Kepastian status dua pemain asing, Nyeck Nyobe dan Osas Saha di PSMS terjawab sudah. Nyeck dan Saha bakal berkostum Kinantan saat kompetisi digelar 25 November mendatang. Kesepakatan terjadi melalui negosiasi antara manajemen PSMS dengan dua pemain asing tersebut.
Proses negosiasi kedua pemain itu tanpa ada hambatan dan bisa dikatakan tak berlebihan. Padahal manajemen saat ini belum memiliki keuangan yang memadai untuk membayar pemain asing.
Syukurnya, kedua pemain asing yang memang direkomendasikan Suimin Diharja pelatih PSMS itu mengerti kondisi PSMS saat ini. Kesan patriotik pun layak disematkan kepada kedua pemain asing tersebut. Karena keduanya ingin sekali terlibat dan membawa PSMS kembali ke Super Liga. “Saya benar-benar bangga. Ada dua pemain asing berkualitas yang rela dibayar lebih rendah oleh PSMS, tapi mereka mau. Saya sampai merinding ketika mereka bilang, bahwa PSMS serius ingin kembali ke Super Liga,” terang Benny Tomasoa asisten manejer PSMS kemarin.
Padahal sekelas Nyeck Nyobe, bisa dikatakan bek andal saat membela Persib Bandung. Kualitasnya Super Liga. Harganya pun harga pemain Super Liga. Persija, awalnya ingin mengontrak pemain asal Kamerun ini dengan nilai Rp800 juta. Tak cuma itu. PKT Bontang termasuk dalam daftar pengincar Nyeck dan rela merogoh kocek yang cukup besar untuk tenaganya. Plus, Persikabo Bogor siap menggaji Nyeck Rp650 juta permusim. Tapi semua itu ditolaknya.
Di PSMS, Nyeck hanya dibayar Rp 350 juta. Memang sangat jauh dari harga sesungguhnya bila dilihat dari kualitas setimpal Nyeck. “Ya itu tadi. Dia itu ingin benar-benar membantu PSMS mengembalikan nama besarnya ke Liga Super,” tambah Benny.
Saha juga demikian. Walau belum pernah merasakan atmosfer Super Liga, namun eks striker PSDS musim lalu tampil cukup baik bersama klub berjuluk Traktor Kuning itu. Sebanyak 18 gol dikemasnya sejak Divisi Utama bergulir musim lalu. Di PSMS, Saha menawarkan harga Rp350 juta permusim. Namun setelah negosiasi, Saha ikhlas hanya dibayar Rp250 juta.
Menariknya lagi, kedua pemain itu tidak lantas meminta uang kontraknya. Mereka rela menunggu sampai manajemen benar- benar memiliki uang. “Mereka benar-benar paham, dan bisa menanti. Mereka hanya butuh kejelasan dan kepastian. Begitupun, bukan berarti kita bisa berleha-leha. Secepatnya kami akan mencari dana untuk kontrak mereka,” pungkas Benny
No comments:
Post a Comment