MEDAN - Peraturan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) menyoal pelarangan APBD untuk klub sepakbola tanah air yang akan diterapkan tahun 2012 mendatang, membuat PSMS Medan berpikir mencari sumber pendanaan lain. Kabarnya, sudah ada tiga pengusaha Jakarta yang berminat mendanai Ayam Kinantan untuk musim depan.
Tiga pengusaha itu, menurut kabar, sudah melakukan pembicaraan serius dengan pengurus PSMS. Ketiganya pun merupakan orang Medan yang saat ini tengah berdomisili di Jakarta.
“Ada tiga pengusaha yang kami lobi, ketiganya merupakan pengusaha keturunan Medan dan memiliki usaha di Jakarta. Kami sudah tiga kali bertemu dengan mereka,” ujar Sekretaris Umum PSMS, Idris SE, usai rapat pengurus PSMS dengan KONI Medan di Kompleks Stadion Teladan malam ini kepada Waspada Online.
Namun Idris tak mau membeberkan nama-namanya. Pasalnya, ia khawatir saat namanya muncul di media, pengusaha tersebut menarik diri. “Nantilah, kalau sudah 10 kali ketemu baru enak. Saat ini belum bisa dikatakan berapa persen peluang mendapatkan salah satu pengusaha itu. Tapi ketiganya terkenal, karena pengusaha hebat dan berdarah Medan,” sebutnya.
Mengenai Nirwan Bakrie yang diwacanakan sebagai salah satu nama calon investor itu, Idris membantah. “Kita tidak pernah melalukan lobi dengannya. Tapi kalau memang berminat, bisa jadi kita lobi. Toh, ia juga bukan berasal dari Medan,” tukas Idris yang sempat keceplosan menyebutkan pengusaha tersebut kemungkinan berasal dari Ujung Pandang.
Mantan manajer PSMS ini mengungkapkan klub Ayam Kinantan itu memerlukan dana anggaran Rp12 miliar untuk kompetisi mendatang. Soal isu merger, menurutnya PSMS sepakat tidak memilih opsi tersebut.
“Namun jika harus dilakukan dan menjadi keputusan PSSI, kami ingin PSMS tidak diganti dengan nama lain. Saya setuju merger, asal nama PSMS dan jati diri Kinantan tetap dipertahankan,” ungkapnya.
Dalam rapat pengurus PSMS dan KONI Medan, turut dibahas soal pembayaran gaji pemain yang masih tertunda. Selain Idris, pengurus PSMS yang hadir di antaranya Freddy Hutabarat, Benny Tomasoa, dan Julius Raja serta Ketua KONI Medan, Zulhifzi Lubis.
Terkait kasus suap di babak delapan besar lalu, pengurus mengutarakan tetap membuka kembali kasus dugaan suap tersebut. Idris menambahkan pihaknya menemukan bukti baru ketika 23 Juli lalu, ada pemain yang melapor dan memperkuat dugaan suap itu.
No comments:
Post a Comment