MEDAN-Persiapan menuju musim Divisi Utama 2010/2011 bagi PSMS tak sekadar soal skuad saja. Segala lini wajib diperhatikan, baik soal gizi, kostum, dan sebagainya. Dan, tidak lupa soal nonteknis.
Setidaknya hal ini diungkapkan asisten manajer PSMS, Benny Tomasoa. Menurut lelaki berdarah Ambon ini, kadang soal nonteknis malah lebih berperan untuk hasil akhir pertandingan. Ya, Benny memang sedang menyoroti kinerja perangkat pertandingan yang sering merugikan tim yang pertandingan. Contoh nyata adalah pengalaman PSMS saat menjalani Divisi Utama musim lalu.
Benny menerangkan, meski secara kualitas skuad PSMS musim lalu berada pada level pas-pasan, kekalahan yang dialami PSMS bukan semata-mata karena kekurangsiapan materi yang dimiliki. Segi nonteknis menjadi hal nomor satu yang menggagalkan tim untuk meraih prestasi yang lebih baik.
“Berapa kali PSMS dikerjai musim lalu? Tidak hanya partai tandang, tapi di partai kandang sekalipun, tim tetap dikerjai. Perilaku berat sebelah oknum wasit yang memimpin pertandingan menjadi penyebab kekalahan,” ungkapnya, Minggu (7/11).
Kata fair play, tambah Benny, yang dilukis pada bendera sebelum pertandingan sepak bola merupakan slogan yang diharapkan bisa membuat kedua tim sepak bola bermain sportif dan wasit berlaku adil. Namun kenyataan di lapangan tidak selalu seiring dengan slogan tersebut. Masih tetap ada wasit yang berlaku curang dan berpihak kepada salah satu klub yang bertanding serta merugikan tim yang lain termasuk PSMS. “Segi nonteknis tetap bisa menjadi kendala bagi perolehan hasil pertandingan bagi PSMS Medan,” aku Benny.
Namun, diakuinya, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mencegah hal itu terulang kembali selain berharap PSSI bisa mengawasi kinerja wasit. “Ya, berharap agar oknum wasit bisa menerima sanksi yang tegas,” tambahnya. (ful)
No comments:
Post a Comment