Keadaan PSMS terkini memang tidak begitu menyenangkan. Bak memakan ikan berduri, meskipun dagingnya manis, namun kalau tidak hati-hati bisa tertancap tenggorokan dan gusi. Karena itu, duri yang bisa mencelakakan wajib diwaspadai.
Ya, menatap putaran kedua kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia, PSMS harus lebih dari sekadar berbenah. Skuad berjuluk Ayam Kinantan itu harus lebih mawas diri lagi dari ancaman hal-hal nonteknis di luar persiapan teknis.
Sejauh ini, pengurus fokus besar pada pembenahan skuad. Benar, perlu terjadi perbaikan skuad agar peta persaingan tak lepas dari genggaman. Namun, hal yang tak kalah pentingnya dalam sepak bola nasional adalah sisi nonteknis yang kerap menjadi duri penghalang tim ini berprestasi.
Satu di antaranya adalah kinerja perangkat pertandingan, termasuk ulah wasit yang bekerja bak wasit amatiran. Memang, terlalu cengeng ketika wasit selalu menjadi kambing hitam kegagalan PSMS meraih angka maksimal. Namun pada fakta di lapangan, sisi satu ini kerap mengganggu.
Bahkan PSMS sudah berulang kali melapor ke badan wasit PSSI. Dari sekian laporan, yang ditanggapi hanya pada saat PSMS takluk 3-0 kontra Persita Tangerang. Saat itu wasit yang mempimpin laga, Solihin asal Surabaya akhirnya mendapat hukuman tak boleh memimpin pertandingan hingga beberapa bulan.
Nah, hal inilah yang coba didalami oleh kubu PSMS. Sia-sia rasanya tim ini dibentuk dengan dana yang tak sedikit, namun akhirnya dikandaskan oleh ulah tak sportif dari wasit yang memimpin laga. Hendra DS Manajer Tim sudah melihat arah ke sana. “Tak melulu kegagalan tim ini disebabkan oleh buruknya skuad yang kita miliki. Faktor nonteknis seperti wasit juga banyak merugikan kita,” keluh Hendra.
Saking kesalnya dengan ulah wasit selama ini, Hendra bahkan menanyakan apa salah dan dosa PSMS kepada PSSI. “Tak tahu apa salah dan dosa, tapi nyatanya kita ini tampak lebih sering dikerjai wasit. Kalau mereka menjalankan tugasnya dengan berbekal peraturan yang berlaku, ya saya rasa hal ini tak perlu terjadi,” lanjut manajer berusia 45 tahun itu.
Lantas, apa antisipasi yang akan dilakukan PSMS? Hendra mengaku tak tahu pasti langkah seperti apa yang akan ditempuh. Tapi yang jelas, Hendra tetap akan mengikuti jalan yang berlaku. Yakni kompetisi dijalankan apa adanya tanpa ada rekayasa. Tim yang paling siap dan terbaik, dialah yang menang.
Meski hal itu tentu saja riskan dilakukan di kompetisi nasional, Hendra akan mencoba menggelar rapat terlebih dahulu kepada pengurus PSMS. Yang jelas, Hendra bilang target PSMS adalah Indonesia Super League (ISL)
“Hal-hal nonteknis akan kita pantau juga. Mau tak mau, target kita jelas yakni masuk ISL kompetisi mendatang. Tak hanya akan fokus membenahi tim, kami juga akan melakukan hal-hal yang perlu kami lakukan agar tujuan kita tercapai,” koar Hendra.
Itu urusan nonteknis, secara teknis manajemen tim juga sudah mempersiapkan beberapa pembenahan. Di antaranya adalah penambahan skuad. “Dalam waktu dekat akan ada rapat antara pengurus dan manajemen. Dalam rapat itu akan dibicarakan penambahan pemain. Terlebih dana hibah dari APBD kemungkinan besar akan cair,” ungkap Hendra.
Kabar yang beredar, PSMS akan menambah sekitar lima pemain yang masing-masing berposisi di lini depan, tengah dan belakang. Belum diketahui pasti kuota itu akan bertambah atau tidak. Kesepakatan belum diambil mengingat belum terjadi rapat antara pengurus dan manajemen tim.
Nah, melihat keadaan ini, jikapun PSMS memiliki skuad yang mumpuni, tampaknya akan percuma jika faktor nonteknis tadi belum juga terkendali. Bak, semanis apapun daging ikan, jika ada duri yang melekat di dalamnya, harus hati-hati memakannya bukan?
No comments:
Post a Comment