Stadion Teladan yang dibangun 1950 dan kelar dibangun 1953 silam kondisinya nyaris masih serupa. Tak ada pembenahan berarti untuk menyongsong perkembangan zaman. Dibanding stadion lain di tanah air, Stadion Teladan yang dulu sempat masuk lima besar stadion megah di negeri ini, kondisinya sangat memprihatinkan.
Nyaris seluruh masyarakat Medan pasti tidak akan lagi kaget ketika ada info laga di Teladan ditunda lantaran lapangan stadion banjir. Hujan deras sedikit saja bisa menenggelemkan sepatu pemain. Itulah kondisi terkini stadion yang dibangun untuk turut menyokong kegiatan PON III tahun 1953.
Berulang kali publik minta stadion ini dipercantik, tak harus megah namun cukuplah untuk menampung kenyamanan penonton. Bahkan perwakilan Asian Football Confederation (AFC) akhir September lalu mempertegas bahwa Stadion Teladan memang harus direnovasi untuk menjamin bisa menggelar laga di liga profesional.
Alasan klasik selalu diapungkan stake holder kota Medan. Yakni tak ada pos anggaran renovasi. Bak dapat hujan di tengah kemarau, Pemko Medan tiba-tiba bilang bahwa mereka berhasil mendekati Kementrian Pemuda dan Olahraga alias Kemenpora yang dipimpin Andi Malarangeng. Lewat ketua KONI Medan, Dzulhifzi Lubis didapat kepastian bahwa Kemenpora siap menggelontorkan dana sebesar Rp10.927.000.000, untuk merenovasi stadion yang usainya sudah 58 tahun itu.
Menurut pria yang akrab disapa Opung itu, pihaknya beserta panitia renovasi Stadion Teladan yang dibentuk Wali Kota Medan Rahudman Harahap mendapat persetujuan memakai anggaran Kemenpora sebesar Rp10 miliar lebih, dari dana renovasi bangunan olahraga bersejarah.
(ful/sumutpos)
No comments:
Post a Comment