PSMS Medan masih mengalami berbagai kekurangan. Salah satunya adalah belum adanya pemain serba bisa yang akan menjadi jenderal di lapangan tengah. Hal ini ditegaskan pelatih PSMS Suimin Diharja di Medan, Minggu.
“Kita masih mencari pemain yang bisa menjadi motor serangan di lapangan tengah,” ujar Suimin yang hingga saat ini masih kesulitan menemukan pemain yang bisa menempati poisi tersebut.
Sementara ini, Suimin hanya mempunyai pilihan kepada M Affan Lubis, Edu Juanda dan Ariel Guiterres kendati nasibnya belum jelas. Kuota pemain asing untuk Divisi Utama belum dikeluarkan BLI, jadi posisi Ariel belum bisa dipastikan.
PSMS sendiri baru mengontrak dua pemain asing, yakni Nyeck Nyobe dan Osas Saha. “Kalau kuota pemain asing menjadi tiga, maka kita akan mengambil Ariel. Kalau dua, kita terpaksa hanya mengandalkan Nyeck dan Osas,” tandasnya.
Untuk menutup kelemahan di lini tengah, Suimin berharap kepada pemain senior Edu Juanda yang saat ini terus melakukan seleksi. Edu adalah pemain tengah yang menjadi motor serangan bagi PSMS beberapa tahun lalu sebelum pindah ke PSPS Pekanbaru dan Persikabo Bogor.
“Edu mempunyai kemampuan komplit menjadi seorang jenderal lapangan tengah,” terangnya. Sebagai mantan pemain nasional memperkuat Indonesia di SEA Games XXI/2001 Malaysia, Edu sarat pengalaman di kancah sepakbola nasional.
Namun, Suimin menyayangkan dengan cedera yang sering menerpa Edu. Menurutnya, pemain seperti Edu jarang bisa ditemukan di Indonesia, khususnya pemain lokal. Ditambahkan Suimin, Edu akan lebih bagus dari Syamsul Chairuddin (PSM Makassar) dan Handoyo (Persik Kediri) bila dalam kondisi fit.
“Syamsul adalah pemain yang bisa berlari sepanjang pertandingan, tapi tidak mempunyai skill dan umpan yang bagus. Begitu juga Handoyo bisa menjadi motor serangan, tapi kurang bagus dalam urusan umpan. Nah, Edu mempunyai kelebihan kedua-duanya,” tegas Suimin lagi
No comments:
Post a Comment