MEDAN- Langkah menuju semifinal Copa Indonesia musim ini sepertinya bakal tak pernah kesampaian bagi PSMS. Kekalahan 0-2 atas Persipura di kandang sendiri Sabtu (23/5) kemarin, mengganjal target Ayam Kinantan untuk menjuarai kompetisi kasta kedua Indonesia tersebut.
Seperti diketahui, sistem pertandingan di Copa Indonesia memakai kandang-tandang hingga babak semifinal. Nah, pada laga kemarin, PSMS berkesempatan bertindak sebagai tuan rumah di leg perdana. Dan leg kedua akan digelar satu pekan kemudian, di Stadion Mandala-markas Persipura.
Di leg perdana yang digelar di kandang sendiri saja, PSMS harus mengakui keunggulan Edwardo Ivak Dalam dkk. Bagaimana pada leg kedua nanti. Stadion Mandala merupakan saksi betapa tangguhnya Persipura kalau main di kandang sendiri. Persija Jakarta saja, yang notabanenya lebih bagus dari PSMS dari segi materi, harus menyerah tertunduk dengan skor telak 6-0. Bagaimana dengan PSMS?
Rudi Ketjes arsitek PSMS tak ingin berpatah arang. Baginya tak ada yang tak mungkin dalam sepak bola. “Seorang Rudi Keltjes tak akan pernah berpikir kalah sebelum bertanding. Dan hal itu telah saya tekankan kepada pemain. Walau kalah, saya menilai anak-anak main bagus. Terlebih mereka bisa menerima keputusan wasit dan hanya protes sewajarnya meskipun wasit memberikan keputusan salah. Dan, saya bangga kepada pemain,” beber Rudi Keltjes saat konfrensi pers usai laga kemarin.
Memang, seharusnya PSMS mendapatkan satu gol saat Mario Costas berhasil menyundul bola hasil rebound Oktovianus Maniani di menit 68. Sayang, golnya itu dianulir wasit karena menganggap Costas telah berdiri di garis offside. Walhasil seluruh pemain PSMS protes, tapi wasit Mardi tetap kukuh akan keputusannya.
Sejatinya, PSMS sempat menguasai pertandingan di awal-awal laga. Tapi, Persipura memang bermain lepas dan tak terpengaruh tekanan tuan rumah. Di pengujung laga, Beto berhasil mengecoh Markus Horison di menit 34. Gol itu bermula dari lengahnya sektor belakang PSMS yang tak mengawal pergerakan Beto. Skor 1-0 untuk Mutiara Hitam.
Di babak kedua, PSMS mencoba menyerang kembali. Tak jarang pemain belakang ikut serta membantu serangan. Sayang, gol yang diharapkan datang, tak kunjung ada. Malah sebaliknya tim tamu kembali unggul di menit 73. Kali ini lewat aksi Jeremiah yang berhasil memaksa Markus memungut bola dari gawangnya sendiri, setelah kiper plontos itu gagal memblok tendangan voli Jeremiah. Skor 2-0 bertahan hingga usai laga.
“Saya mengakui bahwa Persipura memang bagus. PSMS memang kalah kelas. Meskipun PSMS mencoba menyerang, tapi kita belum beruntung,” kata Rudi.
Sedangkan Jackson F Tiago, pelatih Persipura merasa lega bisa sedikit mempermudah jalan ke semifinal atas kemenangan ini. Meskipun pelatih asal Brazil itu mengklaim bahwa hasil ini tak menentukan. “Kemenangan sesungguhnya ditentukan di leg kedua. Meskipun kita tentu saja bersyukur bisa menang di kandang lawan,” kata Jackson.
“Setelah berhasil menjuarai Super Liga, kita tentu saja bertekad menjuarai Copa. Dua gelar tentu saja sangat bagus. Sriwijaya FC pernah melakukannya musim lalu, dan kita terinpirasi untuk melakukan hal serupa,” lanjut Jackson. Apapun itu, yang pasti langkah PSMS bakal berat untuk bisa lolos ke semifinal Copa Indonesia. Di samping itu, PR berat masih harus dipikul seluruh skuad dan pelatih untuk tetap berada di ISL
No comments:
Post a Comment