MEDAN - Setelah sempat langkah merger tim kebanggaan Sumatera Utara, PSMS Medan, dengan tim Liga Primer Indonesia atau LPI menjadi kontroversi ditengah masyarakat pecinta sepakbola di Medan, akhirnya langkah itu sudah jelas.
Ketua Komite Kompetisi PSSI, Sihar Sitorus, menjelaskan solusi singkat atas permasalahan legalitas dan finansial yang dihadapi klub profesional di tanah air, yakni merger (penggabungan) klub antara tim kontestan Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama Liga Indonesia, dan tim dari LPI.
Menurut Sihar, klub ISL dan Divisi Utama yang sudah berbadan hukum dalam bentuk PT (Perseroan Terbatas) dapat bergabung dengan pihak pemodal lainnya. Hal tersebut demi memenuhi batas waktu pendaftaran klub yang diberikan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) pada 25 Agustus nanti sebelum diverifikasi pada 3 September mendatang.
Hal itu sekiranya Indonesia tidak ingin kehilangan kesempatan tampil di Liga Champions Asia untuk tiga tahun ke depan. Dikatakan, jika PSSI gagal menggulirkan kompetisi klub profesional pada 14 Oktober mendatang dengan peserta yang memenuhi standar hasil verifikasi AFC, bisa dipastikan kesempatan klub tanah air bertanding di level Asia akan sirna. "Mengingat deadline waktu cukup mepet, kami mengimbau klub-klub ISL, Divisi Utama, Divisi I maupun LPI membuka jalur komunikasi guna melihat peluang merger di antara sesama klub ataupun pihak investor lainnya," kata Sihar malam ini kepada Waspada Online.
"Masing-masing pihak silakan membawa kelebihan dan kekurangannya ke meja negosiasi demi mencari titik temu. Secara legalitas, komersial, dan keuangan, beberapa tim LPI mungkin saja lebih siap dari klub lainnya," ungkapnya.
Dengan demikian, pengelola klub bersangkutan akan dijalankan klub LPI, apabila klub tersebut belum berbadan hukum komersil. Sebaliknya, apabila klub sudah berbentuk PT, saham klub tersebut dapat dimiliki PT klub LPI atau pihak lainnya.
Mengenai persyaratan keuangan senilai Rp5 miliar serta total pembelanjaan pemain sebesar Rp15 miliar, Sihar mengatakan semua itu tidak lebih besar dari pengeluaran rata-rata klub ISL musim sebelumnya. "Kami melihat masalah finansial yang dialami mayoritas klub profesional bisa teratasi dengan melakukan merger. Karena dari segi finansial dan legalitas badan hukum, tim LPI memang lebih siap," kata Sihar yang juga pemilik klub di tanah air tersebut.
Saat ini, imbuh Sihar, semua tim miliknya siap melakukan merger dengan klub manapun. Ditambahkan, Medan Chiefs siap bergabung dengan tim manapun di tanah air. Salah satunya adalah PSMS Medan yang merupakan tim satu kota. Demikian pula Pro Titan, Bintang Medan, Medan United, dan Nusa Ina yang tengah menunggu tawaran merger.
Terkait merger yang akan dilakukan dengan tim dari LPI. Sihar memastikan nama klub tersebut tidak akan berubah. Hanya saja, pengelola klub bersangkutan membawa nama klub LPI, karena secara legalitas sudah mendapat pengesahan dari pihak berwenang. "Karena itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan penggabungan dua badan usaha tersebut. Terlebih karena hal ini demi menyelamatkan kesempatan klub Indonesia agar tetap bisa tampil di Liga Champions Asia maupun AFC Cup musim depan," tandas Sihar.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, menyatakan tidak mempermasalahkan upaya merger yang sedang diwacanakan pengurus PSSI. Asalkan, kata Idris, merger tersebut tidak sampai mengubah nama klub.
No comments:
Post a Comment