Zulkarnain Pasaribu dan Amrustian dipercaya membesut PSMS di sisa laga yang akan dilakoni musim ini. Demikian keputusan rapat pengurus PSMS yang dipimpin Sekum Idris SE di Mess PSMS Stadion Kebun Bunga Medan, Senin (15/3).
Turut hadir Wakil Sekretaris Agus Suryono, Ketua Bidang Pembinaan dan Pertandingan Freddy Hutabarat. Dari pihak manajemen hadir Manajer PSMS Hendra DS didampingi Asisten Manajer Benny Tomasoa, dan Sekretaris Tim Fityan Hamdi. Juga hadir Ketua KONI Medan Drs H Zulhifzi Lubis.
Seperti yang disampaikan Idris, keputusan menggandeng keduanya berdasarkan ketentuan dan kebutuhan PSMS saat ini. Sebelumnya selain Zulkarnain Pasaribu, nama H Nobon Kayamudin dan Meiyadi Rakasiwi juga digadang-gadang bakal menangani tim Ayam Kinantan.
Namun setelah melalui berbagai pertimbangan, utamanya yang menyangkut lisensi kepelatihan, maka nama Nobon ditepikan karena tidak memenuhi standar untuk membawa tim berlaga di ajang Divisi Utama. Sedangkan nama Meiyadi Rakasiwi dicoret karena yang bersangkutan masih berada di Depok.
“Kita memilih Zulkarnain karena dia terkenal sebagai sosok pelatih yang mampu mengayomi para pemainnya. Sedangkan Amrustian kita pilih karena dia mampu melakukan pendekatan dengan cara yang khas, sebagaimana yang selama ini diterapkan oleh pelatih-pelatih yang berasal dari Medan. Diharapkan dengan bergabungnya dua pelatih berbeda generasi dan beda gaya ini, maka performa PSMS akan semakin meningkat,” jelas Idris.
Memang, ketika nama kedua orang ini mengapung ke permukaan untuk menangani PSMS, banyak yang bertanya-tanya, kenapa harus dua pelatih? Tapi jika berkaca pada perjalanan sejarah PSMS, maka keberadaan dua pelatih di satu tim bukanlah sesuatu yang baru di tubuh tim Ayam Kinantan.
Sebagai contoh, kala PSMS menjuarai Liga Perserikatan 1985 lalu, yang mana Amrustian masih terlibat sebagai pemain, tim Ayam Kinantan justru ditangani tiga pelatih. Mereka adalah Wibisono, Zulkarnain Pasaribu, dan Parlin Siagian.
“Kita berharap dengan masuknya Zulkarnain dan Amrustian, maka semangat seperti yang diusung pada tahun 1985 bisa kembali terulang,” harap Idris.
Sebelumnya Zulkarnain Pasaribu adalah Pelatih PSSB Bireun sementara Amrustian merupakan mantan Pelatih Persidi Idi.
Sehubungan dengan pergantian yang terkesan mendadak, Idris mengaku bila keberadaan Zulkarnain dan Amrustian sebagai Pelatih PSMS tidak disertai dengan perjanjian hitam di atas putih, sebagaimana layaknya ikatan kerjasama antara klub dan seorang pelatih. Dengan demikian tidak ada konsekuensi yang harus ditanggung keduanya jika gagal mempertahankan PSMS di Divisi Utama musim ini.
Beberapa saat setelah terpilih sebagai pelatih tim Ayam Kinantan, baik Zulkarnaen Pasaribu maupun Amrustian berkenalan dengan seluruh pemain di mess pemain yang berada di kompleks Stadion Kebun Bunga Medan.
Pada kesempatan itu Manajer Tim Hendra DS pun memperkenalkan sekaligus menyerahkan pemain untuk ditangani kepada dua pelatih anyar tersebut.
Pada kesempatan itu Zulkarnaen dan Amrustian menyampaikan dua poin yang harus dilakukan agar PSMS dapat tampil maksimal.
“Kita harus saling terbuka. Kalau ada kendala yang mengganjal di hati, segera beritahu kepada pelatih biar disampaikan ke manajemen. Kita juga harus mau dikoreksi,” tuturnya.
Menurut Amrustian, pendekatan dengan pemain menjadi prioritas utama dalam meningkatkan performa tim. Lewat pendekatan itu tadi, diharapkan potensi seluruh pemain dapat ditingkatkan melalui penempatan pemain pada posisi yang tepat.
“Seorang pemain akan lebih bersemangat bila ditempatkan sesuai dengan kemampuannya. Kalau pemain basah kita tempatkan di posisi kering, ya mampus lah dia. Makanya, kita akan lihat dulu materi pemain yang ada, selanjutkan kita kembalikan ke posisi yang sesuai dengan kemampuannya,” jelas Amrustian.
Menanggapi belum adanya perjanjian yang jelas dengan pengurus mengenai keberadaan keduanya di PSMS, Amrustian yang ditunjuk sebagai wakil Zulkarnain tidak mempersoalkannya. Bagaimanapun keputusan untuk maju sebagai Pelatih PSMS didasari panggilan sebagai mantan pemain yang tidak rela PSMS terdegradasi dari Divisi Utama.
“Kita tidak ingin memikirkan kekalahan, karena kita menginginkan kemenangan dari empat pertandingan sisa. Saya yakin para pemain juga tidak ingin jatuh,” bilang Amrustian.
Beruntung ajakan kedua pelatih tadi disambut baik oleh seluruh pemain. Bahkan sebagian besar pemain yakin jika kedua pelatih itu mampu meningkatkan kemampuan mereka.
“Pada prinsipnya kita akan mendukung siapapun pelatih yang menangani PSMS. Anak-anak juga berkomitmen untuk tampil habis-habisan membela PSMS agar tetap di Divisi Utama musim depan. Kita tidak mau sejarah mencatat jika kita salah seorang pemain yang mengantarkan PSMS jatuh ke Divisi I,” tegas Kapten Tim PSMS H Affan Lubis.
No comments:
Post a Comment