Monday, November 21, 2011

Sinyalemen PSMS ke ISL

Sumber Tribun dari lingkup kebun Bunga mengatakan bahwa PSMS sudah definitif menjajal liga Indonesia Super League (ISL). Keputusan yang ditengarai ketidakmampuan konsorsium menyetor bank garansi minimal Rp 10 miliar. Teranyar, konsorsium hanya menyanggupi setoran Rp 1 Miliar. Nominal yang ditolak mentah-mentah oleh elit internal pengurus PSMS.

"PSMS sudah pasti di ISL. Itu sudah final. Tim pelaksana teknis boleh membohongi publik. Namun lambat laun hal ini akan terbukti. Keputusan di ISL bukan semata karena faktor profesionalisme. Hitung-hitungan politis dan bisnis justru jadi penyebab sebenarnya. Ini yang paling kuat. Tawaran dari Bakrie sangat menggiurkan ditambah faktor kedekatan emosional," ujarnya.

Senada dengan itu, sumber Tribun dari konsorsium membenarkan tidak menyanggupi permintaan PSMS. "Permintaan minimal Rp 10 miliar cukup gila. Klub-klub yang bekerjasama dengan kami (bc. Konsorsium) tak mendapat keistimewaan demikian. Justru ini bisa menimbulkan kecemburuan sosial. Tapi kami tak berpikir PSMS akan beralih dari IPL," ujarnya.

Ketua Pelaksana teknis Idris enggan mengiyakan namun juga tidak membantah terkait kepastian PSMS beralih ke ISL. Menurutnya peralihan akan pasti jika konsorsium tidak menyanggupi permintaan klub. "Yang paling penting adalah modal. Uang harus cukup baru operasional klub bisa jalan. Kalau hanya cakap-cakap saja, mana berani kita. Kalau ISL lebih punya kesanggupan, kenapa tidak," ujarnya implisit.

Soal ISL, Selasa, pihaknya akan langsung berkoordinasi dengan sponsor dan semua akan berjalan cepat dan baik. "Sponsor sudah ada tiga. PSMS juga berhak ikut ISL karena jumlah klub ISL lebih sedikit lantaran ada yang ikut IPL sehingga supaya tetap 18 diambil klub yang masuk 8 besar divisi utama musim lalu, dan PSMS salah satunya. Semuanya sesuai aturan hasil kongres di Bali, soal peserta kompetisi," pungkas Idris. (Randy Hutagaol/Tribun Medan)

1 comment:

Unknown said...

Keputusan yang ditengarai ketidakmampuan konsorsium menyetor bank garansi minimal Rp 10 miliar. Teranyar, konsorsium hanya menyanggupi setoran Rp 1 Miliar. Nominal yang ditolak mentah-mentah oleh elit internal pengurus PSMS(( Kalau seperti ini PSMS tetap menyusui(Tidak mau bekerja keras hanya terima uang) hanya bedanya dulu dari APBD sekarang dari Bakrie Goup, Seharusnya para pengurus bekerja dan berpikir bagaimana mendapat dana dari sponsor atau penjualan atribut2 psms bukan dengan methode menyusui bagaimana jika tahun depan bakri group tidak mau mendanai Mati PSMS, inilah kebiasaan PSMS yang selama ini hanya mengandalkan orang lain(Dana) contoh persib bandung dapa berdiri sendiri tanpa APBD dan Uang sogokan, lalu PSMS juga harus mempertimbangkan legalitas kompetisi itu sendiri sah atau tidak jangan mau cari kemudahan dan ke untungan pribadi tapi kalian menghancurkan PSMS Medan, kalau mau hancur sendirian aja jangan ajak orang lain. dengan steatmen diatas menunjukan kalau pengurus tidak becus mengurus PSMS Medan dan akhirnya menjadi club abal-abal, sengguh sangat mengecewakan .........)