MEDAN- Usai sudah kisah manis PSMS Medan di kancah Asia. Kekalahan telak 4-0 atas tuan rumah Chonburi FC di Stadion Rajamanggala Selasa (23/6), memupus harapan PSMS kembali mengukir sejarah di AFC Cup. Pasukan Rudi Keltjes pun harus pulang tertunduk, sembari memikirkan laga di babak playoff ISL 30 Juni mendatang melawan Persebaya.
Sejatinya, sejak awal, PSMS sudah sadar bahwa mereka kalah kelas. Dari mulai materi pemain hingga keuntungan tuan rumah karena laga di gelar di markas Chonburi.
Sebagai juara Grup G, Chonburi memang mendapatkan keuntungan dengan diperbolehkan menggelar laga di kandang sendiri, sesuai peratuaran AFC. Sedangkan PSMS hanya finish di urutan kedua penyisihan Grup F di bawah South China.
Sebelumnya, manajemen PSMS telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengetahui kekuatan Chonburi yang menjadi runner up Liga Thailand 2008 itu. Asisten pelatih Doni Latuperissa diutus lebih dulu berangkat ke Thailand. Laporan dari Doni diharap dapat memberikan masukkan pada Pelatih Rudi Keltjes agar PSMS bisa tampil maksimal.
Begitu juga ketika PSMS cenderung melepas laga Copa Indonesia saat bentrok Persipura di Jayapura. Pemain inti dipulangkan lebih dulu ke Medan. Setidaknya ada lima pemain yang dipulangkan ke Medan, yakni Zada, Esteban, Rahmadani, Costas, dan Agus Suprianto. Semua ini dilakukan agar PSMS dapat menyiapkan tim agar lebih solid. Sayang, usaha dari manajemen tidak berhasil sesuai rencana. Harapan mengukir sejarah masuk delapan besar pun harus usai.
Dan, Rudi Keltjes arsitek PSMS mencoba untuk berjuang habis-habisan, walaupun pada kenyatannya PSMS-lah yang harus kandas. Dalam situs resmi AFC Senin (22/6) lalu, Rudi Keltjes berbicara bahwa PSMS merupakan klub yang tak diunggulkan dalam laga ini. Namun dia ingin mencoba menyulitkan tuan rumah, tapi gagal.
Pada laga itu, striker asing Chonburi, Mohammed Cone berhasil menciptakan hat-trick. Dari awal, striker satu ini memang patut diwaspadai, tapi sayang, materi pemain PSMS tak kuasa menahan laju skuad Chonburi.
Cone membuat Markus jatuh bangun mulai menit 18. Dengan serangan bertenaga, Cone berhasil membuat tuan rumah bersorak. Hingga turun minum, PSMS hanya kebobolan satu gol, meskipun harus jatuh bangun.
Di babak kedua, saat kondisi skuad PSMS mulai drop, tuan rumah semakin menaikkan tempo serangan. Pada menit 66, Cone lagi-lagi menjadi ancaman bagi gawang PSMS. Skor 2-0 untuk The Shark-julukan Chonburi.
Tak puas hanya mencetak dua gol, Chonburi kembali memperdaya barisan pertahanan PSMS. Edi Sibung dkk tak kuasa menahan laju striker Chonburi yang tampil luar biasa di hadapan publik sendiri. Buntutnya, lima menit sebelum bubar, PSMS kembali kebobolan. Kali ini gelandang Chonburi, Ekaphan Inthasen yang melesakkan gol setelah berhasil melewati Edi Sibung. Skor 3-0 bagi Chonburi.
Cone melengkapi hat-triknya di masa-masa 3 menit injuri time, sekaligus mengantarkan kemenangan telak 4-0 bagi Si Hiu.
Meskipun mendapatkan serangan demi serangan, PSMS bukannya tak melawan. Beberapa kali PSMS pernah mengancam gawang Chonburi. Sayang, pemain Chonburi memang masih terlalu tangguh. Buktinya di menit 13 Reswandi mencoba mengancam gawang Chonburi yang dikawal Kosin, lewat tendangan bebas. Sayang, Kosin masih sigap menangkal bola.
Elie Aiboy, Zada, dan Esteban Guillen juga mencoba memperdaya Kosin. Tapi, upaya mereka sia-sia belaka. Hingga akhir laga, skor bertahan 4-0. Dengan demikian, Chonburi dengan mulus melangkah ke babak perempat final.
“Materi pemain memang kalah kelas. Mau bilang apa lagi. Kita sudah berusaha sekuat tenaga,” ungkap Keltjes singkat.
No comments:
Post a Comment