MEDAN - Posisi Chief Executive Officer (CEO) PSMS Medan yang belum ditentukan sampai saat ini membuat banyak urusan teknis terbengkalai. Karena itu, beberapa pihak termasuk Keluarga Besar Mantan PSMS mendesak percepatan penunjukan CEO. Anehnya, beredar kabar posisi CEO akan diisi dua orang. Dalam hal ini, Iswanda Ramli dan Idris yang sama-sama menjabat Pelaksana Teknis PSMS.
Menanggapi hal itu, Parlin Siagian yang juga mantan Pelatih PSMS mengatakan hal itu sangat konyol. "Ini sangat aneh. Sudah tidak berprestasi, CEO juga dibuat dua, banyak kali keanehan yang dibuat. Kenapa dipaksakan seperti itu?! Di mana-mana CEO itu satu, bukan dua!" ketusnya di Sekretariat Mantan PSMS, tadi malam.
Dari dua calon CEO itu, Nanda paling mendapat dukungan untuk duduk sebagai CEO. Sikap berbeda ditunjukkan kepada calon lainnya. "Seperti apa kinerja pengurus dua tahun ini? Mana pertanggungjawabannya? Tanpa transparansi keuangan yang seharusnya disampaikan karena PSMS ini milik publik. Ketum jangan ragu untuk memilih orang yang diyakininya mampu, tapi jangan pula orang yang sudah krisis kepercayaan dari publik," sebut Parlin lagi.
Perubahan zaman sekarang ini, menurut Parlin, juga mengubah orientasi untuk duduk di kepengurusan. "Sekarang zaman sudah profesional. Mengurus bola hanya untuk kepentingan pribadi. Ini yang buat klub ini hancur. Beda dengan zaman saya dulu, masih amatir dan orang-orang murni mengurus bola demi sepakbola," katanya.
Perwakilan PS Perisai, Suyud Ngadimin, juga turut menyatakan mosi tidak percaya pada pengurus periodisasi dua tahun belakangan (2009-2011). Dikatakan, dua tahun terakhir ini pengurus klub gagal total. Di lain pihak, Ketua Keluarga Besar Mantan Pemain PSMS, Ismail Ruslan, mengatakan jangan sampai salah tunjuk orang menjabat CEO karena dampaknya bisa merusak kesepakatan dengan konsorsium. “Kita tidak ingin PSMS jalan di tempat lagi. Karena itu, kita harapkan Ketua Umum (Rahudman Harahap-red) segera menunjuk CEO," ujar Ismail.
Bahkan komentar pedas dilayangkan mantan PSMS soal calon CEO lain, yakni Idris dan Benny Tomasoa. Sebelumnya, nama Benny Tomasoa sempat disebut-sebut sebagai calon CEO. “Kami tak ingin diantara mereka ada yang jadi CEO! Figur Iswanda Ramli lebih pantas," tukasnya.
Sekretaris PS Putra Buana, Halim Panggabean, menuturkan bahwa kepengurusan yang memulai kerjasama dengan konsorsium, harusnya menindaklanjuti hingga tuntas. Seretnya pendanaan dapat dipahami karena kepengurusan juga belum rampung. "Sederhana saja, tunjuk CEO segera. Supaya klub bisa jalan," katanya.
No comments:
Post a Comment