Sejak selesai dibangun pada 1953 tepatnya saat Kota Medan ditunjuk sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON), Stadion Teladan dinobatkan menjadi stadion kebanggaan ibu kota Sumatera Utara ini.
Tidak hanya sebagai kandang PSMS Medan, laga-laga akbar kerap digelar di stadion berkapasitas 20 ribu penonton itu, salah satunya laga persahabatan klub Italia, Sampdoria, versus PSSI di tahun 1996.
Namun, kini Teladan telah berusia 47 tahun. Usia yang menua tentu beriringan dengan kondisi yang tak lagi sebaik dulu. Teladan tak lagi megah. Kini kondisinya sangat memprihatinkan. Lapangan yang bergelombang, fasilitas stadion yang tak memadai seperti kamar ganti dan toilet, atap tribun yang tak lagi kokoh, dan sederetan masalah lainnya.
Suara-suara menuntut renovasi terus terdengar. Namun tak ada perubahan yang dilakukan. Stadion Teladan masih juga tak menarik. Masih segar dalam ingatan saat PSMS yang berambisi menjadi tuan rumah delapan besar Divisi Utama 2010/2011 harus rela kalah dibanding dari Mitra Kukar, klub asal Kabupaten Tenggarong Kalimantan Timur yang justru memiliki stadion megah.
Pengurus PSMS harusnya tak hanya melontarkan nada protes karena letak stadion yang jauh. Namun, juga harus sadar jika stadion yang dibanggakan tak cukup layak.
“Mungkin salah satu hikmah kita belum lolos ke Superliga dikarenakan untuk membangun stadion terlebih dahulu. Kita tak mau mengulang sejarah kelam dengan bermain di kandang orang karena Teladan tidak lolos verifikasi PT Liga Indonesia untuk menggelar laga Superliga,” ujar Ketua Umum SMeCK Hooligan, Nata Simangunsong, tadi malam.
Tapi Nata menyayangkan karena hingga kini Stadion Teladan tidak disentuh perbaikan. Malah ada dua gedung baru di Teladan, yakni KONI Medan dan wadah fitness untuk atlet.
“Seharusnya Pemko Medan menganggarkan perbaikan Stadion Teladan. Saya kira DPRD Medan juga akan merestui, karena stadion merupakan wadah hiburan rakyat dengan menonton sepakbola,” sambung Nata.
Kini di ulang tahunnya ke-421, Kota Medan harus menerima kenyataan kalau sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia tak punya stadion yang dibanggakan. Lalu sampai kapan kita menanti realisasi perbaikan stadion?
Kondisi Stadion Teladan saat ini menjadi bahan tertawaan. Tertawaan tersebut datang dari pelatih Bali Devata, Willy Scheepers. “Ada beberapa kota di Indonesia yang punya stadion buruk. Salah satunya adalah Stadion Teladan,” ujar pelatih asal Belanda itu.
Melihat pernyataan Scheeper, kita boleh bilang itu sebatas asumsi. Tapi bagaimana dengan subjektivitas yang bernada sama? Tidak hanya Scheeper yang bersuara demikian.
Michael Feichtenbeiner (Pelatih Bintang Medan, red), Aji Santoso (Pelatih Persebaya 1927), Nimrot Manalu (Pelatih fisik Batavia Union), dan banyak yang mengkritisi kondisi Stadion Teladan saat ini.
“Baru kali ini saya melihat lapangan yang buruk seperti ini. Tidak rata sehingga akan sulit menerapkan strategi yang saya inginkan. Saya pikir sudah saatnya Medan merenovasi stadionnya,” ujar Feichtenbeiner ketika itu.
Ucapan-ucapan tersebut bukannya tak terbukti. Direktur Teknik Pro Titan, Dirk Buytellar, Ruslan Samuel (gelandang Bintang Medan), dan seorang pewarta foto pernah merasakan terjerambab di tepi lapangan stadion. Kaki ketiganya masuk ke dalam saluran drainase di tepi lapangan, namun tidak sampai cedera parah.
Mengurai keburukan Teladan memang tak ada habisnya. Tak ada gunanya jika tak juga ada langkah renovasi yang dilakukan. Padahal jika saja Pemko Medan mau berpikir positif, perbaikan Teladan justru akan mendatangkan keuntungan.
Dari segi bisnis keuntungan akan diperoleh dengan membaiknya kondisi stadion. Lihat saja saat ini tidak hanya PSMS, namun Bintang Medan dan Pro Titan juga menyewa Teladan sebagai kandang klub. Belum lagi kegiatan-kegiatan di luar sepakbola yang kerap menggunakan Teladan.
Bukan hanya itu, kondisi stadion menjadi daya tarik eks pemain PSMS untuk kembali berkiprah di Medan. Mantan striker PSMS, Saktiawan Sinaga, tak menampik keinginannya kembali ke PSMS. Namun kondisi Stadion Teladan menjadi salah satu pertimbangannya untuk tak kembali saat ini.
“Maunya bangun dulu stadion yang bagus. Nanti kalau suatu saat lolos ke Superliga, PSMS tidak terusir lagi seperti masa lalu,” bebernya.
No comments:
Post a Comment