Setelah melakoni empat pertandingan tanpa terkalahkan, akhirnya pada pertandingan kelima saat bertandang ke markas Persipasi Bekasi, anak asuh Suimin Diharja menemui karang terjal yang memaksa mereka pulang tanpa membawa poin sebiji pun.
Padahal, dalam empat pertandingan sebelumnya, Affan Lubis dkk sukses mengumpulkan poin 8, hasil dari dua kali bermain imbang, yakni atas Persih Tembilahan dan Persires rengat, masing-masing dengan skor 0-0, serta dua kali meraih kemenangan, masing- masing atas PSAP Sigli (2-1) dan PSSB (3-2).
Terlepas dari rasa sesal dan kecewa akibat kekalahan yang dialami dari Persipasi kemarin (11/12), namun sebagai tim yang menargetkan kembali ke ajang Indonesia Super League (ISL) ada baiknya kekalahan itu menjadi bahan evaluasi demi perbaikan tim ke depannya.
Apalagi, laga Divisi Utama musim ini pun baru menyelesaikan lima pertandingan. Artinya, masih cukup panjang jalan yang harus dilalui sebelum akhirnya promosi dan kembali mentas di kancah sepak bola paling elit di negeri ini.
Tapi sebelum melangkah terlalu jauh, ada baiknya bila sejak sekarang seluruh pemain, pengurus dan offisial tim terus menghitung seberapa besar peluang yang dimiliki tim Ayam Kinantan untuk terus bersaing di papan atas Divisi Utama musim ini.
Misalnya, setelah takluk dari Persipasi kemarin, Affan Lubis dkk menduduki peringkat ketiga. Tapi, apakah posisi yang tepat di bawah Semen Padang dan Persipasi ini sudah cukup aman dari kejaran para pesaingnya?
Tentunya tidak. Pasalnya, sejauh ini bersama Persih, Persires, PSSB dan PSAP, tim Ayam Kinantan tercatat sebagai tim yang paling sering tampil, yakni sebanyak lima kali.
Bahkan Semen Padang yang memimpin klasemen Wilayah Satu Divisi Utama baru melakoni laga sebanyak empat kali, atau memiliki satu pertandingan sisa lebih banyak dibanding PSMS.
Tak hanya tim Kabau Sirah (julukan Semen Padang), empat tim yang posisinya tepat di bawah PSMS pun memiliki jumlah pertandingan yang lebih sedikit.
Persikabo dan Persiraja yang menempati peringkat ketiga dan keempat dengan masing-masing mendulang poin 7, baru melakoni laga sebanyak tiga kali (Persikabo) dan empat kali (Persiraja).
Nah, jika kedua tim ini mampu melakukan sapu bersih atas dua pertandingan sisa, praktis keduanya akan mendulang poin 13, atau 5 angka lebih banyak dari yang ditabung PSMS. Ancaman juga datang dari Persita, yang meskipun saat ini menempati peringkat ketujuh, namun tim berjuluk Pendekar Cisadane ini baru memainkan tiga laga.
Andai tim asal Tangerang ini mampu memenangkan dua laga ke depan, maka jumah poin yang mereka kumpulkan adalah 12, atau empat angka lebih banyak dari PSMS, meskipun jumah pertandingan yang dimainkan sama jumlahnya. Artinya, posisi ketiga yang ditempati tim Ayam Kinantan masih rawan tergusur oleh tim lainnya.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun wartawan koran ini dari PT Liga Indonesia menyebutkan jika dua tim teratas dari masing-masing grup di Divisi Utama akan memiliki satu tiket ke babak delapan besar.
Nah, bagi juara Divisi Utama, runner up dan peringkat tiga akan lolos langsung, sementara peringkat empat harus melewati babak playoff sebelum berlaga di ajang ISL. Pertanyaannya, mampukah PSMS menjadi satu di antara tiga tim yang lolos secara otomatis ke ajang ISL?
“Kita harus segera berbenah. Masih banyak yang hilang dari skema permainan yang ditelah rancang sebelumnya. Jelas ini mempengaruhi hasil akhir dan posisi kita di klasemen sementara. Mumpung masih menyisakan banyak pertandingan, kita harus segera menemukan solusi agar permainan tim kian solid,” kata Suimin Diharja, pelatih PSMS, kemarin.
Ternyata tak hanya Suimin, barisan suporter PSMS yang berada di Bekasi pun memiliki penilaian yang sama.
Pio Sembiring dari PSMS Medan Fans Club yang menonton langsung pertandingan antara PSMS melawan Persipasi mengatakan bahwa penampilan PSMS cenderung tak berpola pasca Edu Juanda dan Osas Saha ditarik keluar lapangan.
“Lini tengah PSMS kacau saat Edu ditarik. Imbasnya, pemain Persipasi berhasil mengambil alih alur serangan dan mendikte permainan, karena menguasai lini tengah yang mengakibatkan suplai bola ke lini pertahanan lawan mudah dibaca. Sebaliknya dengan Persipasi, keberhasilan mereka menguasai lini tengah membuat aliran bola ke lini depan semakin lancar dan kerap membahayakan pertahanan PSMS,” kata Pio
No comments:
Post a Comment