STATUS tuan rumah pertandingan playoff pada 30 Juni nanti disandang Persebaya Surabaya. Kepastian itu menyusul hasil manager meeting antara Persebaya, PSMS Medan, dan Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) di Jakarta, kemarin.
Dengan status tuan rumah tersebut Persebaya pun berhak menggunakan kostum kebesarannya warna hijau. Sedang PSMS yang sejatinya juga memiliki warna kebesaran sama dengan Persebaya harus rela menggunakan seragam keduanya alias putih.
Dengan status itu pula, suporter Persebaya berhak menempati tribun utara Stadion Siliwangi, Bandung-tempat digelarnya playoff. Sebaliknya, suporter PSMS menempati sisi selatan.
“Sudah seharusnya memang Persebaya yang menggunakan kostum warna hijau. Sebab, Persebaya lebih tua dibanding PSMS,” kata Cholid Ghoromah, ketua harian Persebaya.
Ya, dari sisi usia, Persebaya memang jauh lebih tua dibanding PSMS. Green Force-julukan Persebaya-berdiri pada 1927. Atau sama artinya usia mereka kini 82 tahun. Di sisi lain, PSMS baru berdiri pada 1950 dan saat ini baru berusia 59 tahun. “Kami tidak terlalu mempersoalkan masalah kostum. Memang sih, kami berharap bisa menggunakan kostum warna hijau. Tapi, warna putih tetap baik buat kami,” sebut salah satu tim ofisial PSMS yang kemarin mewakil manajemen Ayam Kinantan-julukan PSMS-dalam manager meeting.
Bagi PSMS, dengan kostum warna putih, semangat mereka untuk memenangkan playoff tetap tidak luntur. Mereka tetap optimis bisa memukul Persebaya di Stadion Siliwangi 30 Juni nanti.
Persebaya sendiri tidak gentar dengan gertakan rivalnya tersebut. Tim asal Kota Pahlawan itu justru semakin bersemangat menghadapi playoff setelah diputuskan berhak mengenakan kostum warna hijau. Sebab, bagi Persebaya, kostum warna hijau adalah kehormatan yang harus selalu dibela dan dijaga.(fim/jpnn)
“Hak menggenakan kostum warna hijau ini jelas sangat berarti bagi kami. Ini adalah motivasi besar bagi kami. Dengan status inilah kami akan membuktikan kalau kami layak berada di ISL,” tegas Cholid
No comments:
Post a Comment