KESULITAN PSMS dalam mencari pemain lokal berkualitas tampaknya membuat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Medan gerah. Terlebih pada setiap tahunnya masalah seperti ini kerap naik ke permukaan bila PSMS melakukan persiapan menatap gelaran kompetisi.
Jikapun pada akhirnya ditemukan pemain dengan bakat mumpuni, nilai kontraknya kepalang mahal, sehingga tim berjuluk Ayam Kinantan tak memiliki pilihan lain kecuali menolak dan mencari pemain dengan harga murah meskipun kualitasnya pas-pasan.
Karena hal tersebut Ketua Umum KONI Medan Drs H Zulhifzi Lubis berharap agar kompetisi antar klub kembali bergulir dengan harapan dapat ditemukan pemain muda potensial yang ke depannya dapat mendongkrak prestasi PSMS dan sepak bola Sumut secara keseluruhan.
Apa yang diharapkan oleh pria yang akrab disapa Opung Ladon ini sesungguhnya pernah dilakukan pada tahun 2007. Tapi karena saat itu mengalami kesulitan dana, terpaksa kompetisi dihentikan.
Imbas dari pemberhentian kompetisi, PSMS yang saat itu menaungi 40 klub memberikan kompensasi sebesar Rp5 juta kepada tiap-tiap klub yang telah terdaftar sebagai peserta kompetisi (saat itu diikuti oleh 38 klub anggota PSMS).
“Jika ingin mendapatkan pemain yang bagus dan murah, tak ada jalan lain kecuali memutar roda kompetisi. Mustahil seorang pemain yang dibina selama tiga tahun tak bisa jadi pemain hebat,” kata Opung lagi.
Ungkapan Opung ini terkait dengan bakal dikucurkannya dana hibah senilai Rp6 miliar demi kelangsungan PSMS. “Pada dasarnya saya lebih senang bila sebagian uang itu dipergunakan untuk memutar kompetisi. Toh, jika pun dipakai untuk membeli pemain asing dan lolos ke Superliga, belum tentu PSMS bisa main di Superliga mengingat banyaknya persyaratan yang belum bisa dipenuhi. Jadi, sembari menunggu segala sesuatunya beres, alangkah bijaksananya jika kita menyiapkan dan mencetak pemain andal,” saran Opung lagi.
Namun, di balik pernyataan Opung tadi timbul sebuah pertanyaan.
Pasalnya, jika dana hibah sebesar Rp6 miliar tadi diserahkan ke PSMS, haruskah PSMS yang memutar kompetisi? Bukankah perkara memutar roda kompetisi menjadi urusan Pengcab PSSI Medan?
“Harus ada koordinasi antara PSMS dan PSSI Medan Medan untuk memutar roda kompetisi. Yang jelas, seluruh masyarakat Kota Medan berharap agar para pemain yang memperkuat PSMS adalah putra daerah yang nyata-nyata memiliki fanatisme berlebih jika dibanding rekan-rekannya yang berasal dari luar Kota Medan,” pungkas Opung
No comments:
Post a Comment