Penampilan menawan Oktovianus Maniani bersama PSMS Medan musim ini membuat ia banyak dilirik klub kontestan ISL. Salah satunya juara kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional musim ini, Persipura Jayapura.
Konon, dia justru mendapat rekomendasi dari beberapa pilar Mutiara Hitam. Hanya saja, pemain muda yang akrab disapa Okto ini mengaku belum saatnya untuk pulang kampung. Menurutnya, ia masih ingin menambah pengalaman bersama tim lain sebelum akhirnya memutuskan kembali merumput di Persipura. Meski diakuinya, bermain di Persipura menjadi impiannya sejak kecil.
Lalu, di klub mana ia ingin bermain musim ini? Apa saja target yang ingin dicapainya? Bagaimana tanggapannya terhadap kegagalan mengeksekusi penalti di playoff yang membuat PSMS gagal bertahan di ISL? Berikut wawancara eksklusif goal.com dengan mantan pemain PON Papua tersebut, Jumat (3/7) petang.
Selamat sore Okto! Apa kabar? Anda lagi sibuk?
Selamat sore Mas, kabar baik. Saya masih di Bandung, lagi di mal bersama teman.
Kabarnya, Persipura sudah menginginkan Anda. Benarkah?
Saya dengar begitu. Tapi sampai sejauh ini belum ada pengurus maupun dari manajemen Persipura yang menghubungi saya. Sebetulnya, bukan Persipura saja yang menginginkan saya. Beberapa tim sudah menghubungi saya dan mengajak bergabung.
Tapi kalau Persipura benar menginginkan Anda?
Tentu sangat menyenangkan karena ini impian saya sejak dulu. Asalkan mereka bersedia membayar sisa kontrak saya kepada PT Torganda (pengelolah PSMS Medan musim ini). Tapi saya pikir, belum saatnya saya kembali ke Persipura. Sebab, di sana masih banyak pemain yang bagus dan berkualitas. Saya ingin menambah pengalaman dulu di klub lain, setelah cukup siap saya pasti kembali ke Persipura.
Saat ini Anda akan bermain di mana?
Karena kontrak saya dengan Torganda dua tahun, saya tentu harus mematuhi itu dan bermain di Pro Duta (tim divisi utama asal Bandung). Secara kebetulan, tim tersebut sudah milik Torganda di bawah kendali Pak Sihar (Sihar Sitorus, mantan manajer tim PSMS).
Banyak pihak yang kecewa kepada Anda, karena dianggap biang kegagalan PSMS bertahan di ISL, setelah gagal mengeksekusi tendangan penalti. Komentar Anda?
Saya pikir itu hal yang wajar. Tapi saya tidak ingin meratapi kesalahan ini. Sebagai pemain muda, tentu hal ini akan menjadi pemicu semangat untuk giat berlatih agar bisa lebih baik lagi. Harus diketahui, kegagalan penalti bisa saja dilakukan setiap pemain. Bahkan sekelas Maradona pun pernah gagal.
Anda tidak merasa bersalah dengan kejadian itu?
Sama sekali tidak. Sebab, saya sudah berusaha melakukan yang terbaik. Hanya saja, takdir berkehendak lain. Lagi pula, kegagalan penalti tersebut sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. Saya pun sudah berbuat banyak untuk PSMS, sehingga saya tidak terima jika harus disalahkan.
Kabarnya, Anda sendiri yang meminta untuk menjadi eksekutor. Benarkah?
Itu memang benar. Saya sendiri yang meminta kepada pelatih untuk diberikan kesempatan. Kenapa? Karena saat itu, saya benar-benar yakin bisa menjalankan tugas dengan baik.
Saya merasa dalam kondisi percaya diri yang cukup untuk melakukan tugas sebagai eksekutor. Sayang, karena Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Kita tentu tidak punya kuasa untuk melawannya.
No comments:
Post a Comment