Liga Champions Asia (LCA) tentu jauh lebih bergengsi dibandingkan Liga Super. Tapi, PSMS Medan justru terkesan menyepelekan kompetisi antarklub di Benua Asia tersebut.
“Semua tim yang tampil di LCA tentu ingin meraih hasil maksimal. Tapi, sulit buat kami memperoleh hasil yang bisa membanggakan. Dalam kondisi sekarang, sulit buat kami membagi konsentrasi antara laga LCA dan Liga Super. Kami lebih mengutamakan Liga Super dibandingkan LCA,”tandas Direktur Teknik PSMS Luciano Leandro kepada SINDO.
Di babak playoff nanti, Ayam Kinantan masih menunggu pemenang laga Provincial Electrical (Thailand) versus Singapore Armed Forces FC (SAFFC/Singapura) dalam duel tunggal yang rencananya digelar di kandang Provincial Stadion Thammasat University atau kandang SAFFC Stadion Jalan Besar,Rabu (25/2).
Sebenarnya, sikap pasrah Ayam Kinantan memang agak disayangkan.Namun,di balik semua itu, PSMS sebenarnya mencoba bersikap realistis. Siapa pun yang jadi lawan Markus Horison dkk di babak kualifikasi nanti, Luci tetap menilai memiliki kualitas memadai.
Apalagi, beban PSMS kini tidak saja ada di LCA, tapi juga di pentas Liga Super dan Piala Indonesia. Di Liga Super, Ayam Kinantan masih berkutat di zona degradasi. Mengantongi nilai 12, PSMS menempati peringkat 17 atau hanya satu setrip di atas Deltras Sidoarjo yang menghuni kerak klasemen.
“Provincial atau SAFFC sama-sama tim kuat di negaranya masing-masing. Jadi, siapa pun yang jadi lawan, bukan pekerjaan mudah buat kami untuk bisa lolos ke fase berikut. Kalaupun mampu lolos, sangat sulit bersaing dengan klub-klub yang nantinya bakal satu grup dan kami hadapi,” sebut Luci.
Seandainya lolos, Ayam Kinantan sudah dinanti Kashima Antlers (Jepang), Shanghai Senhua (China), dan Suwon Bluewings (Korea Selatan). Diukur dari sisi materi pemain maupun kualitas ketiga klub tersebut, level permainan mereka tentu berada di atas PSMS. Meski bersikap pesimistis, bukan berarti Luci bakal menginstruksikan pasukannya bermain setengah hati.
Dia berjanji tetap akan memimpin klub penuh tradisi dan prestasi tersebut agar tak menyerah begitu saja kepada setiap lawan yang dihadapi di LCA maupun di Piala AFC, ajang kedua yang dijajal PSMS jika tidak mampu melewati babak kualifikasi LCA.“Kami tetap akan mengerahkan kemampuan terbaik,” kata Luci.
Sementara itu, PSMS masih harus berpikir keras memilih tiga di antara lima pemain asing yang dimiliki untuk tampil di LCA.Sejauh ini PSMS sudah memiliki lima pemain asing.Mereka adalah Zavier, Mauro Pinto, Mario Alejandro Costa, Salaberry, dan Leonard Zada.
Dari lima nama tersebut, baru Zada yang dipastikan turun dalam ajang paling elite antarklub di Benua Asia itu. Pelatih PSMS Listiadi mengatakan, Zada dipilih karena pemain tengah ini paling lama membela Ayam Kinantan.
“Performa dan kualitas Zada juga cukup baik. Sementara empat pemain asing lainnya masih terbilang punya kualitas sama. Kami pun masih memperhatikan permainan mereka di setiap laga untuk nantinya dipilih,” ujar Listiadi
No comments:
Post a Comment