Dua gol yang diciptakan Jossiah Seton yang melengkapi sebiji gol James Debbah menjadikan Bontang PKT menang 3-1 atas PSMS Medan. Ternyata, semua gol diciptakannya didedikasikan untuk Almarhum Jumadi Abdi.
"Ya, perjuangannya akan kami kenang. Gol untuk Jumadi," ujar Seton, pemain asing asal Liberia ini.
Meninggalnya Jumadi “Pele” Abdi pada 15 Maret lalu di Bontang setelah dirawat 8 hari setelah membela timnya berhadapan dengan Persela Lamongan, memang masih membekas. Bukan hanya bagi rekan satu tim, tapi juga persepakbolaan nasional.
Sebelum pertandingan menghadapi PSMS vs PKT kemarin, kembali digelar mengheningkan cipta. "Kita telah kehilangan aset bangsa dan satu pemain yang pantas dijadikan teladan. Untuk itu mari kita mengheningkan cipta bagi Almarhum Jumadi Abdi," begitu seruan melalui pengeras suara yang diucapkan MC pertandingan.
Sementara itu, keriuhan sontak meledak di ruang ganti tim PKT di Stadion Gelora Sriwijaya Jaka Baring. Para pemain, ofisial, pelatih, juga manajemen tim, tidak henti-hentinya berpelukan.
Bagi Fachri Husaini sendiri, kemenangan di Palembang menjawab keraguan publik bahwa ia pantas mendapatkan lisensi A sebagai syarat menjadi pelatih di Superliga. Prestasinya yang paling moncer adalah mengantar tim sepak bola Kaltim di PON VXVII dengan hasil medali perunggu.
"Ya, ini kemenangan pertama saya di Liga. Tapi ini bukan hanya untuk saya, tapi semua pencinta Bontang PKT," ujar Fachri. "Ini belum akhir kompetisi. Tapi raihan poin di kandang lawan bisa membuat kami sedikit lega. Ini modal untuk pertandingan-pertandingan berikutnya," lanjut Fachri.
Sementara bagi Asisten Manajer Andi Faisal Sofyan, kemenangan di kandang lawan dirasakannya sebagai juara. "Perjuangan belum selesai. Tapi kami merasa seperti juara. Performa bagus seperti ini harus dipertahankan di pertandingan berikutnya," ucapnya. [obi/kaltimpost]
No comments:
Post a Comment