Baru seumur jagung menukangi PSMS Medan, Wiliam Rudi Keltjes sudah sesumbar dan mengaku Ayam Kinantan-julukan Tim PSMS— mulai menunjukkan tanda-tanda membaik. Kepercayaan diri, disiplin, hingga fighting spirit pemain semakin kelihatan. Meskipun hal itu baru dapat dibuktikan Affandi Lubis dkk meladeni perlawanan VB Sport Maladewa pada 7 April mendatang di Stadion Gelora Jakabaring Palembang.
Menghadapi laga itu, Rudi Keltjes kian optimis. Walaupun berat, Rudi mengaku merasa tertantang menukangi PSMS yang bisa dibilang telah sangat berantakan. Rudi sendiri sempat bingung, kenapa tim sebagus ini bisa terseok-seok. Padahal, PSMS memiliki sejumlah pemain yang sebenarnya punya potensi.
“Latar belakang saya datang ke PSMS, karena saya prihatin kalau-kalau PSMS degradasi. Kurang komplit rasanya kalau Super Liga tidak dihuni oleh PSMS. Oleh karena itu saya tidak terlalu menyoalkan nilai kontrak saya di PSMS. Yang terpenting bagi saya saat ini adalah PSMS bangkit dan menghindar dari zona degradasi,” kata Rudi wartawan koran ini kemarin.
Rudi menilai, sejauh ini tidak ada tokoh panutan yang bisa dipercaya para pemain. Oleh karenanya, mental dan sikap skuad PSMS pun lembek. “Saat ini pemain sudah mulai menunjukkan peningkatan. Saya lihat kemauan yang mereka tunjukkan untuk berubah merupakan nilai lebih,” sambung Rudi.
Konsep merangkul para pemain dengan cara berkomunikasi dari hati ke hati, saat ini menjadi menu utama Rudi Keltjes untuk mendongkrak performa tim. Selama ini, Rudi menilai pemain tidak merasakan hal itu. “Saya kira pemain tidak bisa mempercayai siapapun di tim ini. Jadinya, mental mereka pun drop secara terus menerus,” beber Rudi.
Skuad PSMS yang didominasi pemain muda, dikatakan Rudi memang rentan akan kegamangan. Mensiasati kondisi tersebut, Rudi berharap semua pihak bisa saling mendukung. Caranya, jujur apa adanya, saling menghormati, dan tentunya menjaga sikap profesionalitas sebagai pemain,” lanjut eks pelatih Persijap Jepara tersebut.
Tak hanya itu, Rudi Keltjes bahkan bersiap memakai tangan besi untuk menangani anak-anak Medan. Disiplin tingkat tinggi diterapkan. Dari mulai ketepatan waktu latihan hingga saat menikmati makan bersama.
Kalau hal itu sebelumnya jarang diterapkan PSMS, di bawah asuhan Rudi Keltjes kebersamaan menjadi modal penting bagi prestasi tim. “Menangani skuad dengan materi pemain muda seperti ini, kita harus tegas.
Sebab kadang kala anak muda ini mau menginjak kepala kita. Oleh karena itu, sistem tangan besi harus diterapkan,” ujar Rudi.
No comments:
Post a Comment