Wednesday, November 23, 2011

Jangan korbankan PSMS untuk kepentingan pribadi!

JAKARTA - Mantan pemain PSMS Medan, Sarman Panggabean, usai mengajak sejumlah rekannya menemui Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, di ruang kerjanya, tadi malam, mengaku sangat sedih melihat kondisi Ayam Kinantan saat ini.

Hal itu menurutnya terjadi karena ulah pihak-pihak tertentu yang ingin mengeruk keuntungan pribadi. "Karena itu saya minta, jangan korbankan PSMS hanya untuk kepentingan pribadi. Apa jadinya PSMS sekiranya mendapat sanksi berat dari PSSI. Sangat sulit lagi bisa bangkit," tutur Sarman
Hadir bersama Anjas Asmara, Tumpak Uli Sihite, Ricky Yakobi, dan beberapa mantan pemain lainnya, Sarman mengatakan kesempatan tampil di pentas tertinggi kompetisi sepakbola nasional musim ini tidak lepas dari andil sejumlah mantan. Pasalnya, mereka telah meminta kepada pengurus PSSI agar mengembalikan Ayam Kinantan ke kasta tertinggi, secara kebetulan peluang tersebut memang terbuka lebar.

"Maka dari itu, kesempatan tampil di liga tertinggi jangan lagi disia-siakan. Kita sudah lihat, prestasi PSMS sangat sulit dikembalikan seperti era kami dulu. Yang ada, malah ingin terus menghancurkan dengan ikut kompetisi di luar PSSI," pungkas Sarman.

Seperti diketahui, hadirnya wakil PSMS dalam pertemuan klub peserta Indonesian Super League (ISL) yang dilakukan PT Liga Indonesia, pengelola kompetisi pada era kepengurusan Nurdin Halid yang sudah dicabut mandatnya oleh PSSI, menjadi pertanda Ayam Kinantan masih mendua. Sebab sebelumnya, pengurus menyatakan kesiapannya mengikuti kompetisi di bawah PSSI.

Isu beredar menyebutkan, pihak konsorsium tidak memiliki uang hingga PSMS harus ikut kompetisi di luar PSSI. Tapi hal ini langsung dibantah konsorsium dengan balik menuding manajemen PSMS belum memberikan permintaan dana. "Konsorsium itu memiliki sistem pengelolaan keuangan profesional. Karena itu, tidak mungkin mengucurkan dana begitu saja tanpa adanya perencanaan yang baik," ujar salah seorang pimpinan tertinggi konsorsium PSMS, yang meminta namanya tidak dipublikasikan.

No comments: