Monday, February 8, 2010

Berharap Dukungan Pengusaha


Sebagai kota nomor empat terbesar di Indonesia jelas merupakan kebanggaan bagi Kota Medan. Namun dengan kekayaan potensi dan pendapatan yang demikian besar, justru tim kesayangan masyarakat Kota Medan, PSMS kian terperosok.

Bagaimana tidak, masalah keuangan yang tak pernah lepas membuat pembayaran gaji pemain kerap terlambat. Satu per satu pemainnya pun hengkang seperti Markus Horison, Saktiawan Sinaga, Mahyadi Panggabean, dan yang lain. Ironisnya, untuk mempertahankan nama besar PSMS pemain yang didatangkan pun tidak lagi berdasarkan kualitas, melainkan disesuaikan dengan keuangan yang ada. Hasilnya, sebuah tim dengan kemampuan yang pas-pasan pun tercipta. Puncaknya, PSMS tersingkir dari Indonesia Super League (ISL) dan kini bermain di Divisi Utama.

Tentunya ini sangat menyakitkan tidak saja bagi insan sepakbola juga masyarakat Kota Medan pada umumnya. Tapi kita pasti tidak mau terus terjatuh. Sebagai tim kesayangan dan kebanggaan masyarakat Kota Medan, sudah seharusnya kita memberikan dukungan kepada PSMS. Sudah saatnya para pelaku usaha di Kota Medan berperan demi kebangkitan PSMS. Demikian himbauan Drs H Zulhifzi Lubis, Ketua Umum KONI Medan kepada Sumut Pos, Minggu (7/2).

“Tak salah bila para pengusaha yang sudah meraih kesuksesan usahanya di Kota Medan ini menyisihkan sebahagian dananya untuk PSMS. Dengan bantuan tersebut diharapkan PSMS bisa memiliki pemain berkualitas,” kata pria yang akrab disapa Opunk Ladon ini.

Opunk Ladon mengaku prihatin dengan pemberitaan belakangan ini mengenai kondisi tim berjuluk Ayam Kinantan. Dari minimnya suplemen, sepatu pemain, hingga pemain yang minum air isi ulang pada setiap sesi latihan. “Bahkan sekelas SSB saja bisa menyediakan aqua gelas untuk para pemain. Artinya PSMS saat ini sangat membutuhkan perhatian. Tanpa itu PSMS akan sulit berprestasi,” ketusnya.

Dirinya lantas memberikan gambaran bagaimana abang-abang becak se-Kota Medan bersedia menyumbangkan sedikit dari penghasilannya saat Parlin Siagian membawa PSMS menjadi juara tahun 1985 lalu.

“Kalau dana dari abang besak saja mampu menyulap PSMS menjadi lebih kuat, apalagi dana dari pengusaha. Begitupun, bila nantinya ada pengusaha yang bersedia menjadi sponsorship, maka semuanya harus transparan sehingga tak melahirkan prasangka di jajaran pengurus dan manajemen,” bilang Opmung

No comments: