PSMS akhirnya memperpanjang rekor ketika melawat ke Stadion Benteng markas Persita Tangerang, Selasa (5/1) dalam lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia. Sayang, rekor yang diperpanjang bukan rekor membanggakan melainkan rekor tak pernah menang di markas klub berjuluk Pendekar Cisadane itu sejak tahun 2005.
Pada laga itu, Ayam Kinantan kalah telak, 3-0. Buruknya lini belakang tampaknya menjadi sorotan utama yang harus segera dibenahi Suimin Diharja selaku nakhoda tim. Tampil dengan percaya diri yang sedikit redup, skuad PSMS awalnya mampu mengimbangi permainan Persita yang diasuh Elly Idris itu.
Di babak pertama, laga yang harusnya digelar tanpa penonton itu berjalan cukup mulus bagi PSMS. Ayam Kinantan berhasil menguasai jalannya pertandingan. Malah Persita yang sedikit bingung, sehingga lebih sering melancarkan serangan balik lewat umpan-umpan panjang.
Petaka muncul di masa injury time babak pertama. Saat itu terjadi tendangan bebas untuk Persita, yang dieksekusi secara matang oleh satu legiun impornya Antonio Teles. Sony Gunawan penjaga gawang PSMS awalnya berhasil menepis bola, namun tak sempurna dan menghasilkan rebound.
Di saat terjadi bola kemelut, Ilham Jaya Kesuma-lah yang berhasil menyontek bola masuk ke dalam gawang Sony. Tapi gol itu sangat kontroversional. Pasalnya Ilham sudah berdiri di dalam posisi offside. Hal itu dibuktikan dengan diangkatnya bendera tanda offside oleh asisten wasit. Namun wasit utama Sholichin asal Surabaya tak menghiraukan hal itu dan tetap mengesahkan gol. 1-0 untuk tim tuan rumah mengantarkan laga untuk jeda turun minum.
Untuk hal ini, kubu PSMS dipastikan akan mengajukan surat protes ke Komisi Wasit PSSI. “Kita akan ajukan surat protes akan kinerja wasit. Walaupun pesimis akan mendapatkan tanggapan yang baik, tapi ini sebagai kriktik yang semoga didengar oleh PSSI. Temasuk untuk melaporkan bahwa tetap ada penonton yang jumlahnya sekitar 100-an yang masuk ke stadion, walaupun sudah jelas dilarang,” koar Benny Tomasoa, asisten manajer PSMS usai laga saat dihubungi Sumut Pos, Selasa (5/1).
Bermain cukup baik di awal, tak cukup bagi PSMS. Terlebih mental skuad keburu down atas ulah wasit. Di babak kedua, giliran PSMS menjadi bulan-bulanan. Permainan sepenuhnya didominasi oleh Persita. Tak sekalipun PSMS melakukan serangan matang karena hanya menempatkan Jecky Pasarela seorang di lini depan.
Petaka edisi kedua pun terjadi. Tepat menit ke-67, Persita lewat Fauzi berhasil membukukan gol kedua pada laga itu. Gol ini murni kesalahan Sony yang gagal mengantisipasi bola. Buntutnya kemelut terjadi dan dengan mudah membuat Fauzi mengemas gol.
10 menit berselang. Petaka edisi terakhir terjadi lagi. Kali ini pemain Persita bernama Julian Hontong sukses memperdaya Sony untuk dipaksa memungut bola dari gawangnya sendiri. Gol terakhir ini sebenarnya tak perlu terjadi, jika saja lini belakang PSMS solid dan tegas menghalau bola.
Kesalahan seperti yang dilakukan ketika melawat ke markas Persipasi kembali terjadi. Bek PSMS yang dikawal Nyeck Nyobe kerap memainkan bola di barisan pertahanan sendiri. Alhasil, bola pun gampang direbut. Skor 3-0 untuk Persita diukir hingga usai laga. “Sebenarnya kita sudah bisa mengimbangi permainan Persita. Tapi, hilang konsentrasi,” beber Suimin usai laga.
Bagi kubu Persita, hasil ini sangat menggembirakan. Pasalnya Persita telah mengumpulkan 15 angka dalam enam partai yang dilakoni. “Kemenangan ini sangat baik bagi moral tim. Apalagi lawan yang dihadapi adalah PSMS,” tutur Elly Idris
No comments:
Post a Comment