermain di luar negeri.
ISL menjadi surga bagi pemain asing karena mereka dibayar lumayan tinggi. Untuk satu musim yang hanya berjalan 8 bulan, banyak pemain asing digaji berkisar 1 miliar rupiah atau 125 juta sebulan. Direktur BUMN yang tanggung jawabnya jauh lebih krusial pun gajinya banyak yang lebih kecil, seperti direktur Perusahaan Gas Negara (102 juta rupiah), direktur PT Aneka Tambang (110 juta), atau direktur BNI (81 juta).
PSSI selalu bangga menyebut Liga Super berada di urutan 8 di Asia. Dari 10 kriteria yang dinilai, ISL mendapat nilai 286,5. Nilai itu pun sebetulnya masih jauh dari angka maksimal 500 yang dicanangkan AFC. Poin tinggi ISL didapat dari kriteria penonton dengan 69,2 dari maksimal 100 dan partisipasi klub yakni 44,9 dari maksimal 50. Jadi, euforia penonton dan klub memberi kontribusi terbesar yang membawa ISL berada di urutan 8. Lihat kriteria technical standard di mana ISL hanya mendapat 24,4 dari maksimal 100. Angka itu tertinggal jauh dari Jepang, Korea, Arab Saudi, bahkan Thailand, Vietnam, dan Singapura.
Saat klub ISL bertarung di antarklub Asia pun hanya menjadi bulan-bulanan. Musim lalu Sriwijaya di Liga Champion hanya menang sekali dan kalah 5 kali dengan mencetak 7 gol dan kemasukan 24 gol. Persiwa di AFC Cup juga menjadi juru kunci setelah hanya mendapat nilai 1 dari 6 laga dengan membuat 8 gol dan kebobolan 21 gol. Persipura di Liga Champion 2010 juga hancur-hancuran. Dari 6 kali tampil, Persipura hanya sekali menang dan kalah 5 kali dengan memasukkan 4 gol dan kemasukkan 29 gol.
Kegagalan tim nasional di berbagai level juga menjadi cerminan salah asuhan. Yang baru berlalu, timnas U-16 menjadi juru kunci di Piala AFF meski sebagai tuan rumah. Mereka bahkan kalah dari Timor Leste, yang dulunya hanyalah provinsi di negeri ini.
Indikasi sederhana juga bisa dilihat dari posisi Indonesia di ranking FIFA. Pada 2003 ketika Nurdin Halid naik menjadi Ketua Umum PSSI, Indonesia berada di posisi ke-91. Setelah tujuh tahun berlalu, Indonesia kini di urutan 131 atau disalip 40 negara.
Tidak Realistis
Indonesia Premier League tengah bergerilya. Kubu penggagas menyatakan banyak klub ISL yang akan bergabung, tapi 18 klub ternyata tetap di ISL. Uang 20 miliar rupiah yang dijanjikan untuk peserta IPL juga hanya ada dalam angan selama belum diterima klub. Hitungan 250 miliar dari sponsor dan 250 miliar dari hak siar juga rasanya jauh dari realistis.
Belum lagi soal perangkat pertandingan, regulasi, sistem kompetisi, dll. Asosiasi dari negara tetangga katanya siap membantu.
Tapi, kalau PSSI mengirim surat keberatan termasuk ke AFC dan FIFA, itu akan sulit terealisasi.
Salah satu acuan IPL adalah Premier League di Inggris, di mana liga dikelola oleh perkumpulan klub. Betul, Premier League lahir dari konsorsium klub elite, tapi FA tetaplah penguasa tertinggi ba
hkan FA memiliki hak veto untuk menggagalkan kebijakan Premier League jika salah arah.
Di Premier League juga ada aturan keras bahwa sebuah klub dilarang tampil di kompetisi lain. Pada Section E artikel 10 dari Premier League Rules, FA menyebut a club shall not enter or play in any competition other than: Liga Champion, UEFA Cup (kini Europa League), FA Cup, Community Shield, Piala Liga, serta kompetisi yang dibuat oleh asosiasi di mana klub terdaftar (dalam hal ini FA dan Wales FA).
Di Statuta AFC juga tercantum pada Article 16 yang mengatur bahwa statuta klub, liga, asosiasi regional, atau kelompok stake holder lain yang berafiliasi kepada asosiasi, maka mereka harus tunduk kepada asosiasi (untuk kasus di Indonesa tentu PSSI).
Jika berdebat klub bisa berkompetisi di ISL dan IPL, tidak ada ujungnya. Yang pasti, PSSI akan mencabut keanggotaan klub yang tampil di IPL. Kecuali kalau IPL berafiliasi atau menjadi bagian dari kompetisi di PSSI. Namun, kalau statusnya tandingan, tidak pas berada di dua kompetisi yang berseberangan. Menangani satu klub saja para pengurus belepotan, apalagi dua klub.
Intinya, pada kasus ISL vs IPL, posisi PSSI lebih kuat karena memang lembaga resmi yang diakui AFC dan FIFA. Ide IPL tidak elok, kecuali jika Arifin Panigoro sudah menguasai PSSI. Program IPL malah bisa melemahkan sosok dan juga perbaikan yang diinginkan semua kalangan, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Untuk menggoyang Nurdin dengan cara bergerilya ke klub hingga iming-iming materi di IPL pasti berliku. Apalagi status quo memiliki akses lebih cepat kepada pemilik suara. Sebetulnya ada cara yang tidak perlu melibatkan banyak orang atau biaya mahal seperti Kongres Sepak Bola Nasional, yakni SBY tinggal telepon dan bertemu Presiden FIFA, Sepp Blatter.
Jelaskan bahwa semua unsur di Indonesia termasuk pemerintah ingin memajukan sepak bola. Blatter cukup memahami potensi Indonesia dan yang terpenting adalah mempertanyakan Pasal 32 Ayat 4 Standard Statutes FIFA yang berbunyi: “The members of the Executive Committee shall be no older than … (age to be completed by the Association) and no younger than … (age to be completed by the Association). They shall have already been active in football, must not have been previously guilty of a criminal offence and have residency within the territory of X”.
Statuta itu disahkan Blatter pada Juni 2005 dan hingga kini masih berlaku meski PSSI memiliki terjemahan sendiri. Jika yang mempertanyakan seorang presiden, Blatter bisa jadi malah melarang Nurdin untuk mencalonkan lagi pada kongres tahun depan dan jalan perbaikan yang diinginkan bisa terbuka, termasuk untuk kubu Arifin Panigoro yang ingin menguasai PSSI.
Itu bukan intervensi, tapi lobi tingkat tinggi yang lebih elegan daripada buang-buang uang dan ribut tanpa ada kejelasan perbaikan seperti yang dipertanyakan SBY.
(Yudhi Oktaviadhi-bolanews)
Monday, October 18, 2010
Ujicoba Lawan Klub Lokal PSMS Selection Kembalikan Gay Rap-rap
PSMS Selection yang dibesut Suharto kembali melakukan uji coba. Setelah menumbangkan Bank Sumut 4-1, Kamis (14/10), kini Dodi Rahwana dkk akan menguji PS Thamrin Graha Metropolitan (TGM).
Pada laga yang akan digelar sore nanti, Sabtu (16/10), di lapangan TGM Jalan Kapten Sumarsono, Medan, Ayam Kinantan bertekad akan mengembalikan gaya rap-rap yang menjadi ciri khasnya. “Kembali kita bangkitkan gaya rap-rap. Bermain keras namun memakai teknik yang tinggi agar terhindar dari kartu,” ungkap Pelatih PSMS Selection, Suharto.
Selain menampilkan gaya khas PSMS, Suharto tak munafik dengan target. Kemenangan adalah harga mutlak. Bagaimana pun, skuad yang dibesutnya ini direncanakan untuk Divisi Utama, jadi persiapan memanag harus maksimal. “Saya dan pelatih lainnya akan berusaha keras, dan kita usahakan untuk merebut kemenangan,” tambahnya.
Dalam laga nanti, PSMS Selection akan kembali mengandalkan duet striker Saju Ginting dengan Heri Ichsanto. Kerjasama kedua pemain tersebut lumayan berhasil saat PSMS menghajar Bank Sumut. Diharapkan, pada laga sore nanti, kedua pemain semakin padu dan mampu menciptakan gol.
Untuk pertahanan terakhir, PSMS akan memasang Oki Rangga. Pengalaman mantan penjaga gawang PSDS Deli Serdang tersebut akan dijadikan modal dalam menghadapi gempuran pemain TGM.
Asisten Pelatih Edi Syahputra juga mengungkapkan hal yang senada dengan pelatih kepala. Menurutnya, PSMS sudah saatnya kembali ke tempat asalnya. Yakni, dipandang sebagai sebuah tim yang memiliki wibawa di pentas sepak bola nasional. Karena itu, dirinya dan tim pelatih, berusdaha untuk memberikan kontribusi yang besar terhadap prestasi PSMS yang sudah lama tidak pernah diraih, utamanya di tingkat nasional. “Kami akan memberi kontribusi yang besar, biar PSMS kembali berjaya, dan kembali menerapkan ciri khas PSMS yang sudah lama ditinggalkan,” akunya.
Kesempatan ini bisa jadi kenyataan. Pasalnya, PSMS Selection diplot untuk menjadi tim yang bertanding ke Divisi Utama. Di kompestisi ini, siapa yang berprestasi akan naik ke kasta sepak bola yang lebih tinggi, Indonesia Super League (ISL).
Menariknya, dengan jenjang kompetisi yang ketat tersebut, PSMS hanya memiliki waktu dua minggu untuk menyiapkan tim. Halk ini berbeda dengan tim PSMS yang diplot untuk Liga Primer Indonesia (LPI). Selain persiapan yang lama, pemainnya terdiri dari beberapa bintang. Misalnya Kurniawan Dwi Julianto, Gaston Castano, dan pemain yang telah membela PSMS sejak musim lalu. “Belum ditentukan mana yang untuk LPI dan Divisi Utama, tunggu keputusan Ketua Umum,” elak Sekum PSMS, Idris, Kamis (14/10) lalu. (mag-5/sumutpos)
Pada laga yang akan digelar sore nanti, Sabtu (16/10), di lapangan TGM Jalan Kapten Sumarsono, Medan, Ayam Kinantan bertekad akan mengembalikan gaya rap-rap yang menjadi ciri khasnya. “Kembali kita bangkitkan gaya rap-rap. Bermain keras namun memakai teknik yang tinggi agar terhindar dari kartu,” ungkap Pelatih PSMS Selection, Suharto.
Selain menampilkan gaya khas PSMS, Suharto tak munafik dengan target. Kemenangan adalah harga mutlak. Bagaimana pun, skuad yang dibesutnya ini direncanakan untuk Divisi Utama, jadi persiapan memanag harus maksimal. “Saya dan pelatih lainnya akan berusaha keras, dan kita usahakan untuk merebut kemenangan,” tambahnya.
Dalam laga nanti, PSMS Selection akan kembali mengandalkan duet striker Saju Ginting dengan Heri Ichsanto. Kerjasama kedua pemain tersebut lumayan berhasil saat PSMS menghajar Bank Sumut. Diharapkan, pada laga sore nanti, kedua pemain semakin padu dan mampu menciptakan gol.
Untuk pertahanan terakhir, PSMS akan memasang Oki Rangga. Pengalaman mantan penjaga gawang PSDS Deli Serdang tersebut akan dijadikan modal dalam menghadapi gempuran pemain TGM.
Asisten Pelatih Edi Syahputra juga mengungkapkan hal yang senada dengan pelatih kepala. Menurutnya, PSMS sudah saatnya kembali ke tempat asalnya. Yakni, dipandang sebagai sebuah tim yang memiliki wibawa di pentas sepak bola nasional. Karena itu, dirinya dan tim pelatih, berusdaha untuk memberikan kontribusi yang besar terhadap prestasi PSMS yang sudah lama tidak pernah diraih, utamanya di tingkat nasional. “Kami akan memberi kontribusi yang besar, biar PSMS kembali berjaya, dan kembali menerapkan ciri khas PSMS yang sudah lama ditinggalkan,” akunya.
Kesempatan ini bisa jadi kenyataan. Pasalnya, PSMS Selection diplot untuk menjadi tim yang bertanding ke Divisi Utama. Di kompestisi ini, siapa yang berprestasi akan naik ke kasta sepak bola yang lebih tinggi, Indonesia Super League (ISL).
Menariknya, dengan jenjang kompetisi yang ketat tersebut, PSMS hanya memiliki waktu dua minggu untuk menyiapkan tim. Halk ini berbeda dengan tim PSMS yang diplot untuk Liga Primer Indonesia (LPI). Selain persiapan yang lama, pemainnya terdiri dari beberapa bintang. Misalnya Kurniawan Dwi Julianto, Gaston Castano, dan pemain yang telah membela PSMS sejak musim lalu. “Belum ditentukan mana yang untuk LPI dan Divisi Utama, tunggu keputusan Ketua Umum,” elak Sekum PSMS, Idris, Kamis (14/10) lalu. (mag-5/sumutpos)
PSMS Pilih 15 Pemain Untuk Tim Divisi Utama
Pelatih PSMS yang diplot untuk Divisi Utama, Suharto, akhirnya memilih 15 pemain usai uji coba melawan TGM dimana mereka meraih hasil buruk kekelahan 0-1. Ke-15 pemain tersebut diharapkan mampu mengangkat nama baik PSMS dan mengembalikan Ayam Kinatan ke tempatnya, Indonesia Super League (ISL.)
Menariknya, dari pemain yang terpilih tersebut muncul nama-nama yang tak asing lagi. Sebut saja pahlawan PSMS di laga penentu Divisi Utama musim lalu, Dodi Rahwana. Lolosnya pemain ini bisa menjadi perbincangan menarik, pasalnya pemain yang musim lalu memakai nomor punggung sebelas tersebut dianggap tak layak masuk skuad PSMS yang diasuh Zulkarnain Pasaribu.
Selain Dodi, nama Heri Suwondo dan Ahmad Maulana juga tertera. Selain dari ketiga nama tersebut, pemain PSDS juga mendominasi dalam skuad PSMS kali ini. Di antara tujuh pemain yang mengikuti seleksi, tercatat tiga diantaranya lolos untuk dijadikan sebagai pemain PSMS musim. Mereka adalah Mardiansyah, Dody, serta Rudi Hartono. Selain dari pemain PSMS serta PSDS nama lainnya dihuni oleh pemain muda dari berbagai klub di dalam maupun luar Sumut.
“Pemain yang terpili diharapkan mampu membawa PSMS ke ISL. Yang jelas, seleksi ini dilakukan dengan profesional dan dengan cara yang ketat,” jelas Suharto.
Selanjutnya 15 pemain ini akan direkomendasikan oleh pelatih kepada manajemen untuk ditindaklanjuti. “ Untuk memenuhi kuota pemain ya kita tambah seiring berjalanlah. Belum bisa ditentukan, tapi akan kita lakukan jemput bola mencari pemain yang bagus,” tambahnya.
Suharto juga menegaskan sampai saat ini belum menemukan pemain asing yang diinginkannya. “Pemain asing belum ada yang cocok, masih mencari tiga pemain, posisinya sesuai kebutuhan tim,” tuturnya.
Sementara itu Sekum PSMS Idris mengatakan berterima kasih kepada pelatih yang telah menentukan pemain yang layak buat PSMS nantinya. Rekomendasi dari pelatih tersebut akan segera ditindaklanjuti.
“Ya sudah bagus itu dan segera mencari pemain asing maupun lokal untuk tambahan pemain,” ungkap lelaki yang juga menjabat sebagai manajer PSMS itu. (mag-5/sumutpos)
Menariknya, dari pemain yang terpilih tersebut muncul nama-nama yang tak asing lagi. Sebut saja pahlawan PSMS di laga penentu Divisi Utama musim lalu, Dodi Rahwana. Lolosnya pemain ini bisa menjadi perbincangan menarik, pasalnya pemain yang musim lalu memakai nomor punggung sebelas tersebut dianggap tak layak masuk skuad PSMS yang diasuh Zulkarnain Pasaribu.
Selain Dodi, nama Heri Suwondo dan Ahmad Maulana juga tertera. Selain dari ketiga nama tersebut, pemain PSDS juga mendominasi dalam skuad PSMS kali ini. Di antara tujuh pemain yang mengikuti seleksi, tercatat tiga diantaranya lolos untuk dijadikan sebagai pemain PSMS musim. Mereka adalah Mardiansyah, Dody, serta Rudi Hartono. Selain dari pemain PSMS serta PSDS nama lainnya dihuni oleh pemain muda dari berbagai klub di dalam maupun luar Sumut.
“Pemain yang terpili diharapkan mampu membawa PSMS ke ISL. Yang jelas, seleksi ini dilakukan dengan profesional dan dengan cara yang ketat,” jelas Suharto.
Selanjutnya 15 pemain ini akan direkomendasikan oleh pelatih kepada manajemen untuk ditindaklanjuti. “ Untuk memenuhi kuota pemain ya kita tambah seiring berjalanlah. Belum bisa ditentukan, tapi akan kita lakukan jemput bola mencari pemain yang bagus,” tambahnya.
Suharto juga menegaskan sampai saat ini belum menemukan pemain asing yang diinginkannya. “Pemain asing belum ada yang cocok, masih mencari tiga pemain, posisinya sesuai kebutuhan tim,” tuturnya.
Sementara itu Sekum PSMS Idris mengatakan berterima kasih kepada pelatih yang telah menentukan pemain yang layak buat PSMS nantinya. Rekomendasi dari pelatih tersebut akan segera ditindaklanjuti.
“Ya sudah bagus itu dan segera mencari pemain asing maupun lokal untuk tambahan pemain,” ungkap lelaki yang juga menjabat sebagai manajer PSMS itu. (mag-5/sumutpos)
PSMS Medan Belum Tentukan Tim ke Divisi Utama dan LPI
Pembentukan dua tim oleh PSMS guna mengakali dua kompetisi yang diikuti bisa dikatakan sebagai langkah bijak. Namun, seiring semakin dekatnya kick off Divisi Utama, strategi pengurus tersebut mulai diperbincangkan.
Ya, seperti berulang kali diberitakan, PSMS musim ini akan mengikuti dua kompetisi yakni Divisi Utama dan Liga Primer Indonesia (LPI). Ceritanya, untuk tim yang berlaga di LPI adalah skuad besutan Zulkarnain Pasaribu, sedangkan untuk Divisi Utama tim yang diarsiteki Suharto. Pembagian ini sejatinya tak bermasalah seandainya persiapan kedua tim tersebut berimbang. Setidaknya hal ini ditekankan oleh Ketua Bidang Teknik PSMS, Julius Raja kepada Sumut Pos.
“Sebaiknya, tim yang terbentuk di bawah asuhan Zulkarnain Pasaribu ini bertanding di Divisi Utama,” kata Raja.
Sosok yang akrab dipanggil The King ini menambahkan, pemilihan skuad Zulkarnain dikarenakan tim tersebut lebih matang. Skuad itu, tambah Raja, telah terbentuk jauh lebih lama dibanding tim besutan Suharto.
“Tim yang telah terbentuk sudah cukup bagus, sebaiknya tim ini dipersiapkan untuk berlaga di Divisi Utama, jangan di LPI. Hal ini disebabkan Divisi Utama sudah jelas jadwalnya yang direncanakan bergulir 30 Oktober mendatang. Sementara LPI jadwalnya belum jelas kapan akan bergulir,” terangnya.
Selain terbentuk lebih lama, tim Zulkarnain juga memiliki pemain bintang yang bisa mengangkat prestasi PSMS. Sebut saja Kurniawan Dwi Julianto yang sudah banyak makan asam garam di kancah sepak bola nasional maupun internasional.
Belum lagi, Gaston Castano. Kebintangan kekasih artis Julia Perez sudah tak diragukan, setidaknya dia sempat membela PSS Sleman, PSIS Semarang, dan Persiba Balikpapan. Selain itu ada nama Hary Syahputra yang sempat membela timnas.
“Bermain di Divisi Utama kan menuju Indonesia Super League (ISL), jadi yang bagus lah. LPI itu kan tak ada kastanya, jadi tak begitu berisiko,” tambah Raja.
Pemikiran Raja ini berbeda dengan Sekretaris Umum PSMS, Idris. Menurutnya, tim Zulkarnain diplot untuk LPI karena tim ini dianggap mampu bersaing.
“Tim yang telah terbentuk dipersiapkan untuk menghadapi LPI karena tim ini sudah pantas untuk berlaga dengan tim yang lebih baik di pesta persepakbolaan Indonesia. Selain itu, pihak penyelenggara memberikan bantuan dana untuk biaya selama tim berlaga,” akunya. (mag-5/sumutpos)
Ya, seperti berulang kali diberitakan, PSMS musim ini akan mengikuti dua kompetisi yakni Divisi Utama dan Liga Primer Indonesia (LPI). Ceritanya, untuk tim yang berlaga di LPI adalah skuad besutan Zulkarnain Pasaribu, sedangkan untuk Divisi Utama tim yang diarsiteki Suharto. Pembagian ini sejatinya tak bermasalah seandainya persiapan kedua tim tersebut berimbang. Setidaknya hal ini ditekankan oleh Ketua Bidang Teknik PSMS, Julius Raja kepada Sumut Pos.
“Sebaiknya, tim yang terbentuk di bawah asuhan Zulkarnain Pasaribu ini bertanding di Divisi Utama,” kata Raja.
Sosok yang akrab dipanggil The King ini menambahkan, pemilihan skuad Zulkarnain dikarenakan tim tersebut lebih matang. Skuad itu, tambah Raja, telah terbentuk jauh lebih lama dibanding tim besutan Suharto.
“Tim yang telah terbentuk sudah cukup bagus, sebaiknya tim ini dipersiapkan untuk berlaga di Divisi Utama, jangan di LPI. Hal ini disebabkan Divisi Utama sudah jelas jadwalnya yang direncanakan bergulir 30 Oktober mendatang. Sementara LPI jadwalnya belum jelas kapan akan bergulir,” terangnya.
Selain terbentuk lebih lama, tim Zulkarnain juga memiliki pemain bintang yang bisa mengangkat prestasi PSMS. Sebut saja Kurniawan Dwi Julianto yang sudah banyak makan asam garam di kancah sepak bola nasional maupun internasional.
Belum lagi, Gaston Castano. Kebintangan kekasih artis Julia Perez sudah tak diragukan, setidaknya dia sempat membela PSS Sleman, PSIS Semarang, dan Persiba Balikpapan. Selain itu ada nama Hary Syahputra yang sempat membela timnas.
“Bermain di Divisi Utama kan menuju Indonesia Super League (ISL), jadi yang bagus lah. LPI itu kan tak ada kastanya, jadi tak begitu berisiko,” tambah Raja.
Pemikiran Raja ini berbeda dengan Sekretaris Umum PSMS, Idris. Menurutnya, tim Zulkarnain diplot untuk LPI karena tim ini dianggap mampu bersaing.
“Tim yang telah terbentuk dipersiapkan untuk menghadapi LPI karena tim ini sudah pantas untuk berlaga dengan tim yang lebih baik di pesta persepakbolaan Indonesia. Selain itu, pihak penyelenggara memberikan bantuan dana untuk biaya selama tim berlaga,” akunya. (mag-5/sumutpos)
Friday, October 15, 2010
Kurang tegas........
Masyarakat Medan yang ingin melihat PSMS kembali ke Indonesia Super League (ISL) tampaknya harus mengelus dada. Pasalnya, manajemen kini sudah tidak terlihat bernafsu lagi mengembalikan PSMS ke tempat yang seharusnya. Buktinya, target lolos ISL musim depan kini mengawang.
“Kami berharap, tim bisa tampil maksimal di ajang Divisi Utama,” ungkap Sekretaris Umum PSMS, Idris, Selasa (12/10).
Apa yang dikatakan oleh Idris setali tiga uang dengan kenyataan di lapangan. Bagaimana tidak, tim yang dibentuk sekian lama dengan mengikat beberapa pemain lama dan bintang sepak bola nasional malah disiapkan untuk Liga Primer Indonesia (LPI). Nah, untuk PSMS yang di Divisi Utama malah baru diseleksi. Hebatnya, Idris mengaku tak perlu kuatir dengan pemain yang sedang disiapkan untuk Divisi Utama. Pasalnya, talenta di Sumut sangat berlimpah. “Kalau untuk bakat sepak bola, Sumut tidak akan ada habisnya. Jadi, jangan khawatir kita tidak akan dapat lagi pemain bagus,” jelasnya.
Idris menambahkan, selain talenta yang tersedia, dana juga tak begitu menjadi masalah. “Untuk membentuk satu tim membutuhkan dana paling tidak Rp6 miliar. Tapi, dengan dana yang ada sekarang, kita pikir cukup untuk membentuk satu tim lagi untuk dua kompetisi. Kenapa tidak?” urainya.
Seperti diberitakan, seleksi tahap awal pemain PSMS untuk Divisi Utama telah menghasilkan 25 nama. Namun, dari 25 pemain tersebut belum ada yang merupakan pemain asing. Nah, karena waktu semakin mepet, manajemen langsung mencari tiga pemain asing untuk menopang pemain lokal yang terpilih nantinya. Tapi, keinginan manajemen sedikit berseberangan dengan kemauan pelatih. “Rencananya kita akan datangkan hari ini (kemarin, Red), tapi menurut pelatih tidak usah dulu karena tim lokal belum terbentuk. Nanti setelah terbentuk, baru dimantapkan dengan kehadiran pemain asing,” jelas Idris.
Pertanyaannya, dengan sisa waktu dua minggu lagi, mungkinkah PSMS akan mendapatkan pemain asing yang bagus. Berkaca dengan pengalaman, untuk pembentukan tim yang ikut LPI saja manajemen sampai menyeleksi 31 pemain asing. “Kita sesuaikan dengan waktu yang singkat ini, tapi bukan berarti kita tidak selektif,” tegas Idris. (mag-5)
“Kami berharap, tim bisa tampil maksimal di ajang Divisi Utama,” ungkap Sekretaris Umum PSMS, Idris, Selasa (12/10).
Apa yang dikatakan oleh Idris setali tiga uang dengan kenyataan di lapangan. Bagaimana tidak, tim yang dibentuk sekian lama dengan mengikat beberapa pemain lama dan bintang sepak bola nasional malah disiapkan untuk Liga Primer Indonesia (LPI). Nah, untuk PSMS yang di Divisi Utama malah baru diseleksi. Hebatnya, Idris mengaku tak perlu kuatir dengan pemain yang sedang disiapkan untuk Divisi Utama. Pasalnya, talenta di Sumut sangat berlimpah. “Kalau untuk bakat sepak bola, Sumut tidak akan ada habisnya. Jadi, jangan khawatir kita tidak akan dapat lagi pemain bagus,” jelasnya.
Idris menambahkan, selain talenta yang tersedia, dana juga tak begitu menjadi masalah. “Untuk membentuk satu tim membutuhkan dana paling tidak Rp6 miliar. Tapi, dengan dana yang ada sekarang, kita pikir cukup untuk membentuk satu tim lagi untuk dua kompetisi. Kenapa tidak?” urainya.
Seperti diberitakan, seleksi tahap awal pemain PSMS untuk Divisi Utama telah menghasilkan 25 nama. Namun, dari 25 pemain tersebut belum ada yang merupakan pemain asing. Nah, karena waktu semakin mepet, manajemen langsung mencari tiga pemain asing untuk menopang pemain lokal yang terpilih nantinya. Tapi, keinginan manajemen sedikit berseberangan dengan kemauan pelatih. “Rencananya kita akan datangkan hari ini (kemarin, Red), tapi menurut pelatih tidak usah dulu karena tim lokal belum terbentuk. Nanti setelah terbentuk, baru dimantapkan dengan kehadiran pemain asing,” jelas Idris.
Pertanyaannya, dengan sisa waktu dua minggu lagi, mungkinkah PSMS akan mendapatkan pemain asing yang bagus. Berkaca dengan pengalaman, untuk pembentukan tim yang ikut LPI saja manajemen sampai menyeleksi 31 pemain asing. “Kita sesuaikan dengan waktu yang singkat ini, tapi bukan berarti kita tidak selektif,” tegas Idris. (mag-5)
Friday, October 8, 2010
Manager PSMS MEdan
MEDAN–Akhirnya PSMS memiliki manajer baru untuk musim kompetisi ke depan. Tidak jauh-jauh, jabatan itu dipegang langsung oleh Sekretaris Umum PSMS Idris SE. Menariknya, selain menjadi manajer dan sekretaris umum, Idris juga dipercaya sebagai Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan PSMS.
“Tawaran sebagai manajer sempat diberikan kepada pengurus lainnya, namun karena tidak ada yang berkenan, saya yang ditunjuk,” ujar Idris.
Pria 47 tahun itu juga menuturkan, tanggung jawab sebagai manajer merupakan titah yang diberikan padanya. Apalagi awalnya dia berharap agar ada pihak-pihak yang mau menjadi manajer tim PSMS dengan syarat mampu memberikan kontribusi pendanaan bagi tim. Bahkan, Idris pernah mengumumkan, bagi pihak yang ingin menjadi manajer, mampu memberikan kontribusi paling tidak 1 miliar rupiah selama satu musim. Dan, manajer akan digaji sebesar 50 juta rupiah tiap bulannya.
Terlepas dari itu, merangkap tiga jabatan bukanlah hal yang mudah. Apalagi, masing-masing tugas yang diemban memiliki tanggung jawab tinggi dan perlu penanganan total dan keseriusan dari orang tersebut agar bisa berhasil maksimal. Untuk hal ini, Idris mengaku siap. “Setiap orang yang bertugas punya jobs description (paparan tugas). Lantas agar tugas masing-masing yang bekerja di bidangnya itu bisa maksimal, mereka harus difungsikan dengan baik. Sementara tugas saya sebagai manajer mengamati pekerjaan mereka,” terangnya.
Dari pengalaman sebelumnya dia melihat, selama ini tugas bidang-bidang di PSMS sering diambil alih oleh ketua bidang, tanpa memfungsikan para anggota yang ada di bawahnya. “Kalau para anggota bisa difungsikan sesuai bidangnya, ketua bidang tidak perlu harus turun tangan, sama seperti manajer,” tambahnya.
Sebagai manajer, dia juga akan didampingi dua orang asisten yang bertugas untuk membantu menangani PSMS yaitu Benny Tomasoa, mantan asisten manajer PSMS musim lalu, serta Sekretaris Komisi A dan Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Kota Medan, Ilhamsyah.
Sementara itu Benny yang dikonfirmasi mengakui, dirinya telah diinformasikan sebagai asisten manajer PSMS. Pria berdarah Ambon ini menyatakan kesiapannya menjalanan kepercayaan ini. “Ini kepercayaan dari Ketua Umum PSMS (Dzulmi Eldin, Red) dan saya siap melaksanakannya,” ujarnya.
Meski belum menerima surat keputusan (SK), dia berharap dengan kerja sama yang terjalin antara seluruh elemen yang ada di PSMS, The Killer—julukan lain PSMS— bisa mewujudkan target lolos ke Indonesia Super League (ISL) 2011/2012. “Harapan saya kita semua bagaimana agar PSMS bisa sampai ke ISL. Meski, SK belum sampai pada saya, pada prinsipnya saya bersyukur dan berterima kasih atas tugas ini,” tambahnya.
Lalu, bagaimana prosesnya hingga Idris bisa menjadi ketua panpel? Ceritanya, sebagai manajer, Idris mengaku ditunjuk oleh pengurus. Namun, sebagai ketua panpel, ayah tiga anak ini mengaku mengajukan diri. Dia berpandangan, panpel merupakan salah satu bidang yang sensitif yang di musim kompetisi lalu terdapat beberapa kesalahan yang tidak seharusnya terjadi. “Kami tentunya ingin aman dan meraih keuntungan untuk kelangsungan tim. Jadi untuk itu, kami akan berbenah dan bekerja sebaik mungkin,” harapnya.
“Tawaran sebagai manajer sempat diberikan kepada pengurus lainnya, namun karena tidak ada yang berkenan, saya yang ditunjuk,” ujar Idris.
Pria 47 tahun itu juga menuturkan, tanggung jawab sebagai manajer merupakan titah yang diberikan padanya. Apalagi awalnya dia berharap agar ada pihak-pihak yang mau menjadi manajer tim PSMS dengan syarat mampu memberikan kontribusi pendanaan bagi tim. Bahkan, Idris pernah mengumumkan, bagi pihak yang ingin menjadi manajer, mampu memberikan kontribusi paling tidak 1 miliar rupiah selama satu musim. Dan, manajer akan digaji sebesar 50 juta rupiah tiap bulannya.
Terlepas dari itu, merangkap tiga jabatan bukanlah hal yang mudah. Apalagi, masing-masing tugas yang diemban memiliki tanggung jawab tinggi dan perlu penanganan total dan keseriusan dari orang tersebut agar bisa berhasil maksimal. Untuk hal ini, Idris mengaku siap. “Setiap orang yang bertugas punya jobs description (paparan tugas). Lantas agar tugas masing-masing yang bekerja di bidangnya itu bisa maksimal, mereka harus difungsikan dengan baik. Sementara tugas saya sebagai manajer mengamati pekerjaan mereka,” terangnya.
Dari pengalaman sebelumnya dia melihat, selama ini tugas bidang-bidang di PSMS sering diambil alih oleh ketua bidang, tanpa memfungsikan para anggota yang ada di bawahnya. “Kalau para anggota bisa difungsikan sesuai bidangnya, ketua bidang tidak perlu harus turun tangan, sama seperti manajer,” tambahnya.
Sebagai manajer, dia juga akan didampingi dua orang asisten yang bertugas untuk membantu menangani PSMS yaitu Benny Tomasoa, mantan asisten manajer PSMS musim lalu, serta Sekretaris Komisi A dan Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Kota Medan, Ilhamsyah.
Sementara itu Benny yang dikonfirmasi mengakui, dirinya telah diinformasikan sebagai asisten manajer PSMS. Pria berdarah Ambon ini menyatakan kesiapannya menjalanan kepercayaan ini. “Ini kepercayaan dari Ketua Umum PSMS (Dzulmi Eldin, Red) dan saya siap melaksanakannya,” ujarnya.
Meski belum menerima surat keputusan (SK), dia berharap dengan kerja sama yang terjalin antara seluruh elemen yang ada di PSMS, The Killer—julukan lain PSMS— bisa mewujudkan target lolos ke Indonesia Super League (ISL) 2011/2012. “Harapan saya kita semua bagaimana agar PSMS bisa sampai ke ISL. Meski, SK belum sampai pada saya, pada prinsipnya saya bersyukur dan berterima kasih atas tugas ini,” tambahnya.
Lalu, bagaimana prosesnya hingga Idris bisa menjadi ketua panpel? Ceritanya, sebagai manajer, Idris mengaku ditunjuk oleh pengurus. Namun, sebagai ketua panpel, ayah tiga anak ini mengaku mengajukan diri. Dia berpandangan, panpel merupakan salah satu bidang yang sensitif yang di musim kompetisi lalu terdapat beberapa kesalahan yang tidak seharusnya terjadi. “Kami tentunya ingin aman dan meraih keuntungan untuk kelangsungan tim. Jadi untuk itu, kami akan berbenah dan bekerja sebaik mungkin,” harapnya.
Daniel Out, PSMS Bentuk Dua Tim
Pemain asing, Daniel White, dipastikan angkat koper dariu Kebun Bunga. Pemain yang diplot untuk mengisi posisi gelandang bertahan tersebut dianggap tak laya. Menariknya, di saat bersamaa, PSMS malah berencana untuk membuat dua tim, yang bermain di laga yang berbeda, yakni Liga Primer Indonesia (LPI) serta Divisi Utama 2010/2011.
Asisten Pelatih PSMS Suyono mengatakan, pemain yang baru menginjakkan kakinya di Medan pada Senin (4/10) lalu itu dipandang tidak mampu mengeluarkan penampilan terbaiknya dan masih belum menemui kriteria yang diinginkan oleh pelatih. “Ya, belum bisa dimasukkan, belum memenuhi kriteria. Tiga hari ini permainannya tidak memperlihatkan kemajuan, malah kemunduran,” ucap Suyono.
Pemain asal Nigeria ini dijadwalkan akan meninggalkan Medan hari ini.”Besok (hari ini, Red) dia pulang, sudah kami rekomendasikan kepada pengurus,” tambah Suyono.
Soal pembentukan dua tim PSMS ditegaskan langsung oleh Sekretaris Umum merangkap Manajer Ayam Kinantan, Idris SE. “Ya kita tambah pemain, biar bisa dua tim, termasuk pemain asing dan pelatihnya” kata Idris.
Menyangkut tentang pembiayaan pemain yang direncanakan ditambah 23 pemain lagi, Idris menjelaskan bahwa PSMS yang mengikuti LPI dibiayai oleh PT LPI, sedangkan pemain PSMS yang tergabung dalam skuad yang akan membela PSMS dalam Divisi Utama dibiayai oleh APBD. “Ya ini antisipasi menjaga konsentrasi pemain dan fisik pemain yang tentunya berat mengikuti dua kompetisi sekaligus. Apalagi, kita menargetkan masuk super liga,” lanjut Idris.
Asisten Pelatih PSMS Suyono mengatakan, pemain yang baru menginjakkan kakinya di Medan pada Senin (4/10) lalu itu dipandang tidak mampu mengeluarkan penampilan terbaiknya dan masih belum menemui kriteria yang diinginkan oleh pelatih. “Ya, belum bisa dimasukkan, belum memenuhi kriteria. Tiga hari ini permainannya tidak memperlihatkan kemajuan, malah kemunduran,” ucap Suyono.
Pemain asal Nigeria ini dijadwalkan akan meninggalkan Medan hari ini.”Besok (hari ini, Red) dia pulang, sudah kami rekomendasikan kepada pengurus,” tambah Suyono.
Soal pembentukan dua tim PSMS ditegaskan langsung oleh Sekretaris Umum merangkap Manajer Ayam Kinantan, Idris SE. “Ya kita tambah pemain, biar bisa dua tim, termasuk pemain asing dan pelatihnya” kata Idris.
Menyangkut tentang pembiayaan pemain yang direncanakan ditambah 23 pemain lagi, Idris menjelaskan bahwa PSMS yang mengikuti LPI dibiayai oleh PT LPI, sedangkan pemain PSMS yang tergabung dalam skuad yang akan membela PSMS dalam Divisi Utama dibiayai oleh APBD. “Ya ini antisipasi menjaga konsentrasi pemain dan fisik pemain yang tentunya berat mengikuti dua kompetisi sekaligus. Apalagi, kita menargetkan masuk super liga,” lanjut Idris.
Thursday, October 7, 2010
PSMS Medan Daniel White Rawan Coret
Masalah gelandang bertahan ternyata belum terpecahkan juga. Pemain asing asal Nigeria, Daniel White, yang diharapkan tidak juga memberikan sinar terang. Tak pelak, posisi mantan pemain Singapore Football Club Army Force itu pun rawan coret. “Belum tampak juga kualitasnya, bisa dibilang biasa-biasa seperti pemain lokal. Kalau tetap demikian, dia akan kami pulangkan,” ujar Asisten Pelatih PSMS Suyono.
Sesuai prinsip dari pengurus dan tim pelatih, kualitas pemain asing haruslah lebih menonjol dari pemain lokal. Namun, performa Daniel sendiri malah kalah kelas dari pemain lokal. “Dia harusnya punya kemampuan yang lebih dari pemain lokal seperti Faisal, tapi kita tidak melihat itu,” tambah Suyono.
Skill yang dimaksudkan tak lain kengototan dalam bermain, sentuhan, dan akurasi umpan. Sebagai gelandang bertahan, PSMS memang butuh pemain yang punya sentuhan rap-rap serta akurasi passing yang baik. Belum lagi, Daniel juga kesulitan berkomunikasi dengan pemain lainnya karena tidak bisa berbahasa Indonesia.
Rencananya Nasib Daniel akan ditentukan kemarin, Rabu (6/10). Namun, mengingat PSMS Medan tidak melakukan latihan rutin, jadi kepastian tersebut masih gelap. “Kepastiannya, tunggu latihan lagi lah, belum bisa sekarang” pungkas Suyono. (mag-5/sumutpos)
Sesuai prinsip dari pengurus dan tim pelatih, kualitas pemain asing haruslah lebih menonjol dari pemain lokal. Namun, performa Daniel sendiri malah kalah kelas dari pemain lokal. “Dia harusnya punya kemampuan yang lebih dari pemain lokal seperti Faisal, tapi kita tidak melihat itu,” tambah Suyono.
Skill yang dimaksudkan tak lain kengototan dalam bermain, sentuhan, dan akurasi umpan. Sebagai gelandang bertahan, PSMS memang butuh pemain yang punya sentuhan rap-rap serta akurasi passing yang baik. Belum lagi, Daniel juga kesulitan berkomunikasi dengan pemain lainnya karena tidak bisa berbahasa Indonesia.
Rencananya Nasib Daniel akan ditentukan kemarin, Rabu (6/10). Namun, mengingat PSMS Medan tidak melakukan latihan rutin, jadi kepastian tersebut masih gelap. “Kepastiannya, tunggu latihan lagi lah, belum bisa sekarang” pungkas Suyono. (mag-5/sumutpos)
Tuesday, October 5, 2010
PSMS Terus Datangkan Pemain Asing
Untuk mempersiapkan diri di ajang Liga Primer Indonesia (LPI), PSMS tampaknya akan menambah dua pemain asing. Meskipun sebelumnya tiga pemain asing sudah dikontrak, yakni Gaston Castano, Jose sebastian serta Vagner Luis. Sebelumnya, Cristian Carasco dan Gustavo Hernan ortiz yang juga ikut seleksi sudah dipulangkan.
Menariknya, pengurus kembali mendatangkan satu pemain asing asal Nigeria Daniel White yang merupakan mantan gelandang serang klub Army Singapore. Pemain kelahiran 14 Oktober 1982 itu, tiba di Mess Kebun Bunga sekitar pukul 09.00 WIB Minggu (3/10). Senin (4/10), pemain ini langsung mengikuti latihan bersama tim di Stadion Teladan Medan.
Asisten Pelatih Suyono belum bisa mengeluarkan komentar tentang pemain tersebut. Dikabarkan, pemain asing yang akan direkrut untuk memenuhi posisi di dua ajang yang akan diikuti. Di LPI, tiap tim boleh punya lima pemain asing dan diturunkan bersamaan. Hal inilah yang jadi alasan pengurus masih akan mencoba menyeleksi pemain asing baru. “LPI akan membolehkan lima pemain, makanya kita masih butuh dua orang lagi,” terang Suyono. Masalahnya, hal ini bertentangan dengan komentar Ketua Umum PSMS Dzulmi Eldin sebelumnya.
Eldin yang juga Wakil Wali Kota Medan itu awalnya menegaskan bahwa perekrutan pemain asing sudah dihentikan. Meski menarget juara di LPI dan Divisi Utama, namun Eldin tampaknya tetap tidak akan menambah legiun impor. “PSMS harus bisa jadi kampiun LPI dan promosi ke LSI tahun depan,” katanya saat meninjau Sungai Deli (4/10) kemarin. Pada kesempatan itu pula, Eldin menegaskan, PSMS akan menstop pembelian pemain asing.
“Memang stamina pemain yang akan bertarung di dua kompetisi tersebut pasti terkuras. Tapi bukan berarti harus membeli pemain asing lagi. Intinya, pembelian pemain asing distop dulu dan akan lebih banyak merekrut pemain lokal,” pungkasnya. (mag-5/ari/sumutpos)
Menariknya, pengurus kembali mendatangkan satu pemain asing asal Nigeria Daniel White yang merupakan mantan gelandang serang klub Army Singapore. Pemain kelahiran 14 Oktober 1982 itu, tiba di Mess Kebun Bunga sekitar pukul 09.00 WIB Minggu (3/10). Senin (4/10), pemain ini langsung mengikuti latihan bersama tim di Stadion Teladan Medan.
Asisten Pelatih Suyono belum bisa mengeluarkan komentar tentang pemain tersebut. Dikabarkan, pemain asing yang akan direkrut untuk memenuhi posisi di dua ajang yang akan diikuti. Di LPI, tiap tim boleh punya lima pemain asing dan diturunkan bersamaan. Hal inilah yang jadi alasan pengurus masih akan mencoba menyeleksi pemain asing baru. “LPI akan membolehkan lima pemain, makanya kita masih butuh dua orang lagi,” terang Suyono. Masalahnya, hal ini bertentangan dengan komentar Ketua Umum PSMS Dzulmi Eldin sebelumnya.
Eldin yang juga Wakil Wali Kota Medan itu awalnya menegaskan bahwa perekrutan pemain asing sudah dihentikan. Meski menarget juara di LPI dan Divisi Utama, namun Eldin tampaknya tetap tidak akan menambah legiun impor. “PSMS harus bisa jadi kampiun LPI dan promosi ke LSI tahun depan,” katanya saat meninjau Sungai Deli (4/10) kemarin. Pada kesempatan itu pula, Eldin menegaskan, PSMS akan menstop pembelian pemain asing.
“Memang stamina pemain yang akan bertarung di dua kompetisi tersebut pasti terkuras. Tapi bukan berarti harus membeli pemain asing lagi. Intinya, pembelian pemain asing distop dulu dan akan lebih banyak merekrut pemain lokal,” pungkasnya. (mag-5/ari/sumutpos)
Persiapan Liga Primer PSMS Jajal Kekuatan Persetara
Setelah menjuarai Turnamen Ngogesa Sitepu Cup I di Lapangan Alun-aluan Langkat, kini PSMS kembali persiapkan diri untuk melakukan uji coba dengan Persatuan Sepak Bola Tasik Raja (Persetara).
Laga itu akan digelar di desa Bukit Tujuh, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan Minggu (10/10) mendatang.
“Uji coba ini sebagai langkah awal persiapan dalam menyambut kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) nantinya” ungkap Asisten pelatih Suyono Kepada Sumut Pos di mess Kebun Bunga.
Dalam laga uji coba kali ini, PSMS Medan akan membawa semua pemain yang tergabung dalam PSMS. Namun, untuk pemain yang akan dijadikan starter masih melihat perkembangan berikutnya.
“Ya, belum tergambarlah, tunggu dulu, kan uji coba ini hanya sebagai melihat perkembangan pemain saja,” tambahnya.
Sementara itu Sekretaris Umum PSMS Idris SE mengatakan, dengan uji coba tersebut diharapkan permainan PSMS lebih bagus.
Pasalnya, dirinya menilai permainan yang dilaksanakan di Langkat belum begitu sempurna. Maka, PSMS msih butuh laga tanding-laga tanding lainnya sebelum masuk dalam kompetisi yang sesungguhnya. “Kekompakan semakin baik, laga ini sebagai pemanasan untuk mengikuti LPI nantinya,” kata Idris.
Idris juga menambahkan pedukung setia PSMS selalu jadi garda terdepan dalam dukungan terhadap kemajuan PSMS. ”Harapan kita PSMs tetap dapat dukungan fanatik, jangan saling menjelekkan dan men jatuhkan,” tambahnya Idris. (mag-5/sumutpos)
Laga itu akan digelar di desa Bukit Tujuh, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan Minggu (10/10) mendatang.
“Uji coba ini sebagai langkah awal persiapan dalam menyambut kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) nantinya” ungkap Asisten pelatih Suyono Kepada Sumut Pos di mess Kebun Bunga.
Dalam laga uji coba kali ini, PSMS Medan akan membawa semua pemain yang tergabung dalam PSMS. Namun, untuk pemain yang akan dijadikan starter masih melihat perkembangan berikutnya.
“Ya, belum tergambarlah, tunggu dulu, kan uji coba ini hanya sebagai melihat perkembangan pemain saja,” tambahnya.
Sementara itu Sekretaris Umum PSMS Idris SE mengatakan, dengan uji coba tersebut diharapkan permainan PSMS lebih bagus.
Pasalnya, dirinya menilai permainan yang dilaksanakan di Langkat belum begitu sempurna. Maka, PSMS msih butuh laga tanding-laga tanding lainnya sebelum masuk dalam kompetisi yang sesungguhnya. “Kekompakan semakin baik, laga ini sebagai pemanasan untuk mengikuti LPI nantinya,” kata Idris.
Idris juga menambahkan pedukung setia PSMS selalu jadi garda terdepan dalam dukungan terhadap kemajuan PSMS. ”Harapan kita PSMs tetap dapat dukungan fanatik, jangan saling menjelekkan dan men jatuhkan,” tambahnya Idris. (mag-5/sumutpos)
PSMS Pulangkan Ortiz-Carasco
Harapan publik Medan untuk melihat Cristian Carasco berkostum PSMS musim ini sirna sudah. Bersama Gustavo Hernan Ortiz, dirinya resmi dipulangkan oleh pengurus PSMS. Dengan kepastian ini, tercatat 27 pemain asing yang telah dipulangkan oleh klub yang berjuluk Ayam Kinantan ini.
Kualitas pemain adalah faktor utama yang dijadikan alasan pengurus untuk memulangkan dua pemain asing tersebut. “Saya terima keputusan itu. Kalau belum layak mau bagaimana lagi,” ungkap Ortiz.
Senada dengan Ortiz, Carasco juga cenderung menerima keputusan tersebut. Pemain yang mengantar PSMS menjadi delapan besar Liga Indonesia itu tak mau ambil pusing. Bahkan, dirinya sudah bersiap pulang dan akan terbang meninggalkan Medan hari ini, Senin (4/10). “Saya memang mau pulang, lama kali keputusannya. Janjinya saya dilihat cuma sekali pertandingan, nyatanya tidak,” aku Carasco.
Pihak PSMS ketika dikonfirmasi mengaminkan peryataan dua legiun asing tersebut. Setidaknya hal ini diungkapkan Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, Minggu (3/10). “Kita harus objektif, kan demi kebaikan PSMS. Kalau belum sesuai dengan kriteria pelatih, ya kita belum bisa masukkan dalam daftar tim,” jelas Idris.
Idris menambahkan, mengikat pemain untuk PSMS sejatinya sederhana saja. Pelatih merekomendasikan nama yang diinginkannya, pengurus mempelajarinya, dan langsung teken kontrak. “Tentunya setelah mendapatkan persetujuan dari ketua umum. Layaknya Vagner Luis, Gaston Castanio, dan Jose Sebastian,” paparnya.
Objektifitas dalam pemilihan pun menjadi nilai penting bagi PSMS. Ya, meski sang pemain memiliki ikatan emosional dengan Medan karena sempat menjadi punggawa Ayam Kinantan, bukan berarti pemain itu langsung diikat. Contohnya, Carasco. “Kita akan pulangkan kalau tak cocok” tegas Idris. (mag-5/sumutpos)
Kualitas pemain adalah faktor utama yang dijadikan alasan pengurus untuk memulangkan dua pemain asing tersebut. “Saya terima keputusan itu. Kalau belum layak mau bagaimana lagi,” ungkap Ortiz.
Senada dengan Ortiz, Carasco juga cenderung menerima keputusan tersebut. Pemain yang mengantar PSMS menjadi delapan besar Liga Indonesia itu tak mau ambil pusing. Bahkan, dirinya sudah bersiap pulang dan akan terbang meninggalkan Medan hari ini, Senin (4/10). “Saya memang mau pulang, lama kali keputusannya. Janjinya saya dilihat cuma sekali pertandingan, nyatanya tidak,” aku Carasco.
Pihak PSMS ketika dikonfirmasi mengaminkan peryataan dua legiun asing tersebut. Setidaknya hal ini diungkapkan Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, Minggu (3/10). “Kita harus objektif, kan demi kebaikan PSMS. Kalau belum sesuai dengan kriteria pelatih, ya kita belum bisa masukkan dalam daftar tim,” jelas Idris.
Idris menambahkan, mengikat pemain untuk PSMS sejatinya sederhana saja. Pelatih merekomendasikan nama yang diinginkannya, pengurus mempelajarinya, dan langsung teken kontrak. “Tentunya setelah mendapatkan persetujuan dari ketua umum. Layaknya Vagner Luis, Gaston Castanio, dan Jose Sebastian,” paparnya.
Objektifitas dalam pemilihan pun menjadi nilai penting bagi PSMS. Ya, meski sang pemain memiliki ikatan emosional dengan Medan karena sempat menjadi punggawa Ayam Kinantan, bukan berarti pemain itu langsung diikat. Contohnya, Carasco. “Kita akan pulangkan kalau tak cocok” tegas Idris. (mag-5/sumutpos)
Saturday, October 2, 2010
PSMS Hentikan Perburuan Pemain Asing
etua Umum PSMS, Dzulmi Eldin berkata bahwa amunisi impor Ayam Kinantan akan segera dihentikan. Ungkapannya itu bisa jadi tanda, bahwa PSMS tidak akan menambah pemain yang dikontrak. Sejauh ini tiga pemain asing sudah diikat. Namun begitu masih ada pemain asing yang seleksi.
Kalau melihat nafsu besar PSMS ikut dua kompetisi sekaligus, Divisi Utama dan Liga Primer Indonesia (LPI), seharusnya penambahan pemain berkualitas bisa jadi bahan renungan. Namun Eldin bergeming.
“Untuk pemain asing sepertinya cukup. Tinggal kita tunggu saja hasil seleksi pemain asingnya,” terang pria yang juga Wakil Wali Kota Medan itu.
Pun begitu, Eldin juga yakin bahwa skuad lokal yang dipunya PSMS kini sudah mengisyaratkan kualitas. Maka itu keberadaan pemain asing tak lagi ditambah.
“Pemain lokal juga sudah solid ya. Tidak ada lagi penambahan,” sambungnya.
Lantas, bagaimana soal kebulatan tekad ikut LPI? Menjawab ini Eldin sangat yakin PSMS bisa bagi waktu, tenaga, pikiran dan mungkin dana lebih untuk turun di dua kompetisi sekaligus.
“Bertarung di dua kompetisi bukan hal yang tabu. Artinya, PSMS tetap akan menjadi salah satu klub peserta LPI dan juga kompetisi divisi utama PSSI,” sambung Eldin mantap.
Dijelaskannya, keikutsertaan PSMS di dua kompetisi itu, selain ingin mengembalikan kejayaan PSMS di pentas persepakbolaan nasional, tapi juga sebagai wadah pembibitan bagi tim PSMS sendiri.
Meski nafsu besar main di dua kompetisi, namun tampaknya PSMS harus mengetahui bahwa hal itu tidak akan mudah. Terlebih sentimentil PSSI terhadap LPI masih sangat besar.
Bisa jadi penjadwalan antara Divisi Utama dan LPI akan bentrok. Belum lagi ancaman turun kasta yang dikeluarkan PSSI. Lalu mana yang mau dipilih?
Kalau melihat nafsu besar PSMS ikut dua kompetisi sekaligus, Divisi Utama dan Liga Primer Indonesia (LPI), seharusnya penambahan pemain berkualitas bisa jadi bahan renungan. Namun Eldin bergeming.
“Untuk pemain asing sepertinya cukup. Tinggal kita tunggu saja hasil seleksi pemain asingnya,” terang pria yang juga Wakil Wali Kota Medan itu.
Pun begitu, Eldin juga yakin bahwa skuad lokal yang dipunya PSMS kini sudah mengisyaratkan kualitas. Maka itu keberadaan pemain asing tak lagi ditambah.
“Pemain lokal juga sudah solid ya. Tidak ada lagi penambahan,” sambungnya.
Lantas, bagaimana soal kebulatan tekad ikut LPI? Menjawab ini Eldin sangat yakin PSMS bisa bagi waktu, tenaga, pikiran dan mungkin dana lebih untuk turun di dua kompetisi sekaligus.
“Bertarung di dua kompetisi bukan hal yang tabu. Artinya, PSMS tetap akan menjadi salah satu klub peserta LPI dan juga kompetisi divisi utama PSSI,” sambung Eldin mantap.
Dijelaskannya, keikutsertaan PSMS di dua kompetisi itu, selain ingin mengembalikan kejayaan PSMS di pentas persepakbolaan nasional, tapi juga sebagai wadah pembibitan bagi tim PSMS sendiri.
Meski nafsu besar main di dua kompetisi, namun tampaknya PSMS harus mengetahui bahwa hal itu tidak akan mudah. Terlebih sentimentil PSSI terhadap LPI masih sangat besar.
Bisa jadi penjadwalan antara Divisi Utama dan LPI akan bentrok. Belum lagi ancaman turun kasta yang dikeluarkan PSSI. Lalu mana yang mau dipilih?
Subscribe to:
Posts (Atom)