Ambisi PSMS Medan tetap tampil di pentas Indoesia Super Liga musim depan dipastikan sulit terwujud. Hal tersebut jika merujuk pada pernyataan Direktur Kompetisi BLI, Joko Driyono, terkait kontestan kasta tertinggi sepakbola nasional edisi kedua musim depan.
Menurut Joko, pihaknya memastikan bakal menerapkan aturan ketat, terkait regulasi peserta kompetisi Super Liga. Bagi mereka yang tidak memenuhi syarat, sudah pasti akan langusng dieliminasi ke Divisi Utama.
Sebagai ganti agar kuota 18 tim tetap terpenuhi, akan diambil dari tim kasta kedua yang musim ini menembus babak delapan besar.
Empat tim yang terkena degradasi musim ini adalah PSMS Medan, Deltras Sidoarjo, Persita Tangerang dan PSIS Semarang. Keempat tim tetap turun kasta dan tidak diberikan kesempatan bertahan di Super Liga.
"Sesuai regulasinya memang demikian. Jadi, tim yang akan mengganti bagi mereka yang tidak lolos verifikasi berasal dari Divisi Utama. Mereka harus diberikan kesempatan untuk promosi," sebut Joko baru-baru ini.
Masih kata Joko, pihaknya akan memberikan pemerataan kesempata untuk tampil di Super Liga, bagi tim Divisi Utama. Tentunya, kesempatan itu akan diberikan, sekiranya ada tim yang tidak memenuhi syarat.
"Tapi, mereka yang akan menjadi pengganti pun harus memenuhi syarat. Jika tidak, tentu mereka tidak bisa ikut dan kesempatan tampil di Super Liga diberikan kepada tim lainnya," jelas Joko sembari menyinggung penyatuan dua tim atau merger dua tim Malang, Arema dan Persema serta dua tim ibukota Persija-Persitara.
"BLI tidak mengenal istilah merger. Kami hanya mengizinkan pengelolaan satu tim tampil di Super Liga musim depan. Silahkan saja jika ada tim yang ingin kerjasama, tapi harus sesuai dengan yang tercantum di dalam manual liga. Jika tidak, mereka dipastikan sulit ikut Super Liga," tandas Joko
No comments:
Post a Comment