MEDAN - Memasuki tahap persiapan yang semakin intens jelang dua laga away menghadapi Pelita Jaya dan Persib Bandung, Januari nanti, tim pelatih PSMS Indonesian Super League (ISL) mulai berunding soal racikan strategi yang akan diterapkan demi memenuhi target poin.
Salah satu titik lemah yang dirasakan kurang dan butuh perbaikan adalah cara pemain menyikapi transisi dari bertahan ke menyerang. Hal ini diyakini berpengaruh pada lemahnya finishing touch Osas Saha cs.
“Dua laga kompetisi maupun ujicoba, pemain belum peka untuk bersikap dan beri keputusan saat menguasai bola, kehilangan bola, serta saat berhasil merebut bola. Kepekaan membuka tutup ruang ini yang jadi sentral perhatian dan titik lemah paling mendasar sekarang," kata pelatih Raja Isa, baru-baru ini.
Kelemahan ini ditangkap cukup jeli oleh Asisten Pelatih PSMS ISL, Suharto. Karena itu, Suharto lantas memberi masukan kepada Raja Isa saat briefing antar tim pelatih. Raja Isa pun mengakui evaluasi yang dilontarkan Suharto sangat jeli di mana kelemahan finishing touch juga dipengaruhi ketidakcermatan di masa transisi.
Selain itu, pemain juga sepertinya belum terbiasa menerapkan skema 4-4-2 diamond yang belakangan diterapkan. Namun Raja Isa yakin Rahmad cs dapat menerapkannya jika tampil lebih sabar,
"Saya harap pemain terus berpacu meningkatkan intelijensi dan ketenangannya," pungkas Raja Isa.
Sementara itu, Suharto menilai tiga faktor yang harus jeli diperhatikan dalam masa transisi permainan adalah saat menguasai bola, saat bola dikuasai lawan, dan saat bola direbut lawan. Dalam ketiga kondisi ini, pemain harus bisa beradaptasi dengan cepat dalam menyerang dan bertahan serta menyelesaikan peluang.
"Masa transisi ini belum disikapi pemain dengan jeli. Sebab ini berpengaruh pada terburu-burunya pemain dalam menyelesaikan peluang. Akibatnya, penyelesaian akhir kurang maksimal. Ini butuh proses memang bertahap dan berkesinambungan," ujar mantan pelatih PSMS musim lalu ini.
No comments:
Post a Comment