Wednesday, February 18, 2009

MEDAN- Menatap laga playoff Liga Champion Asia (LCA) yang akan segera digelar 25 Februari mendatang, PSMS Medan terus berbenah. Bahkan ajang sekelas Copa Indonesia diumpamakan seperti ajang ujicoba, sebelum benar-benar berlaga di pentas Asia.

Terlebih, Copa Indonesia bisa dijadikan ajang ujicoba pemain impor yang akan diboyong ke pentas LCA. Kebetulan regulasi LCA hanya memperbolehkan klub yang berkompetisi di dalamnya membawa tiga orang saja pemain asing, sama halnya dengan regulasi yang dikeluarkan panitia Copa Indonesia. Meski di ajang Copa Indonesia boleh saja klub mendaftarkan lima pemain asingnya, namun hanya tiga yang nantinya boleh main.

Kondisi ini tentu saja memacu manajemen PSMS untuk benar-benar menguji kemampuan pemain asing yang bakal dibawa. Saat ini ada tiga nama pemain asing yang digadang bakal diboyong, mereka adalah Leonardo Zada, Esteban Guillen, dan Mario Alejandro Costas. Namun pada saat terakhir, nama-nama tersebut bisa saja berubah.

Sayang, dari tiga nama yang diajukan pelatih dua di antaranya tampaknya belum siap berlaga di ajang sekelas LCA. Lihat saja penampilan Costas yang masih labil. Sejak direkrut sebulan lalu, Costas belum menujukkan penampilan terbaiknya.

Liestiadi, arsitek PSMS Medan mengaku, Costas memang masih belum stabil. Pemain asal Argentina itu masih butuh adaptasi yang lebih lama. Terlebih fostur tubuhnya terlihat terlalu tambun. Padahal, pemain bernomor punggung 18 itu disiapkan untuk menjadi target man oleh Liestiadi. Tentu saja ada tanda tanya besar akan keputusan ini.

“Kita tidak punya pilihan striker. Saat ini hanya Costas sosok yang paling pas untuk menjadi target man. Posisi Elie Aiboy dan Rahmat Affandi lebih kepada pencipta peluang,” terang Liestiadi usai latihan Selasa (17/2) kemarin.

Untuk mensiasati agar Costas bisa kembali bugar dan main dengan performa terbaiknya, Liestiadi mengaku punya sejumlah resep jitu. Dia antaranya adalah dengan memberikan latihan khusus. Sebagai seorang target man, tentu saja Costas harus bisa memaksimalkan peluang yang ada. “Kita sudah siapkan drill untuk menyelesaikan bola-bola crosing. Di samping itu, seorang target man itu harus punya skill duel di udara. Yang terpenting adalah pemanfaatan peluang,” sambung Liestiadi.

Masalahnya, Liestiadi tak punya cukup waktu untuk menggelar latihan itu dengan sempurna. Pasalnya, waktu kian mepet. Usai meladeni Persiba Bantul pada 20 Februari mendatang, praktis skuad Ayam hanya memiliki kesempatan menggeber latihan tak lebih dari lima hari.

Tak hanya Costas yang meragukan. Kondisi Leonardo Martin Zada, gelandang serang andalan PSMS Medan musim ini juga mengalami nasib sama, bahkan kondisi Zada bisa dibilang lebih parah. Pasalnya gelandang asal Brazil itu mengalami cedera lutut dan masih konsen terapi hingga saat ini. Cedera tersebut didapat saat skuad PSMS menggelar latihan di kawasan puncak bogor sebelum memulai putaran kedua ISL beberapa waktu lalu.

“Untuk Zada kita memang belum bisa beri kepastian. Saat ini Zada masih jalani terapi lututnya. Mudah-mudahan Zada bisa kembali pulih dalam waktu dekat. Sebab kontribusinya bagi tim cukup berpengaruh,” harap pelatih yang biasa bertopi itu.

Dari nama-nama tersebut, tercatat hanya Esteban Guillen yang stabil. Bahkan, Esteban diharapkan bisa menjadi penghadang serangan lawan sebelum sampai ke barisan pertahanan PSMS. Karena memang Esteban bertugas sebagai gelandang bertahan. Namun, kemampuan Esteban untuk memberikan asisst hingga membuat gol, tentu saja menjadi nilai plus. “Saat ini hanya Esteban yang bisa dibilang cukup stabil,” pungkas Liestiadi
MEDAN- Menatap laga playoff Liga Champion Asia (LCA) yang akan segera digelar 25 Februari mendatang, PSMS Medan terus berbenah. Bahkan ajang sekelas Copa Indonesia diumpamakan seperti ajang ujicoba, sebelum benar-benar berlaga di pentas Asia.

Terlebih, Copa Indonesia bisa dijadikan ajang ujicoba pemain impor yang akan diboyong ke pentas LCA. Kebetulan regulasi LCA hanya memperbolehkan klub yang berkompetisi di dalamnya membawa tiga orang saja pemain asing, sama halnya dengan regulasi yang dikeluarkan panitia Copa Indonesia. Meski di ajang Copa Indonesia boleh saja klub mendaftarkan lima pemain asingnya, namun hanya tiga yang nantinya boleh main.

Kondisi ini tentu saja memacu manajemen PSMS untuk benar-benar menguji kemampuan pemain asing yang bakal dibawa. Saat ini ada tiga nama pemain asing yang digadang bakal diboyong, mereka adalah Leonardo Zada, Esteban Guillen, dan Mario Alejandro Costas. Namun pada saat terakhir, nama-nama tersebut bisa saja berubah.

Sayang, dari tiga nama yang diajukan pelatih dua di antaranya tampaknya belum siap berlaga di ajang sekelas LCA. Lihat saja penampilan Costas yang masih labil. Sejak direkrut sebulan lalu, Costas belum menujukkan penampilan terbaiknya.

Liestiadi, arsitek PSMS Medan mengaku, Costas memang masih belum stabil. Pemain asal Argentina itu masih butuh adaptasi yang lebih lama. Terlebih fostur tubuhnya terlihat terlalu tambun. Padahal, pemain bernomor punggung 18 itu disiapkan untuk menjadi target man oleh Liestiadi. Tentu saja ada tanda tanya besar akan keputusan ini.

“Kita tidak punya pilihan striker. Saat ini hanya Costas sosok yang paling pas untuk menjadi target man. Posisi Elie Aiboy dan Rahmat Affandi lebih kepada pencipta peluang,” terang Liestiadi usai latihan Selasa (17/2) kemarin.

Untuk mensiasati agar Costas bisa kembali bugar dan main dengan performa terbaiknya, Liestiadi mengaku punya sejumlah resep jitu. Dia antaranya adalah dengan memberikan latihan khusus. Sebagai seorang target man, tentu saja Costas harus bisa memaksimalkan peluang yang ada. “Kita sudah siapkan drill untuk menyelesaikan bola-bola crosing. Di samping itu, seorang target man itu harus punya skill duel di udara. Yang terpenting adalah pemanfaatan peluang,” sambung Liestiadi.

Masalahnya, Liestiadi tak punya cukup waktu untuk menggelar latihan itu dengan sempurna. Pasalnya, waktu kian mepet. Usai meladeni Persiba Bantul pada 20 Februari mendatang, praktis skuad Ayam hanya memiliki kesempatan menggeber latihan tak lebih dari lima hari.

Tak hanya Costas yang meragukan. Kondisi Leonardo Martin Zada, gelandang serang andalan PSMS Medan musim ini juga mengalami nasib sama, bahkan kondisi Zada bisa dibilang lebih parah. Pasalnya gelandang asal Brazil itu mengalami cedera lutut dan masih konsen terapi hingga saat ini. Cedera tersebut didapat saat skuad PSMS menggelar latihan di kawasan puncak bogor sebelum memulai putaran kedua ISL beberapa waktu lalu.

“Untuk Zada kita memang belum bisa beri kepastian. Saat ini Zada masih jalani terapi lututnya. Mudah-mudahan Zada bisa kembali pulih dalam waktu dekat. Sebab kontribusinya bagi tim cukup berpengaruh,” harap pelatih yang biasa bertopi itu.

Dari nama-nama tersebut, tercatat hanya Esteban Guillen yang stabil. Bahkan, Esteban diharapkan bisa menjadi penghadang serangan lawan sebelum sampai ke barisan pertahanan PSMS. Karena memang Esteban bertugas sebagai gelandang bertahan. Namun, kemampuan Esteban untuk memberikan asisst hingga membuat gol, tentu saja menjadi nilai plus. “Saat ini hanya Esteban yang bisa dibilang cukup stabil,” pungkas Liestiadi

No comments: