Satu tahapan telah dilalui PSMS Medan untuk memastikan tempat di kompetisi PSSI musim depan. Verifikasi administrasi telah sukses dilalui, sehingga PSMS menjadi satu dari 34 calon peserta kompetisi.
Kendati begitu, verifikasi faktual masih menanti dari AFC. Dalam hal ini, menyoal infrastruktur, dua klub dengan nilai stadion terendah akan terlempar ke level 2. Melihat infrastruktur yang didaftarkan sebagai homebase, yakni Stadion Teladan, PSMS patut was-was.
Catatan-catatan buruk soal kondisi stadion yang berdiri sejak 1953 ini cukup banyak untuk dibeberkan. Lapangan tengah yang bergelombang dan drainase buruk serta beberapa keburukan lain soal stadion praktis membuat Teladan harus bersolek. Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, kembali mengatakan renovasi akan dimulai bertahap.
“Lebih dulu mulai dari lapangan tengah yang paling mendesak dibenahi. Untuk yang satu ini harus segera dibenahi secepatnya baru membenahi bagian-bagian lainnya,” tukas Idris malam ini.
Soal dana, Idris mengharapkan bantuan dari Wali Kota Medan maupun Gubernur Sumut untuk turun tangan. “PSMS ini kan ikon kota Medan bahkan Sumut. Kita harapkan Wali Kota Medan dan Gubernur Sumut dapat turut membantu,” ujarnya.
Berbicara kemungkinan terburuk yakni renovasi tak juga dilakukan, PSMS harus siap bersaing dengan klub-klub yang punya stadion dengan kondisi serupa. Klub itu di antaranya Persiraja Banda Aceh, Pro Duta FC, Persikota Tangerang, PS Bengkulu, dan Persipasi Bekasi. Terkait stadion, Idris cukup yakin PSMS tak akan terlempar.
“Jika Stadion Teladan dinilai tak lolos verifikasi nantinya, PSSI akan menunjuk stadion mana yang kita gunakan. Ya, harus siap pindah kandang. Kalau alternatif, kita merujuk pada Stadion Baharoeddin Siregar di Lubuk Pakam,” jawabnya lagi.
Nah, jika Stadion Baharoeddin yang ditunjuk, homebase masih di sekitaran Sumut. Tapi bagaimana jika homebase yang ditunjuk jauh dari luar Sumut? Ini bisa mengulang PSMS saat menjadi musafir di ISL 2008/2009.
Ketika itu, PSMS yang dimanajeri Sihar Sitorus harus terlunta-lunta berganti homebase di tanah Jawa. Dan tentu saja hal ini tidak diharapkan publik Medan.
No comments:
Post a Comment