MUDAH-MUDAHAN skuad PSMS tetap tampil fokus dan bertekad meraih angka penuh saat menjamu PSAP Sigli sore ini di Stadion Teladan. Pasalnya ada kabar kurang sedap yang beredar dari pinggir lapangan.
Ya, kabar tidak sedap itu terkait tidak adanya anggaran bonus kemenangan bagi para pemain. Kondisi ini bisa menurunkan semangat bertanding punggawa Ayam Kinantan.
Artinya, bonus ketika berhasil meraih hasil imbang atas Persih Tembilahan, kali ini takkan terjadi lagi.
Hal itu dikatakan Hendra DS, manajer PSMS. Dikatakannya, untuk sementara ini manajemen belum bisa memberikan bonus kepada pemain. Alasannya, apalagi kalau bukan karena keterbatasan dana.
“Untuk sementara ini kita belum bisa berikan bonus walaupun menang di kandang. Tapi kalau kemarin saat away kita bisa menang, ada bonus yang disiapkan,” beber Hendra.
Kondisi mirip pepatah lawas yang berbunyi ibarat makan buah simalakama pun tampaknya pantas diberikan kepada tim Ayam Kinantan. Tidak lucu juga kalau hanya karena tidak ada bonus, lantas skuad main setengah hati. Kalau sampai kalah, ribuan fans PSMS pasti kecewa berat.
Sungguh mengenaskan nasib tim kebanggan warga Kota Medan ini. Apalagi jika dibandingkan dengan kondisi sekitar dua atau tiga tahun lalu.
Nah, syukurnya skuad telah menyatakan siap untuk tampil habis-habisan walaupun tanpa iming-iming bonus jika meraih kemenangan. Lewat kapten tim Slamet Riyadi didapat komitmen para pemain agar menunjukkan profesionalismenya. Ya walaupun tidak bisa dipungkiri, jika rasa kecewa tetap menyembul ke permukaan.
“Sekelas klub divisi tiga saja ada bonus dan uang hariannya kalau tampil away. Ya walaupun tidak banyak, tapi tetap ada,” kata Slamet.
“Begitupun, kami tetap akan berupaya mengamankan tiga angka di kandang sendiri. Karena para pemain ingin memberikan yang terbaik bagi tim ini,” sambung Slamet.
Slamet juga berharap ada komunikasi antara pemain dengan manajemen ataupun pengurus untuk menyelesaikan masalah di tubuh tim itu. Termasuk urusan bonus ini.
“Ya lebih baik jujur sajalah kepada pemain. Kalau ada bilang ada, kalau tidak ada, ya bilang tidak ada. Karena kalau begini, kami hanya bisa menduga-duga. Intinya komunikasi harus lebih sering dilakukan sebagai wujud perhatian manajemen,” pungkas Slamet
No comments:
Post a Comment