MEDAN - Kekalahan PSMS Medan di Stadion Teladan tak ayal memicu amarah publik Medan. Betapa tidak, harapan menggunung yang awalnya disandangkan di tangan pelatih baru, Rudy Keltjes untuk melihat PSMS lebih baik gagal terwujud.
Di ujian pertamanya, Keltjes gagal mempersembahkan kemenangan untuk Ayam Kinantan. Tak ayal suasana di Stadion Teladan memanas. Usai laga, beberapa lemparan botol air mineral diarahkan langsung ke bench pemain cadangan PSMS.
Teriakan-teriakan makian juga ditujukan kepada pelatih bertubuh jangkung ini. Beberapa di antaranya meminta Keltjes mundur. Para penonton juga mememecahkan kaca depan ruang pers. Keltjes yang awalnya mencoba tenang akhirnya tak tahan. Saat diamankan petugas keamanan menuju ruang ganti wajahnya tampak gusar.
“Saya juga tidak menyangka kita bisa kalah. Tapi harus saya akui lawan lebih baik. Kekalahan itu biasa dalam sepakbola,” tukasnya menambahkan jika tekanan terus ditujukan kepada dirinya, ia tak segan-segan angkat koper dari tim.
“Kalau saya berpikir itu wajar dalam sepakbola. Siapa yang mau melihat tim kalah di kandang sendiri. Tapi saya kan butuh waktu. Kalau terus menerus dimaki seperti ini mana bisa tahan. Bisa saja saya meninggalkan tim ini sekarang juga. Saya juga tidak ada ikatan kerja hitam di atas putih,” tukasnya.
Diakui Keltjes ia tidak berpikir tentang kontraknya. Tujuannya ke Medan tak lain untuk mengembalikan PSMS ke Liga Super Indonesia. Hutang yang coba dilunasinya setelah sebelumnya gagal di ISL 2008.
“Sejak awal saya cuma berpikir kalau Liga Super itu harus ada PSMS dan Persebaya. Itu yang membuat saya datang ke sini. Tapi tentunya saya butuh dukungan penuh dari publik Medan,” ujar pelatih yang pernah membesut Persebaya dan PSS Sleman ini.
Usai pertandingan, Keltjes mengakui timnya kalah kelas dari tim tamu. Permainan solid dan tak kenal menyerah dari Persih Tembilahan membuat pelatih bertubuh jangkung itu tak percaya tim lawan tidak punya persiapan panjang.
“Saya harus akui tim lawan lebih baik. Bohong kalau tim ini (Persih-red) hanya mempersiapkan diri secara singkat. Melihat permainan dan ketenangan mereka, sepertinya tim ini sudah dipersiapkan lama. Kita kalah kelas,” tukas Keltjes.
Apakah pola baru yang diterapkan Keltjes belum bisa diterapkan oleh anak asuhnya? Keltjes membantah hal itu. Menurutnya permainan yang diperagakan Kurniawan Dwi Yulianto cs sudah cukup baik.
“Tidak ada masalah dengan pola. Buktinya kita mampu menguasai permainan. Anak-anak mainnya enak dan aliran bola cukup baik. Hanya saja kita lengah. Kendati begitu, kekalahan ini akan menjadi evaluasi untuk tim. Ya, tentunya kalau kita kalah harus lebih baik selanjutnya. Saya yakin anak-anak bisa,” ujarnya
No comments:
Post a Comment