MATERI pemain yang dimiliki Semen Padang, memang lebih berkelas dari pada skuad yang dimiliki PSMS. Maka itu, untuk mengandaskan perlawanan klub asuhan Arcan Euri itu bukan perkara mudah. Walaupun, main di kandang sendiri.
Namun kalau menilik fakta, pertemuan kedua klub sebenarnya lebih banyak dimenangi PSMS. Dalam 10 pertemuan terakhir baik di ajang Divisi Utama dan Copa Dji Sam Soe sejak tahun 2004, PSMS tercatat tujuh kali menang, sekali seri dan hanya dua kali kalah.
Menilik sejarah tentu saja tak ada salahnya. Pertemuan pertama kedua tim di Divisi Utama terjadi pada 20 Januari 2004. Saat itu PSMS melawat ke markas Semen Padang, namun berhasil menang 1-3. Pada Divisi Utama 2005, PSMS kalah tipis 1-0 ketika laga digelar di kandang Semen Padang. Setahun berikutnya, PSMS juga kalah di kandang Semen Padang dengan skor 2-0.
Selebihnya, PSMS tak terkalahkan termasuk pada pertemuan terakhir kedua tim di Divisi Utama pada 28 November 2007. Saat itu PSMS menang 2-0 di Stadion Teladan.
Kini, materi pemain Semen Padang tampaknya lebih baik dari PSMS. Namun semangat berdasarkan sejarah yang lebih baik, membuat kubu PSMS yakin bisa mendulang angka penuh. “Mau tak mau kita memang harus meraih tiga angka. Apalagi digelar di kandang sendiri,” kata Suimin Diharja arsitek tim.
Kabar baiknya, kubu Semen Padang bakalan tak diperkuat legiun impornya asal Brazil Marcio Sauza yang musim lalu berkostum Persela. Marcio dipastikan absen karena menerima kartu merah saat Semen Padang menang 2-1 kontra Persita. Hal ini tentu saja sedikit melegakan karena sebaliknya PSMS, bakal diperkuat seluruh skuadnya. Termasuk Nyeck Nyobe yang telah lepas dari hukuman akumulasi kartu kuning
No comments:
Post a Comment